Penyusun/Pemandu:
Ir. I Made Supartha Utama, MS., Ph.D.
I A. Rina Pratiwi Pudja, STP, MP.
Ir. I Gusti Ketut Arya Arthawan, M.Fd.Eng.
Ir. Putu Sarjana, M.Erg.
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
D. KEGIATAN PRAKTIKUM
Praktikum I
Pelapisan lilin dan Penyimpanan Pada Suhu Rendah Produk Hortikultura
Praktikum II
Crisping pada Produk Hortikultura Sayuran Berdaun
Praktikum III
Pengukuran Laju Respirasi Beberapa Produk Hortikultura
11
Praktikum IV
Modifikasi Atmosfer dengan Pengemasan Untuk Produk Hortikultura
15
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
I. PENDAHULUAN
Pekerjaan praktik di laboratorium dan lapangan berkaitan dengan perkuliahan adalah
hal esensial dan bagian integral mata kuliah.
Setelah
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
5. Bila mahasiswa tidak dapat hadir dalam praktikum, maka secara personal harus
menyampaikan kepada dosen dengan surat yang menyatakan alasan ketidak hadiran
paling lambat seminggu sebelum hari ketidakhadirannya. Bila mahasiswa sakit, surat
keterangan sakit dari dokter harus disampaikan atau dikirim ke Jurusan/program studi.
6. Prilaku mahasiswa yang kurang baik selama kegiatan praktikum akan menjadi catatan
tersendiri yang berpengaruh terhadap nilai akhir mata kuliah.
7. Mahasiswa disarankan membawa alat hitung elektronik sendiri saat melakukan
kegiatan praktikum
dengan menggunakan fontasi Times New Roman 12 points, satu setengan spasi, di atas
kertas A4 dan dijilid rapi.
Uraikan dasar teori secara ringkas sehingga praktikum sesuai dengan topic
praktikum
2. Tujuan
Uraikan dengan jelas tujuan teknis dan teoritis dari praktikum yang dilaksanakan
sesuai dengan topic dari masing-masing praktikum.
3. Bahan dan Metode
Sebutkan dan jelaskan bahan yang digunakan dalam percobaan termasuk tempat
dimana bahan tersebut didapatkan serta spesifikasinya.
Uraikan dan jelaskan prosedur atau tahapan pelaksanaan percobaan dan bila
diperlukan dilengkapi dengan diagram alir.
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
4.
Hasil Percobaan
Tampilkan hasil percobaan berupa data dalam bentuk grafik garis untuk
menggambarkan kecenderungan atau trend, histogram untuk menggambarkan
perbedaan tingkat kuantitas capaian, table untuk menampilkan data dalam kolomkolom dan baris, foto-foto untuk gambar kejadian riil, dan sebagainya.
Pada bagian ini diuraikan dan jelaskan keberartian atau signifikansi hasil
percobaan berdasarkan tampilan data serta bila diperlukan berdasarkan analisis
statistika sebagai justifikasi.
5. Pembahasan
Dalam pembahasan, penulis harus tetap mengacu pada hasil serta tujuan dari
percobaan.
Kepadatan argumentasi secara kritis dengan dukungan literatur-literatur yang upto date merupakan gambaran nilai cara berpikir kritis dari penulis.
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
pencelupan, atau pengolesan (Pantastico, 1986). Pelapisan lilin yang dilakukan harus
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
optimal karena lapisan yang terlalu tebal dapat mengakibatkan terjadinya respirasi
anaerob dan menghasilkan buah yang masam dan busuk, sedangkan buah jika lapisan
lilin terlalu tipis kurang efektif mengurangi laju respirasi dan transpirasi (Roosmani,
1975). Konsentrasi dari lilin menurut Sunarti (1995) dapat mempengaruhi ketebalan dari
lapisan lilin. Semakin tinggi konsentrasi lilin semakin tebal lapisan lilin yang melapisi
buah.
Persyaratan lilin sebagai bahan pelapis komoditas hortikultura menurut Roosmani
(1975) adalah tidak mempengaruhi bau dan flavor dari komoditas yang akan
dilapisi,
mudah kering dan jika kering tidak lengket, tidak mudah pecah, mengkilap dan licin,
mudah diperoleh, tidak bersifat racun, dan murah harganya.
dilapisi adalah segar (baru dipanen) dan bersih, sehat (tidak terserang hama/penyakit),
dan ketuaan cukup (Direktorat Bina Produksi Hortikultura, 1994).
