Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS

A. PENGERTIAN
1. Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster. (Hadi, 1995)
2. Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau
lokal. (Price & Wilson, 1992)
3. Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. (Charlene J, Reeves,
2001)
B. ETIOLOGI
Beberapa

hal

yang

dapat

menyebabkan

kerusakan

lapisan

pelindung

lambung

(http://www.medicastore.com).
1)

Gastritis Bakterialis
a. Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan mukosa yang melapisi dinding
lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral atau akibat memakan atau minuman ynag
terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanan dan dapat
bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.

bakteri Campylobacter Pyloroides.


2)

Gastritis Karena Stres Akut

it berat atau trauma ( cedera ) yang terjadi tiba tiba.

dahan
berat
d. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi pada luka bakar yang luas
atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.

3)

Gastritis Erosif Kronis

a.

Pemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi
nonsteroid (AINS) seperti Aspirin, Ibu Profen dan Naproxen dapat menyebabkan perdarahan
pada lambung dengan cara menurunkan Prostaglandin yang bertugas melindungi dinding
lambung.

b.

Penyakit Crohn, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk cairan. Bisa menyebabkan
peradangan kronis pada dinding saluran cerna namun, kadang kadang dapat juga menyebabkan
peradangan pada dinding lambung.

c. Penggunaan Alkohol secara berlebihan , alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mucosa pada
dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun
dalam kondisi normal.
4)

Gastritis Eosinofilik
Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang Eosinofil (sel darah putih)
terkumpul pada dinding lambung.

5)

Gastritis Hipotropi dan Atropi


Terjadi karena kelainan Autoimmune, Autoimmune Atropic Gastritis terjadi ketika sistem
kekebalan tubuh menyerang sel sel yang sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini
mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan
kelenjar kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu
sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12) kekurangan vitamin B12 akhirnya,
dapat mengakibatkan Pernicious Anemia, sebuah kondisi yang serius bila tidak segera dirawat
dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune Atropic Gastritis terutama terjadi
pada orang tua.

6)

Penyakit Meiner
Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista
yang terisi cairan. Sekitar 10 % penderita ini menderita kanker lambung.

7)

Gastritis Sel Plasma


Sel plasma ( salah satu jenis sel darah putih ) terkumpul dalam dinding lambung dan organ
lainnya.

8)

Penyakit Bile Refluk

Bile ( empedu ) adalah cairan yang membantu mencerna lemak lemak dalam tubuh. Cairan ini
diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan
menuju keusus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot Sphincter yang berbentuk seperti cincin
(Pyloric Valve) akan mencegah empedu mengalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katub ini
tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk kedalam lambung dan mengakibatkan
peradangan dan Gastritis.
9)

Radiasi dan Kemoterapi


Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada
dinding lambung dan selanjutnya dapat berkembang menjadi Gastritis dan Peptic Ulcer. Ketika
tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam
dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis
dinding lambung serta merusak kelenjar kelenjar penghasil asam lambung.

10) Faktor-faktor lain


Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya seperti HIV / AIDS, infeksi oleh
parasit, dan gagal hati atau ginjal.

C. PATOFISIOLOGI
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas perut
tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar antara 10 inci dan
dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung
dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung
mulai terisi dan mengembang, lipatan lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya
kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang berada
pada sambungan antara esofagus dan lambung ( Esophangeal Sphincer ) akan membuka dan
membiarkan makanan masuk lewat lambung. Setelah masuk kelambung cincin ini menutup.
Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada dilambung, dinding

lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar kelenjar
yang berada dimucosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung ( termasuk
enzim enzim dan asam lambung ) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.
Suatu komponen cairan lambung adalah Asam Hidroklorida. Asam ini sangat korosif
sehingga paku besipun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mucosa
mucosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara
reguler sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung ) sehingga terhindar dari sifat
korosif hidroklorida. Fungsi dari lapisan pelindung lambung ini adalah agar cairan asam dalam
lambung tidak merusak dinding lambung. Kerusakan pada lapisan pelindung menyebabkan
cairan lambung yang sangat asam bersentuhan langsung dengan dinding lambung dan
menyebabkan peradangan atau inflamasi.Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung
ini

kewalahan

dan

mengakibatkan

(http://google.com//Gastritis).
PATHWAY KEPERAWATAN

rusak

dan

meradangnya

dinding

lambung.

