Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

Perawatan Jenazah

OLEH : IKA OKTAVIA PRATIWI


NIM

: 04064821418060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehigga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Didalam makalah ini penulis membahas tentang Perawatan jenazah Penulis menggunakan
beberapa literature sebagai panduan kami dalam menyusun makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami selaku penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang. Sifatnya membangun demi
meningkatkan mutu dan kesempurnaan dalam penyusunan makalah kami berikutnya.

Palembang, April, 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia
tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah
supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup. Perawatan jenazah dapat dilakukan
langsung pada kematian wajar, akan tetapi pada kematian tidak wajar pengawetan jenasah
baru boleh dilakukan setelah pemeriksaan jenasah atau otopsi dilakukan. Perawatan jenasah
perlu dilakukan pada keadaan adanya penundaan penguburan atau kremasi lebih dari 24 jam.
Hal ini penting karena di Indonesia yang beriklim tropis dalam 24 jam mayat sudah mulai
membusuk mengeluarkan bau dan cairan pembusukan yang dapat mencemari lingkungan
sekitranya. Dan perawatan jenasah dilakukan untuk mencegah penularan kuman atau bibit
penyakit kesekitarnya. Selain itu perawatan jenasah juga yaitu untuk mencegah pembusukan.
Mekanisme pembusukan disebabkan oleh otorisis yakni tubuh mempunyai enzim yang
setelah mati dapat merusak tubuh sendiri. Selain itu, perawatan dilakukan untuk menghambat
aktifitas kuman.
B. Perawatan Jenazah
a. Apa yang dimaksud dengan perawatan jenazah
b. Apa tujuan dari perawatan jenazah
c. Tindakan apa yang harus dilakukan dalam perawatan jenazah
d. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam proses perawatan jenazah

C. Tujuan

Tujuan penulisan antara lain adalah untuk menjadi bahan pembelajaran dalam prograf
profesi yang sesuai dengan kompetinsi dasar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Perawatan jenasah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk
menyiapkan jenasah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenasah dan
melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien.
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia
tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah
supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup. Perawatan jenazah dapat dilakukan
langsung pada kematian wajar, akan tetapi kematian pada tidak wajar pengawetan jenasah
baru boleh dilakukan setelah pemeriksaan jenasah atau otopsi dilakukan.
Perawatan jenasah dilakukan karena ditundanya penguburan/kremasi, misalnya untuk
menunggu kerabat yang tinggal jauh diluar kota/diluar negri. Pada kematian yang terjadi jauh
dari tempat asalnya terkadang perlu dilakukan pengangkutan atau perpindahan jenasah dari
suatu tempat ketempat lainnya. Pada keadaan ini, diperlukan pengawetan jenasah untuk
mencegah

pembusukan

dan

penyebaran

kuman

dari

jenasah

kelingkungannya.

Jenasah yang meninggal akibat penyakit menular akan cepat membusuk dan potensial
menular petugas kamar jenasah. Keluarga serta orang-orang disekitarnya. Pada kasusu
semacam ini, kalau pun penguburan atau kremasinya akan segera dilakukan tetap dilakukan
perawatan jenasah untuk mencegah penularan kuman atau bibit penyakit disekitarnya.
Perawatan jenasah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan
kewaspadaan unifersal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut
keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasihati keluarga dan
mengambil tindakan yangs sesuai agar penanganan jenasah tidak menambah resiko penularan
penyakit seperti halnya hepatits/B, AIDS, Kolera dan sebagainya. Tradisi yang berkaitan