Perlakuan pelapisan lilin hanyalah cara tambahan memperlambat kemunduran
produk dari cara pendinginan.
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
4. Tahapan Kerja
Tentukan tiga konsentrasi emulsi lilin berbeda dengan cara mencampur emulsi
lilin yang sudah jadi (stock emulsion) dengan air dan ukur total padatan
terlarutnya. Sediakan control yaitu buah yang tidak dicelupkan ke dalam emulsi
lilin tersebut.
Selanjutnya buah disimpan pada ruang suhu dingin (ruang pendingin atau kulkas
dengan suhu + 10oC) dan suhu kamar.
Perlakuan di atas diulang dua kali dan masing-masing unit percobaan terdapat
lima buah.
5. Variable Pengamatan
a. Pengamatan secara subjektif
Karakteristik mutu yang diamati secara subjektif meliputi warna (untuk buah
tomat dan mentimun saja), kekerasan, dan tingkat kerusakan (pembusukan). Tingkat
perubahan karakteristik mutu tersebut dapat di rangking dengan skala atau skor 1-5 untuk
memudahkan analisis data secara statistic. Disamping dengan rangking, pengamatan juga
dilakukan secara deskriptif terhadap perubahan-perubahan tersebut.
b. Pengamatan secara objektif
Pengamatan secara objektif dilakukan terhadap warna dengan menggunakan
colorimeter, kekerasan dengan menggunakan texture analyzer atau penetrometer, total
padatan
terlarut
dengan
menggunakan
refraktometer,
serta
keasaman
dengan
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
6. Pengumpulan Data
Untuk memudahkan analisis data maka data tersebut ditabulasi berdasarkan
format-format table tersedia untuk setiap buah dan variable yang diamati. Contoh format
table pengumpulan data dapat dilihat di bawah ini.
Contoh format table untuk pengumpulan data:
Variabel Pengamatan: Warna/kekerasan/pembusukan
Unit Variable Pengamatan: skor (1-5)
Jenis Komoditi: Tomat/mentimun
Cara Pengamatan: Subjektif
Konsentrasi
Lilin
K0 (control)
Suhu
Ulangan I
Ulangan II
Total
Rerata
Penyimpanan
SR
SD
K1
SR
SD
K2
SR
SD
K3
SR
SD
Total
Rerata
Keterangan: K0 = Kontrol, K1 = Konsentrasi lilin 1, K2 = Konsentrasi lilin 2, K3 = Konsentrasi lilin 3, SR
= Suhu Ruang, SD = Suhu Dingin.
Suhu
Ulangan I
Ulangan II
Total
Rerata
Penyimpanan
SR
SD
K1
SR
SD
K2
SR
SD
K3
SR
SD
Total
Rerata
Keterangan: K0 = Kontrol, K1 = Konsentrasi lilin 1, K2 = Konsentrasi lilin 2, K3 = Konsentrasi lilin 3, SR
= Suhu Ruang, SD = Suhu Dingin.
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
7. Analisis Data
Keragaman data hasil praktikum ini dianalisis secara statistic untuk mengetahui
secara jelas bahwa ragam data telah dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan di atas sebagai
sumber keragaman utama.
sample penelitian atau prosedur penelitian dapat dengan rancangan acak lengkap ataupun
rancangan acak kelompok sesuai dengan kondisi sample atau prosedur penelitian.
