Uploaded by : Noovi S P
https://www.academia.edu/4498426/FLAVONOIDA
Airlangga, Kimia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang kaya akan berpuluh-puluh ribu tumbuhan yang
banyak dibudidayakan sebagai tumbuhan pangan, industri, tanaman obat, dan banyak
lagi lainnya. Sebagai tanaman obat, kegunaannya pun tidak terbatas dan
menghasilkan zat yang berkhasiat melalui proses biosintesis. Sebagai contoh tanin,
atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lain-lain.
Capsicum annuum L merupakan salah satu tumbuhan biasa digunakan sebagai
sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi namun juga sangat bemanfaat dalam
kesehatan. Dalam kegunaanya sebagai tanaman obat tanaman ini mengandung
antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Selain
itu mempunyai zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.
Bagian-bagian dari tanaman ini mengandung fosfor, vitamin A, B1, B2, C, niacin,
saponin, flavonoid, polifenol, capcasianin, dan karoten.
Flavonoid dalam bidang pengobatan banyak digunakan sebagai anti virus, anti
keradangan, diuretic, antispasmodic, dan bersifat sitotoksik. Flavonoid adalah
senyawa dengan struktur rantai karbon C6-C3-C6 merupakan pigmen yang terdapat
pada beberapa bagian tumbuhan seperti pada akar, bunga, daun, tepungsari, dan buah.
Flavonoid jarang ditemukan dalam satu golongan flavonoida, namun sebagai
campuran beberapa golongan. Hal ini menjadikan suatu masalah yang sangat menarik
bagi para peneliti. Yaitu terbukti dari adanya berates-ratus penelitian tentang
flavonoid dari banyak spesies dengan teknik isolasi dan pemisahan modern. Misalnya
M. Hamburger etal yang mengisolasi 12 glikosida flavonol dari daun Searidaca
diversifolia. Nianbai Fang, Mark Leidig, Tom J. yang mengisolasi 51 flavonoid dari
Butierrezia microcephala. Dari ulasan di atas itulah penulis tertarik untuk mengisolasi
dan mengidentifikasi senyawa flavonoid dari tanaman Capsicum annuum L. Dalam
hal ini penulis melakukan identifikasi senyawa golongan saja tidak sampai penetapan
struktur senyawa golongan flavonoid dikarenakan terbatas fasilitas dan biaya.
BAB II
LANDASAN TEORI
: Plantae (tumbuhan)
Subdivisi
: Magnoliophyta (berbunga)
Kelas
Subkelas
: Asteridae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Capsicum
Spesies
: Capsicum annuum L.
Flavon
Flavonol
Isoflavon
Katekin
Flavanon
Leukoantosianin
Antosianin
Auron
Kalkon
10
2. Kromatrografi kolom
Kromatrografi kolom merupakan salah satu teknik yang berguna sekali
untuk pemurnian atau pemisahan secara preparatif dari sejumlah besar
flavonoid dari ekstrak kasar tanaman. Absorben kolom yang biasa digunakan
adalah silika gel, selulosa, dan poliamida.
11
Fasa air yang masih ada diekstraksi cair-cair lagi dengan menggunakan nbutanol pada corong pisah. Ekstraksi dilakukan sampai n-butanol tidak
berwarna. Kemudian diuapkan samapi ekstrak kering dan didapatkan
flavonoid glikosida. Metode ini sangat baik digunakan untuk mengisolasi
flavonoid dalam ekstrak kasar.
5. Hidrolisis flavonoid
Untuk mengetahui senyawa aglikon dan gula yang terdapat dalam
glikosida flavonoid, dapat dilakukan hidrolisis dengan asam atau enzim.
Hidrolisis dengan asam umumnya menggunakan asam klorida 2N, sedangkan
hidrolisis dengan enzimdapat digunakan enzim -glukosidase,-glukoronidase
antosianase.
Pada umumnya gugus gula yang sering dijumpai dalam bentuk
kombinase dengan aglikon sebagai glikosida flavonoid adalah : glukosa,
rhamnosa, dan galaktosa; sedang gugus gula yang lain adalah arabinosa,
xylosa, dan kadang-kadang dijumpai glukoronida.
