Anda di halaman 1dari 15

111.

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya menggunakan pendekatan deskriptif


survey analitik. Ada dua materi pokok yang dibahas dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Pengembangan metodologi rekayasa nilai dengan uraian beberapa metode
analisis yang digunakan.
2. Implementasi pengembangan metodologi rekayasa nilai untuk kasus

pemilihan dan evaluasi rancangan traktor tangan di Jawa Barat.


Dalam operasionalnya penelitian ini akan melalui beberapa tahapan
dan metode, sesuai dengan tahapan analisis yang umum dilakukan dalam
pendekatan metodologi rekayasa nilai.
Beberapa tahapan dalam metodologi rekayasa nilai, adalah :
(1).Tahapan Informasi; (2). Tahapan Kreatif; (3).Tahapan Analisis; (4). Tahap
an Pengembangan; (5). Tahapan Rekomendasi.
Tahapan informasi mencakup beberapa prosedur analisis yang
berkaitan dengan rancangan produk (alat/mesin pertanian), antara lain :
(a) Pengumpulan informasi yang berkaitan dengan penyebaran produk yang
banyak dipilih (rancangan aktual);
(b) Identifikasi peubah-peubah yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan
produk. Peubah yang telah diidentifikasi, selanjutnya dikelompokkan
menurut kriteria penilaian, antara lain : kriteria teknis, ekonomi, ergonorni,
sosial dan kondisi lapang yang terkait dengan operasinya di lapangan.

(c) Analisis statistik multivariat (analisis faktor) untuk mendapatkan


gambaran informasi berkaitan dengan peubah yang dapat menjadi
prioritas bagi pengembangan rancangan produk lebih lanjut.
(d) Analisis h g s i produk menurut metode FAST.
Tahapan kreatif berkaitan dengan analisis morfobgi produk, analisis
manfaat dan biaya. Sedangkan tahapan analisis menyangkut analisis untuk
menilai kelayakan finansial penggunaan produk, analisis pemilihan produk
menurut keinginan responden dari sisi kinerja keseluruhan yang terbaik dan
analisis nilai yang terkandung dalarn rancangan produk. Perhitungan nilai
produk didasarkan atas indeks kinerja yang diperoleh dengan metode AHP

Fuzzy dan indeks harga pokok produksi produk dengan masing-masing


kinerja yang ditampikan. Tahapan analisis ini menjadi dasar bagi tahapan
pengembangan rancangan

produk

lebih

lanjut.

Pada

tahapan

ini

dikembangkan berbagai kemungkinan alternatif rancangan bam (modifikasi)


yang diharapkan akan memberikan nilai yang lebih baik dari rancangan awal.
Pemilihan alternatif rancangan baru juga dilakukan untuk mendapatkan
indeks kinerja baru dan biaya untuk modifikasinya. Alternatif rancangan yang
terpilih pada tahapan pengembangan akan dibahas lebih lanjut, baik
kelebihan dan kelemahannya untuk implementasi pada tahapan rekomendasi.
Gambaran umum diagram alir pengembangan metodologi rekayasa
nilai untuk pemilihan dan evaluasi rancangan alat/mesin pertanian pada
penelitian ini disajikan pada Garnbar 3.1.

-e
INFORMASI

DATA UMUM RESPONDEN


ASPEK TEKNIS, ERGONOMI,
KONDISI LAPANG, EKONOMI,
SOSIAL ALAT / MESIN

I
ANALISIS FAKTOR

INFORMASI
PEUBAH UNTLTK
PENGEMBANGAN
RANCANGAN

ANALISIS DFSALAT / MESIN

MAYORITAS
ALAT / MESIN
YANG DIPILIH

ANALISIS FUNGSI
ALAT / MESIN
DENGAN "FAST"

KARAKTER FUNGSI DAN


STRUKTUR RANCANGAN
ALAT / MESIN

-r'
Gambar 3.1.a.Diagram Alir Pengembangan Metodologi yang Digunakan
(Tahapan Mormasi)

ANALISIS MORFOrnI
ALAT / MESIN
!

