Dosen:
Asisten:
Adni Bidari
15012
Disusun oleh:
Theresia Y. S. Aruan
Rhesa Varian
15012151
15012
Disusun oleh:
Theresia Y. S. Aruan
Rhesa Varin
15012151
15012
Asisten
Adni Bidari
Kelompok 6
Penulis
Kelompok 6
KATA PENGANTAR......................................................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................6
DAFTAR TABEL............................................................................................................................7
BAB 1..............................................................................................................................................8
PENDAHULUAN...........................................................................................................................8
1.1
1.2
Tujuan Penulisan...............................................................................................................8
1.3
Sistematika Penulisan.......................................................................................................9
BAB 2............................................................................................................................................10
PERENCANAAN PROYEK........................................................................................................10
2.1
2.2
2.3
BAB III..........................................................................................................................................18
PERHITUNGAN DAN ANALISIS..............................................................................................18
3.1
Pengeluaran.....................................................................................................................18
3.1.3
Disbenefit....................................................................................................................25
3.2
Pemasukan......................................................................................................................26
Benefit.........................................................................................................................30
Analisis...........................................................................................................................31
Kelompok 6
B/C Analysis................................................................................................................32
BAB IV..........................................................................................................................................33
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................33
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................33
4.2 Saran....................................................................................................................................33
Kelompok 6
...8
Kelompok 6
Kelompok 6
1.1
provinsi terpadat di Indonesia. Sebagai salah satu provinsi terpadat di Indonesia, Kota Bandung
merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat sekaligus menjadi ibukota provinsi
tersebut. Oleh karena itu, Kota Bandung kini menjadi pusat berbagai kegiatan masyarakat
terutama bidang perdagangan, jasa, pendidikan, industri dan sebagai kota tujuan wisata. Untuk
mendukung tercapainya kesejahteraan dalam bidang-bidang tersebut, perlu adanya peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Kota
Bandung. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi penduduk adalah dengan
menuntut adanya pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan untuk menunjang berbagai
kegiatan sosial-ekonomi masyarakat. Hal yang menjadi perhatian utama untuk meningkatkan
ekonomi adalah transportasi. Transportasi merupakan sarana dan prasarana utama masyarakat
untuk dapat menjalankan kegiatan ekonominya dengan efektif. Semakin mudah dan nyaman
moda transportasi digunakan dengan tingkat efektivitas waktu yang singkat, maka semakin
meningkatkan perekonomian masyarakat tersebut. Hal ini dihubungkan dengan semakin mudah
transportasi, maka biaya transportasi akan semakin murah dan biaya barang dan jasa semakin
murah dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat tersebut.
Untuk melayani kebutuhan transportasi di Kota Bandung dengan jumlah penduduk yang
padat, diperlukan adanya sistem transportasi massal, khususnya transportasi massal berbasis rel.
Berbagai alternatif transportasi massal telah diterapkan di beberapa negara maju. Untuk Kota
Bandung, dari hasil berbagai studi dan analisis kebutuhan dan biaya ada beberapa alternative
transportasi massal berbasis rel yang akan diterapkan, yaitu Monorel, A-Bahn, dan Aeromovel.
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan tugas besar Ekonomi Teknik ini adalah :
1. Untuk mengkaji kembali aspek-aspek ekonomis dari rencana pembangunan LRT Kota
Bandung
2. Sebagai penerapan pengetahuan yang telah didapat dari mata kuliah Ekonomi Teknik
dengan membandingkan hasil dengan hasil studi yang telah dilakukan para ahli
Kelompok 6
1.3
Sistematika Penulisan
Tugas besar mata kuliah Ekonomi Teknik SI 4151 ini dibagi menjadi 4 (empat) bab.
BAB I Pendahuluan
Bab 1 berisi tentang latar belakang pengadaan proyek LRT Bandung dan penjelasan
mengenai alasan-alasan dan kajian mengenai permasalahan Kota Bandung. Selain itu akan
dijelaskan pula mengenai tujuan penulisan tugas besar ini dan sistematika penulisan.
BAB II Perencanaan Proyek
Bab 2 akan dijelaskan mengenai deskripsi proyek monorel yang akan dibangun. Defenisi
monorel, jenis-jenis monorel yang telah ada, jenis monorel yang akan diterapkan di Kota
Bandung, spesifikasi teknis dan desain monorel, dan spesifikasi jalur (jarak dan rute) monorel
yang akan melayani beberapa wilayah Kota Bandung.