12
malonat. Sedang cincin B dan 3 jenis atom C pada propane berasal dari
fenilpropana yaitu dari jalur shikimat.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
b.
Etanol 80%
Eter teknis
14
c.
n-butanol teknis
HCl pekat
Oktil alkohol
Ammonia
b.
Refluks
Corong Buchner
Labu hisap
Gelas beker
Corong
Soxhlet
15
c.
d.
e.
Corong pisah
Gelas beker
Corong
Bejana kromatografi
Pipa kapiler 21
Untuk spektrofotometer
16
17
18
19
20
Fasa diam
Fasa gerak
Penampak noda
Uap ammonia
21
22
23
Uap ammonia
Lampu UV pada = 254 nm
24
= 254 nm
3.5.6 Hidrolisis asam
Untuk mengetahui apakah senyawa golongan flavonoid tersebut
berada dalam bentuk aglikon atau glikosida dilakukan hidrolisis terhadap
senyawa tersebut.
Kurang lebih 2 mg zat hasil kromatografi lapis preparatif
dilarutkan dengan sedikit metanol p.a. dalam labu Erlenmeyer, kemudian
ditambahkan 5 ml HCl 2N. labu Erlenmeyer ditutup dengan corong yang
telah diberi kapas, kemudian dipanaskan di atas penangas air selama 30
menit. Kemudian ditambah dengan 5 ml air suling didinginkan dan
diekstraksi dengan 10 ml eter (5X) pada corong pisah. Fasa eter
dipisahkan dari fasa air, maka senyawa aglikon terdapat pada fasa eter,
sedangkan gulanya akan terdapat pada fasa air. Pada lapisan eter
ditambahkan Natrium sulfat anhidrat, didekantir, dan eter diuapkan sampai
kering. Residu dilarutkan dalam methanol p.a. kemudian dilakukan
identifikasi dengan spektrofotometer lembayung ultra. Pada fasa air
dilakukan uji Molisch, yaitu uji adanya gula secara umum.
(1) Identifikasi senyawa golongan flavonoid dari hasil hidrolisis
(a) Reaksi warna
Test wilstatter
Kristal yang didapat dari hasil hidrolisis dilarutkan dalam
methanol p.a. kemudian ditambah dengan 0,5 ml dan 3-4 potongan
25
26
Spektrum MeOH
Sampel dilarutkan dalam methanol p.a. kemudian diamati dengan
spektrofotometer lembayung ultra pada maks 250-400 nm dan
dicatat panjang gelombang maksimum yang dihasilkan
Spektrum NaONe
Setelah penambahan Kristal NaOH padat kedalam sampel yang
telah m metanol p.a. diamati pergeseran panjang gelombang
maksimumnya bila dibandingkan hasil spectrum MeOH
Spektrum NaOAc
Setelah penambahan Kristal NaOAc kedalam sampel yang telah
dilarutkan
gelombang maksimumnya
spektrum MeOH
-
27
Spektrum AlCl3
Setelah penambahan Kristal AlCl3 ke dalam sampel yang
dilarutkan dalam metanol p.a. diamati pergeseran panjang
gelombang maksimumnya
28
Bulan
Desember Januari
Februari Maret
Studi pustaka
Penyediaan alat dan
bahan
Penelitian
Penulisan laporan
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Biaya (Rp)
1.250.000
750.000
500.000
2.500.000
April
29
DAFTAR PUSTAKA
Ahn, M. Y., Dec, J. E., Kim & J. M. Bollag. 2002. Treatment of 2,4-dichlorophenol
Polluted Soil with Free and Immobilzed Laccase . J. Environ. Qual , 15091515.
Alexander, M. 1994. Biodegradation and Bioremediation . Academic Press , 299-376.
Amalina, I. 2011. Pemodelan Struktur 3-Dimensi Enzim B-Xilosidase (Dizin dan
D139n ) Denga Metode Homologi dan ThreadingSerta Docking
Menggunakan Substrat P- nitrophengi xylopiranoside. Surabaya: Universitas
Airlangga .