Sumber: (Kumar, 1995), (Nanda, 2006), (Ester. M, 2001)

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya bermacam macam, tergantung kepada penyebab Gastritisnya. Biasanya penderita
Gastritis mengalami gangguan pencernaan ( Indigesti ) dan rasa tidak nyaman diperut sebelah
atas.(http://www.medicastore.com)
1) Gastritis Bakterialis
Dapat ditandai dengan adanya demam, sakit kepala dan kejang otot.
2) Gastritis Karena Stres Akut
Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya menutupi gejala
gejala lambung : tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak. Segera setelah cedera, timbul memar
kecil dalam lapisan lambung, dalam beberapa jam memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus
dan Gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari cederanya. Bila penderita
tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2 5
hari setelah terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman seperti aspal,
cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun. Perdarahan
bisa meluas dan berakibat fatal.
3) Gastritis Erosif Kronis
Gejalanya berupa mual ringan dan nyeri diperut sebelah atas. Tetapi banyak penderita ( misalnya
pemakai Aspirin jangka panjang ) tidak merasakan nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala
yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari
ulkus lambung, gejalanya berupa tinja berwarna kehitaman seperti aspal ( Melena ), muntah
darah ( Hematemesis ) atau makanan yang sudah dicerna yang menyerupai endapan kopi.
4) Gastritis Eosinofilik
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa disebabkan penyempitan atau penyumbatan ujung
saluran lambung yang menuju keusus dua belas jari.
5) Penyakit Meniere
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri lambung. Hilangnya nafsu makan, mual,
muntah dan penurunan berat badan, lebih jarang terjadi. Tidak pernah terjadi perdarahan
lambung. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena

hilangnya protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini bercampur
dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh.
6) Gastitis Sel Plasma
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan timbulnya ruam dikulit
dan diare.
7) Gastritis Akibat Terapi Penyinaran
Menyebabkan nyeri, mual dan Heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar dibelakang tulang dada),
yang terjadi karena adanya peradangan dan kadang karena adanya tukak dilambung. Tukak bisa
menembus dinding lambung sehingga isi lambung tumpah kedalam rongga perut, menyebabkan
peritonitis (peradangan lapisan perut) dan nyeri yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini
memerlukan tindakan pembedahan darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan
parut yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju keusus duabelas jari,
sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung,
sehingga bakteri dapat masuk kedalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri hebat yang
muncul secara tiba tiba.
Gejala Gastritis secara umum (http://www.google.com//Gastritis)
a.

Hilangnya nafsu makan.

b.

Sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual dan muntah.

c.

Perih atau sakit seperti rasa terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau
lebih buruk ketika makan.

d.

Perut terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan.

e.

Kehilangan berat badan.


E. KLASIFIKASI
Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene.J.Reeves, 2001) yaitu:

1)

Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen kimia atau
makanan yang mengganggu dan merusak mucosa gastrik. Agen semacam itu mencakup bumbu,
rempah-rempah, alkohol, obat-obatan, radiasi, chemoterapi dan mikroorganisme infektif.

2)

Gastritis Kronis

Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu menghasilkan imun sendiri,
tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada
sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia Pernisiosa berkembang dengan proses
ini. Sedangkan Gastritis tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter
Pylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang
untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. (http://www.google.com//Gastritis)
Pemeriksaan ini meliputi :
1)

Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam darah. Hasil test yang
positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat Gastritis.

2)

Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. Pylori atau tidak.

3)

Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif
mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses.
Hal ini menunjukan adanya perdarahan pada lambung.

4)

Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas


Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini dilakukan dengan cara memesukan sebuah selang
kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam Esopagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum
endoskop dimasukan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani test ini. Jika ada
jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel
(biopsi) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa kelaboratorium untuk
diperiksa. Test ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak

langsung disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi
menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi
yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
5)

Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas


Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya
pasien akan diminta menelan cairan Barium terlebih dahulu sebelum dilakukan Ronsen. Cairan
ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.
G. PENCEGAHAN
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat
mengurangi resiko terkena Gastritis.
(http://www.Google.com//Gastritis)

1)

Makan secara benar


Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan, atau
berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan
adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.