- MORFOLOGI

- BIAYA KOMPONE

-+
PENDAPATAN DAN
BIAYA PENGGUNAAN
ALAT / MESIN

PENDAPATAN
PENGGUNAAN
ALAT / MESIN

6
ANALISIS

Gambar 3.1.b.Diagram Alir Pengembangan Metodologi yang Digunakan


(Tahapan Kreatif)

@
ANALISIS

FINANSIAL PENGGUNAAN
ALAT/MESIN

AKAN DIUBAH ?

ALAT / MESIN
YANG LAYAK
FINANSIAL

....................

- HITUNG BOBOT
KlUT!3RIA

- HITUNG INDEKS
KINERJA AHP FUZZY

- BOBOT -RIA
- INDEKS KINERJA
FUZZY

.........................

HITUNG KOEFISIEN
KERAGAMAN
TERKECIL

HITtJNG NILAI INDEKS


REKAYASA
RANCANGAN (NIRR)

1. INDEK5 KINERJA TERTINGGI


2. NIRR TERTINGGI

Gambar 3.l.c.Diagram Alir Pengembangan Metodologi yang Digunakan


(Tahapan Analisis)

RANCANGAN
DENGAN INDEKS KINERJA
TERTINGGI SAMA DENGAN
RANCANGAN DENGAN NIRR

I ->?<

TERTINGGI ?

DENGAN NIRR DAN INDEKS


KINERIA TERTINGGI

DIEVALUASI

TIDAK

RANCANGAN
TERTINGGI
DENGAN NIRR

I TIDAK
RANCANGAN
DENGAN INDEKS
KINERJA TERTINGGI

ELEBIHAN DAN KEKURANGAN


RANCANCAN YANG DIANALEIS

PENGEM
BANGAN

Gambar 3.1.d. Diagram Alir Pengembangan Metodologi yang Digunakan


(Tahapan Analisis)

BANGAN

I
11

K O r n N E N KOME'ONEN
DARI RANCANGAN YANG
PERLU DIMODIFIKASI

KINERJADENGAN PEMROGRAM
nSQCUNTUKKOIvPONEN
MODIEIKASI DENGAN BOBOT
KRITENA YANG TELAH DIHITUN

II

PERHITUNGAN NKAI
SELURUH KOMFONEN
MODIEIKASI

ALTERNATIE
KOMFONEN MODIFIKAS

Gambar 3.1.e.Diagram Alir Pengembangan Metodologi yang Digunakan


(Tahapan Pengembangan)

REPRESENTAS1
ALrnRNATIF
KOMPONEN MODIFIKASI
TERBAIK

PERBANDINGAN NILAI
INDEKS REKAYASA
RANCANGAN (NIRR)
SEBELUM DAN SESUDAfI
MODIFIKASI

REKOMENDASI
IMPLEMENTAS1 MODIFIXASI
RANCANGAN YANG TERBAIK

(3
SELESAI

Gambar 3.1.f. Diagram A h Pengembangan Metodologi yang Digunakan


(Tahapan Rekomendasi)

SUB RUTIN

ALTERNATE KOMPONEN

I
I

1
I

MEMBANDINGKAN KEL~BIHANTIAP
ALTERNATE KOMPONEN RANCANGAN
MODIFIKASI DENGAN METODE ZERO-ONE

/ TOTALPROPORSITIAP
AI.TERNATIF KOMIJONEN
RANCANGAN MODIFlKASl

MENGALIKAN TOTAL PROPORSI


DENGAN BOBOT KRITERIA
PEMILMAN

ALTERNATIF KOMPONEN
RANCANGAN MOUlFlKASl

MENGKOMBINASIKAN nm ALTERNATE
KOMPONEN RANCANGAN MODmKASl DAN
MENJUMLAHKAN INDEKS KOMBINASINYA

TOTAL INDEKS KINERJA


KOMBINASI ALTERNATIF
KOMPONEN RANCANGAN
MODIFIKASI

4
MENGHITUNG BlAYA KONSRUKSl 'n"
KOMBINASI ALTERNATF KOMPONEN

c 5
KEMBALI

Garnbar 3.1.g.Diagram Alir Pengembangan Metodologi yang Digunakan


(Sub Rutin Hitung Indeks Kinerja Komponen
Rancangan Modif~kasi)

