Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRATIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN III DAN IV


PARTISI EKSTRAKKSI DAN SKRINING FITOKIMIA

OLEH:
NAMA

: RAHMAH

NIM

: F1F1 13 125

KELAS

:C

KELOMPOK

: II (DUA)

ASISTEN

: SRI REZKI ANITA

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015

PERCOBAAN III DAN IV


PARTISI EKSTRAKKSI DAN SKRINING FITOKIMIA
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui prinsip dasar uji kandungan kimia ekstrak
2. Dapat melakukan identifikasi kandungan kimia dalam suatu ekstrak
bahan
B. Landasan Teori
Tumbuhan umumnya mengandung senyawa aktif dalam bentuk
metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, saponin,
triterpenoid dan lain-lain. Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa
kimia yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi
sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit untuk
tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya1.
Jarak merah dikenal memiliki manfaat beragam dalam bidang
pengobatan.Secara etnobotani biji tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat
pencahar, kulit dan akar digunakan sebagai anti biotik, anti-fertiliti agent dan
bahan pembersih darah. Masyarakat Indonesia memanfaatkan getah
tanaman ini sebagai obat kumur pada gusi berdarah, dan daunnya digunakan
pada pengobatan pembengkakan pada mata kuda yang disebabkan oleh
lalat kuda. Jarak merah memiliki kandungan kimia yaitu Jatrophone pada
batang dan daunnya2.
Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen solut
dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa pelarut. Proses
ekstraksi dipilih terutama jika umpan yang akan dipisahkan terdiri dari
komponen-komponen yang mempunyai titik didih yang berdekatan, sensitif
terhadap panas dan merupakan campuran azeotrop3.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan4.
Pemilihan pelarut yang tepat dapat meningkatkan efisiensi ekstraksi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarutdiantaranya adalah
selektivitas, toksisitas,kepolaran, kemudahan untuk diuapkan, dan harga

pelarut. Etil asetat merupakan pelarut dengan toksisitas rendah yang bersifat
semi polar sehingga diharapkan dapat menarik senyawa yang bersifat polar
maupun non polar5.
Metode partisi cair-cair merupakan pemisahan komponen kimia
diantara dua fase pelarut yang tidak salingbercampur. Komponen kimia akan
terpisah ke dalam kedua fase sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan
perbandingan konsentrasi yang tetap. Partisi bertingkat (polar, semi polar,
non polar) akan mempengaruhi profil kandungan kimia pada masing-masing
fraksi. Perbedaanprofil kandungan kimia tersebut dimungkinkan berpengaruh
terhadap aktifitas anti radikal6 .
Uji fitokimia pada jarak dengan mengidentifikasi awal adanya
senyawa forbol ester dalam ekstrak bungkil jarak pagar dilakukan dengan
cara uji adanya senyawa terpenoid dengan menggunakan pereaksi
Liebermann-Burchard. Larutan coklat kekuningan hasil ekstraksi bungkil biji
jarak pagar direaksikan dengan beberapa tetes anhidrida asam asetat dan
satu tetes asam sulfat pekat7.
Senyawa fitokimia merupakan senyawa golongan metabolit sekunder
dalam tumbuhan yang memiliki fungsi tertentu bagi manusia. Untuk
mengetahui senyawa fitokimia tersebut, pada penelitian ini dilakukan
identifikasi terhadap enam jenis senyawa fitokimia yang diperkirakan terdapat
pada ekstrak. Senyawa fitokimia tersebut adalah senyawa golongan alkaloid,
flavonoid, antrakuinon, glikosida steroid, glikosida flavonoid, dan saponin.
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui keberadaan senyawa metabolit
sekunder pada sampal yang meliputi pemeriksaan triterpenoid, alkaloid,
flavonoid, tannin, saponin, dan minyak atsiri8.
Komponen

yang

terdapat

dalam

ekstrak

etanol

dianalisis

golongan senyawanya dengan tes uji warna dengan beberapa pereaksi


untuk

golongan

senyawa

alkaloid,

tanin

dan

polifenol,

saponin,

kardenolin dan bufadienol, flavonoid, dan antrakuinon. Pereaksi-pereaksi


spesifik

yang

digunakan

kebanyakan bersifat polar

sehingga bisa

berinteraksi dengan sampel berdasarkan prinsip like dissolve like.


