Anda di halaman 1dari 19

Hubungan Antara Lingkar Lengan Atas dan Kadar

Hemoglobin pada Ibu Hamil Serta Faktor yang


Mempengaruhinya
Gabriel Enrico
102010208
D2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Pendahuluan
Di Indonesia, kasus anemia gizi sangat umum dan mudah dijumpai pada semua
kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan. Ditinjau dari segi kesehatan masyarakat
anemia gizi terjadi karena kekurangan zat besi. Anemia zat besi ini banyak diderita oleh
wanita hamil, laki laki dewasa, pekerja penghasilan rendah, balita dan anak sekolah. Pada
remaja putri, anemia gizi besi dapat mengurangi kemampuan belajar, sehinggga dapat
menurunkan prestasi di sekolah. Dalam kondisi anemia, tubuh mudah terkena infeksi.
Keadaan ini tentunya dapat menghambat perkembangan kualitas sumber daya manusia.
Gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil,mempengaruhi
sekurang kurangnya 20% wanita hamil. Wanita hamilmemiliki insiden komplikasi
puerperal yang lebih tinggi, dari pada wanita hamil dengan nilai hematology normal.
Dikatakan anemia bila kadar Hbpada wanita hamil trimester I < 11 gr/dl, trimester II < 10,5
gr/dl dantrimester III < 10 gr/dl.
Kadar Hb ibu hamil terjadi jika produksi sel darah merahmeningkat, nilai normal
hemoglobin (12 sampai 16 gr/%) dan nilai normalhematokrit (37% sampai 47%) menurun
secara menyolok. Penurunanlebih jelas terlihat selama trimester kedua, saat terjadi ekspansi
volumedarah yang cepat. Apabila nilai hematokrit turun sampai 35% atau lebih,wanita dalam
keadaan anemia. Menurut klasifikasi WHO kadar Hb untuk ibu hamil ditetapkanmenjadi tiga
kategori yaitu Normal (> 11 gr/%), anemia ringan (8-11 gr/%) dan anemia berat (< 8 gr/% ). 1

Pembahasan
1

Metodologi Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin dengan
ukuran

lingkar

lengan

atas

serta

faktor

lain

seperti

taraf

pendidikan,

pekerjaan,pendapatan, asupan gizi, status gravid dan konsumsi tablet Fepada ibu-ibu
hamil.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1) Diketahuinya hubungan antara kadar hemoglobin dengan lingkar lengan ata s
ibu hamil.
2) Diketahuinya

hubungan

antara

kadar

hemoglobin

denganusia

perkawinanibuhamil.
3) Diketahuinya hubungan antara kadar hemoglobin denganpendapatanibuhamil.
4) Diketahuinya hubungan antara kadar hemoglobin dengan status
gravidaibuhamil.
5) Diketahuinya hubungan antara kadar hemoglobin dengan konsumsi tablet
penambah darah (Fe) ibu hamil.

Rumusan Masalah
Mengetahui tingginya kasus anemia pada ibu hamil dan faktor resiko yang
mempengaruhi.

Hipotesis
Hipotesis

Tidak

adanya

hubungan

antara

kadar

hemoglobin

dengan

ukuranlingkarlenganataspadaibu-ibuhamildanfaktor-faktor yang berhubungansepertiusia


perkawinan, pendapatan, status gravidadan konsumsi tablet Fe.

Kerangka Teori
2

Hemoglobin
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Garby et al menyatakan bahwa penentuan status
anemia yang hanya menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap, sehingga
perlu ditambah dengan pemeriksaan yang lain. Hb merupakan senyawa pembawa
oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah
Hb/ 100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen
pada darah.3
Menurut Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama kehamilan,
meliputi : Merasa lelah atau lemah, kulit pucat progresif, denyut jantung
cepat,sesak napas, dan terganggunya konsentrasi. Penanggulangan anemia pada ibu
hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas
makanan sehari hari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapatkan preparat besi
tetapi juga asam folat.