Praktikum II
Crisping pada Produk Hortikultura Sayuran Berdaun
1. Pendahuluan
Produk pascapanen hortikultura berupa sayuran daun segar sangat diperlukan oleh
tubuh manusia sebagai sumber vitamin dan mineral namun sangat mudah mengalami
kemunduran yang dicirikan oleh terjadinya proses pelayuan yang cepat (Ness dan Powles,
1996; Salunkhe et al., 1974). Banyak laporan menyebutkan bahwa susut pascapanen
relatif sangat tinggi yaitu berkisar 40-50% khususnya terjadi di negara-negara sedang
berkembang (Kader, 1985; Kader, 2002)
Salah satu penyebab terjadinya pelayuan adalah karena adanya proses transpirasi
atau penguapan air yang tinggi melalui bukaan-bukaan alami seperti stomata, hidatoda
dan lentisel yang tersedia pada permukaan dari produk sayuran daun tersebut. Kadar air
(85-98%) dan rasio antara luas permukaan dengan berat yang tinggi dari produk
memungkinkan laju penguapan air berlangsung tinggi sehingga proses pelayuan dapat
terjadi dengan cepat (Van Den Berg dan Lenz, 1973). Selain faktor internal produk,
faktor eksternal seperti suhu, kelembaban serta kecepatan aliran udara berpengaruh
terhadap kecepatan pelayuan. Mekanisme membuka dan menutupnya bukaan-bukaan
alami pada permukaan produk seperti stomata dipengaruhi oleh suhu dari produk. Pada
kondisi dimana suhu produk relatif tinggi maka bukaan-buakaan alami cenderung
membuka dan sebaliknya pada keadaan suhunya relatif rendah maka buakaan alami
mengalami penutupan (Kays, 1991).
Tingginya kandungan air produk menyebabkan tekanan uap air dalam produk
selalu dalam keadaan tinggi dan bila kelembaban udara atau tekanan uap air di udara
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
rendah maka akan terjadi defisit tekanan uap air yang menyebabkan perpindahan air dari
dalam produk ke udara sekitarnya (Wills et al., 1998). Bila sebaliknya, tekanan uap air
diluar lingkungan produk lebih tinggi maka akan terjadi pergerakan air dari luar ke dalam
produk (Hardenberg et al., 1986). Sangat memungkinkan untuk mendifusikan air ke
dalam produk semaksimal mungkin untuk menyegarkan kembali dengan mengatur
tekanan air serta mengendalikan mekanisme membuka dan menutupnya bukaan alami,
dimana proses penyegaran ini dikenal dengan crisping (PMA, 1988).
2. Tujuan Kegiatan Praktikum
1) peralatan untuk perlakuan crisping seperti waterbath, thermometer, timer (arloji atau
timer khusus), ruang pendingin (kulkas) dan pisau.
4. Tahapan Kerja
Tentukan dua jenis sayuran bahan praktikum sesuai dengan criteria layu di atas.
Potong atau pangkas bagian daun bahan yang rusak fisik, layu fisiologis, dan
busuk.
Tentukan jumlah sample untuk setiap unit percobaan dan setiap unit percobaan
diikat dengan tali raffia atau tali lainnya dan bukan karet.
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
10
Siapkan air hangat dengan menggunakan waterbath dan suhu air diatur terpisah
berturut-turut 30oC, 40oC dan 50oC.
Celupkan sayuran bahan percobaan dengan waktu berbeda yaitu 1, 3 dan 5 menit.
Siapkan control yaitu sayuran tanpa dicelup ke dalam air hangat di atas.
Simpan sayuran bahan percobaan tersebut di dalam kulkas selama semalam atau
24 jam.
Setelah penyimpanan dalam kulkas di atas, Amati mutu secara subjektif meliputi
warna, tekstur dan kenampakan visual secara keseluruhan dengan menggunakan
criteria dan skalan numeric pada Tabel pada variable pengamatan. Pengamatan
secara objektif dilakukan terhadap bobot sayuran sebelum dan sesudah crisping.
5. Variable Pengamatan
Pengamatan terhadap kondisi fisik-visual sayuran bahan percobaan secara
subjektif dilakukan sebelum dan sesudah proses crisping di atas dengan menggunakan
criteria, deskripsi dan skala numeric pada Tabel di bawah ini.
Pengamatan perubahan bobot sayuran dari sebelum dan sesudah crisping
dilakukan dengan menggunakan timbangan, formula di bawah ini digunakan untuk
mencari persentase perubahan bobot.
Bb Ba
PB (%) = -------------------- x 100%
Ba
Dimana, PB = Perubahan Bobot (%)
Ba = Bobot sebelum crisping
Bb = Bobot setelah crisping
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
11
Tabel Kriteria dan skala numerik uji skor warna, tekstur dan kualitas visual secara
keseluruhan
Warna
Tekstur
Dari
pandangan pasca panen, pengaruh utama laju respirasi adalah penting, laju respirasi juga
memberikan indikasi laju metabolisme secara keseluruhan tanaman atau bagian tanaman.
Seluruh perubahan metabolisme yang terjadi setelah panen, khususnya hal yang
berhubungan dengan mutu dari produk merupakan perhatian penting ahli pascapanen.