APVMA. Consolidated Human Health Risk Assessment for Diazinon . Canberra:
Department of Health and Ageing.
Arora, D. S., & Gill, P. K. 2000. Laccase Production by Some White Rot Fungi under
Different Nutritional Conditions . J. Bioresource Technology: 73 , 283-285.
Ausec, L., Zakrzewski, A., Goesmann, A., Scluter, A., & Mulec, I. M. 2011.
Bioinformatic Analysis Reveals High Diversity of Bacterial Genes for
Laccase Like Enzymes. PlosOne , 6 (10).
Barroroh, I., & Indriawati, I. 2011. Study Berbagai Jenis Pestisida yang Beredar di
Surakarta (Toko dan Dinas). Surakarta: Universitas Sebelas Maret .
Bassett, J., Denney, R. C., Jeffery, G. H., & Mendham, J. 1991. Vogel's Text Book of
Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis.
London: Longman Group UK Limited.
30
31
32
Grubbs, G. H. 2000. Draft Ambient Aquatic Life Quality Criteria for Diazinon.
Washington D.C.: National Health and Ecological Effects Research
Laboratories.
Gumbira, S., & A., F. M. 1996. Bioremediasi dengan Mikroorganisme . Prosiding
Pelatihan dan Lokakarya (pp. 24-28). Cibinong: LIPI/BPPT/HSF.
Hilden, K., Hakala, T. K., & Lundell, T. 2009. Thermotolerant and Thermostable
Laccases. Biotechnol Lett , 1117-1128.
Hites, R. A. 1999. Gas Chromatography Mass Spestrometry. In R. A. Hites,
Handbook of Instrumental Techniques for Analytical Chemistry (pp. 609-626).
Athens: Department of Chemistry Scool of Public and Environmental Affairs
Indiana University.
Hublik, G., & Schinner, F. 2000. Characterization and Immobilization of The Laccase
from Pleurotus ostreatus and its use for the Continous Elimination of Phenolic
Pollutants . Enzyme and Microbial Technology , 330-336.
Jumbriah. 2006. Bioremediasi Tanah Tercemar Diazinon secara Ex Situ dengan
Menggunakan Kompos Limbah Media Jamur (Spent Mushroom Compost).
Bogor: IPB.
Kawai, S., Umezawa, T., Shimada, M., & Higuchi, T. 1988. Aromatic ring Cleavage
of 4,6-di(tert-butyl)guaicol, a Phenolic Lignin Model Compound, by Laccase
of Coriolus versicolor . Federation of European Biochemical Societis , 309311.
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. KEP02/MENKLH/1988. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan .
Koroleva, O. V., Gavrilova, V. P., Stepanova, E. V., Lebedeva, V. I., Sverdlova, N. I.,
Landesman, et al. 2002. Production of Lignin Modifying ENzymes by cocultivated White Rot Fungi Crrena maxima and Coriolus hirsutus and
Characteriztion of Laccase from Crrena maxima . Enzyme and Microbial
Technology , 573-580.
Kosa, M. 2010. Laccase BioBleaching Review. School of Chemistry and
Biochemistry Georgia Institute of Technology.
Ku, Y., J. L. Chang., S. C. Cheng. 1998. Effect of Solution pH on the Hydrolisis and
Photolysis of Diazinon in Aqueous Solution. Water, Air and Soil Pollut , 108,
445-456.
33
Kumar, V. V., Sathyaselvabala, V., Premkumar, M. P., Vidyadevi, T., & Sivanesan, S.
2012. Biochemical Characterization of Three Phase Partitioned Laccase and
its Application in Decolorization and Degradation and Degeneration of
Synthetic Dyes. Journal of Molecular Catalysis , 63-72.
Lee, S. Y., Kim, B. N., Han, J.-H., Chang, S.-T., Choi, Y. W., Kim, Y. H., et al. 2010.
Treatment of Phenol-Contaminated Soil by Corynebacterium glutamicum and
Toxicity Removal Evaluation. Journal of Hazardous Materials , 937-940.
Lehninger, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari
Principles of Biochemistry.