Anemia
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah
di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk
pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun vitamin
B12. Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah
anemia karena kekurangan zat besi (Fe), sehingga lebih dikenal dengan
istilah Anemia Gizi Besi (AGB). Anemia defisiensi besi merupakan salah
satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan.3
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi,
jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Anemia
pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar
terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut WHO kejadian anemia
hamil berkisar antara 20% sampai dengan 89% dengan menetapkan Hb 11 gr
% sebagai dasarnya. Hb 9-10 gr % disebut anemia ringan. Hb 7-8 gr % disebut
anemia sedang. Hb <7 gr % disebut anemia berat. Menurut Depkes RI anemia
3

adalah suatu keadaan dimana hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr %.


Berdasarkan beberapa pendapat diatas, apa yang dimaksud anemia dalam
kehamilan adalah suatu keadaan kekurangan zat besi dengan kadar Hb kurang
dari 11- gr %.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil
1) Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil (LILA)
Status gizi ibu yang diukur melalui LILA mencerminkan cadangan zat gizi
dan kondisi status gizi ibu di masa pra hamil. Supriyono dalam penelitian
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status LILA dengan
status anemia ibu hamil. Kekurangan gizi sebelum hamil akan berpengaruh
terhadap status gizi ibu selama mengandung, yang membuat kebutuhan gizinya
lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak kekurangan gizi,untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan janinnya. LILA merupakan salah satu cara untuk mengetahui
keadaan gizi Wanita Usia Subur (WUS) baik ibu hamil maupun calon ibu yang
paling sederhana dengan cara melingkarkan pita lila di bagian lengan kanan ibu.
Seseorang dikatakan menderita risiko Kurang Energi Kronis (KEK) bilamana
LILA (Lingkar Lengan Atas) <23,5 cm. Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah
keadaan di mana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun.4
2)

Pendidikan ibu hamil


Tingkat pendidikan ibu menurut Undang-undang RI no.20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan lama pendidikan (sekolah) ditempuh,
dihitung dalam satuan tahun dibagi menjadi 3 kategori yaitu katagori pendidikan
rendah meliputi ibu dengan pendidikan setinggi-tingginya tamat SLTP atau
jumlah tahun sukses sekolah sampai dengan 9 tahun, pendidikan sedang yaitu ibu
dengan jumlah tahun sukses sekolah sampai

dengan

12

tahun

atau

menamatkan pendidikan SLTA diberi dan pendidikan tinggi yaitu ibu dengan
tahun sukses sekolah lebih dari 12 tahun atau perguruan tinggi.
Anemia cenderung
pendidikan

rendah,

berpendidikan

terjadi pada kelompok


karena berbagai

rendah

pada

sebab.

penduduk

dengan tingkat

Pada kelompok

penduduk

umumnya kurang mempunyai akses informasi

tentang anemia, gizi dan penanggulangannya, kurang memahami akibat anemia,


4

kurang dapat memilih bahan makanan bergizi khususnya yang mengandung


zat besi tinggi, serta kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
tersedia. Tetapi pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi.4,
3)

Pekerjaan ibu hamil


Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan dan mendapatkan upah. Pekerjaan
seseorang akan menggambarkan aktivitas dan kesejahteraan ekonomi yang akan
didapatkan. Pekerjaan yang menghasilkan pendapatan yang tinggi akan memberi
peluang ibu hamil untuk membeli makanan yang lebih bergizi dan berkulitas.
Kebanyakan ibu hamil dengan masalah anemia bekerja sebagai ibu rumah tangga
(IRT). Oleh karena itu, hubungan antara kadar hemoglobin dengan pekerjaan ibu
hamil berhubungan.4, 5

4)

Pendapatan ibu hamil


Pendapatan pada ibu hamil dan keluarga dapat mempengaruhi kesehatan dan
gizi yang baik. Keluarga dengan pendapatan terbatas besar kemungkinan kurang
dapat memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang diperlukan tubuh.
Setidaknya keanekaragaman bahan makanan kurang bisa dijamin, karena dengan
uang yang terbatas itu tidak akan banyak pilihan. Kurangnya kepenuhan
kubutuhan

makanan

dapat

menyebabkan

kekurangan

gizi

sekaligus

mempengaruhi pada kadar Hb ibu hamil.4, 5


5)

