Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Anggaran yang dijalankan dalam satu tahun anggaran bisa terjadi penyimpangan
(selisih) dalam realisasinya. Penyimpangan tersebut bisa jadi karena kesalahan hitung
atau karena situasi dan kondisi pada saat dijalankannya progam tersebut berbeda
dengan pada saat progam tersebut ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan maka perlu
dianalisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan cara apa yang harus dilakukan
untuk masa yang akan datang. Bab ini menguraikan analisis laporan kinerja yang
dilakukan dlam suatu tahun anggaran.
PERHITUNGAN SELISIH (VARIANCE)
Kegiatan terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah menilai kinerja manajer
pusat pertanggungjawaban. Prestasi kerja pada intinya bisa dilihat dari efisien dan
efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi
anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kegiatan perbandingan tersebut dilakukan oleh unit usaha ataupun juga perusahaan
secara keseluruhan dengan menggunakan basis bulanan (beberapa diantaranya dengan
periode kuartalan). Beberapa perusahaan hanya melaporkan secara sederhana jumlah
selisih yang terjadi selama periode tertentu tanpa melaporkan penyebab terjdinya selisih
tersebut. Gambar 10.0. merupakan contoh laporan kinerja yang dibuat oleh devisi
MBA dengan periode bulanan.
Darigambar tersebut dapat diketahui bahwa devisi ini mempeoleh selisih
menguntungkan Rp.52.000,00 karena laba sesungguhnya lebih besar dibandingkan
dengan laba yang dianggarkan. Besarnya selisih ini terutama diakibatkan karena
pendapatan sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan yang dianggarkan. Laporan
kinerja seperti ini tidak dapat menunjukan sebab-sebab terjadinya selisih pendapatan
tersebut. Sehingga secara keseluruhan laporan tersebut tidak memberikan manfaat
dimasa yang akan datang, bahkan mungkin malah mengbinggungkan. Laporan yang
lebih baik seharunya mengurkan sebab-sebab terjadinya selisih dan bagaimana
dampaknya terhadap laba, sehingga selisih harus diuraikan dari tingkatan tertinggi yaitu
selisih laba, sampai dengan tingkatan paling bawah sebagai penyebab terdinya selisih.
Selisih yang disusun secara hierarkis, dapat dilihat pada gambar 10.2. dari gambar
tersebut dapat diketahui, pertama kali ditentukan kinerja unit usaha secara keseluruhan,
yang merupakan selisih antara laba sesungguhnya yang dicapai dengan anggaran laba.
Kemudian selisih ini dibagi menjadi dua selisih yaitu selisih volume dan selisihharga
jual, untuk unit usaha secara keseluruhan dan untuk pusat pendapatan dari unit usaha.
Selisih volume dapat dibagi lagi menjadi dua selisih yaitu selisih pangsa pasar dan
selisih volume industri. Selisih pendapatan juga dapat dianalisis berdasarkan daerah
penjualan. Sedangkan selisih biaya dibagi menjadi dua, yaitu biya produksi dan biaya
non produksi. Selisih biaya produksi bibagi ke dalam pabrik atau bagian dalam pabrik,
segingga memungkinkan untuk mengidentifikasi setiap selisih dengan manajer yang
bertanggung jawab secara individual.

Kerangka kerja untuk melakukan analisa selisih yang terjadi menggunakan ide-ide
sebagai berikut :
1. Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.
2. Pecah seluruh selisih laba berdasarkan faktor-faktor kunci penyebab tersebut
3. Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang disebabkan oleh masing-masing
faktor penyebab.
4. Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab dengan hanya
mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain konstan
5. Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu, dimulai dengan
tingkatan yang paling umum
6. Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan tertentu tidak
menambah kejelasan mengenai faktor-faktor yang mendasari selisih laba secara
keseluruhan.
SELISIH PENDAPATAN (REVENUE VARIANCE)
Pada bagian ini , diuraikan bagaimana menghitung selisih harg jual, selisih volume, dan
selisih campuran. Perhitungan dibuat untuk masing-masing ini produk, dan hasil dari
lini produk tersebut kemudian dikumpulkan untuk menghitung selisih totalnya. Selisih
positif menunjukkan la (menguntungkan) karena laba sesungguhnya melebihi laba yang
dianggarkan, dan selisih negatif menunjukkan rugi(tidak menguntungkan).
SELISIH HARGA JUAL (SELLING PRICE VARIANCE)
Selisih harga jual dihitung dengan mengalikan perbedaan antara harga sesungguhnya
dan harga standart dengan volume sesungguhnya [(harga sesungguhnya harga
standart) X Volume sesungguhnya]. Perhiyungan selisih harga jual dapat dilihat pada
gambar 10.4. dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa besarnya selisih harga jual
adalah Rp. 75.000,00 menguntungkan.
SELISIH CAMPURAN DAN VOLUME (MIX AND VOLUME VARIANCE)
Sering kali selisih volume dan campuran tidak dipisahkan. Besarnya selisih campuran
dan volume dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Selisih campuran dan volume = (volume sesungguhnya- volume


