Anda di halaman 1dari 27

ABSORBSI

Kelompok : B-7
Nama : Dwi Hendar Permana N.R
(3335122418)
Nama : Della Tri Winarni (3335120476)

ABSTRAK
Absorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan
mengontakan gas dengan cairan sebagai penyerapannya. Tujuan
dari percobaan ini adalah melihat perbandingan kelarutan gas
tertentu(seperti CO2, dan sebagainya) dengan membuat variasi
beberapa variabel seperti: suhu cairan, laju alir cairan,
konsentrasi gas terlarut, waktu pengontakan, tinggi isian menara
dan lain-lain serta membandingkan kurva kesetimbangan hasil
dari operasi dengan kurva kesetimbangan pada literatur. Prosedur
percobaan ini dilakukan pertama kali dengan mengkalibrasi
orificemeter, menguji daya serap gas terhadap cairan (absorbsi)
dengan beberapa variasi seperti variasi laju alir cairan, variasi
suhu cairan dan waktu pengontakan, variasi laju alir cairan
dengan konsentrasi CO2, variasi laju cairan dengan waktu kontak.
Setelah itu menganalisa sample hasil operasi absorbsi dengan
metode titrimetri.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu industri gas-gas pencemaran seperti CO2atau CO harus
diserap agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
Gas CO2 dapat juga diserap oleh penyerap-penyerap yang digunakan
untuk mendapatkan efisiensi penyerapan yang tinggi.
Aplkasi di industri dapat ditemui pada industri pengolahan minyak
dan gas contohnya pertamina.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana
perbandingan kelarutan gas tertentu (seperti CO2 dan sebagainya)
dengan beberapa variasi suhu cairan, laju alir cairan, konsentrasi gas
terlarut, waktu pengontakan, tinggi isian menara dan lain-lain, dan
bagaimana perbandingan antara kurva kesetimbangan hasil dari
operasi dengan kurva pada kesetimbangan.

1.3 Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum ini adalah melihat
perbandingan kelarutan gas tertentu (seperti CO2
dan sebagainya) dengan beberapa variasi pada suhu
cairan, laju alir cairan, konsentrasi gas terlarut, waktu
pengontakan, tinggi isian menara dan lain-lain, dan
membandingkan kurva kesetimbangan hasil operasi
dengan kurva kesetimbangan pada literatur.
1.4 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari percobaan ini adalah
melakukan praktikum absorbsi di laboratorium
operasi teknik kimia dengan bahan air bersih, es, gas
CO2 murni, udara(dari kompresor), NaOH, aquades,
dan indikator pp.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Absorbsi
Absorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan
mengontakan gas dengan cairan sebagai penyerapannya.
Absorbsi terbagi 2, yaitu
Absorbsi fisik dan Absorbsi kimia
Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Ukuran molekul
2. Efek pertukaran ion
3. Suhu
4. konsep pori efektif
5. Waktu kontak
6. Jenis isian

Absorben merupakan cairan yang dapat


melarutkan bahan yang akan di absorbsi.
Persyaratan dari absorben :
1. Selektif
2. Memiliki tekanan uap yang rendah
3. Memiliki daya melarutkan bahan yang
akan di absorbsi sebaik mungkin.
4. Tidak korosif
5. Mempunyai viskositas rendah
6. Stabil secara termis
7. Relatif murah dan terjangkau

Macam-macam menara absorbsi


1. Spray tower
2. Buble tower
3. Packing tower
4. Plat tower

BAB III
PROSEDURE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir
Memastikan semua valve
cairan tertutup
Menisi air 2/3 tangki
Membuka valve dan valve
bypass
Menyalkan pompa
Mencatat pembacaan
manometer
Mencatat waktu
Gambar.8 langkah kerja kalibrasi

Mengganti air dalam tangki


Membuka valve aliran
masuk tangki absorber
Menutup valve aliran
bypass
Menyalakan pompa
Mencatat petunjuk
manometer
Membuka valve aliran gas
Menunggu beberapa menit
Mengambil sampel
Gambar.9 cara kerja absorbsi

NaOH 0,5 N
10 ml
sampel
Indikator PP

buret

Erlenmeyer

Titrasi sampai titik akhir

Mencatat volume titrant

Melakukan analisa
sebanyak 2 kali

Gambar.10 analisa sampel

3.2 Alat dan bahan


3.2.1 Alat
Berikut ini alat yang digunakan pada percobaan absorbsi
untuk pengoperasian:
a) Absorbtion colum 1 unit
b) CO2 bottle dan regulator
c) Kompressor
d) Termometer
e) Beaker glass
f) Stopwatch
untuk analisa:
g) Buret 50 ml
h) Beaker glass 250ml dan 1000ml
i) Corong kaca
j) Erlenmeyer 100 ml
k) Satif untuk buret