BAB III Perhitungan dan Analisis
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perhitungan biaya pengeluaran yang dibutuhkan
untuk proyek ini, meliputi initial cost, annual operating cost, disbenefit, dll.
Untuk
membandingkan keuntungan dan kerugiannya, maka akan dilakukan pula perhitungan pada
pemasukan yang meliputi, benefit, tariff tiket, dll. Dari hasil perhitungan pengeluaran dan
pemasukan maka akan didapatkan nilai cash flow proyek dan benefit cost analysis.
BAB IV Kesimpulan dan Saran
Bab ini akan menutup keseluruhan isi tugas besar. Bab ini berisi kesimpulan yang
didapatkan dari studi pada bab-bab sebelumnya. Pada bab ini juga akan diberikan saran yang
membangun dari penulis untuk membuat tugas yang lebih baik pada masa mendatang.
Kelompok 6
2.1
tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya,
kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat
dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional.
Sampai saat ini terdapat dua jenis monorel, yaitu:
Membutuhkan ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar yang
diperlukan adalah selebar kereta dan karena dibuat di atas jalan, hanya membutuhkan
Kekurangan monorel :
Dibanding dengan kereta bawah tanah, monorel terasa lebih memakan tempat.
Dalam keadaan darurat, penumpang tidak bisa langsung dievakuasi karena tidak ada
Jenis-jenis teknologi monorel yang telah diterapkan di banyak negara adalah jenis HBahn, Aeromovel, dan Monorel.
Kelompok 6
10
Proyek pembangunan light rapid transportation (LRT) di Kota Bandung akan dimulai
pada 2016 dan diproyeksikan bisa rampung selama 1,5 tahun untuk koridor pertama. Pemerintah
Kota (Pemkot) Bandung bekerjasama dengan Kementerian Transportasi Korea Selatan (Korsel)
untuk studi light rail transit (LRT) koridor II. LRT yang akan dibangun di Kota Bandung ini
sendiri rencananya ada 2 koridor. Setiap koridor LRT dirancang bisa melayani hingga puluhan
ribu penumpang per hari sehingga diharapkan menjadi solusi kemacetan di Kota Bandung.
Peran Light Rapid Transportation (LRT) Kota Bandung adalah :
2.2
Kelompok 6
11
Selain membutuhkan desain yang detail dan kompleks, untuk mewujudkan transportasi
monorel atau LRT Bandung yang dapat digunakan secara efektif, maka direncanakan pula aspekaspek non-teknis berupa sarana dan prasarana yang butuhkan untuk kelancaran sistem
transportasi tersebut. Aspek-aspek tersebut antara lain :
Kelompok 6
12
2.3
selatan dan jalur melingkar. Setiap koridor memiliki jarak 500 1000 meter. Untuk koridor
pertama mempunyai jalur dari utara ke selatan, yaitu dimulai dari Leuwi Panjang ke Jalan
Soekarno Hatta sampai ke Babakan Siliwangi. Sedangkan koridor kedua mempunyai jalur dari
barat ke timur, yaitu dimulai dari Kebon Kopi dan berakhir di daerah Antapani.
Pemilihan jalur pada tiap-tiap koridor monorel didasarkan pada berbagai aspek,
diantaranya :
Kelompok 6
Kondisi Topografi
Dampak Lingkungan
13
Selatan.
Kawasan komersil: Pasar Gedebage, Factory Outlet Jalan Riau, BIP, BEC, Istana
Plaza.
Kawasan perkantoran: Perkantoran di Jalan Riau, Balai Kota di Jalan Merdeka,
Kelompok 6
14
Koridor 1 membentang dari utara ke selatan Kota Bandung. Koridor 1 dimulai dari
Babakan Siliwangi hingga Leuwi Panjang dengan panjang rute 10,147 km. Rute koridor 1
dimulai dari Babakan Siliwangi, Simpang Dago, UNPAD Jalan Dipatiukur, Jalan Panatayuda,
Dukomsel, Jalan Sultan Agung, Bandung Indah Plaza (BIP) Jalan Merdeka, Plaza Balai Kota,
Jalan Braga, Jalan Tamblong, Jalan Asia Afrika, Universitas Pasundan Jalan Lengkong Besar,
Jalan Karapitan, Tegalega, RS Immanuel Jalan Kopo, Terminal Leuwi Panjang.
