Anda di halaman 1dari 30

PROSEDUR TETAP (SOP)

Klinik Utama Azizah


Propinsi Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN

PROSEDUR
PELAKSANAAN

PELAYANAN MEDIS
INHALASI NEBULIZER
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator
1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan.
2. Melonggarkan jalan nafas
1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekret
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas
Perawat
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades
7. Tissue
A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai
obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama
Azizah
Propinsi
Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN

PELAYANAN MEDIS
SUCTION
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit
Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas

TUJUAN

1.

Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas

KEBIJAKAN

2.

Melancarkan jalan nafas


Pasien tidak sadar

Pasien yang tidak mampu mengeluarkan lender sendiri

PETUGAS
PERALATAN

Perawat
1. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
2. NaCl atau air matang
3. Canule suction
4. Perlak dan pengalas
5. Mesin suction

PROSEDUR
PELAKSANAAN

6. Kertas tissue
Tahap PraInteraksi
1.
2.

Mengecek program terapi


Mencuci tangan

3.

Menyiapkan alat

Tahap Orientasi
Memberikan salam dan sapa nama pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit Ekstensi


Memberikan Oksigen 2 5 menit
Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
Memakai sarung tangan
Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
Memasukkan kanul section dengan hati-hati (hidung 5 cm, mulut 10 cm)
Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil
memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk dewasa)
8. Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
9. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
10. Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
11. Mengobservasi secret tentang warna, bau dan volumenya
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Merapikan pasien dan lingkungan
3. Berpamitan dengan pasien

4.

Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula

5. Mencuci tangan,Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama
Azizah
Propinsi
Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PETUGAS
PERALATAN

PELAYANAN MEDIS
MENJAHIT LUKA ATAU HECTING
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit

Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang
sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.
a. luka iris : vulnus scissum/incicivum
b. luka tusuk : vulnus ictu
c.luka robek

Perawat

I.PERSIAPAN ALAT:

Sarung tangan steril


Duk lubang
Set alat bedah minor
Benang jahit
Jarum jahit
Kassa steril
Cairan normal saline (Nacl 0.9%)
Cairan antiseptik
Korentang steril dan tempatnya
Perlak dan pengalasnya
Obat anastesi
Plester
Gunting plester
Kom steril
Tempat sampah medis
Disposible syringe
Larutan H2O2/perhidrol
Celemek
Masker
Trolly

PROSEDUR
PELAKSANAAN

II.PROSEDUR/CARA KERJA
Cuci tangan dan keringkan,kemudian pakai sarung tangan steril
Menyiapkan alat
Bersihkan luka menggunakan cairan antiseptik
Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril yang lain
Jaringan disekitar luka dianastesi
Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline(Nacl 0.9%)
Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2 O2/perl hidrol 10%
Pasang duk lobang
Gunakan jarum untuk menjahit kulit,masukan benang ke lubang jarum,pada
penggunaan jarum melengkung(curved needle) dari arah dalam keluar.
Pegang jarum dengan menggunakan klem,kemudian mulai menjahit luka.
jika luka dalam sampai jaringan otot,maka jahit lapis demi lapis (jenis benang
disesuaikan dengan jaringan yang robek,contoh:catgut,chromic,side,dll)
Ikat benang dengan membentuk simpul.
Potong benang,sisakan sepanjang 1mm(untuk jahitan dalam),0.65cm (jahitan luar)
Lanjutkan menjahit luka sampai luka tertutup.
Oleskan normal salin/desinfectan pada jahitan.
Tutup dengan kassa steril.
Pasang plester/hipafix
III.TERMINASI
Mengakhiri prosedur dengan baik
Menanyakan respon pasien
Membereskan alat (mencuci alat dan menyeteril kembali)
Cuci tangan
Berterima kasih pada pasien/keluarga atas kerjasamanya.

