Pendahuluan
Bab 1
Pendahuluan
1.1.
LATAR BELAKANG
Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan
sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010,
disampaikan bahwa akses sanitasi layak di Indonesia baru menempati angka ke 8 dari 10
Negara di Asia Tenggara dan termasuk dalam kategori terlambat. Kondisi ini merupakan
salah satu alasan bagi Pemerintah untuk secara nasional melaksanakan Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Kelompok Kerja Air Minum Dan Penyehatan
Lingkungan (Pokja AMPL) berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik
melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Tahun 2015 ini,
Kabupaten Kudus merupakan salah satu Kabupaten yang terpilih untuk melaksanakan
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 648-565/Kep/Bangda/2014. Melalui program PPSP tersebut diharapkan
Kabupaten Kudus dapat lebih meningkatkan pembangunan dalam sektor sanitasi yang dapat
melibatkan seluruh stakeholder, baik Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Pusat, partisipasi swasta maupun donor serta masyarakat.
Strategi Sanitasi Kabupaten Kudus merupakan suatu dokumen perencanaan yang
berisi kebijakan dan strategi pembangunan khususnya sektor sanitasi secara komprehensif
pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan
menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Kudus dengan tujuan agar
pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Pengembangan layanan sanitasi kabupaten harus didasari oleh suatu rencana
pembangunan sanitasi jangka menengah (5 tahunan) yang kompehensif dan bersifat
strategis. Strategi Sanitasi Kabupaten dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi
mengembangkan layanan sanitasi kabupaten. Setelah disepakati, Strategi Sanitasi
Kabupaten akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak tahunan (annual action plan). Yang
berisi tentang informasi yang lebih rinci dari berbagai usulan kegiatan pengembangan
layanan sanitasi kabupaten yang disusun sesuai tahun rencana pelaksanaannya.
I-1
dokumen
Strategi
Sanitasi
Kabupaten
diharapkan
dapat
I-2
METODOLOGI PENYUSUNAN
Strategi Sanitasi Kabupaten Kudus ini disusun oleh Pokja Sanitasi secara partisipatif
dan terintegrasi dengan dukungan fasilitasi Pokja AMPL Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah
Pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat dan BAPPENAS
melalui Provincial Sanitation Development Advisor (ProSDA) dan City Facilitator (CF).
Metode yang digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten ini menggunakan
beberapa pendekatan dan alat bantu yang secara bertahap menghasilkan dokumen
perencanaan yang lengkap. Serangkaian kegiatan dan metoda dilakukan bersama-sama
dengan Pokja Sanitasi Kabupaten melalui kegiatan lokakarya, pelatihan, diskusi dan
pembekalan. Adapun metode penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten ini, terdiri dari
tahapan berikut :
1. Melakukan pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi kabupaten saat ini
yang mencakup pengumpulan dokumen perencanaan dan data teknis sanitasi,
penetapan profil sanitasi, identifikasi permasalahan dan penetapan area berisiko sanitasi.
Metoda yang digunakan adalah kajian data sekunder dan penggalian data primer melalui
kunjungan lapangan untuk melakukan verifikasi informasi;
I-3
DASAR HUKUM
Landasan hukum dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten adalah sebagai
berikut :
Undang-Undang Republik Indonesia
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Pemukiman.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
7. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
I-4
I-5
I-6
I-7
I-8
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten yang disusun oleh Pokja
Sanitasi Kabupaten Kudus terdiri dari 6 (enam) Bab yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Bab I memuat uraian tentang latar belakang, metodologi penyusunan, dasar hukum dan
sistimatika penulisan.
BAB II PROFIL WILAYAH DAN SANITASI KABUPATEN KUDUS
Bab II menjelaskan secara rinci gambaran wilayah Kabupaten Kudus, kemajuan pelaksanaan
Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun 2012 2014 yang lalu, profil sanitasi saat ini berdasarkan
hasil pengisian instrumen profil dan peta area berisiko sanitasi.
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Bab III merupakan arah pengembangan sanitasi lima tahun kedepan yang mencakup visi dan
misi sanitasi Kabupaten Kudus, pentahapan pengembangan sanitasi sesuai dengan zona
dan sistem sanitasi yang direkomendasikan serta analisis kemampuan pendanaan sanitasi
Kabupaten Kudus.
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
Bab IV memuat strategi pengembangan air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan
drainase perkotaan berdasarkan hasil analisis SWOT.
BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI
Bab V menyajikan tentang ringkasan program dan anggaran, kebutuhan biaya
pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan pemerintah, kebutuhan biaya
pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan non pemerintah dan antisipasi funding
gap.
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN Strategi Sanitasi Kabupaten
Bab VI merupakan uraian tentang upaya monitoring dan evaluasi capaian Strategi Sanitasi
Kabupaten.
POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS
I-9