FARMASI
TUTORIAL D-4
dr. Wahyukarno
1 | Page
Case 6
Halaman 1
Andri, seorang mahasiswa kedokteran UPNVJ terheran ketika membaca berita tentang
banyaknya beredar obat palsu. Dikatakan obat palsu karna zat terkandung didalamnya tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan. Obat obat yang dipalsukan itu umumnya adalah
obat dengan bentuk sediaan padat yaitu tablet atau kaplet. Andri merasa prihatin bagaimana
tujuan pemberian obat dapat tercapai apabila obat yang dikonsumsi pasien ternyata obat palsu.
Jangankan mengobati atau mencegah penyakit, obat tersebut bahkan dapat membahayakan jiwa
pasien.
Menurut sumber dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), ada beberapa hal
yang harus diperhatikan konsumen untuk menghindari obat palsu, yaitu : memperhatikan adanya
tanggal kadaluwarsa, memperhatikan 15 digit nomor ijin edar ; yang terdiri dari kode nama obat
(dagang/generik), kode golongan obat, kode asal obat (lokal atau impor) diikuti oleh 12 angka
dan huruf dari BPOM. Tulisan diketik embosse (timbul) pada kemasan obat.
Halaman 2
Oknum pemalsu obat biasanya menjual obat palsu ke toko-toko obat bahkan tempat
penjualan obat resmi, karna itu masyarakat diminta mewaspadai setiap jenis obat yang dibeli
agar tidak dirugikan.
Menurut Andri selain obat yang tepat, efek terapi dapat tercapai bila pasien mendapatkan
obat dengan dosis yang sesuai kondisi pasien. Obat juga harus diberikan dengan frekuensi
pemberian tertentu. Itu semua diketahui apabila pasien membeli obat dengan resep dokter di
apotek.
Dalam media tersebut Andri juga membaca tulisan mengenai obat herbal, fitofarmaka dan
ulasan mengenai tahap-tahap pengujian obat. BPOM berkewajiban melakukan pengawasan
semua obat, termasuk obat herbal dan fitofarmaka sebelum beredar dan digunakan oleh
masyarakat.
2 | Page
Farmasi
Definisi
ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, menformulasikan, menyimpan, dan menyediakan
obat.
Obat yaitu suatu zat kimia yang mana dalam dosis yang layak dapat memperbaiki fungsifungsi fisiologis tubuh dengan cara mengurangkan, menghilangkan dan menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia
Penggunaan obat
1. Obat dalam
Semua obat yang ditelan melalui mulut , kerongkongan terus ke lambung dan diberi
etiket berwarna putih
2. Obat luar
Semua obat yang tidak ditelan melalui mulut ( mis: salep, tetes mata/telinga/ hidung, obat
kumur, suppositoria, injeksi) dan diberi etiket berwarna biru
Sumber obat
a. Alam ( nabati, hewani, mineral, dan garam-garaman )
b. sintetik
Penggolongan Obat
1. Obat Bebas
Obat yang juga dikenal dengan istilah OTC (Over-the Counter) ini bisa menjadi pilihan di
saat ada kebutuhan untuk melakukan pengobatan sendiri, mis. ketika ada gejala flu
ringan, dll. karena obat kategori ini bisa kita beli tanpa dengan resep dokter. Namun jika
3 | Page
kita telah mengkonsumsi 1 kemasan tetapi belum sembuh juga maka konsultasilah ke
dokter dan jangan sekali mencoba obat keras (antibiotika, dll.). Obat Bebas ini terdapat 2
jenis :
a. Obat Bebas
Di kemasannya ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi
hitam.
Distribusinya adalah di apotek, warung/toko obat, atau bahkan di
waroeng2 umum dan bisa dibeli tanpa resep dokter.
Contoh : vitamin/multi vitamin.
b. Obat Bebas Terbatas
Dulu disebut sebagai obat daftar W (dari kata warschuwing).