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama
Azizah
Propinsi
Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN

PELAYANAN MEDIS
Perawatan luka
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit
Luka adalah kerusakan anatomi karena hilangnya kontinuitas jaringan oleh
sebab dari luar
Perawatan luka

merupakan

suatu

tindakan

perawatan

mengganti

balutan,membersihkan luka yang kotor,mencegah kontaminasi luka dari


KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN

kotoran
Luka terbuka
Perawat
PERALATAN
Bak Instrumen yang berisi:
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand
4. Kasa steril
5. Kom: 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
1. Sarung tangan
2. Gunting plester
3. Plester/perekat
4. Alkohol 70 % / Wash bensin
5. Desinfektant
6. NaCl 0,9 %
7. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
8. Verband
9. Obat luka sesuai kebutuhan

PROSEDUR
PELAKSANAAN

PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien


2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat
jelas
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan
buka menggunakan pinset
6. Membuka balutan lapis luar
7. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
8. Membuka balutan lapis dalam
9. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk
mengeluarkan pus
10. Melakukan debridement
11. Membersihkan luka dengan cairan NaCl
12. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan
kasa
13. Memasang plester atau verband
14. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan

PROSEDUR TETAP (SOP)

Klinik Utama
Azizah
Propinsi
Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PETUGAS
PERALATAN

PROSEDUR
PELAKSANAAN

PELAYANAN MEDIS
NASOGASTRITUBE
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit
Suatu tindakan invasif dengan memasukan selang yang terbuat dari karet silikon/poli
uretan ke dalam saluran pencernaan pada anak melalui hidung ke lambung
1. Memasukkan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat yang dicairkan
2. Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
3. Mengirigasi perdarahan/keracunan dalam lambung
4. Mencegah atau mengurangi mual dan muntah setelah pembedahan atau trauma
Mengambil spesimen pada lambung untuk pemeriksaan laboratorium
1. Anomali tenggorok/esofagus atau masalah saluran pencernaan atas lainnya
2. Kerusakan kapasitas menelan
3. Kelemahan berat
4. Gawat napas
5. Tidak sadar
Klien pasca operasi pada mulut/faring/esofagus
Perawat
1. NGT dengan ukuran yang sesuai untuk anak dan viskositas cairan
2. Jeli
3. Sudip lidah
4. Sepasang sarung tangan
5. Senter
6. Spuit 50 100 cc
7. Wadah cairan
8. Plester
9. Stetoskop
10. Handuk dengan ukuran yang sesuai
11. Tisue dalam tempatnya
12. Bengkok
13. Makanan cair/ obat bila akan memberi makan atau memberi obat
Alat didekatkan ke Klien
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan beserta tujuannya pada anak dan keluarga
Perawat cuci tangan
1. Tempatkan anak dalam posisi telentang, kepala sedikit hiperfleksi/posisi bersin
(hidung menghadap langit-langit)
2. Pasang handuk pada dada klien, letak tisue wajah dalam jangkauan klien
3. Memakai sarung tangan
4. Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk rileks dan bernapas dengan
menutup satu hidung kemudian mengulanginya dengan menutup hidung yang
lain (pada anak yang lebih besar)
5. Mengukur selang yang akan dimasukkan dengan menggunakan
Metode tradisional
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telingan bawah dan ke

prosesus xifoideus di sternum


Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada selang kemudian lakukan pengukuran dengan
metode tradisonal. Selang yang akan dimasukkan pertengahan antara 50 cm
dan tanda tradisonal
6. Beri tanda pada selang yang diukur dengan menggunakan plester
7. Oleskan jeli sampai batas tanda
8. Masukkan selang, lanjutkan memasukkan selang sepanjang rongga hidung. Jika
terasa agak tertahan, putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk dimasukkan
9. Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring. Setelah melewati
nasofaring (3 4 cm) anjurkan klien untuk menekuk leher dan menelan
10. Dorong klien untuk menelan dengan memberikan sdikit air minum (jika perlu).
Tekankan pentingnya bernapas lewat mulut
11. Jangan memaksakan selang masuk. Jika ada hambatan atau klien tersedak,
sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa posisi selang di belakang
tenggorok dengan menggunakan sudip lisah dan senter
12. Jika telah selesai memasang sampai ujung yang telah ditanadai anjurkan klien
rileks dan bernapas normal
13. Periksa letak selang dengan:
Masukkan udara 0,5 cc untuk bayi prematur. 5 cc untuk anak yang lebih
besar. Memasang bagian diafragma stetoskop pada perut di kuadran kiri atas
klien & dengarkan auskultasi abdomen
Mengaspirasi cairan lambung pelan-pelan
Memasukkan ujung bagian luar selang NGT ke dalam mangkuk berisi air.
Jika terdapat gelembung udara selang masuk ke dalam paru-paru. Jika tidk
terdapat gelembung udara selang masuk ke dalam lambung
14. Fiksasi selang dengan plester, hindari penekanan pada hidung
15. Rapikan alat-alat
16. Bila akan memberikan makan pada anak
Periksa selalu posisi selang
Setiap akan memberi makan berikutnya, cek jumlah residu dari lambung
dengan mengaspirasi cairan lambung. Jika residu makanan terakhir maka
makanan boleh diberikan tetapi bila di atas pemberian makanan ditunda
dalam waktu 30 60 menit berikutnya.
Bagian dasar spuit tidak boleh lebih tinggi dari dagu anak
Bila makanan di dasar selang bilas selang 2 3 ml untuk selang nomor 5. 15
ml untuk selang lebih besar
Tutup/ klem dan sendawakan anak/miring ke kanan lebih kurang 1 jam
Pemeriksa cuci tangan
Catat hasil pemeriksaan dan evaluasi klien setelah NGT terpasang