dengan perlakuan terhadap jenasah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang
telah disebut diatas, seperti misalnya mencium jenasah sebagai bagian dari upacara
penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam
manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita infeksi HIV meninggal, firus pun
akan mati.
B. Indikasi
Perawatan jenasah dimulai setelah dokter menyatakan kematian pasien. Jika pasien
meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenasah dilakukan
setelah pemeriksaan medis lengkap melalui autopsy.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari perawatan jenasah yaitu :
a. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenasah
b. Dengan menyuntikan zat-zat tertentu untuk membunuh kuman seperti pemberian
intjeksi formalin murni, agar tidak meningalkan luka dan membuat tubuh menjadi
kaku. Dalam injeksi formalin dapat dimasukan kemulut hidung dan pantat jenasah.
D. Tindakan Diluar kamar jenasah
Adapun tindakan yang dilakukan diluar kamar jenasah yaitu :
a. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan
b. Memakai pelindung wajah dan jubah
c. Luruskan tubuh jenasah dan letakan dalam posisi terllentang dengan tangan disisi
atau terlipat didada.
d. Tutup kelopak mata atau ditutup dengan kapas atau kasa, begitu pula multu dan
telinga.
e. Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada rembesan darah
atau cairan tubuh lainnya.
f. Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air.
g. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakan alat bekas tersebut dalam wadah yang
h.
i.
j.
k.
l.

aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan unifersal.


Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air.
Bersihkan tubuh jenasah tutup dengan kain bersih untuk disaksikan olehkeluarga
Pasang label identitas pada laki-laki
Beritahu petugas kamar jenasah bahwa jenasah adalah penderita penyakit menular
Cuci tangan setelah melepas rarung tangan.
6

E. Tindakan dikamar jenasah


Adapun tidakan dikamar jenasah yaitu :
a. Lakukan prosedur baku kewas padaan unifersal yaitu cuci tangan sebelum mamakai
sarung tangan.
b. Petugas memakai alat pelindung :
a) Sarung tangan karet yang panjang (sampai kesiku).
b) Sebaiknya memakai sepatu boot sampai lutut
c) Pelindung wajah (masker dan kaca mata)
d) Jubah atau celemek sebaiknya yang kedap air.
e) Jenasah dimadikan oleh petugas kamar jenasah yang telah memahami cara
membersihkan atau memandikan jenasah penderita penyakit menular
f) Bungkus jenasah dengan kain kafan atau kain pembungkus lain sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianut.
g) Cuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung tangan dan sesudah
melepas sarung tangan
h) Jenasah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
i) Jenasah tidak boleh dibalsem atau disuntik atau pengawetan kecauli oleh
petugas khusus yang telah mahir dalam hal tersebut.
j) Jenasah tidak boleh diotopsi, dalam hal tertentu, otosi dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari pimpinan rumah sakit dan dilaksanakanoleh petugas
rumah sakait yang telah mahir dalam hal tersebut.
F. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses keperawatan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses keperawatan yaitu :
a. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila tekenah darah
atau cairan tubuh lain.
b. Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan jarum suntik ke tutupnya.
Buang semua alat atau bendah tajam dalam wadahyang tahan tusukan
c. Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpuahan darah atau cairan tubuh
lainnya segera dibersihkan dengancairan klorin 0,5 %
d. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan :
dekontaminasi, pembersihan, desinfeksi, atau sterilisai
e. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastic
f. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar sesua pengolah sampah medis.

Standar operasional prosedur (SOP)


PERAWATAN JENAZAH
Tanggal terbit

Disahkan oleh
Ka. Prodi PSIK

Hikayati
Nip. NIP. 19760220 200212 2 001
Pengertian

Perawatan klien setelah meninggal,


termasuk menyiapkan jenazah untuk
diperlihatkan

pada

keluarga,

transportasi ke kamar jenazah, dan


melakukan

disposisi

(penyerahan)

barang barang milik klien.


Tujuan

a. Untuk

Indikasi

pembusukan pada jenasah


b. Penghormatan pada jenazah
Perawatan jenazah dimulai setelah

mencegah

terjadinya

dokter menyatakan kematian klien.


Jika klien meninggal karena kekerasan
atau

dicurigai

akibat

tindak

kriminalitas,

perawatan

jenazah

dilakukan setelah pemeriksaan medis


lengkap melalui autopsi.
Kontra indikasi

Alat dan bahan

C. PERSIAPAN ALAT
1. Kasa / perban gulung 3 helai @
50 cm
2. Sarung tangan
3. Pengganjal dagu
4. Kapas sublimat
5. Kain penutup jenazah
6. Label identifikasi
7. Plester penahan untuk menutup
luka atau pungsi
8.