Asupan gizi ibu hamil


Asupan Gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar
15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air
ketuban, dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan
digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan
untuk pertumbuhan ibunya. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar
300 kalori per sehari, 15% lebih banyak dari jumlah normalnya, yaitu sekitar
2800 sampai 3000 kalori dalam satu hari. Kebutuhan energi untuk kehamilan
yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama kurang lebih 280 hari.
Hal ini berarti perlu tambahan 300 kalori setiap hari selama hamil. 6
5

Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. Sumber protein
sebagai zat pembangun juga penting untuk pertumbuhan ibu dan bayi. Seperti
halnya energi, kebutuhan protein ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita
normal. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 80gram/hari. Kebutuhan zat
mineral untuk ibu hamil juga penting untuk kesempurnaan fungsi sepanjang
kehamilan. Zat mineral seperti kalsium sebanyak 1,5 gram setiap hari, fosfor ratarata 2 gram dalam sehari, zat besi 30-50 mgr sehari. Memperhatikan hal tersebut
dapat dikemukakan bahwa ibu hamil memerlukan makanan yang mempunyai
nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan susunan makanan
empat sehat dan lima sempurna untuk memenuhi kebutuhan asupan
tambahan ibu hamil yang seimbang pada sekaligus pembentukan Hb yang
optimal.6
6)

Status Gravida
Gravida adalah seorang ibu yang sedang hamil. Primigravida adalah
seorangibu yang sedang hamil untuk pertama kali. Multigravida adalah seorang
ibu

yang

hamil

lebih

dari

sampai

kali.Makin

seringseorangwanitamengalamikehamilandanmelahirkanakanmakinbanyakkehil
anganzatbesidanmenjadimakin anemis.6
7)

Konsumsi tablet Fe
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhanFe
atau zat besi. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil
mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30%sampai
40%yangpuncaknya padakehamilan 32 sampai34minggu. Bilahemoglobinibu
sebelum

hamilsekitar11gr%makadenganterjadinya

mengakibatkananemiahamilfisiologis,danHbibuakanmenjadi

hemodilusi

akan

9,5sampai10gr%.

Tabletbesi adalahtablettambahdarahuntuk menanggulangi anemia gizi besi yang


diberikan kepada ibu hamil.Olehkarenaitukehamilanmemerlukantambahanzatbesi
untukmeningkatkanjumlahsel darah sekaligusmeningkatkansel darahmerahjanin
dan plasenta.6

KerangkaKonsep
6

Definisi Operasional
Data Umum
Responden adalah ibu hamil.
Ibu hamil adalah wanita yang sedang hamil. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi
Internasional hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi
lahir, kehamilan normal akan berlangsung selama 12 minggu pada trimester pertama,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40).
Kadar hemoglobin (Hb) digunakan sebagai indikator anemia. Penentuan kadar Hb adalah
menggunakan alat pengukur Hb (EasyTouch GCHb). Menurut WHO, kadar Hb ibu hamil
ditetapkan menjadi:2

Normal = > 11 g/dl


Anemia = < 11 g/dl.

Skala data: Rasio


Kode kadar hemoglobin:
7

Kadar Hemoglobin
Anemia
Normal

Koding
1
2

Lingkar lengan atas (Lila) digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil. Ukuran lila
dapat menggambarkankelompok berisiko Kurang Energi Kronis (KEK) dan yang tidak
mengalami KEK pada ibu hamil. Lila diukur dengan pita pengukur (pita Lila), dalam ukuran
sentimeter (cm).2
Pita pengukur diletakkan diantara bahu dan siku,kemudian kepada pertengahan antara bahu
dan siku dilingkari dengan menggunakan pita pengukur. Pembacaan skala dilakukan dengan
benar. Batas nilai ambang lingkar lengan atas adalah 23,5 cm.2 Ibu hamil dengan ukuran
lingkar lengan kurang dari 23,5 cm dianggap Kurang Energi Kronis (KEK) atau tidak normal
manakala ibu hamil dengan ukuran lingkar lengan atas lebih dari 23,5 cm dianggap tidak
KEK atau normal.
Skala data: Rasio
Kode lingkar lengan atas (lila):
Lingkar Lengan Atas (Lila)
Kurang Energi Kronis (KEK)
Tidak KEK

Koding
1
2

Pendapatan adalah jumlah total penghasilan individu hasil dari bekerja selama satu bulan.
Penghasilan didasarkan kepada Upah Minumum Regional (UMR) DKI Jakarta 2014 yaitu Rp
2.400 000 juta. Penghasilan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

Rendah: bila penghasilan bulanan kurang dari kadar UMR.