3.2.2 bahan
untuk pengoperasian:
a) Air bersih
b)Es
c) Gas CO2 murni
d)Udara dari kompressore
untuk analisa sample
e) Natrium hidroksida (NaOH)
f) Aquadest
g)Indikator phenolptalein

Gambar Alat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan absorbsi yang pertama dilakukan adalah
percobaan kalibrasi laju alir cairan, dengan menggunakan
cairannya berupa air. Pada percobaan ini didapatkan beberapa
data yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan. Data
yang didapatkan yaitu waktu rata-rata untuk setiap kalibrasi
laju alir dengan tekanan yang berbeda-beda. Dengan tekanan
yang kita gunakan adalah (100mmhg.110mmhg,120mmhg)
dan didapatkan waktu rata-rata(dalam sekon) yaitu 48.87,
45.845, 44.425, 43.395, 42.1, 40.53, 38.69, 37.325, dan 36.17
dengan memakai volume air sebesar 4000ml maka dapat
dicari nilai laju alirnya. Sehingga diperoleh dari perhitungan
nilai laju alir setiap tekanan yang berbeda (dalam ml/s) yaitu
sebesar 81.84981, 87.25052, 90.03939, 92.17652, 94.89917,
98.69233, 103.3859, 107.1668, dan 110.5889.

Selanjutnya, pada percobaan


absorbsi ini telah dilakukan dengan
beberapa variasi yaitu tekanan
(dalam mmhg) 100,110,120, dan
130. temperatur (T dengan es batu
dan T pada suhu ruangan). Waktu
pengontakan (dalam menit)
20,25,30,35,dan 40. dan jenis isian
packing yaitu rascling ring dan
manik-manik. Dan didapat hasi
berupa data CO2 yang terabsorbsi.

Gambar 10 grafik percobaan


kalibrasi
120
f(x) = - 2.28x + 191.83
R = 0.99

100

80

laju alir (ml/s)

60
Q (ml/s)
Linear (Q (ml/s))
40

20

0
34

36

38

40

42
waktu (s)

44

46

48

50

Kalibrasi yang dilakukan pada percobaan ab sorbsi ini adalah kalibrasi


laju alir dengan pengamatan pada flowmeter. Kalibrasi berfungsi
sebagai pencocok atau penguji ke akuratan alat supaya data yang
dihasilkan sama dengan data literatur.
Kalibrasi ini dilakukan dua kali percobaan supaya didapatkan hasil yang
akurat. Pada saat percobaan kalibrasi data yang didapatkan waktu ratarata dengan tekanan yang digunakan berbeda-beda (dalam mmhg)
yaitu 100,110,120,130,140,150,160,170,dan 180. pengaturan untuk
menentukan beda tekanan yang dipakai saat akan melakukan kalibrasi,
dengan pembacaan pada manometer U dan orificemeter, yaitu dengan
membuka atau menutup valve yang akan menimbulkan pengerakan air
raksa didalam manometer dan mengukur secara manual (dengan
penggaris) atau dengan melihat milimeter block yang sudah terpasang,
kemudian kalibrasi laju alir cairan yang sudah ditentukan yaitu
0.004m^3 atau 4000ml dengan tekanan yang berbeda-beda. Caranya
yaitu menghitung waktu menggunakan stopwatch.
Dari data yang diperoleh sesuai dengan teori yang menyatakan
semakin besar tekanan maka semakin besar pula nilai laju alirnya
sehingga waktu alirannya semakin cepat. Pada gambar 10 terbukti
sesuai dengan teori.

Yang kedua adalah percobaan absorbsi, pada percobaan


ini yang pertama dilakukan adalah mengukur mol CO2
yang terabsorbsi dalam air dengan berbagai variasi.
Variasi yang digunakan adalah beda tekanan,
temperatur air, waktu kontak, dan jenis isian packing.
Percobaan ini yang pertama mengabsorbsi dengan
variasi tekanan. Dengan tekanan (dalam mmhg) 100,
110,120,dan 130. air yang digunakan selalu diambil
setiap 5 menit untuk dijadikan sampel selama 25 menit.
Sampel tersebut lalu dititrasi dengan NaOH 0.1 N maka
didapatkan volume NaOH dan dari perhitungan
didapatkan mol CO2 yang terabsorbsi. Semakin besar
tekanan yang dipakai maka semakin besar pula mol
CO2 yang terabsorbsi. Hal tersebut dapat dilihat dari
gambar 11.