SOP PEMASANGAN INFUS


KLINIK UTAMA

PEMASANGAN INFUS

AZIZAH
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan melalui parenteral
TUJUAN
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
1. Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra vena
KEBIJAKAN

PETUGAS

(I.V)
2. Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral
Perawat

1.Sarung tangan 1 pasang


2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3.Cairan parenteral sesuai program
4.Jarum intra / iv kateter (ukuran sesuai)
5.Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
PERALATAN

6.Desinfektan
7.Torniquet/manset
8.Perlak dan pengalas
9.Bengkok 1 buah
10.Plester / hypafix
11.Kassa steril
12.Penunjuk waktu

PROSEDUR
PELAKSANAAN

A. Tahap PraInteraksi
1.

Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada

2.

Mencuci tangan

3.

Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi
1.

Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

2.

Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada


keluarga/pasien

3.

Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan


dilakukan

C. Tahap Kerja
1.

Melakukan desinfeksi tutup botol cairan

2.

Menutup saluran infus (klem)

3.

Menusukkan saluran infus dengan benar

4.

Menggantung botol cairan pada standard infuse

5.

Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda

6.

Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam


slang

7.

Mengatur posisi pasien dan pilih vena

8.

Memasang perlak dan alasnya

9.

Membebaskan daerah yang akan di insersi

10.

Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan


ditusuk

11.

Memakai hand schoen

12.

M embersuhkan kulit dengan kapas alkohol


(melingkar dari dalam keluar)

13.

Mempertahankan vena pada posisi stabil

14.

Memegang IV cateter dengan sudut 300

15.

Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap


keatas

16.

Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian


menarik Mandrin + 0,5 cm

17.

Memasukkan IV cateter secara perlahan

18.

Menarik mandrin dan menyambungkan dengan


selang infuse

19.

Melepaskan toniquet

20.

Mengalirkan cairan infuse

21.

Melakukan fiksasi IV cateter

22.

Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup


dengan kassa

23.

Mengatur tetesan sesuai program

D. Tahap Terminasi
1.

Melakukan evaluasi tindakan

2.

Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

3.

Berpamitan dengan klien

4.

Membereskan alat-alat

5.

Mencuci tangan

6.

Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

PROSEDUR TETAP (SOP)


PELAYANAN MEDIS
PEMASANGAN KATETER PRIA

Klinik Utama
Azizah
Propinsi
Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN

..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit
Memasukkan selang karet atau plastic melalui uretra dan kedalam kandung kemih
1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Penatalaksanaan kandung kemih inkopeten
3. Mendapatkan urine steril

KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN

4. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap


1.
Kandung kemih inkopeten
2.
Prostat hipertrofi
Perawat
1. Bak instrument steril berisis: pinset anatomis, duk,kassa
2. Kateter sesuai ukuran
3. Sarung tangan steril 2 pasang
4. Desinfektan dalam tempatnya
5. Spuit 20 cc
6. Pelumas
7. Urine bag
8. Plaster dan gunting
9. Selimut mandi
10. Perlak dan pengalas
11. Bak berisis air hangat, waslap, sabun, handuk
Bengkok

PROSEDUR
PELAKSANAAN

A.