Sedang: bila penghasilan bulanan 1 2 kali UMR.
Tinggi: bila penghasilan bulanan lebih dari 2 kali UMR.
Skala data: Ordinal
Kode pendapatan:
Pendapatan
Rendah
Sedang
Tinggi

Koding
1
2
3

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai dari konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan. Dari peristiwa kehamilan dikenal dengan
istilahprimigravida dan multigravida.
Primigravidaadalahseorangibu yang sedanghamiluntukpertama kali.
Multigravida adalahseorangibu yang hamillebihdari 1 sampai 5 kali.
Skala data: Ordinal
Kode gravida:
Status Gravida
Primigravida
Multigravida

Koding
1
2

Konsumsi tablet Fe (tablet penambah darah) adalah konsumsi tablet penambah darah
oleh ibu hamil untuk menanggulangi anemia gizi besi dengan meningkatkanjumlahsel
darahmerahdanmembentuksel

darahmerahjanin

dan

plasenta.

Konsumsi

tablet

Fe

dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

Tidak pernah minum tablet penambah darah.


Minum kurang dari 30 tablet per bulan.
Minum 30 tablet per bulan.

Skala data: Ordinal

Kode pendapatan:
Konsumsi tablet Fe (tablet penambah darah)
Tidak pernah minum tablet penambah darah
Minum kurang dari 30 tablet per bulan
Minum 30 tablet per bulan

Koding
1
2
3

Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak empat variabel yang terdiri
dari tiga variabel independen yaitu status jumlah anak, sosial ekonomi, status gizi (anemia
gizi, LILA), danusia perkawinan, serta satu variabel dependen yaitu anemia.

Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variable dependen (terikat) dan variable independen
(bebas). Variable terikat berupa kadar hemoglobin ibu hamil. Variabel bebas berupa ukuran
lingkar lengan atas, pekerjaan, pendapatan,status gravida, dan konsumsi tablet Fe.

Desain Penelitian
Penelitiananalitikmerupakanpenelitian yang menekankanadanyahubunganantarasatu
variable dengan variable lainnya.Penelitiananalitikterdiridari :cross-sectional analytic,
cohort, case-control.
Penelitiancross-sectionaladalahpenelitian
melakukandeterminasiterhadappaparan

yang

(exposure)

danhasil

(disease

outcome)

secarastimultanpadasetiapsubjekpenelitian.Iniberarti exposure dan outcome dan effect


dilihatpadawaktu yang samaataudikenaldengansnapshot of the population.
Penelitian cohort yaitudimanapenelitimenentukansatukelompok yang terpapar factor
resikodansatukelompoktidakterpapat,

kemudiandilakukanfollow

upterhadapkeduakelompoktersebutuntukmembandingkaninsidenpenyakitnya.
cohort

termasukpenelitiandenganpendekatan

yang

Penelitian

diukurdariwaktukewaktuataubersifat

longitudinal.
Penelitian case control adalahpenelitian yang banyak digunakan pada bidang
epidemiologi untuk mengetahui penyebab penyakit dengan meninvestigasi
hubungan antara factor risiko dengan kejadian penyakit. Pada penelitian ini
menggunakan pendekatan backward looking (retrospective) berdasarkan
exposure histories of cases and control.1
Pada penelitian untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin dengan
ukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan studi analitik case-control
karena pada penelitian ini ingin diketahui penyebab dan faktor resiko seperti
pekerjaan, pendapatan, status gravida, kurang konsumsi tablet Fe dari kejadian
anemia pada saat ibu hamil.