Pada tahapan metode rekayasa nilai, prosedur pemilihan dan evaluasi


adalah merupakan tahapan yang penting. Pengembangan metode dalam ha1
ini diperlukan dalam upaya mengantisipasi komplelcsitas permasalahan yang
dihadapi. Model yang digunakan pada pengembangan rekayasa nilai ini
adalah model pengambilan keputusan dengan metode AHP fuzzy. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa pada kenyataannya di lapangan
seringkali data yang diberikan oleh petani berbentuk nilai yang silatnya
kualitatif (seperti dinyatakan dengan kata-kata : sedang, cukup, tidak
memadai, dsb.) atau nilai angka-angka yang tidak pasti atau berupa angka
kisaran. Untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan biasanya angka
kisaran tersebut dibuat menjadi nilai angka rata-rata. Sedangkan pada model
keputusan fizzy angka kisaran tersebut diberikan apa adanya dan pada
akhirnya dengan menggunakan proses fusifikasidan defusifikasi,angka kisaran
tersebut akan dibuat nilai optimumnya. Fusifikasi pada metode AHP fizzy
adalah merupakan proses pengubahan nilai selang rating (bempa nilai batas
bawah dan batas atas) yang diberikan oleh penilai menjadi selang dalam
bentuk bilanganfuzzy, dengan maksud untuk mengatasi ketidak konsistenan
nilai yang disebabkan oleh selang rating dan bias setiap penilai. Sedangkan
defusijikasi adalah

merupakan proses

pengubahan

kembali

(proses

transformasi atau penterjemahan) suatu pernyataan dalam bentuk fuzzy ke


dalam suatu nilai yang dapat dipastikan, sehingga solusi akhirnya tidak
merupakan bentukfuzzy lagi.

Penentuan alternatif pilihan terbaik berdasarkan angka kisaran yang


diperoleh dari hasil defuslj7kasi digunakan tolok ukur koefisien keragaman.
Koefisien keragaman dapat ditentukan dengan formulasi :

dimana :
KK

= Koefisien keragaman

(J

= Standar

Xr

= Rata-rata

deviasi
hitung

Penghitungan koefisien keragaman ini dilakukan sehubungan dengan


hasil defusifikasi yang masih berbentuk angka kisaran. Pada situasi tertentu
ini masih menyulitkan dalam proses pemilihan alternatif yang terbaik.
Dengan berdasarkan angka koefisien keragaman, altematif dengan koefisien
keragaman terkecil dapat dinyatakan sebagai alternatif pilihan terbaik.
Sebagai contoh misalnya dari hasil perhitungan koefisien keragaman untuk
altematif yang dianalisis pada Tabel 3.1, altematif pilihan terbaik dengan
koefisien keragaman terkecil adalah alternatif D.

Tabel 3.1. Contoh Hasil Perhitungan Koefisien Keragaman dari Indeks


Minimum dan Indeks Maksirnum Defuslfikasi

Pengembangan lainnya dilakukan pada tahapan pengembangan, yaitu


penggunaan metode pemilihan altematif kombinasi morfologi rancangan
yang jumlahnya sangat banyak dengan basis pemrograman komputer. Pada
tahapan pengembangan ini digunakan pemrograman SQL (Structured Query
Language) untuk memudahkan dalam analisis dan pemilihan rancangan
modifikasi yang terbaik.
Untuk mendapatkan gambaran penerapan (irnplementasi) metodologi
rekayasa ini dilakukan analisis untuk pemilihan dan evaluasi pada rancangan
traktor tangan dengan menggunakan data untuk responden yang ada di
seluruh kabupaten di Jawa Barat.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September 1997 hingga bulan


Agustus 1998 dengan lokasi penelitian difokuskan di daerah pertanian yang
tersebar di 20 Kabupaten yang ada di Jawa Barat. Pertimbangan pemilihan
lokasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (1997), kegiatan pertanian
tanaman pangan yang dibudidayakan oleh kebanyakan petani di
Indonesia adalah padi sawah. Luas luas areal lahan sawah terbesar saat ini
terdapat di Pulau Jawa, yaitu 39,23% dari total luas areal lahan sawah yang
ada diseluruh Indonesia, tidak terrnasuk Timor Tirnur, Maluku dan Irian
Jaya (Lampiran 1).