Tas

plastic

untuk

tempat

barang barang klien


9.

Air dalam baskom

10. Sabun
11. Handuk
12. Selimut mandi
13. Daftar barang berharga
14. Peniti
15. Sisir
D. PERSIAPAN PERAWAT
9

1.

Mencuci tangan

2.

Mempersiapkan alat

3.

Menggunakan sarung
tangan

Prosedur

1. Memberitahu

keluarga

bahwa

jenazah akan di bersihkan


2. Siapkan alat yang diperlukan dan
bawa ke dalam ruangan
3. Atur lingkungan di sekitar tempat
tidur.

Jika

kematian

terjadi

pada unit multibed, jaga privasi


klien yang lain, tutup pintu koridor,
cuci tangan.
4. Pastikan pasien

sudah

dalam

kondisi meninggal (pupil melebar,


nadi tidak teraba, henti nafas) .
5. Atur posisi jenazah supinasi
6. Lepaskan semua alat alat invasif
yang masih terpasang pada tubuh
jenazah
7. Bersihkan

badan.

Dengan

menggunakan air bersih, bersihkan


area tubuh dari kotoran, seperti
darah, feses, atau muntahan. Jika
kotoran terdapat pada area rectum,
10

uretra, atau vagina, letakkan kasa


untuk menutup setiap lubang dan
rekatkan

dengan

plester

untuk

mencegah pengeluaran lebih lanjut.


8. Bila ada luka tutup luka dengan
kassa. Ganti balutan bila ada.
Balutan yang kotor harus diganti
dengan yang bersih. Bekas plester
dihilangkan dengan bensin atau
larutan yang lain sesuai dengan
peraturan RS.
9. Rapikan rambut

dengan

sisir

rambut
10. Tutup mata, dengan menggunakan
kapas

yang

secara

perlahan

ditutupkan pada kelopak mata dan


plester jika mata tidak tertutup.
11. Luruskan badan, dengan lengan
diletakkan menyilang tubuh pada
pergelangan tangan dan menyilang
abdomen dan diikat dengan perban.
12. Luruskan dan satukan kedua ibu
jari kaki dan diikat dengan kassa
perban.
13. Ambil gigi palsu jika diperlukan
dan tutup mulut. Bila perlu lakukan
pengikatan dagu menggunakan tali
perban dari dibawah dagu ke
11

kepala agar mulut tertutup.


14. Lepaskan perhiasan dan barang
berharga di hadapan keluarga. Pada
umumnya semua cincin, anting,
gelang, dll dilepas dan ditempatkan
pada tas plastic tempat barang
berharga,

termasuk

kacamata,

kartu, surat, kunci, barang religi.


Beri label identitas.
15. Jaga keamanan barang berharga
klien. Ikuti peraturan RS untuk
barang berharga. Tempatkan di
kantor

perawat

sampai

dapat

disimpan di tempat yang lebih


aman

atau

keluarga.
16. Beri label
jenazah.

diserahkan

identifikasi

Label

identitas

kepada

pada
berisi

nama, umur dan jenis kelamin,


tanggal, nomor RS, nomor kamar,
dan nomor dokter. Sesuai dengan
peraturan

RS,

ikatkan

label

identitas pada pergelangan tangan


atau pergelangan kaki atau plester
label pada dada depan klien.
17. Tutup jenazah dengan kain penutup
jenazah.
12

18. Bereskan dan bersihkan kamar


pasien.
Dokumentasi

1. Catat waktu pelaksanaan


tindakan
2. Catat tindakan yang telah
dilakukan (identitas pasien
waktu meninggal, barang
berharga yang diserahkan pada
keluarga).

Palembang, april 2015


Dosen pengampu

Nurna Ningsih, Skp., M.Kes

13

Anda mungkin juga menyukai