Sumber data danmetodepengumpulan data


Berbagai jenis sumber data danmetodepengumpulan data, yaitu :
10

1. Data primer
Data penelitian yang diperolehsendirimelalui :
Wawancara, observasi, tes.
Kuesioner (daftarpertanyaan)
Pengukuranfisik
Percobaanlaboratorium
2. Data sekunder
Data yang diperolehdarisumberkedua, dokumentasilembaga, yaitu :
Biro PusatStatistik (BPS)
Rumahsakit
Lembagaatauinstitusi
MetodePengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioneradalahdaftarpertanyaantertulis

yang

ditujukankepadarespondenkemudianjawabanrespondendicatat/direkam.
2. Observasi
Metodepengumpulan data dimanapenelitimencatatinformasisebagaimana

yang

disaksikanselamapenelitianlaludicatatseobyektifmungkin.
3. Wawancara
Pengambilan data melaluiwawancara /secaralisanlangsungdengansumberdatanya,
baikmelaluitatapmukaataulewat

telephone,

teleconference.

Jawabanrespondendirekamdandirangkumsendiriolehpeneliti.
4. Dokumen
Pengambilan

data

melaluidokumentertulismamupunelektronikdarilembaga/institusi.Dokumendiperlukan
untukmendukungkelengkapan data yang lain.7
Padapenelitianuntukmengetahuihubunganantarakadar
denganukuranlingkarlenganatas

(LILA)

dapatdigunakandata

hemoglobin
primer

dimana

peneliti

melakukan pengumpulan data secara langsung kepada sampel dengan cara dikumpulkan
menggunakan alat pengukur Hb untuk mengukur Hemoglobin, pita lilauntuk mengukur
lingkar lengan atas dan memakai bantuan kuesioner dan wawancara untuk menngetahui
pendapatan keluarga, usia perkawinan dan jumlah anak, responden yang menjadi sampel
adalah ibu hamil.

Jenis data

11

Data Kualitatifdibagimenjadiduayaitu:
1. Data Nominal
Data nominal adalah data yang paling rendah dalam level pengukuran data. Jika suatu
pengukuran data hanya menghasilkan satu kategori. Sifat data ini adalah setara atau
tidak menunjukkan tingkatan tertentu.
Contoh : data kelamin seseorang laki-laki dan perempuan, data ini termasuk
nominal. Data nominal dalam praktek statistik biasanya dijadikan angka yaitu
proses yang disebut kategori.
2. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang menunjukkan pada tingkatan tertentu sehingga jenis
data ini merupakan tingkatan urutan dari yang lebih tinggi menuju ke urutan yang
lebih rendah dengan kata lain data hasil kategorisasi ini sifatnya tidak setara.8
Contoh : pandai diberi kategori 4, sedang diberi kategori 3, kurang diberi
kategori 2, sangat kurang diberi kategori 1.
Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data berupa angka dalam arti yang
sebenarnya. Data Kuantitatif dibedakan menjadi dua:
1. Data Interval
Data interval adalah data statistik yang mempunyai jarak yang sama diantara hal-hal
yang sedang diselidiki. Satuan ukurannya mempunyai skala yang sama antara
kategori dapat diketahui selisihnya menggunakan titik 0 (nol) tidak mutlak. Data
interval ini tergolong sebagai data kontinu yang merupakan data yang tingkatannya
lebih tinggi dibandingkan dengan data ordinal.8
Contoh: Suhu badan
2. Data Rasio
Data rasio adalah data yang dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Data ini
mempunyai nilai 0 (nol) absolute. Maksudnya angka 0 ini benar-benar tidak ada
nilainya. Data rasio adalah data dengan tingkatan pengukuran paling tinggi diantara
jenis data lainnya.8
Contoh : Jumlah anak, Kadar Hemoglobin

Populasi
Populasi rujukan adalah semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Sampelnya adalah ibu hamil yang anemia, dan ibu hamil yang tidak anemia sebagai kontrol.
Subyek penelitian harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

Kriteria inklusi :
o Ibu hamil yang anemia
12

o Ibu yang memiliki anak dengan berat badan lahir rendah


o Bersedia ikut serta dalam penelitian ini yang dibuktikan denganmenandatangani

inform konsen
Kriteria eksklusi :
o Ibu yang memiliki anak dengan berat badan lahir normal
o Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian ini

Sampel
Accidental sampling adalah mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau
tersedia suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Pengolahan Data
Terhadap data-data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan berupa proses
editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan
program computer, yaitu program SPSS.
Analisis data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis sesuai dengan cara uji
statistic menggunakan chi square.