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
12
Posisi sentral dari respirasi dari tanaman atau bagian tanaman dan karena kemudahan
pengukurannya memungkinkan respirasi digunakan sebagai ukuran umum dari laju
metabolisme. Jadi respirasi berlangsung adalah untuk memperoleh energi untuk tetap
menjaga aktivitas hidupnya.
Reaksi oksidasi pada respirasi adalah sebagai berikut: C6H12O6 + O2 -------->
H2O + CO2 + Energi. Semakin tinggi laju respirasi maka semakin cepat terjadinya
perombakan yang mengarah pada kemunduran dari produk tersebut sehingga laju
respirasi sering digunakan sebagai indeks untuk menentukan masa simpan produk segar
(Ryal dan Lipton, 1972). Berbagai produk mempunyai laju respirasi yang berbeda,
umumnya tergantung pada struktur morfologi dan tingkat perkembangan jaringan bagian
tanaman (Kays, 1991). Respirasi menghasilkan panas yang menyebabkan terjadinya
peningkatan panas pada produk sehingga proses kemunduran seperti kehilangan air,
pelayuan, dan pertumbuhan mikroorganisme akan meningkat.
Laju respirasi menentukan potensi pasar dan masa simpan yang berkaitan erat
dengan kehilangan air, kehilangan kenampakan yang baik, kehilangan nilai nutrisi dan
berkurangnya nilai citarasa. Masa simpan produk segar dapat diperpanjang dengan
menempatkannya dalam lingkungan yang dapat memperlambat laju respirasi dan
transpirasi melalui penurunan suhu produk, mengurangi ketersediaan O2 atau
meningkatkan konsentrasi CO2 dan menjaga kelembaban nisbi yang mencukupi dari
udara sekitar produk tersebut..
2. Tujuan Kegiatan Praktikum
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
13
Buah dan sayuran bahan percobaan ditentukan beratnya selanjutnya masingmasing dimasukkan ke dalam stoples yang sudah disediakan. Sediakan sejumlah
unit percobaan untuk disimpaan di dalam suhu ruang dan suhu dingin.
Stoples ditutupdengan penutup di atas dan bagian pinggir penutup yang melekat
pada stoples diberi lapisan plastisin untuk menghindari kebocoran. Demikian
pula pada bagian selang pada lubang tutup stoples diberi lapisan plastisin supaya
tidak terjadi kebocoran udara.
Ujung selang di luar stoples dijepit dengan penjepit khusus atau dilipat dan diikat
dengan karet gelang supaya tidak terjadi perpindahan udara dari dalam ke luar
stoples atau sebaliknya.
Stoples dengan produk tersebut selanjutnya ditempatkan pada dua suhu berbeda,
yaitu suhu dingin dan suhu kamar.
5. Pengukuran Respirasi
Pengukuran respirasi dilakukan dengan mengukur laju perubahan gas O2 (laju
konsumsi) dan CO2 (laju produksi) selama periode waktu tertentu (enam jam). Stoples
dengan produk di dalamnya ditempatkan pada suhu dingin dan suhu kamar dan setelah
enam jam penyimpanan konsentrasi gas O2 dan CO2 di dalam stoples diukur berturut turut
dengan menggunakan Cosmotector tipe XP-314 dan Cosmotector tipe XP-318. Kondisi
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
14
konsentrasi awal gas O2 dan CO2 diasumsikan berturut turut 21% dan 0.03% sesuai
dengan konsentrasi gas pada udara normal. Setelah enam jam penyimpanan pada kedua
suhu tersebut hasil pengukuran konsentrasi O2 dan CO2 adalah merupakan akibat
konsumsi O2 dan produksi CO2 oleh produk seiring dengan aktivitas respirasi dari produk.