Terbentuknya endapan pada uji Mayer, Wagner dan Dragendorff berarti
dalam ekstrak etanol terdapat alkaloid. Tujuan penambahan HCl adalah
karena

alkaloid

bersifat

basa

sehingga

biasanya

diekstrak

dengan

pelarut

yang

mengandung

asam.

Perlakuan

ekstrak dengan NaCl

sebelum penambahan pereaksi dilakukan untuk menghilangkan protein.


Adanya protein yang mengendap pada penambahan pereaksi yang
mengandung logam berat (pereaksi Mayer) dapat memberikan reaksi
positif palsu pada beberapa senyawa9.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Alat - alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu:
a. Pipet Tetes
b. Tabung Reaksi
c. Rak tabung
d. Sinar UV
e. Timbangan Analitik
f. Magnetik Stirer
g. Botol Vial
h. Gelas Kimia
i. Gelas ukur
j. Sendok Tanduk
2. Bahan
Bahan bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu:
a. Ekstrak akar jarak merah
b. Aquades
c. Etanol 96 %
d. Etil Asetat
e. N-Heksan
f. Pereaksi FeCl2
g. Pereaksi Dragendrof
h. Pereaksi Liberman Bucher
i. Pereaksi AlCl2
j. Aluminium foil
3. Uraian Bahan
a. Etanol (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi
: Etil alkohol / etanol
Nama lain
: Etil alkohol, hidroksil etanol, alkohol
Berat molekul
: 46,07 gr/mol
Rumus molekul : C2H5OH
Pemerian
: Cairan mudah menguap, mudah terbakar,
tidak berwarna dan merupakan alkohol yang
paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
b. Etil Asetat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi
: Acidium ace
Nama lain
:
Berat molekul
: 60,05 gr/mol
Rumus molekul : C2H4O2
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, bau membusuk,
Kelarutan

rasa tajam
: Dapat bercampur dengan air, dengan etanol

Kegunaan
Penyimpanan

(95%) dan gliserol


: Zat tambahan
: Dalam wadah tertutup rapat

c. Aquades (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi
: Aqua destillata
Berat molekul
: 18,02
Rumus molekul : H2O
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
4. Klasifikasi Tanaman
Jarak Merah (Jantropha Gossypitolin Linn)
Kingdom
: Plantae
Super divisi
: Spermatophyta
Divisi
: Mangnolophyta
Kelas
: Mangnoliosida
Sub kelas
: Rosidne
Ordo
: Euphorbiacer
Family
: Euphorbiaceae
Genus
: Jantropha
Spesies
: Jantropha Gossypifolia Linn
D. PROSEDUR KERJA
1. Uji Fraksinasi Ekstrak
Ekstrak Rimpang Jarang
Merah
- Ditimbang sebanyak 1 gr
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 6 ml etanol
- Dikocok menggunakan magnetik
-