Uji parametric atau non-parametrik


Uji Parametrik
Metode statistik parametrik terdiri dari Uji-Z (1 atau 2 sampel, Uji-T (1 atau 2 sampel),
Korelasi Pearson. Ciri-ciri statistik parametrik dimana data dengan skala interval dan rasio.
Keunggulan pada uji parametrik dimana suatu populasi yang dianggap sampel biasanya tidak
diuji dan dianggap memenuhi syarat namun kelemahan pupolasi harus memiliki varian yang
sama dan variabel yang diteliti harus dapat diukur setidaknya dalam skala interval.
Uji Non-Parametrik
Metode statistik uji non-parametrik terdiri dari Uji Fisher, Chi-square test dan umunya data
yang digunakan data berskala nominal dan ordinal lalu jumlah sampel biasanya kecil.
Keunggulan pada uji non parametrik lebih mudah dikerjakan dan lebih mudah dimengerti
dibanding uji parametrik karena statistik non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan
matematik yang rumit namun kelemahannya hasil pengujian hipotesis dengan statistik nonparametrik tidak setajam statistik parametrik.7

13

Padapenelitianuntukmengetahuihubunganantarakadar
hemoglobin
denganukuranlingkarlenganatas (LILA) dapat digunakan pengujian non parametrik dengan
uji chi-square karena data yang diperoleh berskala kategorikal dan kategorikal.

Hasil Penelitian
Dari hasil analisis didapat ternyata di wilayah kerja Puskesmas ditemukan (45%)
kasus ibu yang hamil dengan LILA (lingkar lengan atas) <18.0 cm. Keadaan ini menunjukkan
bahwa ternyata adanya kejadian BBLR.

Hubungan antara kadar hemoglobin dengan lingkar lengan atas ibu hamil
Dilakukanujianalisis
Didapatkannilai

antarakadar
P

hemoglobin

bilalebihdari

denganukuranlingkarlenganatasibuhamil.

0,05danbermaknahipotesisnolditerima.

Hal

inimenggambarkantidakadakaitanantaraukuranlingkarlenganatasibuhamildengankadarhemogl
obinnya.Namun bila nilai P kurang dari 0,05 dan tidak bermakna hipotesis nol ditolak. Hal ini
menggambarkan ada kaitan antara ukuran lingkar lengan atas ibu hamil dengan kadar Hb.
Ukuran lingkar lengan atas ibu hamil bisa digunakan untuk menggambarkan status gizinya.
Oleh kerana itu ibu hamil dengan ukuran lingkar lengan atas biasanya mempunyai kadar
hemoglobin yang lebih rendah.
Hubungan antara kadar hemoglobin dengan tingkat pendidikan ibu hamil
Dari uji analisis dengan rumus Chi Square didapatkan bila P > 0,05 dan hipotesis diterima.
Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan kadar hemoglobin. Namun
bila P < 0,05 maka hipotesis ditolak dan ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil
dengan kadar hemoglobin. Hal ini dikarenakan kerana kesadaranumumtentang anemia
dankehamilansemakintinggikarena program kesehatandaripemerintah.

Hubungan antara kadar hemoglobin dengan pendapatan ibu hamil


Dari uji analisis bila didapatkan P > 0,05 maka bermakna hipotesis nol diterima. Hal ini
bermakna tidak ada hubungan antara pendapatan ibu hamil dengan kadar hemoglobin ibu.
Namun bila P < 0,05 maka hipotesis ditolak dan ada hubungan antara pendapatan ibu hamil
14

dengan kadar hemoglobin. Hal ini dapat dikarenakan karena pengaruh dari program
perbaikkan gizi dari pemerintah kepada ibu-ibu hamil sehingga tingkat pendapatan tidak
berpengaruh terhadap status gizi ibu.