Tahap PraInteraksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal
3. recumbanent dan melepaskan pakaian bawah
4. Memasang perlak, pengalas dan selimut mandi
5. Memakai sarung tangan

6. Membersihkan genetalia dengan air hangat


7. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
8. Memberi pelumas pada ujung kateter
9. Mengarahkan penis ke atas
10. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15 23 cm atau hingga urine
keluar
11. Menyambungkan kateter dengan urine bag
12. Mengisis balon dengan Aquadest sesuai ukuran
13. Memfiksasi kateter kearah atas / perut
14. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
15. Mengganti selimut mandi dengan selimut klien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Merapikan pasien dan lingkungan
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
5. Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

PROSEDUR TETAP (SOP)

Klinik Utama
Azizah
Propinsi Lampung

PELAYANAN MEDIS
MENCUCI TANGAN DENGAN CARA BIASA

..............................................
Ditetapkan

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS

Tanggal terbit
Membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau yang
disiramkan
1. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan
2. Menjaga kebersihan perseorangan
Dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Perawat

A. Persiapan Alat
PROSEDUR
PELAKSANAAN

1. Air bersih yang mengalir


2. Sabun/antiseptic
3. Sikat lunak (bila perlu)
4. Handuk / lap bersih kering/tissue

B. Pelaksanaan
1. Arloji, cincin, perhiasan harus dilepas (bila memakai).
2. Tangan sampai siku dibasahi.
3. Letakkan antiseptic / sabun ditelapak tangan & gosok ke dua telapak tangan
4. Gosok ke dua punggung tangan
5. Gosok sela-sela jari tangan.
6. Gosok ke dua buku-buku jari tangan bergantian.
7. Gosok ke dua ibu jari tangan bergantian
8. Gosok ke dua pergelangan tangan bergantian
9. Membilas tangan, pergelangan tangan di bawah air bersih yang mengalir.
10. Keringkan tangan dengan handuk/tissue.
tutup kran dengan menggunakan tissue/siku kita

PROSEDUR TETAP (SOP)

Klinik Utama
Azizah
Propinsi Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN

PELAYANAN MEDIS
Elektrokardiogram (EKG)
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik hasil catatan potensial listrik yang
dihasilkan oleh denyut jantung untuk membantu dokter dalam menentukan
diagnosis atau Merupakan suatu proses untuk merekam aktifitas listrik

TUJUAN

jantung pada kertas grafik yang bergerak


Rekaman EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya :
1. Hipertrofi atria dan ventrikel
2. Infark miokard
3. Aritmia
4. Perikarditis
5. Efek obat obatan khususnya digitalis

KEBIJAKAN
PETUGAS

6. Gangguan elektrolit
Perawatan pasien kardiovaskular
Perawat

PERALATAN
Peralatan
- Alat EKG
- Kassa/tissue
- EKG jelli
- Bengkok

PROSEDUR
PELAKSANAAN Pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Buka dan longgarkan pakaian atas pasien
3. Bila pasien menggunakan asesoris logam, lepaskan
4. Bersihkan daerah dada, pergelangan kedua tangan dan kedua kaki dengan kapas
alkohol
5. Lalu oleskan jellly
6. Pasang manset elektroda pada kedua lengan dan kaki
7. Sambung kabel merah dilengan kanan, kuning dilengan kiri, hijau dikaki kiri &
hitam dikaki kanan.
8. Pasang elektroda dada untuk merekam precordial lead dengan cara :
- V1 pada ICS 4 pada garis sternum kanan
- V2 pada ICS 4 pada garis sternum kiri
- V3 pertengahan V2 dan V4

- V4 pada ICS 5 pada midklavikula kiri


- V5 pada ICS 5 aksila sebelah kiri depan
- V6 pada ICS 5 mid aksila
9. Nyalakan mesin EKG
10. Buat rekaman secara berurutan sesuai pemilihan lead
11. Bersihkan kembali bekas alat pemasangan elektroda dengan kassa atau tissue.
12. Buat identitas pasien pada hasil rekaman, t.a : nama, umur, medrek, tanggal, jam
pemeriksaan
13. Alat-alat dibersihkan kembali
14. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
Dokumentasi
Buat identitas pasien pada hasil rekaman, meliputi nama, umur, medrek, tanggal,
jam pemeriksaan pada hasil EKG pasien.

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama
Azizah

PELAYANAN MEDIS
Memberikan Obat dengan Prinsip 6 Benar

Propinsi Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit

PENGERTIAN

Memberikan obat kepada pasien sesuai dengan prinsip 6 benar pemberian obat yaitu
benar pasien, obat, dosis, waktu, cara dan dokumentasi.