Gambar 11 grafik hubungan mol


CO2 dengan waktu
600

500

400

mol CO2 (mmol)

f(x) = 0.4x - 56.69


R = 0.99

100 mmhg

f(x) = 0.25x + 25.66


f(x)
0.27x - 40.57
R ==0.95
R = 0.99

Linear (100 mmhg)


Linear (100 mmhg)

300

110 mmhg
Linear (110 mmhg)
120mmhg

200

Linear (120mmhg)

f(x) = 0.09x + 66.3


R = 0.57

130 mmhg
Linear (130 mmhg)

100

0
200

400

600

800

1000

t (sekon)

1200

1400

1600

Pada percobaan yang kedua dengan absorbsi variasi


temperature. Pada percobaan ini menggunakan
variasi 2 es batu, 1 es batu, dan suhu ruangan. Air
yang digunakan selalu di cek temperaturenya setiap
5 menit sekaligus pengambilan sampel untuk
dititrasi dengan NaOH untuk mendapatkan nilai
volume NaOH lalu data tersebut untuk perhitungan
mendapatkan mol CO2 yang terabsorbsi. Dapat
dilihat dari gambar 12 suhu semakin rendah maka
mol CO2 banyak yang terabsorbsi. Dapat dilihat
pada 2 es batu saat 5 menit sudah banyak CO2
yang terabsorbsi dibandingkan yang lain. Pada
menit ke-15 mol CO2 yang terabsorbsi pada 2 es
batu dan 1 es batu besarnya sama dan jauh
bedanya dengan suhu ruangan.

Gambar 12 grafik hubungan mol


CO2 dengan temperature
800
700
600
500

mol CO2 (mmol)

400

2 es batu
es 1
tanpa es

300
200
100
0

3
Axis Title

Pada percobaan ketiga yang dilakukan


adalah absorbsi dengan variasi waktu
kontak. Variasi waktunya (dalam menit)
20,25,30,35,dan 40. pada percobaan ini
setiap 5 menit mengambil air untuk
digunakan sebagai sampel. Sampel
tersebut lalu dititrasi dengan larutan
NaOH untuk mendapatkan data sehingga
mol CO2 yang terabsorbsi dapat dicari.
Dapat dilihat dari gambar 13, semakin
besar waktu kontak maka semakin besar
pula mol CO2 yang terabsorbsi.

Gambar 13 grafik hubungan mol


CO2 dengan waktu kontak
1200

1000

800
20 C
mol CO2 (mmol)

25

600

30
35
40

400

200

0
1

Pada percobaan keempat yang dilakukan adalah absorbsi


dengan variasi jenis isian. Yang digunakan adalah isian
racling ring dan manik-manik. Pada percobaan ini sama
dengan yang sebelumnya setiap 5 menit mengambil air
sampel untuk dititrasi dengan NaOH untuk mendapatkan
data supaya dapat menghitung nilai mol CO2 yang
terabsorbsi. Pada percobaan ini menggunakan tekanan
120 mmHg dan dengan waktu 25 menit. Dapat dilihat
dari bentuk isian ricling ring lebih kecil daripada manikmanik. Sehingga apabila dimasukkan kedalam kolom
absorbsi maka ricling ring lebih padat dan banyak
dibandingkan manik-manik. Jadi dapat dilihat dari
gambar 14, mol CO2 yang terabsorbsi lebih banyak pada
manik-manik dibandingkan ricling ring. Karena diameter
luas permukan manik-manik lebih besar dibandingkan
ricling ring.

Gambar 14 grafik hubungan mol


CO2 dengan jenis isian packing
8

mol CO2 (mmol)

racling ring

manik-manik
3

0
1

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah
sebagai berikut:
Semakin besar laju alir, maka semakin besar pula waktu
yang digunakan
Semakin besar laju alir, maka semakin besar CO2 yang
terabsorbsi
Semakin besar beda tekanan, maka semakin besar CO2
yang terabsorbsi
Semakin rendah suhu yang digunakan, maka semakin
besar pula CO2 yang terabsorbsi.
Dari grafik garis operasi dan kurva kesetimbangan
peristiwa yang terjadi pada praktikum ini adalah absorbsi

5.2 Saran
Saran yang bisa diberikan untuk
praktikum selanjutnya adalah
sebagai berikut:
Praktikan lebih teliti ketika
melakukan titrasi dalam percobaan.
Menggunakan gas lain selain CO2
supaya hasil yang didapat lebih
bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai