Anda di halaman 1dari 1

Amoniak memiliki dampak terhadap kesehatan manusia, yaitu jika udara yang

tercemar gas amoniak dapat menyebabkan iritasi mata serta saluran pernafasan.
Pada kadar 2500-6500 ppm, gas amoniak dapat menyebabkan iritasi hebat pada
mata (keraktitis), sesak nafas (dyspnea), Bronchospasm, nyeri dada, sembab paru,
batuk darah, Bronchitis dan Pneumonia. Pada kadar tinggi (30.000 ppm) dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit. Selain itu, amoniak juga memiliki dampak
terhadap lingkungan sekitar. Sisa sisa makanan dan sampah organik yang
dibuang ke tempat sampah, kemudian di bawa ke tempat pembuangan akhir
(TPA). Sampah-sampah tersebut kemudian membusuk dan menghasilkan gas
amoniak. Gas amoniak tersebut merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat
menyebabkan global warming. Akibat yang terjadi adalah terjadinya perubahan
iklim dan cuaca serta efek global warming lainnya. Gas amoniak dapat juga
mengganggu keindahan lingkungan karena bau pembusukan sampah yang sangat
menyengat. Amoniak dapat menghambat pertumbuhan ternak yang berasal dari
kotoran ayam yang dapat menimbulkan gas yang berbau. Bau yang dikeluarkan
berasal dari unsur nitrogen dan sulfida dalam kotoran ayam, yang selama proses
dekomposisi akan terbentuk gas amoniak, nitrit, dan gas hidrogen sulfida. Udara
yang tercemar gas amoniak dan sulfida dapat menyebabkan gangguan kesehatan
ternak dan masyarakat di sekitar peternakan. (Imelda 2007).
Untuk menanggulangi adanya amoniak diperlukan beberapa teknik,
diantaranya proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat menyerap
polutan. Berbagai tipe adsorben yang dipergunakan antara lain karbon aktif dan
silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan
pergantian, bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan kemudian
dipakai kembali, menggunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO2) dan
(H2O). Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan
temperaturnya adalah 1200o1400o F, dan proses biofiltrasi yang memanfaatkan
kemampuan aktivitas mikroba untuk mendegradasi senyawa polutan dengan
menggunakan suatu bahan, misalnya serabut sawit (Chung. et al 2001).
Daftar Pustaka
Imelda H. 2007. Analisa Dampak Gas Amoniak dan Klorin pada Faal Paru
Pekerja Pabrik Sarung Tangan Karet. Medan (ID): Universitas Sumatera
Utara.
Chung YC, Huang C, Liu CH, Bai H. 2001. Biotreatment hydrogen sulfide and
ammonia containing waste gases by fluiding bed bioreactor. J. Air &
Waste Manage Assos. 51: 163-172.

Anda mungkin juga menyukai