TUJUAN

Mencegah terjadinya cidera pada klien karena adanya kesalahan obat


ataupun kesalahan pemberian obat
1. Perawat harus memperhatikan instruksi dokter tentang nama pasien,
obat, dosis, waktu dan cara pemberian obat.
2. Perawat yang memberikan obat harus bekerja dengan penuh konsentrasi
dan ketenangan.

KEBIJAKAN

PETUGAS
PERALATAN

Pada waktu pemberian obat oral, perawat harus menunggui sampai pasien
meminum obat tertentu.
Perawat

1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
a). Catatan pemberian obat/ kartu obat yang sesuai
b). Pulpen
c). Sarung tangan
d). Obat yang akan diberikan
e). Buku referensi tentang obat
f). Baki obat
g). Kalkulator, spuit yang sesuai, kapas alkohol, label obat

PROSEDUR
PELAKSANAAN

3. Bandingkan catatan pemberian obat dengan instruksi dokter sesuai


dengan prinsip 5 + 1 benar(6 benar):
a). Benar klien : Periksa nama klien, nomor CM, kamar, nama
dokter yang meresepkan pada catatan pemberian obat, kartu obat
dan gelang identitas klien.
b). Benar obat : Memastikan bahwa obat obat generik sesuai dengan
nama dagang obat, klien tidak mengalami alergi pada kandungan
obat yang rencana diberikan, memeriksa label obat dengan
catatan pemberian obat.
c). Benar dosis : memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan
rentang pemberian dosis untuk cara pemberian tersebut, berat
badan dan umur klien; periksa dosis pada label obat untuk
membandingkan dengan dosis yang tercatat pada catatan
pemberian obat; lakukan perhitungan dosis secara akurat.
d). Benar waktu : periksa waktu pemberian obat sesuai dengan
waktu yang tertera pada catatan pemberian obat (misalnya obat
yang diberikan 2 kali sehari, maka pencatatannya akan tetera
waktu pemberian jam 06.00 pagi dan 06.00 malam hari.
e). Benar cara : memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat

tersebut dapat diberikan sesuai cara yang disuntikkan, dan


periksa cara pemberian pada catatan pemberian obat.
f). Benar dokumentasi : Setelah obat diberikan pada pasien, lakukan
pencatatan secara akurat pada buku suntikan/ buku bantu obat
dan status pasien.
4. Jika klien mempunyai riwayat alergi, beri tahukan ke dokter
5. Fokuskan persiapan pada satu obat pada satu waktu
6. Bandingkan label obat dengan instruksi dokter atau catatan
pemberian obat
7. Hitung dosis obat jika diperlukan. Jika anda tidak yakin dengan
perhitungan anda, lakukan cross check dengan perawal lain.
8. Periksa label pada setiap obat:
a). Sebelum mengambil obat dan tempat penyimpanannya.
b). Sebelum menuangkan aatau mengambil obat sesuai dengan
dosis
c). Sebelum meletakkan obat kembali ke tempat penyimpanannya
9. Periksa kembali catatan pemberian obat untuk memastikan klien
yang sesuai untuk obat yang telah disiapkan.
10. Gunakan teknik aseptik saat menuangkan obat atau mengambil
setiap obat setelah memeriksa label obat untuk kedua kalinya.
11. Siapkan obat pada baki obat setelah memeriksa label untuk ketiga
kalinya, sebelum mempersiapkan obat yang lain.
12. Tempatkan semua peralatan pada baki
UNIT TERKAIT

Semua unit pelayanan keperawatan

PROSEDUR TETAP (SOP)

Klinik Utama
Azizah
Propinsi
Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN

PELAYANAN MEDIS
Pemasangan Neck Collar
..............................................
Tanggal terbit

Ditetapkan

memasangn alat neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan tulang


servikal)
o Mencegah pergerakan tulang serviks yang patah

TUJUAN

o Mencegah bertambahnya kerusakan tulang serviks dan spinal cord


o Mengurangi rasa sakit
o Pasien cedera kepala disertai dengan penurunan kesadaran

KEBIJAKAN

o Adanya jejas daerah klavikula ke arah cranial


o Biomekanika trauma yang mendukung
o Patah tulang leher
Perawat

PETUGAS

Alat

PERALATAN
1.