Di kemasannya ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam
Biasanya ada tanda P (Perhatian) dengan kotak kecil berdasar warna gelap atau
kotak putih bergaris tepi hitam disertai dengan tulisan:
o P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
o P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
o P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
o P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
o P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Distribusinya hanya di apotek saja (kalo ada obat kategori ini
dijual di warung/toko obat itu adalah pelanggaran, so jangan beli dari situ) dan dapat bisa
dibeli tanpa resep dokter dengan jumlah terbatas.
Contoh : obat asma, obat anti muntah atau obat flu (Noza), obat anti mabuk (Antimo)
2. Narkotika/Golongan O
Suatu zat atau obat berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semisintesis yg dpt menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa,
mengurangi smp menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan
3. Daftar G/ golongan G/ obat keras
Adalah semua golongan berbahaya. Contoh: obat suntik, antibiotika, obat baru, oleum
chenopodii, adrenalin, pil Kmno4. Obat psikotropik termasuk dalam obat keras
Syarat penjualannya:
Keadaan ketergantungan
Depresi / stimulasi SSP
Halusinasi
Gangguan fungsi motorik/ persepsi atau mood
Jika obat sudah kadarluarsa maka efeknya akan berkurang / tidak berefek lagi/ timbul
efek lain yang membahayakan , jadi sebaiknya jangan digunakan lagi!!
Jenis Obat
1. Obat baru
obat yang baru ditemukan dan baru diberi nama
2. Obat tradisional/obat asli/jamu
Obat yang didapat langsung dari bahan alamiah, tumbuh-tumbuhan , hewan atau mineral
yang terolah atas dasar pengalaman
3. Obat jadi
Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan , salep, pil,
supositoria atau bentuk lain
4. Obat patent
Obat dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau yang dikuasakannya
dan dijual dengan bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya
5. Obat generic
Obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam farmakope Indonesia dan IIN
(International Non Proprietery Names) dari WHO untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya. Tujuan penggunaan obat generic untuk mempermudah perluasan cukup
pelayanan kesehatan pada masyarakat luas. (obat generic harganya lebih murah daripada
obat patent efek theraupetiknya sama)
6. Obat essensial
Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak dan
tercantum dalm daftar obat essensial yang ditetapkan oleh mentri kesehatan
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) perlu direvisi dan disempurnakan secara berkala
(setiap 3 tahun sekali) dengan tujuan:
5 | Page
Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air.
Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi.
6 | Page
Tidak praktis.
Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang
khusus (sediaan parenteral).
Jenis jenis sediaan cair :
Solution (larutan)
Sediaan cair yang mengandung satu/lebih zat kimia yang terlarut,
dimana zat pelarutnya adalah air. Lebih mudah diserap sehingga
dapat segera bekerja.Karena zat aktif terlarut secara homogen maka
konsentrasi obat yang diinginkan dapat tepat. Kurang stabil
terutama pada penyimpanan.
Suspensiones (Suspensi)
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalamfase cair. Suspensi selain mengandung
obat juga mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas.Contoh
zat tambahan (stabilisator): PGA, tragakant, benzalkonium klorida.
Tujuan stabilisator adalah menghambat pengendapan zat aktif obat
sehingga pada penuangan obat pertama dan terakhir mendekatisama
kadarnya. Suspensi merupakan cairan kental tetapi kekentalan suspensi
tidak boleh terlalu tinggi,sediaan harus dikocok dan mudah dituangkan.
Suspensi dapat digunakan secara oral maupun topikal.
Injectiones (injeksi, Obat Suntik)
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkanatau disuspensikan terlebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringanke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir.
Emulsa (Emulsi)
Emulsi adalah sistem dua fase, salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain
dalambentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan dalam air
merupakan fasepembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air (A/M). emulsi dapat
7 | Page
Guttae (Tetes)
Sediaan cair berupa larutan (solutio), emulsi eliksir, atau suspensi,
dimaksudkan untuk obat dalam dan luar, digunakan dengan cara meneteskan
dengan alat penetes tertentu. Penetes yang dimaksud adalah penetes baku yang
tertera dalam Farmakope Indonesia.