Kelompok 6
15
Koridor 2 akan melintasi daerah Kota Bandung dari arah Barat ke Timur. Koridor 2
dimulai dari Cimindi sampai Gedebage dengan panjang rute 20,046 Km. Rute yang dilewati
yakni Jalan Cimindi, Jalan Kebonkopi, Bundaran Rajawali, Jalan Elang, Bandara Husein
Sastranegara, Jalan Ciroyom, Istana Plaza (IP) Jalan Pasirkaliki, Jalan Purnawarman, Jalan
Banda, Jalan Citarum, Taman Pramuka, Stadion Persib, Jalan Jakarta, Jalan Purwakarta,
Kompleks Setra Dago, Antapani, Arcamanik, Jalan Aeromodelling, Jalan Parakansaat, Jalan
Cisaranten, Jalan Gedebage.
Kelompok 6
16
Kelompok 6
17
3.1
Pengeluaran
Dalam proyek LRT Bandung koridor 1, terdapat berbagai pengeluaran yang dilakukan,
dimulai dari pengeluaran yang dilakukan di awal konstruksi (initial cost) maupun biaya yang
dikeluarkan secara berkala untuk perawatan sarana maupun prasarana. Berikut adalah rincian
pengeluaran yang dilakukan dalam proyek LRT Bandung koridor 1.
m
2
=10000 m =1ha
km
Asumsi : Lebar area yang digunakan untuk keseluruhan jalur termasuk stasiun
diestimasikan selebar 5 m. Lebar 5 m tersebut sudah diperkirakan dari reduksi
pembebasan lahan dikarenakan beberapa lahan yang sudah ada tidak perlu dibeli kembali
karena pada dasarnya sudah merupakan milik pemerintah Kota Bandung. Maka,
dibutuhkan luas area yang harus dibebaskan seluas 10000 m2.
Kelompok 6
18
=3m
= 10 m
Diameter pile
= 0,5 m
= 4 m2
Maka, pada 1 pile cap terdapat 2 pile masing-masing dalam arah x dan y.
Kelompok 6
19
1
x x 0,5 m x 4=9,4247 m3
4
Untuk jalur sepanjang 10,147 km, diperlukan pile cap sebanyak :
10,147 km x 1000
m
:10 m=1014,7 buah
km
Berdasarkan SNI 2835 Tahun 2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Pekerjaan Tanah untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan, menggali 1
m3tanah biasa sedalam 3 meter, diperlukan rincian biaya sebagai berikut :
Pekerja
Mandor
= 1,05 x Rp 60.000,00
= Rp 63.000,00
= 0,067 x Rp 80.000,00
= Rp 5.360,00
Tabel 3. 1 Indeks Harga Satuan Pekerjaan Tanah Galian
Kelompok 6
20
68.360,00
x 9563,243 m3 =Rp653.743 .290,00
3
m
Pekerja
Mandor
= 0,5 x Rp 50.000,00
= Rp 25.000,00
= 0,05 x Rp 80.000,00
= Rp 4.000,00
500 m x Rp
29.000,00
=Rp 14.500 .000,00
m3
21
Reinforced concrete
Kelompok 6
22
Rp
218.326.500.000,00.
6. Pekerjaan Struktur Khusus
Pekerjaan struktur khusus adalah konstruksi stasiun-stasiun persinggahan LRT
dan halte-halte yang mendukung. Untuk koridor 1, jumlah stasiun yang akan dilewati ada
sebanyak 15 stasiun. Perkiraan biaya pembangunan 1 stasiun adalah Rp 1 Milyar.
Maka, total biaya konstruksi stasiun LRT Bandung koridor 1 adalah :
15 x Rp1.000 .000 .000,00=Rp 15.000 .000.000,00
7. Pekerjaan Arsitektural
Pekerjaan arsitektural diperlukan dalam pembangunan stasiun kereta. Perkiraan
biaya komponen arsitektural gedung stasiun adalah Rp 2.000.000.000,00.
8. Pengadaan Kereta
Pengadaan kereta dilakukan dari negara dan perusahaan yang telah bekerja sama
untuk membangun LRT Bandung tersebut. Perkiraan biaya pengadaan LRT adalah Rp
1.000.000.000.000,00.
9. Pekerjaan Sinyal dan Telekomunikasi
Pekerjaan sinyal dan telekomunikai diperlukan dalam konstruksi LRT Bandung
ini. Hal ini dikarenakan sistem transportasi LRT sendiri yang memanfaatkan teknologi
jaringan sinyal untuk melintas diatas rel. oleh karena itu, biaya pekerjaan sinyal dan
telekomunikasi diperkirakan sebesar Rp 85.000.000.000,00.