dianggarkan) X (kontribusi yang dianggarkan per unit)

Perhitungan besarnya selisih campuran dan volume divisi MBA dapat dilihat
pada gambar 10.5. dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa besarnya selisih adalah
Rp. 150.000,00 menguntungkan.
Selisih volume terjadi akibat penjualan sesungguhnya lebih besar dibandingkan
dengan penjualan yang dianggarkan. Sedangkan selisih campuran diakibatkan karena

komposisi produk yang dihasilkan berbeda dengan komposisi produk yang


dianggarkan. Misalnya , komposisi produk A, B, dan C yang dianggarkan adalah : 3 :
4 : 3, sedangkan komposisi sesungguhnya adalah 5 : 3 : 2 . karena setiap produk
mempunyai kontribusi per unit yang berbeda, maka perubahan komposisi akan
menimbulkan selisih. Selisih ini dinamakan dengan selisih campuran (mix variance).
SELISIH CAMPURAN (MIX VARIANCE)
Selisih campuran untuk masing-masing produk dihitung dengan menggunakan
persamaan :

Selisih campuran = [( total volume sesungguhnya x proporsi


dianggarkan) - (volume penjualan sesungguhnya) X kontribusi yang
dianggarkan per unit]

Perhitungan selisih campuran divisi mba bulan januari, 2008 dapat dilihat pada
gambar 10.6. dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa proporsi produk B lebih besar
dibandingkan dengan proporsi produk A yang dijual, sehingga produk B dapat
memberikan kontribusi per unit yang lebih besar dibandingkan dengan produk A.
Besarnya selisih total adalah Rp. 35.000,00 menguntungkan.
SELISIH VOLUME (VOLUME VARIANCE)
Besarnya selisih volume dapat dicari dengan mengurangkan selisih volume dan
selisih campuran dengan selisih campuran. Perhitungan selisih volume juga dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
Selisih volume = (total volume penjualan sesungguhnya) X
(persentase yang dianggarkan) (penjualan yang dianggarkan) X
(kontribusi yang dianggarkan per unit)

Perhitungan selisih volume divisi MBA bulan januari 2008 dapat dilihat pada gambar
10.7.dari gambar tersebut dapat diketahui bahwabesarnya selisih volume adalah Rp.
115.000,00 menguntungkan.
Analisi pendapatan yang lain
Jika tersedia informasi penjualan berdasarkan produk, selisih pendapatan dapat
dianalisis lebih lanjut berdasarkan produk. Perhitungan selisih pendapatan berdasarkan
produk dapat dilihat pada gambar 10.8. dari gambar tersebut diketahui bahwatotal
selisih pendapatan akan menunjukan jumlah yang sama dengan perhitungan pada
gambar 10.4. yaitu sebesar Rp. 75.000,00.
PENETRASI PASAR DAN VOLUME INDUSTRI

Analisis pendapatan diperluaas untukmemisahkan selisih volume dan campuran


menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan pangsa pasar dan yang disebabkan
oleh perbedaan volume industri. Prinsipnya adalah manajer unit usaha
bertanggungjawab terhadap pangsa pasar tapitidak bertanggungjawab terhadap volume
industri karena volume industri ini dipengaruhi oleh keadaan ekonomi secara luas.
Untuk menghitung besarnya kedua selisih ini diperlukan data industri yang lengkap
seperti tertera pada gambar 10.9. bagian A dan B.
Persamaan berikut digunakan untuk memisahkan pengaruh penestrasi pasar dari
volume industri atas selisih volume dan campuran :
Selisih pangsa pasar= [(penjualan sesungguhnya) (volume industri)
X penestrasi pasar dianggarkan] X (unit kontribusi dianggarkan)

Selisih volume industri = (volume industri sesungguhnya- volume


industri dianggarkan) X penestrasi pasar dianggarkan X unit
kontribusi dianggarkan)

Selisih pangsa pasar dihitung untuk setiap produk secara individual dan secara total.
Perhitungan selisih tersebut dapat dilihat pada gambar 10.9. bagian C . dari gambar
tersebut dapat diketahui bahwa besarnya selisih pangsa pasar adalah Rp. 104.000,00
menguntungkan. Ini berarti penestrasi pasar lebih baik dibandingkan dengan
anggarannya. Sedangkan sisanya sebesar Rp. 46.000,00 menunjukan bahwa volume
industri kita ternyata lebih baik dari yang dianggarkan.
SELISIH BIAYA (EXPENCE VARIANCE)
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi oleh besarnya volume
penjualan maupun volume produksi. Sesuai dengan sifat biaya ini , maka selisih yang
terjadi dihitung dengan cara membandingkan antara biaya tetap menurut anggaran
dengan biaya tetap sesungguhnya. Besarnya selisih biaya tetap divisi mba bulan januari
2008 dapat dilihat padagambar 10.10.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dan proporsional dengan
volume. Biaya variabel yang dianggarkan harus disesuaikan dengan volume produksi
sesungguhnya. Jika diasumsikan jumlah produksi sesngguhnya selama bulan januari
2008 untuk produk A: 1.500 unit, B: 1.200 unit, dan C: 2.000 unit, serta biaya
sesungguhnya yang terjadi selama bulan januari 2008 untk bahan baku Rp. 470.000,00

tenaga kerja langsung Rp. 65.000,00 dan overliead variabel Rp. 90.000,00 , maka
besarnya selisih biaya variabel divisi mba dapat dilihat pada gambar 10.11. dari gambar
tersebut dapat diketahui bahwa besarnya selisih biaya variabel selama bulan januari
adalah Rp. 13.00,00 tidak menguntungkan. Jumlah selisih tersebut terdiri dari : bahan
baku Rp. 11.000,00 tidak menguntungkan, tenaga kerja Rp. 12.000,00 tidak
menguntungkan, dan ovehead variabel Rp.10.000,00 menguntungkan . lebih lanjut
selisih biaya bahan baku, selisihbiaya tenaga kerja langsung dan selisih biaya averhead
variabel dianalisis untuk mencari penyebabnya. Pembahasan tentang hal ini dapat
diperoleh pada buku-buku akuntansi manajemen.
Ringkasan Selisih
Selisih yang terjadi beserta penyebabnya kemudian dilaporkan kepada manajemen
sebagai dasar untuk melakukan penyempurnaan. Contoh laporan selisih kepada
manajemen dapat dilihat pada gambar 10.12.
ANALISIS SELISIH DALAM DUNIA PRAKTIK.
Beberapa perbedaan dalam praktik diuraikan berikut ini :
Perbandingan Periode Waktu
Dalam contoh sebelumnya perbandingan antara laba sesungguhnya dengan laba yang
dianggarkan dilakukan secara bulanan. Beberapa perusahaan menggunakan kinerja
untuk tahun ke tanggal sebagai dasar perbandingan. Sebagai ilustrasi, untuk periode
yang berakhir 30 juni , akan digunakan jumlah yang sesungguhnya dan dianggarkan
selama enam bulan yang berakhir 30 juni. Perusahaan lain membandingkan anggaran
dan realisasinya selama satu tahun. Jumlah sesungguhnya untuk laporan yang disiapkan
pada 30 juni terdiri dari jumlah sesungguhnya untuk enam bulan pertama ditambah
estimasi penjualan dan biaya untuk enam bulan berikutnya.
Perbandingananggaran sesungguhnya dengan harapan kinerja sesungguhnya untuk
tahun tersebut menunjukkan bagaimana dekatnya manajer unit usaha mengharapkan
untuk mencapai target laba tahunan. Jika prestasi untuk tahun ke tanggal lebih buruk
dari pada anggaran dari tahun ke tannggal, memungkinkan defisit atas prestasi yang
dicapai bisa diatasi untuk bulan-bulan berikutna. Di lain pihak kekuatan yang
menyebabkan kinerja sesungguhnya atas anggaran yang rendah untuk tahun ke tanggal
bisa saja diharapkan berlanjut untuk tahun yang tersisa, dimana akan menghasilkan
jumlah yang berbeda dari jumlah ynag dianggarkan.
Manajer puncak membutuhkan estimasi realistik dari laba untuk tahun tersebut, baik
karena disebabkan kebutuhan akan perubahan kebijakan dividen , memenuhi kas
tambahan, ataumengubahtingkat pengeluaran biaya keijakan dan juga karena estimasi
sat ini dari kinerja tahun tersebut kerap dilengkapi untuk analisis keuangan dan pihak
luar lainnya.
Memfokuskan Pada Laba Kotor

Pada banyak perusahaan perubahan harga ataupun faktor lain diharapkan akan
membawa perubahan harga jual, dan tugas manajer pemasaran adalah untuk
memperoleh laba kotor yang dianggarkan. Kebijakan seperti ini khususnya penting
pada periode terjadinya inflasi. Analisis selisih pada sistem seperti itu tidak akan
menghasilnya selisih tentang harga jual. Juga, akan ada selisih laba kotor, laba kotor per
unit berbeda antara harga jual dan harga pokok produk.
Hal ini dilakukan dengan mensubtitusi laba kotor untuk harga jual dalam persamaan
pendapatan. Laba kotor merupakan perbedaan antara harga jual sesungguhnya dengan
harga pokok standar. Harga pokok standar hendaknya memasukkan perhitungan
tersebut ke harga poko produksi yang disebabkan oleh perubahan harga bahan baku dan
tenaga kerja. Standar ini lebih dari sesungguhnya , biaya yang digunakan atas ketidak
efisienan produksi tidak mempengaruhi organisasi pemasaran.
STANDAR EVALUASI
Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas sesungguhnya suatu unit usaha dalam
sistem pengendalian manajemen yakni:
1. Standar atau anggaran yang ditentukan sebelumnya.
Jika standar atau anggaran ini disusun secara hati-hati dan dikoordinasikan dengan
baik, maka standar ini sangat bagus. Standar ini merupakan dasar kinerja
sesungguhnya yang dipakai pada kebanyakan perusahaan. Jika anggaran tersebut
disusun dengan cara tidak hati-hati , cara ini tidak layak menjadi dasar
perbandingan.
2. Standar historis
Cara ini merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada masa lalu. Kelemahan
mendasar dari standar ini adalah: pertama, keadaan sekarang mungkin sudah
berubah antara dua periode yang dibandingkan. Kedua, kinerja periode sebelumnya
belum tentu dapat diterima.
3. Standar eksternal
Standar ini diperoleh dari pusat pertanggungjawaban atau perusahaan lain. Kinerja
dari satu kantor cabang berbeda dengan kinerja kantor cabang lainnya. Jika kondisi
pada dua pusat pertanggungjawaban ini sama, perbandingan seperti ini
memungkinkan menjadi dasar evaluasi kinerja.
KETERBATASAN STANDAR
Selisih antara kinerja sesungguhnya dengan standarnya bermanfaat jika standar
yang digunakan diperoleh dari standar yang valid. Walaupun cukup mengacu pada
selisih menguntungkan dan tidak menguntungkan, kata-kata ini menunjukan standar
tersebut merupakan ukuran yang layak dari kinerja yang seharunya. Walapun biaya
standar tidaklah akurat, estimasi dari biaya yang seharunya mungkin dibawah
kondisi. Situasi berikut bisa timbul karena alasan berikut: pertama, standar tidak
dibuat dengan sempurna. Kedua, walaupun dibuat dengan sempurna sesuai kondisi
saat itu, kondisi yang berubah menjadikannya standar yang absolut.

Full-cost system
Jika perusahaan menggunakan sistem biaya penuh (full-cost system), maka baik
biaya variabel maupun biaya tetap dimasukkan sebagai elemen persediaan pada
biaya standar per unit. Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal,
beberapa biaya overhead tetap yang terjadi pada periode tersisa pada persediaan
lebih dari mengalirkannya ke harga pokok penjualan. Sebaliknya , jika persediaan
menurun selama periode tersebut, lebih banyak biaya overhead tetap dikurangkan
pada harga poko penjualan dari pada jumlah sesungguhnya yang terjadi pada
periode tersebut.
Jika tingkat persediaan berubah, dan jika volume produksi sesungguhnya berbeda
dari yang dianggarkan, bagian dari selisih volume produksi dimasukkan dalam
persediaan. Juga, jumlah selisih volume produksi ini harus dihitung dan harus
dilaporkan. Selisih ini merupakan perbedaan biaya tetap produksi yang
sesungguhnya dan biaya produksi tetap standar pada volume bersangkutan.
Jika perusahaan tersebut menggunakan sistem biaya variabel (variabel cost system),
biaya produksi tetap tidak dimasukkan dalam persediaan sehingga tidak ada selisih
volume produksi. Selisih biaya produksi tetap secara sederhana merupakan
perbedaan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah sesungguhnya.
Biaya teknik dan kebijakan
Selisih menguntungkan pada biaya teknik biasanya memberikan indikasi kinerja
yang baik, yakni: makin rendah biaya maka lebih baik kinerjanya, sebaliknya ,
kinerja pusat biaya kebijakan biasanya dinilai atas dasar kepuasan jika biaya
sesungguhnya sama dengan yang dianggarkan.
Keterbatasan analisis selisih
Walaupun analisis selisih merupakan caya yang bagus, tetapi ia mempunyai .
Walaupun cara ini menunjukkan dimana selisih itu terjadi tapi ia tidak
menjelaskan alasan terjadinya selisih dan tidak menjelaskan tindakan yang
perlu dilakukan sebagai tinak-lanjutnya.
Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut penting
atau tidak.
Karena laporan kinerja merupakan kumpulan laporan, penyeimbangan
selisih akan membinggungkan pembaca laporan tersebut.
Karena laporan kinerja merupakan kumpulan laporan, maka manajer
menjadi lebih tergantung pada keterangan dan ramalan.
Laporan analisis selisih hanya menunjukkan apa yang telah terjadi, tidak
menunjukkan apa pengaruh dimasa mendatang terhadap tindakan yang telah
dilakukan manajer.
INFORMASI LAIN
Disamping menerima laporan selisih terhadap anggaran dan data sesungguhnya ,
manajer unit usaha tertentu juga menerima informasi dari sumber lainnya.

Variabel Kunci
Sebelumnya sudah dibahas pentinya penentuan dan pelaporan variabel kunci tertentu
yang memerlukan tindakan segera. Variabel-variabel ini merupakan indikator penting
atas kesuksesan perusahaan. Yang terpenting adalah informasi atas variabel kunci
harus menjadi perhatian utama manajer unit usaha.
Tujuan Non Keuangan
Disamping tujuan keuangan yang harus dicapai maka tujuan non keuangan perlu juga
dicapai karena perlu untuk menganalisis kinerja sebagai tambahan informasi pada
anggaran laba.
Informasi Informal
Manajer memperoleh informasi bisa dari komunikasi dengan orang lain, memo, rapat,
dan sumber informasi lainnya. Kepentingan relatif informasi informal , dibandingkan
dengan laporan formal yang telah diuraikan, berbeda dengan yang diinginkan oleh
manajer.

Tindakan Manajer
Bagaiman juga keseimbangan antara informasi formal dan informal, prinsip yang
terpenting adalah: laporan laba bulanan seharunya tidak berisi banyak kejutan.
Informasi yang signifikan hendaknya dikomunikasikan secara cepat segera setelah
informasi tersebut diketahui. Laporan formal tetaplah penting.
Manfaat utama dari laporan formal adalah :

Laporan ini menyediakan tekanan yang diperlukan pada manajer tingkat


bawah untuk mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.
Informasi informal bisa saja tidak lengkap atau salah arti.
Jumlah dalam laporan formal menyediakan informasi yang lebih akurat.
Laporan formal bisa mengkonfirmasikan atas informasi dari pihak luar.

Laporan laba akan tidak bermanfaat jika tidak diambil tindakan. Tindakan bisa berisi
penghargaan ats tugas yang dilakukan dengan baik, saran untuk tugas tertentu secara
berbeda, atau lebih drastis tindakan personalia.
Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi
Kebanyakan perusahaan menggunakan teknik yang sama dalam penyusunan dan mereview anggaran laba dan dalam laporan yang berurutan terhadap anggaran yang
disetujui. Inilah yang disebut aspek teknis dalam sistem penyusunan anggaran
formulir yang digunakan untuk menyusun anggaran, format selisih biaya dan
realisasinya, frekuensi pelaporan, dan lain-lain sama pada banyak perusahaan. Namun

perbedaannya adalah cara menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem


penganggaran tersebut.
Pengawasan Ketat (Tight Controls)
Pengawasan ketat didasarkan atas filosofi bahwa manajer bawahan bekerja secara
efektif jika mereka hanya ditargetkan untuk jangka pendek saja, dan manajer puncak
bisa membantu bawahan dalam mengatasi masalah harian. Sehingga, manajer
bawahan bisa menghasilkan keputusan yang lebih baik jika dibantu oleh atasannya.
Dengan pengawasan ketat, tujuan laba suatu manajer unit usaha dipertimbangkan
sesuai komitmen perusahaan dimana ia akan diukur dan kemudian dievaluasi. Setiap
bulan, kinerja sampai saat itu dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan, selisih
terinci diidentifikasi dan didiskusikan, dan dilakukan tindakan perbaikan jika
anggaran yang telah ditetapkan tidak cocok. Jadi, sistem pengawasan ketat merupakan
suatu sistem dimana kinerja manajer dievaluasi terutama berdasarkan kemampuannya
mencapai target yang telah ditetapkan.
Pengawasan Longgar (Loose Controls)
Pengawasan longgar didasarkan pada filosofi manajer yang diilustrasikan dengan
penyataan:saya menyewa seseorang, dan saya membiarkan untuk melakukan
pekerjaannya sendiri. Dengan pengawasan longgar, anggaran tersebut pada dasarnya
merupakan alat perencanaan dan komunikasi. Setiap tahun, anggaran disusun, diuji
oleh manajer puncak, disesuaikan dimana perlu dan disetujui. Setiap bualan, atau
kuartalan, hasil sebenarnya dibandingkan dengan anggaran, dan perbedaan yang
terjadi dianalisis dan dijelaskan. Anggaran bagaimanapun tidak semata sebatas
komitmen manajemen saja. Lebih dari itu, anggaran merupakan estimasi terbaik
manajer untuk mencapai laba yang telah ditentukan. Selanjutnya, begitu kondisi
berubah, dikomunikasikan ke manajer puncak untuk merevisi estimasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kenyataan bahwa tujuan semula tidak cocok, tidaklah berarti
bahwa kinerja seorang manajer jelek. Lebih jauh, penyimpangan tujuan, tindakan
perbaikan yang dilakukan , dan penjadwalan tindakan tersebut tidak diuji secara
mendetail oleh manajer puncak, kecuali kalau hal tersebut jelas keliru.
Pengaruh perilaku pengawasan ketat dan longgar.
Sistem pengawasan ketat mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:

Pengawasan ketat cenderung mencegah manajer untuk bersikap tidak efisien


ataupun membuang waktu.
Tekanan yang konsisten memotivasi manajer untuk mencari jalan yang lebih
baik untuk menjalankan operasional perusahaan seperti saat ini.

Disamping keuntungan, kelemahan pengawasan ketat adalah:

Manajer lebih memfokuskan pada tindakan jangka pendek dari pada


kepentingan jangka panjang perusahaan.

Untuk memenuhi laba jangka pendek, manajer unit usaha tidak melakukan
tindakan yang bermanfaat untuk jangka panjang. Misalnya manajer tidak akan
melakukan investasi walaupun jangka panjang akan mendatangkan
keuntungan.
Kegunaan laba yang dianggarkan sebagai tujuan yang akan dicapai, bisa
mengubah komunikasi antara manajer unit usaha dan manajer puncak. Jika
manajer unit usaha dievaluasi atas dasar anggfaran laba, mak ia akan membuat
target yang kira-kira mudah dicapai saja.
Pengawasan ketat akan mendorong manajer untuk memanipulasi data.

Studi empiris yang pernah dilakukan hopwood mengemukakan bahwa pengawasan


ketat akan menjadikan :

Hubungan kerja yang tidak harmonis


Jeleknya hubungan dengan atasan
Jeleknya hubungan dengan rekan sejawat
Kecenderungan manipulasi laporan akuntansi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Pengawasan Ketat Dan Longgar


Kemampuan unit usaha akan menciptakan pencapaian laba yang seimbang yang
memungkinkan tercapainya tujuan tersebut akan tergantung pada:

Besarnya keleluasaan bagi manjer unit usaha untuk melakukan uji coba.
Tingkat dimana variabel kinerja secara krisis bisa dipengaruhi oleh manajer
unit usaha.
Tingkat ketidakpastian yang melekat pada operasional perusahaan.
Rentang waktu pengaruh keputusan manajer yang dibuatnya.

Anda mungkin juga menyukai