Hubungan antara Konsumsi Tablet Fe dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil


Nilai p didapatikurangdari 0,05darihasil Uji Chi Square, bermakna hipotesis ditolak. Ada
hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin ibu hamil. Bila nilai P > 0,05
maka hipotesis diterima. Tidak ada hubungan bermakna antara konsumsi tablet Fe dengan
kada Hemoglobin. Oleh karena itu perlu diperhatikan asupan zat besi baik dari makanan
maupun tambahan zat besi terutama pada ibu hamil.

Pembahasan
1. Jumlah anak
Parietas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko
mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan
nutrisi.Karena selama hamil zat zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara parites dengan kejadian anemia pada ibu hamil.Jarak kelahiran adalah waktu sejak
ibu hamil sampai terjadinya kelahiran berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat
dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum
pulih dan pemenuhan kebutuhan zat zat gizi belum optimal yang sudah harus
memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
2. Sosial Ekonomi
Dari hasil pengamatan data kohort ibu hamil beberapa hal yang kemungkinan
berperan dalam tingkat pengetahuan ini adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, kepatuhan
ANC dan penjelasan yang diberikan saat antenatal care di petugas kesehatan. Pada ibu
hamil dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi (dalam sampel yaitu sampel dengan
pendidikan terakhir perguruan tinggi atau akademi) memiliki tingkat pengetahuan yang
15

baik, sampel dengan pendidikan terakhir SMP/SMA berada dalam kategori tingkat
pengetahuan sedang, dan sampel yang tamat SD pengetahuannya cenderung rendah.
Demikian juga dengan pekerjaan, sampel yang bekerja sebagai pegawai swasta atau
pegawai negeri pengetahuannya cenderung lebih baik, sebaliknya sampel yang
kesehariannya hanya sebagai ibu rumah tangga, pengetahuannya cenderung masuk ke
dalam kategori sedang atau rendah. Hal ini terjadi kemungkinan karena sampel yang
bekerja di luar lebih banyak menerima informasi dari lingkungan sekitarnya dan juga
yang tak kalah penting adalah dari media massa seperti koran, majalah, dan televisi.
a. Pendidikan
Faktor sosial ekonomi juga akan mempengaruhi pada pola konsumsi makan, pola
konsumsi makan sangat berdampak pada cukup tidaknya zat besi dalam makanan
(Djaja at all, 1994). Menurut (Manuaba, 2010) anemia defisiensi besi mencerminkan
kemampuan sosial ekonomi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya dalam
jumlah dan kualitas gizi. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan
keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dalam kesehatan keluarga,
(Hermina, 1992). Ibu hamil dengan pendidikan rendah yaitu tidak sekolah, tidak tamat
SD dan tamat SD sebanyak 66.15% menderita anemia dan merupakan prevalensi
terbesar dibandingkan dengan kategori pendidkan sedang maupun tinggi (Wijianto,
2002). Ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah akan mengalami resiko anemia
lebih tinggi dibanding dengan ibu hamil yang tingkat pendidikannya tinggi (Achadi,
1995). Menurut Arisman (2004) faktor pendidikan juga berpengaruh saat pemberian
tablet besi. Efek samping dari tablet besi yang dapat mengganggu seperti mual
muntah sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan tersebut
sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka
memerlukan tambahan zat besi. Handayani (2000) menyatakan bahwa tingkat
pendidikan yang dicapai seseorang mempunyai hubungan nyata dengan pengetahuan
gizi dari makanan yang dikosumsinya.
b. Pekerjaan
Berat ringannya pekerjaan ibu juga akan mempengaruhi kondisi tubuh dan pada
akhirnya akan berpengaruh pada status kesehatannya. Ibu yang bekerja mempunyai
kecenderungan kurang istirahat, konsumsi makan yang tidak seimbang sehingga
mempunyai resiko lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan ibu yang tidak
bekerja (Wijianto, 2002).
16