Inhalasi
Sediaan obat/larutan terdiri atas 1/lebih bahan obat yg
diberikan melalui sal.nafas hidung/mulut utk memperoleh efek
lokal/sistemik.
2. Semi Padat
Kelebihannya :
Kontak sediaan dengan kulit lebih lama.
Lebih sedikit mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri.
Lebih mudah digunakan tanpa memerlukan alat bantu.
Jenis sediaan semi padat adalah :
Unguenta (salep)
Sediaan setengah padat dengan konsistensi menyerupai lemak yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Terdiri dari Remedium Cardinale
& Konstituen. Mudah dioleskan tanpa perlu pemanasan. Dapat pula sebagai
8 | Page
Pasta
Sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal. Konsistensi pasta lebih kenyal
dari unguentum. Pasta tidak memberikan rasa berminyak seperti
halnya kebanyakan unguentum. Mengikat cairan sekret (eksudat).
Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, sehingga
mengurangi rasa gatal lokal. Lebih melekat pada kulit sehingga
kontaknya dengan jaringan lebih lama.
Krim
Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air,
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim cocok untuk kondisi
inflamasi kronis dan kurang merusak jaringan yang baru
terbentuk. Dapat sebagai pendingin dan pelembab. Penetrasi
obat sangat bagus. Lebih mudah dibersihkan dari kulit
dibandingkan dengan salep.
Gel
Sediaan bermassa lembek berupa suspensi yg
dibuat
dr
partikel
kecil
senyawa
organik/makromolekul senyawa organik yg
masing-masing terbungkus dan saling terserap
cairan. Dapat berfungsi sebagai pendingin.
3. Padat
Pulvis (powder)
9 | Page
o/
Bahan atau campuran yang homogen dari bahanbahan yang diserbukkan dan relatif kering. Sediaan
topikal merupakan serbuk tabur.
Kapsul
Sediaan padat yg terdiri dr obat dlm cangkang keras/lunak yg
dpt larut, di dalamnya dpt diisi dgn obat serbuk, butiran, cair,
semi padat. Lebih mudah ditelan. Dapat dilapisi
bahan tertentu. Dapat diisi bahan obat tunggal atau
campuran.
Tablet
Sediaan padat, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. Praktis. Peresepan dan
pelayanan di apotek cepat. Lebih mudah dibawa dan
disimpan.
Tablet dapat disalut dengan zat penyalut :
gula (sugar coating): menutupi rasa & bau yg tidak enak & melindungi
zat yg berkhasiat agar tidak mudah rusak.
10 | P a g e
Film coated: dilapisi selaput film yg tipis utk melindungi obat terhadap
kelembaban selama penyimpanan jg utk menutupi rasa & bau yg tidak
enak.
Enteric coated: disalut dgn zat penyalut yg tidak hancur dlm asam
lambung, tp hancur & larut dlm usus halus.
Pil
Merupakan bentuk sediaan padat bundar & kecil mengandung
bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.
Suppositoria
BSO padat yang mengandung bahan obat dan bahan dasar
diberikan dengan cara memasukkannya melalui rectum,
vagina atau uretra, dapat melunak, larut atau meleleh pada
suhu tubuh.
Usia Penderita
a. Anak balita: sebaiknya diberikan oral dalam bentuk sediaan cairan ( solutio, suspensi,
emulsi,guttae) , karena bentuk sediaan cair lebih mudah diminum daripada bentuk
padat. Bentuk sediaan padat yang masih dapat diberikan ialah bentuk pulveres
(puyer), sedang bentuk tablet atau kapsul hendaknya dihindari bagi anak dibawah
umur lima tahun.
11 | P a g e
b. Orang dewasa : obat yang diberikan per oral lebih sering diberikan dalam bentuk
sediaan padatdaripada bentuk sediaan cair, oleh karena bentuk sediaan padat
(tablet/kapsul) umumnya lebihstabil dalam penyimpanan daripada sediaan cair.
c. Geriatri : dalam hal kesulitan menelan pada penderita lanjut usia, pilih bentuk sediaan
cair seperti bentuk sediaan pada anak-anak.
Bentuk teraupetik obat yang optimal dan efek samping yang minimal bagi penderita
a. Emetin HCI, morphin HCI diberikan dalam bentuk sediaan injeksi, tidak dalam
bentuk oral.
b. Vitamin C dalam bentuk sediaan cairan (oral) akan terurai, sehingga diberikan dalam
bentuksediaan tablet.
12 | P a g e
a. Bahan oral yang sangat pahit meskipun mudah larut dalam air tidak diberikan dalam
bentuksediaan cair, sehingga akan lebih enak diberikan dalam bentuk sediaan padat
(tablet/kapsul)Misalnya; Chloramphenicol, Cotrimoxsazol, Metronidazolb.
b. Bahan obat yang berbau amis: dipilih dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul atau
lebihbaik dalam bentuk dagree. Misalnya berbagai garam Fe ( Ferosi Sulfat, Ferosi
klorida,Ferosi carbonas), karena bila diberikan dalam bentuk sediaan cair akan berasa
seperti besikaratan pada lidah sangat tidak menyenangkan
Kerugian
:
i. Biaya mahal
ii. Obat yang telah diinjeksikan tidak dapat ditarik
kembali
iii. Butuh bantuan orang lain( tidak dapat pemakaian
sendiri).
Kerugian
:
i. Efek obat lama
ii. Tidak dapat diberikan kepada pasien yang tidak
kooperatif
Lain-lain:
o Inhalasi
: pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari
saluran pernafasan dan epitel paru-paru yang menghasilkan efek hampir sama
cepatnya dengan intravena.
o Topikal
: jika diinginkan suatu efek lokal dalam pengobatan.
Nama Obat
Nama kimia
: yaitu nama asli dari bahan kimia obat/menjelaskan
senyawa yang terkandung dalam obat tersebut.
Non Propietary Name
: nama resmi/nama generik yang digunakan dalam farmasi.
13 | P a g e
Propietary Name
diproduksi pabrik.
Dosis Obat
Definisi: Kuantitas yang di berikan pada satu waktu , seperti jumlah pengobatan tertentu.
Macam-macam dosis:
1. Dosis Medicinalis/therapeutik = Usual Dose
dosis yang umum digunakan yang dapat menyembuhkan pasien
2. Dosis maksimal
dosis terbesar/optimum yang dapat diberikan pada orang dewasa sehat tanpa
menimbulkan keracunan
Dosis maksimal berlaku untuk :
Obat oral(dalam)
Obat suntik
Dengan sengaja; kemungkinan karena memang dibutuhkan dosis yang lebih besar
untuk penyakitnya => Jadi harus ada tanda seru dan paraf dari dokter ybs.
Dibelakang dosis tersebut.
Dengan tidak sengaja; kemungkinan karena kekeliruan => jadi resep tidak boleh
dibuat, dan dilaporkan/ditanyakan kepada dokter yang menulis, karena dosis hanya
boleh diubah oleh dokter ybs.
3. Dosis Toxica
dosis yang dapat menyebabkan keracunan tapi tidak sampai menyebabkan kematian.
4. Dosis lethalis
14 | P a g e
CLARK (USA)
:
DM anak =
dewasa
BB (kg)
DM
70
DM anak=
BB (kg)
DM
62
DM anak=
BLOCK (BELANDA):
dewasa
2) Berdasarkan umur:
n
DM
n 12
YOUNG(anak <8th):
DM anak =
dewasa
n
DM
20
n
DM
150
DILLING(anak >8th):
DM anak=
dewasa
dewasa
15 | P a g e
dewasa
Prematur
Neonatus ( 1bln)
Infant ( s.d 1 thn)
Balita (>1-5 thn)
Anak ( 6-12 tahun)
Resep Obat
Resep obat adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan yg
punya ijin praktek kepada apoteker untuk membuat, menyediakan dan menyerahkan obat seperti
yang tertulis, kepada pasien. Resep juga merupakan kesimpulan dari apa yang telah diamati,
diperiksa, didiagnosis dan menetapkan terapi pada saat itu, dari seorang penderita (pasien) yang
dituangkan pada resep dalam bentuk obat
Macam Resep
Berdasarkan macamnya resep terbagi menjadi 3 jenis, yaitu berdasarkan kebutuhan, bentuk dan
isi.