Neck collar sesuai ukuran

2.

Handscoen
Pasien

1.

Informed consent

2.

Berikan penjelasan tentagn tindakan yang akan dilakukan

3.

Posisi pasien terlentang dengan posisi leher segaris / anatomi

e.

Pelaksanaan

PROSEDUR
o
PELAKSANAAN
o

Petugas menggunakan masker, handscoen.


Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan kepala mulai
dari mandibula ke arah temporal, demikian juga bagian sebelah kiri dengan
tangan yang lain dan cara yang sama

Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke bagian belakang


leher dengan sedikit melewati leher

Letakkan bagian Neck collar yang berlekuk tepat pada dagu

Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain

f.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1.

Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respons pasien

2.

Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar

PROSEDUR TETAP (SOP)

Klinik Utama
Azizah
Propinsi Lampung
STANDAR
Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN

Memasang

PELAYANAN MEDIS
Memasang Bidai
..............................................
Ditetapkan

bidai

adalah

memasang

alat

untuk

immobilisasi

(mempertahankan kedudukan tulang)


TUJUAN

KEBIJAKAN
PETUGAS

Mencegah pergerakan tulang yang patah.

Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang

Mengurangi rasa sakit

Mengistirahatkan daerah patah tulang

Patah tulang terbuka / tertutup


Perawat

PERALATAN a) Alat pelindung diri (masker, handscoen)


b) Bidan dengan ukuran sesuai kebutuhan
c) Verband/ mitella
Pasien
a) Diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
Pelaksanaan
PROSEDUR
PELAKSANAAN
1. Petugas menggunakan masker, handscoen
2. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai
3. Petugas II meletakkan bidai melewati persendian anggota gerak
4.

Jumlah dan ukuran bidai yanng dipakai disesuaikan dengan lokasi patah
tulang

5. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II mengikat bidai


6. Cara pengikatan (lihat lampiran)
7. Mengatur posisi pasien
8. Mencatat dalam catatan perawat
f.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Respons / keluhan pasien


2. Observasi tekanan darah, nadi pernafasan
3. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang/terlalu longgar
4. Observasi vaskularisasi darah distal

PROSEDUR TETAP (SOP)

Klinik Utama
Azizah
Propinsi Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

PELAYANAN MEDIS
Menghentikan perdarahan
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit
Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah maupun non

PENGERTIAN

bedah
Mencegah syok
o Perdarahan pada kasus bedah

TUJUAN
KEBIJAKAN

o Perdarahan kasus non bedah


Perawat

PETUGAS

Alat
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan dilaksanakan untuk kasus

PERALATAN

bedah :
a)

Alat pelindung diri (masker, handscoen, scort)

b)

Balut tekan

c)

Kain kasa steril

d)

Sarung tangan

e)

Tourniquet

f)

Plester

g)

Set untuk menjahit luka

h)

Obat desinfektan

i)

Sanksteken blakemore tube (SB tube) bila memungkinkan

j)

Spuit 20-50 cc

k)

Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin

l)

Jelly / pelican

PROSEDUR
Pelaksanaan tindakan
PELAKSANAAN
a)

Petugas menggunakan masker, handscoen, scort

b)

Perawat I

1)

Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan permukaan kulit
dengan menggunakan jari tangan (lihat lampiran)

2)

Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka

c)

Perawat II

1)

Mengatur posisi pasien

2)

Memakai sarung tangan kecil

3)

Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan dengan ujung-ujung
jari

4)

Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama, kemudian tekan
dengan ujung jari bila perdarah masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan
secara berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang ada.

d)

Balut tekan

1)

Meletakkan kain kasa steril di atas luka

2)

Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras (verband atau
kayu balut) di atas luka

3)

Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.

e)

Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan trumatik amputas

1)

Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan kain
kasa steril

2)

Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka, kemudian


ikatlah dengan kuat.