Hitung selisih antara konsentrasi gas awal dan akhir setelah enam jam pengukuran yang
akan mencerminkan jumlah gas O2 yang dikonsumsi dan CO2 yang diproduksi selama
enam jam. Selanjutnya dihitung laju respirasi produksi produk yang terdiri dari laju
konsumsi gas O2 dan produksi CO2 selama enam jam, sehingga satuan untuk laju
respirasi adalah:
Laju konsumsi O2 atau produksi CO2 = mL/kg-jam
Suhu
Buah
Kamar
Dingin
Kamar
Dingin
Sayuran
Konsentrasi O2*
Ulg 1
Ulg 2
Total
Rerata
Konsentrasi CO2*
Ulg 1
Ulg 2
Total
Rerata
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
15
Tabel volume gas O2 dan CO2 di dalam ruang bebas stoples (mL)
Produk
Suhu
Buah
Kamar
Dingin
Kamar
Dingin
Sayuran
Volume O2*
Ulg 1
Ulg 2
Total
Rerata
Volume CO2*
Ulg 1
Ulg 2
Total
Rerata
Keterangan: * volume gas merupakan hasil konversi dari konsentrasi gas berdasarkan volume produk dan
volume ruang bebas stoples
Tabel laju respirasi yaitu laju konsumsi gas O2 dan produksi gas CO2 oleh produk
(mL/kg.jam)
Produk
Suhu
Buah
Kamar
Dingin
Kamar
Dingin
Sayuran
Volume O2*
Ulg 1
Ulg 2
Total
Rerata
Volume CO2*
Ulg 1
Ulg 2
Total
Rerata
Praktikum IV
Modifikasi Atmosfer dengan Pengemasan Untuk Produk Hortikultura
1. Pendahuluan
Untuk memperlambat laju kemunduran pasca panen komoditas buah-buahan dan
sayuran diperlukan suatu cara penanganan dan perlakuan yang baik, sehingga laju
respirasi dan transpirasi dapat ditekan serendah mungkin. Cara yang paling efektif untuk
menurunkan laju respirasi adalah dengan menurunkan suhu produk. Namun demikian
beberapa cara tambahan dari cara pendinginan tersebut dapat meningkatkan efektifitas
penurunan laju respirasi. Pengemasan dengan plastik film adalah salah satu cara cara
untuk menurunkan laju respirasi tersebut (Pantastico,1997). Dengan kemasan plastik
untuk produk segar akan menyebabkan adanya perubahan konsentrasi CO2 dan O2 sekitar
produk di dalam kemasan sebagai akibat dari proses respirasi produk serta interaksinya
dengan permeabilitas plastic terhadap gas O2 dan CO2. Menurunnya konsentrasi O2 dan
meningkatnya konsentrasi CO2 sebagai akibat respirasi produk, dan karakteristik
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
16
permeabilitas dari kemasan plastic ikut berperan dalam mengkreasi konsentrasi O2 dan
CO2 di dalam ruang bebas kemasan dapat berakibat terhadap penurunan laju respirasi
produk dalam kemasan itu sendiri.
Pemilihan ketebalan kemasan plastik adalah hal yang kritis karena berhubungan
dengan permeabilitas terhadap O2, CO2, dan uap air, yang berarti pula sebagai salah satu
cara untuk mempertahankan RH udara sekitar produk (Pantastico, 1986). Syarief dkk.
1989 menyatakan bahwa jenis plastik polietilen densitas rendah biasanya digunakan
untuk mengemas buah-buahan dan sayuran.
Manual Praktikum
Teknik Pascapanen Hortikultura (TEP 6322)
17
Pilih salah satu jenis buah dan sayuran daun sebagai bahan percobaan.
Bahan dengan jumlah atau berat tertentu sebagai unit percobaan dikemas dengan
plastic LDPE dengan dua ketebalan berbeda di atas.
Yakinkan bahwa tidak ada kebocoran udara pada bagian sambungan kemasan
plastic.
Bahan percobaan yang telah dikemas selanjutnya ditempatkan pada suhu dingin
dan suhu kamar.
5. Variable Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap kondisi mutu-fisik/visual sayuran dan buah bahan
percobaan secara subjektif selama penyimpanan. Untuk pengamatan visual-subjektif
sayuran bahan percobaan dapat menggunakan format table untuk skoring pada praktikum
II. Sedangkan pengamatan visual-objektif terhadap buah dilakukan terhadap tingkat
kekerasan, warna dan pembusukan dengan scoring seperti di bawah ini.
Tingkat kekerasan
Deskripsi
Skor
Sangat keras
1
Keras
2
Sedikit lembut
3
Lembut
4
Sangat lembut
5
Tingkat pembusukan
Deskripsi
Skor
0% pembusukan
1
25% busuk
2
50% busuk
3
75% busuk
4
100% busuk
5