Leuzinger, W., & Baker, A. L. 1967. Acetylcholinesterase, I. Large-scale Purification,
Homogenity, and Amino Acid Analysis. Biochemistry , 57, 446-451.
Liu, F., Hong, M., Liu, D., & Li, Y. 2007. Biodegradation of Methyl Parathion by
Acinobacter Radioresistens USTB-04. J. Environ. Sci , 19, 1257-1260.
Mansour, M., E.A. Feicht, A. Behechti, K. Schramm & A. Kettrup. 1999.
Determination Photostability of Selected Agrochemicals in Water and Soil.
Chemosphere , 39, 575-585.
Marco, E., & Reddy, A. C. 2012. Degradation of Chloro-organic Pollutants by White
Rot Fungi. Springer-Verlag Berlin Heidelberg , 31-66.
Ngabekti, S. 1997. Pengaruh Diazinon terhadap Aktivitas Sumsum Tulang dan
Struktur Histologis Limpa Tikus . Surakarta: UNS.
Prasad, N. K., Vindal, V., Narayana, S. L., V., R., Kunal, S. P., & M., S. 2011. In
Silico Analysis of Picnoporus cinnabarinus Laccase Active Site with Toxic
Industrial Dyes. Springer-Verlag .
Prichaed. 2003. Gas Chromatography. Cambridge: Royal Society Chemistry.
Prijanto, T. B. 2009. Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat pada
Keluarga Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Reynolds, R. C. 1986. The Lorentz-Polarization Factor and Prefered Orientation in
Oriented Clay Aggregats . Clays and Clay Minerals , 359-367.
34
Rustia, H. N., Wispriyono, B., Susanna, D., & Luthfiah, F. N. 2010. Lama Pajanan
Organofosfat terhadap Penurunan Aktivitas Enzim Kolinesterase dalam Darah
Petani Sayuran. Makara, Kesehatan , 14 (2), 95-101.
Sanagi, M. M. 1998. Teknik Pemisahan dalam Analisis Kimia . Malaysia : Universitas
Teknologi Malaysia .
Saratale, R. G., Saratale, G., Chang, J. S., & Govindwar, S. P. 2011. Bacterial
Decolorization and Degradation of Azo Dyes: A Review . Journal of the
Taiwan Institute of Chemical Engineers , 138-157.
Sigma-Aldrich. 2012, Januari 09. Retrieved Mey 30, 2012, from sigma-aldrich.com:
sigma-aldrich.com
Silverstein, R. M., Webster, F. X., & Kiemle, D. J. 2005. Spectrometric Identification
of Organic Compounds, Seventh Edition . United States of America: John
Wiley & Sons.
Singmaster, J. 1990. Old ans Nasty Pesticides. Agrichemical Age .
Srinivasan, C., D'Souza, T. M., Boominathan, K., & Reddy, C. A. 1995.
Demonstration of Laccase in the White Rot Basidiomycete Phanerochaete
chrysosporium BKM-F1767. Applied and Environmental Microbiology ,
4274-4277.
Stryer, L., Berg, J. M., & Tymoczko, J. L. 2007. Biochemistry, Sixth Edition . New
York : W.H. Freeman and Company.
Suparjo. 2008, Oktober. Degradasi Komponen Lignoselulosa oleh Kapang Pelapuk
Putih
.
Retrieved
Juni
11,
2012,
from
wordpress.com:
http://jajo66.files.wordpress.com/2008/10/degradasi-lignoselulosa.pdf
Suprapti, I. 2012. Pedoman Teknis Kajian Pestisida Terdaftar TA. 2012. Jakarta:
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat Pupuk dan
Pestisida, Kementrian Pertanian.
Suriadikarta, D. A., Sjamsidi, G., Mansur, D. J., & Abdurrachman. 2001. Increasing
Food Crop Productivity trough Intensive Agricultural Program in Indonesia .
Workshop on Integrated Plant Nutrient System IPNS Development an Rural
Proverty Alleviation, 18-20 September 2001. Thailand Bangkok.
Syahbirin, G., Purnama, H., & Prijono, D. 2010. Residu Pestisida pada Tiga Jenis
Buah Impor di Bogor . Bogor : IPB.
35