stirrer sampai homogen


Ditambahkan n hexan sebanyak 6

ml
Dikocok sampai homogen
Didiamkan sampai terbentuk 2

lapisan
Dipindahkan fase larut ketabung
reaksi yang baru dan fase tidak

larut ditambahkan n hexan


Dilakukan sebanyak 3 kali

Fraksi tak larut n - hexan


- Ditambahkan 2 ml etil asetat untuk
-

yang tidak terpisah


Dikocok hingga homogen
Didiamkan sampai terbentuk 2
lapisan / terpisah

Dipindahkan fase larut kedalam


tabung reaksi baru dan untuk fase
tidak larut etil asetat, ditambahkan

etil asetat
Diulangi sebanyak 3 kali
Dipindahkan kedalam botol vial

fraksi larut etil asetat


Dievap pada suhu ruang

2. Uji skrining fitokimia


Fraksi

Fraksi Hexan

Fraksi Etil Asetat

Fraksi Etanol

Uji Tabung
-

Fraksi Hexaan
- Alkaloid

Tanin
Flavonoid
Alkaloid
Terpenoid
Saponin

Fraksi Etil Asetat


- Alkaloid

- Alkaloid
-

Flavonoi

Flavonoid

Flavonoi d

- Flavonoid
-

Terpenoid
- Flavonoid

Saponin

Saponin

Tanin

- Saponin
-

Tanin
- Tanin

Fraksi Etanol

E. HASIL PENGAMATAN
1) Tabel Pengamatan Uji Kandungan Kimia Fraksi Hexan Ekstrak Akar
Jarak Merah
No.

Perlakuan

Uji Alkaloid
1.

2 pipet ekstrak + 3 tetes


pereaksi dragendrof

Uji Flavonoid
2.

2 pipet ekstrak + 3 tetes


FeCl3

Uji Saponin
3.

2 pipet ekstrak + 2 pipet


aquades hangat, dikocok

4.

Uji Terpenoid
2 pipet ekstrak + 3 LB

Gambar

Hasil
Tidak
terbentuk
warna
jingga(-)

Tidak terjadi
perubahan
warna (-)

Tidak berbuih
(-)

Tidak terjadi
perubahan
warna (-)

5.

Uji Tanin
2

pipet

ekstrak

Tidak terjadi

pereaksi FeCl3

perubahan
warna (-)

2) Tabel Pengamatan Uji Kandungan Kimia Fraksi Etil Asetat Akar Jarak
Merah
No.

1.

2.

Perlakuan

Terbentuk

2 pipet ekstrak + 3 tetes

endapan

pereaksi dragendrof

orange (+)

Uji Flavonoid

Terbentuk

2 pipet ekstrak + 3 tetes

warna biru
(+)

Uji Saponin

Tidak

2 pipet ekstrak + 2 pipet

terbentuk

aquades hangat, dikocok

buih (-)

Uji Terpenoid
4.

Hasil

Uji Alkaloid

pereaksi FeCl3

3.

Gambar

2 pipet ekstrak + 3 tetes


LB

Tidak terjadi
perubahan
warna (-)

5.

Uji Tanin

Terjadi

2 pipet ekstrak + 3 tetes

perubahan

pereaksi FeCl3

warna (+)

3) Tabel Pengamatan Uji Kandungan Kimia Fraksi Etanol Akar Jarak


Merah
No.

1.

2.

Perlakuan

Terbentuk

2 pipet ekstrak + 3 tetes

endapan

pereaksi dragendrof

orange (+)

Uji Flavonoid

Terbentuk

2 pipet ekstrak + 3 tetes

endapan

FeCl3

jingga (+)

2 pipet ekstrak + 2 pipet


aquades hangat, dikocok

Uji Terpenoid
4.

Hasil

Uji Alkaloid

Uji Saponin
3.

Gambar

2 pipet ekstrak + 3 tetes


LB

Terbentuk
buih (+)

Tidak terjadi
perubahan
coklat (-)

5.

Uji Tanin
2 pipet ekstrak + 3 tetes
pereaksi FeCl3

Terjadi
perubahan
warna (+)

F. PEMBAHASAN
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun
cair

dengan bantuan pelarut.

Pelarut

yang digunakan harus dapat

mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.


Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya,
ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan
pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam
campuran.
Ekstraksi cair-cair atau yang dikenal dengan partisi ektraksi merupakan
proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan kelarutan zat
terlarut yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak
(solvent) sesuai dengan derajat kelarutannya sehingga masing-masing jenuh
dengan perbandingan konsentrasi tertentu dan terjadi pemisahan. Metode
ekstraksi ini sering kali disebut proses partisi dari crude extract atau ekstrak
kasar

sehingga

diperoleh

sekumpulan

senyawa

kimia

dengan

tingkatkepolaran yang berbeda-beda.


Kebanyakan prosedur ekstraksi cair-cair melibatkan ekstraksi analit dari
fase air ke dalam pelarut organik yang bersifat non polar atau agak polar
seperti heksana, metilbenzen atau diklorometan. Meskipun demikian proses
sebaliknya (ekstraksi analit dari pelarut organik non polar ke dalam air) juga
mungkin terjadi. Dengan kata lain, dalam ekstraksi cair-cair ini tidaklah
mungkin untuk mencapai 100% analit terekstraksi pada salah satu
fase/pelarut. Karena ekstraksi merupakan proses kesetimbangan dengan
efisiensi terbatas, maka sejumlah tertentu analit akan tertahan di kedua fase.
Kesetimbangan kimia yang melibatkan perubahan pH, kompleksasi, pasangan
ion, dan sebagainya dapat digunakan untuk meningkatkan perolehan kembali
analit dan/atau menghilangkan pengganggu.
Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu
larutan dengan pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible)
dengan pelarut asal yang mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan
terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent. Hal ini
menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari pelarut asal kepelarut
pengekstrak (solvent).

Praktikum kali ini dilakukan partisi cair-cair dengan sampel yang berasal
dari hasil ekstraksi refluks terhadap akar jara merah(Jatropha gossypifolia L.).
Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Kemudian alat tersebut dibersihkan dengan air suling dan dibilas
dengan alkohol.Tujuannya yaitu untuk menghilangkan kotoran, lemak dan
mikroba yang menempel pada alat tersebut.
Pelarut yang digunakan yaitu pelarut yang bersifat polar dan nonpolar.
Pada pengerjaan awal, partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut non
polar (n-Heksan), hal ini disebabkan karena jika pada pengerjaan awal
digunakan pelarut polar, maka dikhawatirkan adanya senyawa nonpolar yang
ikut terlarut, sebagaimana kita ketahui bahwa pelarut polar, selain mampu
melarutkan senyawa yang bersifat polar juga mampu melarutkan senyawa
yang bersifat nonpolar.
Metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan kontinyu
atau dengan cara bertahap. Tekniknya dengan menambahkan pelarut
pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut, lalu dikocok.Pengocokan
dilakukan dengan tujuan agar dapat terlihat dua lapisan dua fase pada
larutan.Perlakuan

pertama melalui tabung reaksi, kemudian dilakukan

pengocokan sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua


pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan.
Lapisan yang berada dibawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan
untuk melakukan analisa selanjutnya.
Percobaan ini dilakukan pencampuran ekstrak dengan beberapa fraksi
dari larutan yang diurutkan melalui tingkat kepolarannya dari yang nonpolar ke
polar yaitu perlakuan pertama pada pelarut etanol, kedua n-heksan, ketiga etil
asetat, dan keempat air. Mula-mula ekstrak dilarutkan dengan pelarut etanol
karena bahan yang digunakan disesuaikan dengan derajat kelarutan ekstrak
yang lebih larut dalam pelarut polar sehingga nantinya akan terdapat dua
lapisan.
Langkah selanjutnya adalah penambahan 5 ml n-heksan, yang
bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam ekstrak yang
bersifat nonpolar.Kemudian di kocok beberapa menit, fungsi pengocokan ini
agar larutan n-heksan tersebut dapat bercampur dengan ekstrak kental
dariakar jara merah, sehingga terbentuk 2 fase dari cairan tersebut. Diamkan

