Pemerian
Kelarutan
: Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin, etanol
mendidih.
Konsentrasi
: 52 55 %
Stabilitas
Kegunaan
OTT
: Bahan pengoksida
: praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan dalam
kloroform
Sifat Fisika
Titik Lebur
Penyimpanan
Sifat Farmakologi
a) Indikasi
: 8- 12 jam
d) Peringatan
fenitoin,
dan
rifampisin
dapat
meningkatkan
klirens
kortikosteroid.
Aspirin harus digunakan secara berhati-hati apabila diberikan bersama-sama
dengan kortikosteroid pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia
g) Kontra indikasi
infeksi
jamur
yang
sistemik,
herpes
simpleks
keratitis,
Teofilin
a.
Golongan
: Alkaloida
b.
Penggunaan
bronchi, menstimulasi jantung dan mendilatasinya. Teofilin juga menstimulasi SSP dan
pernapasan, serta bekerja diuretis lemah dan singkat.
c.
dosis, tetapi tidak memperlihatkan hubungan jelas dengan kadar darahnya (dan kadar di air
liur).
d.
berdekatan dengan dosis toksisnya. Untuk efek optimal diperlukan kadar dalam darah dari
10-15 mcg/ml, sedangkan pada 20 mcg/ml sudah terjadi efek toksis. Oleh karena itu di
anjurkan untuk menetapkan dosis secara individual berdasarkan tuntutan kadar dalam darah.
Hal ini terutama perlu pada anak-anak usia 2 tahun dan pada manula di atas 60 tahun, yang
sangat peka terhadap overdosis, juga pada pasien gangguan hati dan ginjal.
e.
Efek Samping : Efek sampingnya yang terpenting berupa mual dan muntah,
baik penggunaan oral maupun rektal atau parenteral. Pada overdoses terjadi efek sentral
(gelisah, sukar tidur, tremor, dan konvulsi) serta gangguan pernapasan, juga efek
kardiovaskuler, sepati tachycardia, aritmia, dan hipotensi.
f.
sedangkan pada penambahan lebih dari 5% dapat menaikkan titik leleh di atas suhu tubuh,
dan disarankan penggunaan sebesar 4%.
Daftar Pustaka
Voigt. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : UGM Press
Lachman dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI Press
Van Duin. 1947. Ilmu Resep. Jakarta : Soeroengan
Soetopo dkk. 2002. Ilmu Resep Teori. Jakarta : Departemen Kesehatan