PADA NEONATUS
Presentan
Preseptor
Pengertian
terbuka
karena
tingginya
tegangan
Faktor Resiko
Faktor pada kehamilan
1. Aspirasi Mekonium
Aspirasi mekonium merupakan
terhisapnya cairan amnion yang
tercemar mekonium kedalam
paru pada bayi
2. Pen
yakit
Mem
bran
Hialin
(PMH
)
Patofisiologi
Gejala Klinis
Gangguan pernafasan pada bayi terutama disebabkan oleh
atelektasis dan perfusi paru yang menurun.
Keadaan ini akan memperlihatkan gambaran klinis seperti:
Dispnea.
Merintih saat ekspirasi (grunting).
Takipnea (frekwensi pernafasan > 60/menit).
Pernafasan cuping hidung.
Retraksi dinding thoraks (suprasternal,
epigastrium atau interkostal) pada saat inspirasi.
Sianosis.
Pemeriksaan Radiologi
Gambar
Pemeriksaan laboraterium
laboratorium
Kadar asam laktat dalam darah meninggi dan bila kadarnya lebih
dari
45 mg%, prognosis lebih buruk.
Hb dan hematocrit.
Pencarian ke arah sepsis, termasuk darah
tepi lengkap, termasuk trombosit, kultur
darah, cairan amnion dan urin, CRP.
Elektrolit.
Golongan darah.
Serum glukosa (dapat rendah atau tinggi).
Diagnosis
Diagnosis klinis SGNN kita tegakkan kalau kita tegakkan
kalau kita telah menemukan sindrom sebagai berikut:
Dispnea.
Merintih (grunting).
Takipne.
Pernafsan cuping hidung.
Retraksi dinding toraks.
Sianosis.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Banding
Sebagai pemikiran diagnosis banding yang lain dapat
dipikirkan hal hal sebagai berikut:
1. Kelainan sistem respirasi :
Obstruksi saluran napas atas: atresia koanae, gondok,
trakheomalasia
Respiratory distress syndrom = penyakit membran hialin
Transient tachynea of the newborn
Pneumoni
Simdrom aspirasai mekonium
2. Sepsis
3. Sistem kardiovaskular
4. Metabolik : keadaan yang dapat menyebabkan asidosi,
gangguan keseimbangan elektrolit, hipoglikemia
5. Sistem hemopoetik : anemia
6. SSP ; asfiksia saat lahir atau depresi pernapasan
Penatalaksanaan
Pemberian Oksigen
Pemberian Antibiotik
Pemberian NaHCO2
Pemberian Surfaktan Buatan
kelahiran prematur.
Mencegah
Antenatal
Fetal
Menentukan
Menentukan
Pengendalian
Optimalisasi
Menghindari
Prevensi
intrakranial
Apneu
Gejala
neurologi
Komlikasi
pneumothorak
Prognosis
Prognosis SGN tergantung dari tingkat prematuritas
dan beratnya penyakit
(9)
(5)
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
1. Kosim soleh. Gangguan Napas Pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Yunanto ari, Dewi rizalya, dkk. Buku Ajar
Neonatologi. Jakarta: badan penerbit IDAI, 2010: 126-46.
2. Monintja, H.E, Rulina Suradi, Asril Aminullah, Sindrom Gawat Nafas Pada Neonatus, Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan IKA XXIII, FKUI, Jakarta, 1991, hal. 1-7. 55. 65-66.
3. Pincus Catzel & Lan Roberts, Kapita Selekta Pediatri, Edisi II, Editor, Dr. Petrus Andrianto, EGC,
Jakarta, 1991, hal. 45-46.
4. Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian I, Edisi 12, Alih Bahasa : Siregar, M.R, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1988, hal. 622-627.
5. Markum, A.H, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta,
1991, hal. 303-306.
6. Klaus & Fanaroff, Penatalaksanaan Neonatus Risiko Tinggi, Edisi 4, Editor : Achmad Surjono, EGC,
Jakarta, 1998, hal. 286-289.
7. Winarno, dkk, Penatalaksanaan Kegawatan Neonatus, dalam Simposium Gawat Darurat Neonatus,
Unit Kerja Koordinasi Pediatri Darurat IDAI, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 1991, hal. 151-153.
8. Arif Masjoer, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Edisi 3, Media Aesculapius FKUI, Jakarta, 2000,
hal. 507-508.
9. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Editor : Rusepno Hassan &
Husein Alatas, Bagian IKA FKUI, Jakarta 1985, hal.
10. Tobing,ramona. Sindrom gawat nafas pada neonatus. Di unduh dari :
http://saripediatri.idai.or.id//abstrak.asp?q=274 februari 2012.