3)

Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodik

f)

Memasang SB tube

1)

Menyiapkan peralatan untuk memasang SB tube

2)

Mengatur posisi pasien

3)

Mendampingi dokter selama pemasangan SB tube

4)

Mengobservasi tanda vital pasien

g)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquet dan SB tube :

1)

Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan lainnya tidak


berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai live saving

2)

Selama melakukan tindakan, perhatikan :

a)

Kondisi pasien dan tanda-tanda vital

b)

Ekspresi wajah

c)

Perkembangan pasien

3)

Pemasangan SB tube dilanjutkan dengan pengompresan dan irigasi melalui selang

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama
Azizah
Propinsi Lampung

PELAYANAN MEDIS
TINDAKAN INTUBASI
..............................................

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN

TUJUAN

Ditetapkan
Tanggal terbit
Memasukkan pipa trakhea ke dalam trakhea melalui hidung/mulut

o Membebaskan jalan nafas


o Sebagai tindakan awal untuk pemasangan ventilator
o Mempertahankan pernafasan secara adekuat pada kegagalan pernafasan
o Mengurangi dead space pada patah beberapa tulang iga yang

KEBIJAKAN

menimbulkan flail chest / respirasi paradoxal


o Gagal nafas
o Retensi sputum
o

Pemasangan ventilator

o Pasien koma
o Perdarahan masif di rongga mulut
PETUGAS
PERALATAN

Dokter dan perawat

Alat

Laringoscope lurus dan bengkok berbagai ukuran dalam keadaan siap


pakai

Xylocain semprit dan xylocain jelly dalam tempatnya

FTT endotracheal tube/OT dengan berbagai ukuran

Magi forscep

Semprit dan obat premedikasi

Gudel dengan berbagai ukuranArteri klem

Cuff inflator (semprit 20 cc)

Stetoscop

Penghisap lendir lengkap dalam keadaan siap pakai

Air viva dan masker oksigen

Sarung tangan steril

Plester dan gunting

Bengkok

Monitor EKG

Alat pembuka mulut

Ventilator lengkap

2) Pasien

a)

Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan

dilakukan sehingga kooperatif.


PROSEDUR
PELAKSANAAN
b) Posisi pasien diatur terlentang dengan kepala hyperekstensi
Pelaksanaan
1. Memasang monitor EKG
2. Memberikan obat relaxan dan sedative, sesuai dengan

program

3.Menghisap sekresi sebelum dan selama tindakan intubasi berlangsung


4. Dokter melakukan intubasi
5. Mengisi balon pipa endotrakheal tube, sesudah dokter melakukan
intubasi.
6. Melakukan pernafasan buatan menggunakan air viva (bagging) sebelum
dan sesudah intubasi pada saat dokter melakukan pemeriksaan auskultasi
7. Memfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung
8. Memfiksasi ETT di pipi kiri/kanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Letakkan punggung tangan di atas mulut untuk menilai balon berisi udara
dengan cukup
2. Kempiskan balon secara berkala, minimal tiap 4 jam selama 10 detik
untuk mempertahankan sirkulasi trachea.
3. Ganti ETT, setiap satu minggu/sesuai kondisi pasien
4. Ubah letak ETT setiap penggantian fiksasi

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama

PELAYANAN MEDIS

Azizah
Propinsi Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN

MEMBILAS LAMBUNG
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit
Membilas lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukkan
air/cairan tertentu ke dalam lambung dan mengeluarkan kembali dengan

TUJUAN
KEBIJAKAN

PETUGAS
PERALATAN

menggunakan selanglambung (NGT)


Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari dalam lambung

Keracunan obat

keracunan zat kimia

Keracunan makanan

Hematemesis
Perawat
Alat dan obat
a)Slang penduga lambung sesuai ukuran yang diperlukan dan corongnya.
b) Bengkok besar
c) Perlak dan alasnya
d) Ember penampung
e) Air hangat-dingin 1-2 liter / NaCl 0,9 %, sesuai kebutuhan
f) Gelas ukuran
g) Celemek dari karet
h) Gelas berisi air matang
i)

Pelicin / jelly

j)

Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai

k) Pinset anatomi
l) Obat-obatan (sulfas atropine, norit/susu yang diperlukan dalam tempatnya)
2)

Pasien

a)

Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

b)

Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan (semi fowler)

3)

Lingkungan

4)

Petugas

Perawat memakai celemek karet.