2)

Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa lambung dan dapat
mengakibatkan peradangan dan perdarahan.

3)

Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap Gastritis
dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.

4)

Lakukan olah raga secara teratur


Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat menstimulasi
aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih
cepat.

5)

Kendalikan stres
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan
dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam

lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat
dihindari, maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang
bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
6)

Ganti obat penghilang nyeri


Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan
terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti
dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.

7)

Ikuti rekomendasi dokter


H. PENATALAKSANAAN
Terapi Gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan
perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang jarang pembedahan untuk
mengobatinya.
(http://www.google.com)

1)

Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter Pylori, maka diberikan Bismuth, Antibiotik
(misalnya Amoxicillin &Claritromycin) dan obat anti-tukak (misalnya Omeprazole).

2)

Penderita Gastritis karena stres akut banyak mengalami penyembuhan (penyakit berat, cedera
atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar 2 % penderita Gastritis karena stres akut
mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan
memberikan Antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk
mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena Gastritis
akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan dengan tindakan Endoskopi.
Jika perdarahan masih berlanjut mungkin seluruh lambung harus diangkat.

3)

Penderita Gastritis Erosif Kronis bisa diobati dengan Antasid. Penderita sebaikanya menghindari
obat tertentu (misalnya Aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang
menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya Ulkus
karena obat anti peradangan non-steroid.

4)

Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada Gastritis Eosinofilik, bisa
diberikan Kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.

5)

Gastritis Atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian besar penderita harus mendapatkan suntikan
tambahan vitamin B12.

6)

Penyakit Meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau seluruh lambung.

7)

Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti Ulkus yang menghalangi pelepasan asam
lambung.

8)

Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi sering.

9)

Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak seperti sambal, bumbu
dapur dan gorengan.

10) Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien dengan gastritis.
I. KOMPLIKASI
Jika dibiarkan tidak terawat, Gastritis akan dapat mengakibatkan Peptic Ulcers dan
perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker
lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan
perubahan pada sel sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang bermula pada sel sel
kelenjar dalam mucosa. Adenocarsinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. Pylori. Kanker
jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. Pylori adalah MALT (Mucosa associated
Lymphoid Tissue) Lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem
kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap
awal.
(http://www.Google.com//Gastritis).

Gejala, Penyebab dan Pengobatan Maag


(Gastritis)
Efran Syah 2 years ago Pencernaan

Maag atau dalam istilah medis disebut dengan gastritis adalah peradangan atau luka yang terjadi
pada permukaan lambung. Maag bisa terjadi secara tiba-tiba (maag akut) dan bisa juga terjadi
secara perlahan (maag kronis). Dalam beberapa kasus, maag dapat menyebabkan borok pada
lambung dan meningkatkan risiko kanker lambung. Namun pada dasarnya maag bukanlah suatu
keadaan yang serius dan merespon pengobatan dengan baik.
Gejala
Maag tidak selalu menimbulkan gejala, namun yang paling sering terjadi dari maag adalah mual,
kembung, perih dan perasaan tidak enak pada ulu hati. Sedangkan kemungkinan gejala lainnya
adalah muntah, sakit saat buang air besar, sering bersendawa (sedikit-sedikit), sering merasa
lapar, perasaan penuh di perut bagian atas setelah makan. Keadaan penderita maag biasanya
memburuk setelah makan, namun tidak menutup kemungkinan keadaan akan membaik setelah
makan.
Penyebab
Maag biasanya terjadi ketika lapisan lambung Anda menipis atau rusak. Sebuah lapisan yang
melindungi dinding dari asam lambung yang bertugas mencerna makanan. Bila lapisan lambung
rusak, maka asam lambung akan merusak dan "membakar" lapisan lambung. Sejumlah penyakit
dan beberapa kondisi lainnya membuat lapisan lambung menjadi rentan terhadap kerusakan dan
meningkatkan risiko menderita maag.
Faktor Risiko
Faktor-faktor

yang

meningkatkan

risiko

maag

meliputi:

Infeksi bakteri. Orang yang terinfeksi Helicobacter pylori dapat mengalami maag -umumnya
maag kronis. Setengah populasi dunia diperkirakan terinfeksi oleh bakteri ini, yang diduga
ditularkan dari orang ke orang. Namun sebagian besar dari mereka yang terinfeksi tidak
mengalami komplikasi infeksi H. pylori. Pada sebagian orang, H. Pylori dapat memecah lapisan
pelindung lambung bagian dalam yang menyebabkan perubahan pada lapisan lambung. Alasan

mengapa sebagian orang mengalami komplikasi akibat infeksi H. pylori seperti maag, bisul dan
lain-lain sebenarnya masih tidak jelas. Namun para ahli kesehatan meyakini bahwa kerentanan
seseorang terhadap H. pylori bisa dipengaruhi dari genetik (keturunan) atau bisa juga disebabkan
karena gaya hidup, seperti kebiasaan merokok dan stres tingkat tinggi.
Biasa menggunakan obat penghilang rasa sakit (termasuk obat rematik). Obat penghilang rasa
sakit umum seperti antalgin, aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan maag akut dan
kronis. Dengan terus menerus menggunakan obat-obatan ini maka dapat mengurangi substansi
kunci yang membantu menjaga lapisan lambung.
Usia. Orang dewasa memiliki peningkatan risiko maag karena lapisan lambung mereka
cenderung menipis seiring usia dan karena orang dewasa lebih mungkin terjangkit infeksi H.
pylori atau gangguan autoimun ketimbang anak-anak.
Penggunaan alkohol. Alkohol akan mengiritasi dan mengikis lapisan lambung, yang menjadikan
lambung lebih rentan terhadap asam lambung. Penggunaan alkohol cenderung menyebabkan
maag akut.
Stres. Termasuk juga stres fisik yang diakibatkan operasi besar (pembedahan besar), cedera, luka
bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan maag akut.
Kondisi refluks empedu. Empedu -zat yang membantu mencerna lemak dan membuang jenis
racun tertentu- diproduksi di hati dan disimpan di dalam kantong empedu. Kondisi refluks
empedu adalah cairan empedu mengalir balik ke atas yaitu dari usus dua belas jari ke dalam
lambung dan akhirnya menyebabkan maag. Hal ini dikarenakan cincin yang seperti otot sfingter
tidak bertugas dengan benar (bisa juga karena pembedahan) yang sejatinya bertugas mencegah
empedu mengalir balik ke atas.
Tubuh Anda sendiri menyerang sel-sel di lambung. Ini disebut sebagai maag autoimun, yaitu
jenis maag yang terjadi akibat tubuh menyerang sel-sel yang membentuk lapisan lambung. Maag
autoimun lebih umum terjadi pada orang dengan gangguan autoimun lainnya dan bisa juga
terkait kekurangan vitamin B-12.
Komplikasi
Bila tidak ditangani, maag dapat menyebabkan radang perut dan pendarahan lambung. Maag
kronis juga dapat meningkatkan risiko kanker lambung, terutama jika penipisan lambung terjadi
secara luas dan perubahan pada sel-sel di lapisan ini.
Pengobatan
Obat-obat yang biasa digunakan untuk mengobati maag antara lain :

Antasida. Menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa nyeri.

Ranitidin. Mengobati tukak lambung.

Simetidin. Mengobati dispepsia

Pompa Proton. Mencegah pertumbuhan bakteri, menghentikan produksi asam lambung


dan menghambat infeksi bakteri H. pylori.

Agen Cytoprotektif. Melindungi lapisan lambung dan usus halus.

Anti sekretorik. Menekan sekresi asam.

Pankreatin. Membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan mengatasi gangguan


sakit pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sering mengeluarkan gas.

Untuk pengobatan dirumah, yang sebaiknya dilakukan bila terserang maag adalah :
1. Minum obat maag yang mengandung antasida (dijual bebas).
2. Kompres hangat pada ulu hati (meringankan gejala nyeri).
3. Setelah 20-30 menit. Makanlah secara perlahan.
4. Istirahat
Perhatian, tidak dianjurkan memberikan antasida pada anak-anak usia dibawah 12 tahun kecuali
atas petunjuk dokter. Penderita maag juga dianjurkan untuk menghindari makanan yang pedas,
asam, terlalu panas, terlalu ingin, terlalu banyak rempah, dan berlemak.

Anda mungkin juga menyukai