2. Menurut data statistik dari luas areal lahan sawah yang ada di Pulau Jawa

tersebut Jawa Barat memiliki persentase luas areal lahan sawah yang
cukup besar, yaitu sekitar 33,97% kemudian Jawa Timur sekitar 3431%.
Sedangkan daerah lainnya rata-rata di bawah 30% (Biro Pusat Statistik,
1997).

3. Kegiatan budidaya padi sawah dalam ha1 ini banyak melibatkan traktor
tangan sebagai sumber tenaga untuk pengolahan tanah, dimana dari
seluruh populasi traktor tangan yang ada di Indonesia (kecuali Timor
Timur, Maluku dan Irian Jaya), Jawa Barat juga merupakan daerah dengan
populasi traktor tangan terbanyak, yaitu sebanyak 13.395 unit traktor
tangan dari total 34.018 unit (39,38%) populasi traktor tangan di Pulau
Jawa, sedangkan Jawa Tirnur hanya sekitar 8.354 unit atau 24,56% (Biro
Pusat Statistik, 1997).

4. Berdasarkan persentase jumlah traktor tangan tersebut, maka Jawa Barat


dijadikan contoh (sample) daerah atau lokasi penelitian. Dengan demikian
contoh studi kasus untuk daerah Jawa Barat ini dapat dijadikan model
untuk penelitian di daerah lainnya. Lokasi penelitian yang diamati
meliputi seluruh kabupaten,

sedangkan 4 kotarnadya yang ada

(Kotamadya Bandung, Bogor, Sukabumi dan Cirebon) tidak dijadikan


sebagai daerah lokasi penelitian mengingat areal pertanian dan populasi
traktor tangan di ke 4 kotamadya tersebut sangat sedikit. Menurut data
dari laporan tahunan Dinas Pertanian Tanarnan Pangan Propinsi Jawa
Barat (1996), jurnlah traktor tangan di 4 kotamadya tersebut seluruhnya

kurang dari 50 unit traktor tangan. Disamping itu pengembangan wilayah


di ke 4 kotamadya tersebut tidak diprioritaskan untuk sektor pertanian.
Adapun ke 20 kabupaten yang diamati tersebut adalah sebagai berikut :
Kabupaten Bandung, Bogor, Ciamis, Cianjur, Garut, Kuningan, Lebak,
Majalengka, Sukabumi, Sumedang, Tasikmalaya, Bekasi, Cirebon, Indramayu,
Kara~uang,Pandeglang, Punuakarfa, Serang, Subang dan Tangerang.

3.3.Responden
Dalam

kegiatan

ini

dilakukan

penyusunan

kuesioner

untuk

pengumpulan data primer dari responden dan data sekunder dari instansi
terkait. Jumlah responden dari tiap lokasi minimum sebanyak 30 responden,
dengan sasaran kelompok responden adalah pemilik dan pemakai traktor
tangan, baik yang sudah pernah membeli ataupun yang belum pernah

membeli traktor tangan, namun setidaknya pernah menggunakan traktor


tangan. Pertimbangan pengambilan contoh pengamatan 2 30 responden
tersebut didasarkan atas syarat minimum pengambilan sample, sesuai dengan
konsep Dalil Limit Pusat atau Central Limit Theorem (Downie dan Heath, 1974;
Steel dan Torrie, 1960).
Tujuan utama pengambilan contoh pengamatan i
n
iadalah :
1. Mendapatkan gambaran umum penyebaran traktor tangan berdasarkan
tipe dan merk, yang dapat dijadikan informasi awal dalam proses
pemilihan dan evaluasi rancangan traktor tangan dalam rangka perbaikan
atau modifikasi yang diperlukan.

2. Mengetahui peubah-peubah yang menjadi dasar pemilihan traktor tangan.


3. Mengetahui tanggapan responden atas kinerja yang diberikan oleh

masing-masing merk dan tipe traktor tangan yang banyak digunakan, baik
mengenai kelebihan maupun kekurangannya.
4. Mengetahui kriteria-kriteria umum yang digunakan oleh pemakai dalam

memilih traktor tangan.


Contoh kuesioner yang disebar kepada responden disajikan pada Lampiran 2.

Anda mungkin juga menyukai