PROSEDUR
PELAKSANAAN

Pelaksanaan
1. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien
2. Meletakkan bengkok di bawah dagu pasien.
3. Meletakkan ember yang diberi alas kain pel ke dekat pasien
4. Menentukan panjang slang penduga yang masuk ke dalam lambung
5. Memberi pelicin pada ujung penduga lambung
6. Menutup pangkal slang penduga lambung dengan cara menekuk/diklem
7. Memasukkan slang penduga pelan-pelan ke dalam lambung melalui hidung.

Bagi pasien sadar dianjurkan menelan slang penduga perlahan-lahan sambil


menarik nafas dalam
8. Meyakinkan slang penduga masuk ke dalam lambung dengan cara :
- Memasukkan ujung slang penduga sampai terendam dalam mangkok berisi air dan
tidak tampak gelembung udara dan air.
9. Setelah yain slang penduga masuk ke lambung pasien, psosisi diatur miring tanpa
bantal dan letak kepala lebih rendah.
10.Memasang corong pada pangkal slang kemudian masukkan air/cairan.
Selanjutnya ditunggu sampai air/cairan tersebut keluar dari lambung dan ditampung
dalam ember.
11. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air/cairan yang keluar dari
lambung berwarna jernih/tidak berbau racun.
12. Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernafasan, dan respons pasien
13. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Cairan yang masuk dan keluar

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama
Azizah

PELAYANAN MEDIS
DC Shock

Propinsi Lampung

..............................................

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN

Ditetapkan
Tanggal terbit
Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding
dada dengan menggunakan defibrillator
Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan
kelainan organic jantung lainnya
1. Ventrikel fibrilasi
2. Ventrikel tachicardi
Dokter dan Perawat

1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.

Defibrilator
Jelly
Elektroda
Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)
Pasien
Inform consent
Penjelasan prosedur yang akan dilakukan
Posisi pasien tidur terlentang datar

- Petugas
2 orang
Pelaksanaan
PROSEDUR
PELAKSANAAN 1. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
2. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
3. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk
mencegah kekeliruan
4. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150
joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
5. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk
dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila
6. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain
tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
7. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC shock
dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
8.Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan memberi
watt second yang lebih tinggi
9.Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2.Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama

PELAYANAN MEDIS

Azizah
Propinsi Lampung
STANDAR
Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR

Pemberian MgSO4
..............................................
Ditetapkan

PENGERTIAN

Merupakan tindakan pemberian MgSO4 yang diberikan pada pasien-pasien

TUJUAN

IGD yang membutuhkan


Mengurangi dampak lebih buruk pada ibu dan bayi dari serangan kejang
eklamsia

KEBIJAKAN

1. Pasien dengan pre eklampsia


2. Pasien dengan ancaman eklamsia
3. Eklamsia
Perawat

PETUGAS

PERALATAN 1. Obat MgSO4 40 % dan 20 %


2. Cairan infus D5 W
3. Infus set
4. Spuit 10 cc
Penatalaksanaan
PROSEDUR
PELAKSANAAN 1. Tentukan dengan pasti bahwa pasien yang akan mendapatkan MgSO 4
sesuai dengan indikasi
2. Berikan MgSO4 2 gr bolus dalam 10 menit, encerkan MgSO 4 dgn NaCl
0,9 %.
3.

Berikan 12 gr MgSO4 dalam 500 cc dext 5 % sebanyak 28 tts/mnt


sampai stabil

4.

Bila terjadi kejang berulang berikan Diazepam 10 mg

5.

Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan selanjutnya.

6.

Bila terjadi tanda-tanda keracunan seperti paralysis total, depresi


pernafasan dan atau hipotensi berikan anti dotum : Ca. Gluconas 10 %
sebnyak 10 cc IV selama 3 menit

f.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Di dalam pemberian MgSO4 produksi urine harus cukup


2. Awasi tanda-tanda vital dan kesadaran.

PROSEDUR TETAP (SOP)

Klinik Utama
Azizah
Propinsi Lampung
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS

PELAYANAN MEDIS
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit

Perawat

PERALATAN

PROSEDUR
PELAKSANAAN

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama Azizah
Propinsi Lampung
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN

PELAYANAN MEDIS
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit

Perawat

PROSEDUR PELAKSANAAN

PROSEDUR TETAP (SOP)


Klinik Utama Azizah
Propinsi Lampung
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN

PROSEDUR PELAKSANAAN

PELAYANAN MEDIS
..............................................
Ditetapkan
Tanggal terbit

Perawat

Anda mungkin juga menyukai