10. Biaya Jasa Desain dan Konstruksi
Biaya jasa dan konstruksi yang dimaksud adalah harga yang dibayarkan kepada
pihak jasa desain konstruksi (konsultan) dan pihak yang melaksanakan konstruksi
(kontraktor). Proyek ini nantinya akan dikerjakan secara lump sum, dimana keseluruhan
Kelompok 6
23
3.1.2
pengeluaran yang dilakukan selama masa pelayanan LRT ini. Biaya ini dibayarkan secara
berulang setiap jangka waktu tertentu. Biaya-biaya tersebut kemudian akan duibah menjadi biaya
per tahun yang disebut Annual Operating Cost (AOC).
Aspek-aspek yang mempengaruhi biaya operasi tahunan adalah :
1. Biaya perawatan prasarana
Kelompok 6
24
3.1.3
Disbenefit
Disbenefit merupakan kerugian-kerugian yang didapat saat sarana mulai dioperasikan.
Kelompok 6
25
3.2
Pemasukan
Pemasukan merupakan jumlah uang yang didapat selama masa layan LRT. Pada LRT
umum
Setiap skenario memiliki estimasi jumlah penumpang yang berbeda sehingga akan
mempengaruhi nilai pemasukan
Sumber pemasukan dalam LRT ini antara lain:
3.2.1 Biaya Tiket
Dalam menentukan biaya tiket, diperlukan data jumlah penumpang dan harga
tiket. Harga tiket pada LRT koridor 1 adalah Rp 6.000,-. Setelah data jumlah penumpang
didapatkan, maka dapat dihitung jumlah pendapatan yang diterma dari tiket, kemudian
dapat ditentukan nilai present worthnya (2016)/ Data estimasi jumlah penumpang serta
pendapatan dari harga tiket per tahun untuk setiap skenario dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 3. 4 Data Penumpang Koridor 1 Skenario
202
1
202
13282
2
202
14935
Koridor 1
Skenario 1
Tahu Penumpa
Kelompok 6
n
201
ng
3
202
16588
9
202
9975
4
202
18241
11628
19895
26
Kelompok 6
7
204
6
202
21548
7
202
23201
8
202
24854
9
203
26508
0
203
28161
1
203
29814
2
203
31467
3
203
33121
4
203
34774
5
203
36427
6
203
38080
7
203
39734
8
203
41387
9
204
43040
Koridor 1
0
204
44693
Skenario 2
Tahu Penumpa
1
204
46347
2
204
48000
3
204
48750
4
204
49500
5
204
50250
6
204
51000
51750
8
204
52500
9
205
53250
0
205
54000
1
205
54750
2
205
55500
3
205
56250
4
205
57000
5
205
57750
6
205
58500
7
205
59250
60000
n
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
27
ng
32418
37350
42283
47215
52148
57080
62013
66945
71878
76810
81743
86675
91608
96540
Kelompok 6
101473
106405
111338
116270
121203
126135
131068
136000
137278
138556
139833
141111
142389
143667
144944
146222
147500
148778
150056
151333
152611
153889
155167
156444
157722
159000
28
Kelompok 6
29
3.2.2
Benefit
Selain pemasukan dari harga tiket, terdapat pula berbagai keuntungan yang didapat
3.3
Analisis
3.3.1 Cash Flow
Berdasarkan pengeluaran dan pemasukan berikut adalah cashflow untuk setiap
koridor.
-200
-400
-600
-800
-1000
3.3.2
B/C Analysis
Benefit Cost Analysis merupakan metode analisis untuk menentukan apakah sebuah
proyek akan memberikan keuntungan. B/C ratio juga dapat digunakan untuk menentukan
skenario proyek yang mana yang harus dipilih. Berikut adalah hasil analisis benefit cost ratio
untuk setiap skenario, dengan menggunakan nilai present worth :
a. Skenario 1
B 434,215
=
=0,175592
C 2472,833
b. Skenario II
B 1320,887
=
=0,5341591
C 2472,833
Benefit pada perhitungan ini merupakan benefit dari pemasukan harga tiket
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil B/C analysis, skenario 2 merupakan skenario yang lebih
menguntungkan dalam menjalankan sistem transportasi LRT Bandung
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://azzetpower.wordpress.com/bisnis-kami/billboard-advertising/. Diakses tanggal 20
November 2015.
http://hmtsfst.ukm.unsoed.ac.id/files/2012/09/1-16615_sni2835_2008-pektanah1.pdf. Diakses
tanggal 20 November 2015.
http://www.analisaharga.com/analisa-harga-satuan-menggali-1-m3-tanah-biasa.
Diakses