beberapa menit agar terjadi dua pemisahan yaitu fraksi n-hexan dan lapisan
ekstrak.
Berikutnya, bagian yang tidak larut dalam n-hexan (pelarut non polar)
ditambahkan etil asetat yang bertujuan untuk menarik senyawa yang memiliki
sifat semim polar dan air yang bertujuan untuk memperjelas pemisahan antara
dua pelarut yang digunakan.Kemudian dikocok dan didiamkan kembali sampai
terbentuk dua fase, fase yang ada filtratnya disimpan ditanung reaksi.
Hasil dari percobaan ini yaitu diperoleh fraksi larut etanol, n-hexan dan
etil asetat.Untuk pemisahan pertama dan kedua terjadi dua lapisan yang
disebabkan karena bobot jenis dari pelarut n-hexan dan etil asetat lebih kecil
dibanding dengan bobot ekstrak etanol akar jarak merah, sehingga ekstrak
berada di lapisan bawah. Pada proses partisi, dilakukan sebanyak 3 kali
penarikan senyawa meggunakan masing-masing pelarut untuk meningkatkan
efisiensi ekstraksi dan jumlah komponen senyawa nonpolar yang dihasilkan
lebih banyak. Setelah dilakukan partisi ekstrak dengan n-heksan, selanjutnya
dilakukan skrining fitokimia pada hasil partisi ekstrak.
Skrining fitokimia merupakan analis kualitatif terhadap senyawasenyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas
berbagai macam metabolit skunder yang berperan dalam aktivitas biologinya.
Senyawa-senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi
yang mampu memberikan cirri khas dari setiap golongan dari etabolit
sekunder.

DAFTAR PUSTAKA
1. Lathifa, Q., Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa Antibakteri pada Buah
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan Variasi Pelarut. Skripsi,
UIN, Malang, 2008.
2. Sahidin, I., Ardiansyah, Muhamad Taher, Isolasi Dan Identifikasi
Jatrophone Dari Akar Jarak Merah (Jatropha Gossypifolia) Serta Evaluasi
Sifat Toksik Dan Sitotoksiknya, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol.
8(2), 2010.
3. Hartati, I., Isolasi Alkaloid dari Tepung Gadung (dioscorea hispida dennst)
dengan Teknik Ekstraksi Berbantu Gelombang Mikro, Tesis, universitas
Diponegoro, Semarang, 2010.
4. Indrawari, A, Optimasi Pembuatan Ekstrak Daun Dewandaru (eugenia
uniflora l.) menggunakan Metode Maserasi dengan Parameter Kadar
Total Senyawa Fenolik dan Flavonoid, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta, 2008.
5. Putra, A.A.B., N.W. Bogoriani., N.P. Diantariani., dan Ni Luh U.S.,
Ekstraksizatwarna Alamdari Bonggol Tanaman Pisang (Musa
paradiasciaca L.) dengan metode Maserasi, Refluks, dan Sokletasi,
Jurnal Kimia, Vol. 8 (1), 2014.
6. Hikmah, F. D., 2012, Pengaruh Partisi Bertingkat CairCair Ekstrak
Etanol Rimpang Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) Terhadap Profil
Kandungan Senyawa Kimia Dan Aktivitas Antiradikalnya, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
7. Siadi, K., Ekstrak Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcar) sebagai
Biopestida yang Efektif dengan Penambahan Larutan NaCl, Jurnal MIPA,
2012.
8. Kurniawan, E., Efek Salep Kombinasi Ekstra Daun Bangun-Bangun
(Coleus amboinucus L) dan Ekstrak Herba Pegagan (Centella aciatica L)
terhadap Penyembuhan Luka Eksisi pada Tikus Hiperglikemia yang
diinduksi Aloksan, Naskah Publikasi, Universitas Tanjungpura, Pontianak,
2014.
9. Marliana, S, D., Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis
Komponen kimia Buah labu Siam (Sechlium edule jacq. Swartz.) dalam
Ekstrak Etanol, jurnal Biofarmasi, 2005.

Anda mungkin juga menyukai