1. Kebutuhan, terdiri dari :
a. Resep biasa : pembelian obatnya dapat dailakukan kapan saja tanpa perlu cepat-cepat.
b. Resep cyto : harus didahulukan dan secepat-cepatnya dalam pembuatanya, karena obat
harus dibutuhkan segera.
17 | P a g e
Cyto
= cepat
Urgent = perlu
Statim
= segera
Resep asli
3. Isi, terdiri dari : resep bius (mengandung obat bius / golongan narkotik), obat golongan keras,
obat golongan W, obat golongan bebas.
Kelengkapan Resep
Kelengkapan resep terdiri dari :
1. Superskripsio, yang terdiri dari nama dokter, alamat, tanggal, SIP, nomor resep dan nomor
telepon dokter.
2. Inskripsio, adalah isi resep yang terdiri dari daftar obat yang akan diberikan.
18 | P a g e
3. Subskribsio, adalah keterangan jumlah obat yang akan diberikan dan cara pembuatan obat.
4. Signature, adalah keterangan aturan pakai sampai paraf dokter.
5. Kelengkapan pasien, yang berisikan nama, umur, jenis kelamin, nomor telepon dan alamat
pasien
: campur
: pulvis/pulveres
(serbuk terbagi/tidak terbagi)
: da tales dosis
(berikan takaran sedemikian)
: dibuat dalam 12 kemasan
= bis de die
= ter de die
= sehari 2 kali
= sehari 3 kali
Saat pemberian
a.c.
= ante cibum
= sebelum makan
p.c.
= post coenam
= sesudah makan
d.d. pulv I a.c
3x sehari 1 bungkus sebelum makan
19 | P a g e
ext. cres
pon. aur.
pro vaginal
= oleskan tebal
= pone aurem
= di belakang telinga
= secara vagina
Satuan gram dalam resep tidak perlu ditulis, sedangkan ukuran lain harus ditulis
(seperti mg, cc, tetes, dll)
Bila jumlah dosis obat kurang dari 1 gram lebih baik ditulis dalam mg, dengan
maksud untuk menghindari kesalahan (ex : 0,250 250 mg)
% berat (b) / berat (b) adalah jumlah gram dalam 100 gram campuran
Contoh : Salep salisilat 10 % 10 gram as. Salisilat dalam gram campuran (salep)
% b / volume (v) adalah gram zat dalam 100 ml larutan (pelarutnya air atau yang
lain) larutan / suspensi suatu zat padat dalam cairan.
% v/v adalah jumlah zat dalam 100 ml larutan ( larutan cairan di dalam cairan)
% v/b adalah jumlah zat dalam 100 gram bahan untuk kadar (untuk kadar minyak
dalam simplicia) larutan padat dalam cairan.
20 | P a g e
5. Bahasa Resep
Yang digunakan adalah bahasa Latin, alasannya adalah :
a.
6.
-
21 | P a g e
Kekurangan :
22 | P a g e
23 | P a g e
24 | P a g e
Daftar Pustaka
Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC
www.google.com (gambar)
Staf Pengajar FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta. Balai Penerbit FKUI
http://www.scribd.com/doc/38292137/8/BENTUK-SEDIAAN-OBAT (Bahan Belajar
Ketrampilan Medik FARMASI KEDOKTERAN Fakultas Kedokteran Universitas Mataram)
http://medicastore.com/
www.tanaman-obat.com
Tim Pengajar Farmasi Kedokteran FKUPNVJ. 2006 .Buku Ajar Farmasi Kedokteran.Jakarta.
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta
25 | P a g e