c. Pengetahuan
Anemia masih banyak dijumpai karena kemiskinan dan kurangnya pengetahuan
tentang makanan sehat. Bahkan pada waktu hamil banyak makanan yang ditabukan
karena kurangnya pengertian tentang makanan sehat yang bergizi sehingga anemia
semakin parah (Manuaba, 2010). Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah
satu jenis pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pendidikan. Pengetahuan gizi
dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Semakin banyak
pengetahuan tentang gizi dan kesehatan, maka semakin beragam pula jenis makanan
yang dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan
kesehatan individu (Suhardjo, 1989). Tingkat pendidikan turut menentukan mudah
tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh.
Dari kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang tanggap
adanya masalah defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil dan bisa mengambil tindakan
secepatnya (Kodyat, 1993).
3. Status gizi
Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sering kali multiple dengan
manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi buruk, atau kelainan herediterseperti
hemoglobinopati. Namun, penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang
tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan
yang berlebihan, dan kurangnya utilitasi nutrisi hemopoietik. Sekitar 75% anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit
mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia
megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin
B12.
4. Usia perkawinan
Umur seorang ibu berkaitan dengan alat alat reproduksi wanita. Umur reproduksi
yang sehat dan aman adalah umur 20 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas
35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara
biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga
mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan zat zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35
tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang sering menimpa diusia ini.
17

Kesimpulan
Umur ibu kurang dari 20 tahun dan lebih 35 tahun berisiko lebih besar untuk menderita
anemia.
Didapati ukuran lingkar lengan atas konsumsi tablet Fe memppunyai hubungan dengan kadar
hemoglobin ibu hamil.
Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, pendapatan, asupan gizi, dan
jumlah paritas terhadap kadar hemoglobin ibu hamil.

Saran
1. Perencanaan kehamilan/persalinan sangat penting dilaksanakan pada umur 20 sampai 35
tahun, untuk menekan kejadian anemia pada ibu hamil.
2. Program KB sangat diperlukan untuk mengatur

jarak

kelahiran

sehingga

kelahiranberikutnya dapat lebih dari dua tahun.


3. Pemeriksaan ANC tetap sangat diperlukan adanya kunjungan yang teratur bagi ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilannya, sebagaiupaya deteksi dini kelainan kehamilan.
4. Perlu penelitian lanjutan terhadap variabel lain yang belum diteliti dalam penelitianini,
misalnya kebiasaan ibu serta faktor sosial budaya yang lain.

18

Daftar Pustaka
1. Nursalam.

KonsepdanPenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan.

SalembaMedika. Jakarta: 2008. Hal 56-65


2. Ekobudiarto. MetodologiPenelitianKedokteran: Pengantar. EGCKedokteran. Jakarta:
2002. Hal 70-3
3. PolaKonsumsi Dan Kadar Hemoglobin PadaIbuHamildiKabupatenMaros, Sulawesi
Selatan, diunduhdarihttp://journal.ui.ac.id/health/article/download/795/757
4. HubunganAntaraAsupan Protein DenganKekuranganenergiKronik (Kek)
PadaIbuHamil Di KecamatanJebres Surakarta,
diunduhdarihttp://eprints.uns.ac.id/130/1/167080309201010381.pdf
5. Mid-Upper Arm Circumference At Age Of Routine Infant Vaccination To Identify
Infants At Elevated Risk Of Death: A Retrospective Cohort Study In The Gambia,
diunduhdarihttp://www.who.int/bulletin/volumes/90/12/12-109009/en/
6. Status GiziIbuHamil Serta PengaruhnyaTerhadapBayi Yang
Dilahirkandiunduhdarihttp://local.sman3sda.sch.id/.../12_status_gizi_ibu_hamil.pdf
7. I ketutswarjana. Metodologipenelitiankesehatan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta:
2012. Hal 80-3
8. Widiyanto, Joko. SPSS For Windows. Badan Penerbit-FKIP Universitas

Muhammadiyah. Surakarta: 2012. Hal 20-21

19

Anda mungkin juga menyukai