Anda di halaman 1dari 43

Teori Belajar Kognitif

(Jean Piaget & Lev Vigotsky)


Kelompok 4:
Ragil Meita Alfathy (0403515016)
Yeni Purwiyantini (0403515023)

JEAN PIAGET (1896 1980)

Jean Piaget menekankan


bahwa anak-anak
membangun secara aktif
dunia kognitif mereka;
informasi tidak sekadar
dituangkan ke dalam
pikiran mereka dari
lingkungan.

Seorang anak melalui serangkaian tahap


pemikiran dari masa bayi hingga masa
dewasa.

ADAPTASI
kecenderungan bawaan manusia untukmelakukan
penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Ada dua macam adaptasi, yaitu:


a . Asimilasi : proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun
pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah
ada dalam pikirannya.
Merubah lingkungan agar sesuai dengan diri sendiri
(dengan skema yang ada pada diri kita).
Contoh: makanan keras dikunyah dulu baru ditelan

b. Akomodasi : merubah diri (skema yang


ada pada diri) agar sesuai dengan
lingkungan yang ada.
Pada akomodasi ini terjadi penambahan
skema baru. Skema lain tidak hilang.
Tambahan skema-skema baru inilah
menurut Piaget sebagai perkembangan
kognisi.

DISEQUILIBRIUM : keadaan ketidakseimbangan yang mengawali perubahan


kognisi. Perkembangan kognisi terjadi karena
ada tantangan yang dituntut pada anak.

ORGANISASI : kecenderungan individu untuk


menyatukan berbagai skema menjadi satu
sistem yang koheren (berkait dan menjadi
kesatuan).

Konsep Teori Piaget

Intelegensi
Suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang
menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme
sensiomotor diarahkan

Organisasi
Tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna
mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun
fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.

Skema
Suatu struktur mental seseorang dimana ia secara
intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya

Asimilasi
Proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan
persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema
atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.

Akomodasi
Pembentukan skema baru atau mengubah skema
lama sehingga cocok dengan rangsangan yang
baru

Ekulibirasi
Keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi

Tahap 1: Sensori motorik


Berlangsung pada usia 0 2 tahun.
(Ciri pokok perkembangannya anak
mengalami dunianya melalui gerak dan
inderanya serta mempelajari permanensi
obyek)
2. Perkembangan mental ditandai oleh kemajuan
yang pesat dalam kemampuan bayi
mengorganisasikan & mengkoordinasikan
sensasi melalui gerakan2 dan tindakan2 fisik.
1.

Tahap sensorimotorik
terbagi 6 periode :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Periode 1:
Periode 2:
Periode 3:
Periode 4:
bulan)
Periode 5:
Periode 6:

refleks (0 1 bulan)
kebiasaan (1 4 bulan)
reproduksi (4 8 bulan)
koordinasi skemata (8 12
eksperimen (12 18 bulan)
representasi (18 24 bulan)

Ciri-ciri sensorimotor :
Berfikir melalui perbuatan (gerak)
Perkembangan fisik yang dapat diamati
adalah gerak-gerak reflex sampai ia dapat
berjalan dan bicara.
Belajar mengkoordinasi akal dan
geraknya.
Cenderung intuitif egosentris, tidak
rasional dan tidak logis.

Tahap 2 : Pra operasional


(2-7 tahun)

Dicirikan dengan adanya fungsi semiotik


(simbol) 2-4 tahun.

Berkembangnya pemikiran intuitif 4-7


tahun.

Fungsi semiotik pd beberapa


gejala:

Imitasi tak langsung membuat imitasi


yang secara tidak langsung dari
bendanya sendiri. Contoh: anak bermain
kue-kuean sendiri, pasar-pasaran.
Permainan simbolis. Contoh: mobilmobilan dengan balok-balok kecil.
Permainan simbolis dapat merupakan
ungkapan diri anak.

Fungsi semiotik lanjutan

Menggambar. Anak dapat menggambar


realistis tetapi tidak proporsional. Contoh:
gambar rumah dan pepohonan tegak
lurus di lereng pegunungan.
Mengetahui bentuk-bentuk dasar
geometris: bulat, bundar, persegi.

Fungsi semiotik lanjutan

Gambaran mental

Fungsi semiotik lanjutan

Bahasa ucapan. Anak mulai menggunakan


suara sebagai representasi benda atau
kejadian.
Perkembangan bahasa sangat memperlancar
perkembangan konseptual anak dan juga
perkembangan kognitif anak.
Menurut Piaget: perkemb bahasa merupakan
transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi
sosial.

Pemikiran intuitif

Pemikiran anak
berkembang pesat
secara bertahap ke
arah tahap
konseptualisasi.
Belum bisa berpikir
multidimensi.

Ciri-ciri pemikiran lain


1.

2.

Egosentris. Anak
belum bisa melihat
dari perspektif
orang lain.
Adaptasi yang tidak
disertai gambaran
yang akurat.
Ingatan recognition
dan ingatan
evocation.

Ciri-ciri pemikiran lain lanjutan


1.

2.
3.
4.
5.

Reversibilitas belum terbentuk. Anak belum


mampu untuk meniadakan suatu tindakan
dengan memikirkan tindakan tersebut dalam
arah yang sebaliknya.
Pengertian kekekalan belum lengkap.
Klasifikasi figuratif.
Relasi ordinal/serial. Anak masih kesulitan
mengurutkan suatu seri.
Kausalitas. Banyak bertanya mengapa?

Tahap 3 : Operasi konkret


(7-11 tahun)

Ciri pokok perkembangannya anak mulai


berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian
konkret
Tidak lagi egosentris.
Masih terbatas pada hal-hal konkret.
Belum dpt memecahkan persoalan yang
abstrak.

Adaptasioperasi
dengan gambaran
yang menyeluruh
Ciri-ciri
konkret yang
lain, yaitu:

Melihat dari berbagai macam segi


Seriasi
Klasifikasi
Bilangan
Ruang, waktu, dan kecepatan
Probabilitas
Penalaran
Egosentrisme dan Sosialisme

Tahap 4 : Operasi formal


(mulai 11-15 tahun)

Ciri pokok perkembangannya adalah


hipotesis, abstrak, dan logis dgn logika
remaja.
Asimilasi dan akomodasi berperan membentuk
skema lebih menyeluruh.
Pemikiran remaja = dewasa secara kualitas,
namun beda kuantitas, skema org dewasa lebih
banyak.
Pemikiran deduktif, induktif dan abstraktif.

Prinsip Belajar
Belajar aktif akan menghindarkan siswa
dari kebosanan
Belajar lewat interaksi sosial,manusia
Belajar lewat pengalaman sendiri,pada
pembelajaran ini proses mencari ilmu
dilakukan secara tidak sengaja, jadi siswa
merasa tidak terpaksa untuk belajar

Implikasi dalam Belajar

Bahasa dan cara berfikir siswa berbeda


dengan orang dewasa. Oleh karena itu
guru mengajar dengan menggunakan
bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
siswa.

Siswa-siswa akan belajar lebih baik apabila


dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu siswa agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaikbaiknya.

Bahan yang harus dipelajari siswa


hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.

Berikan peluang agar siswa belajar sesuai


tahap.

Di dalam kelas, siswa-siswa hendaknya


diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.

Contoh Aplikasi

Menentukan tujuan instruksional


Memilih materi pelajaran
Menentukan topik yang mungkin dipelajari
secara aktif oleh mahasiswa
Menentukan dan merancang kegiatan belajar
yang cocok untuk topik yang akan dipelajari
mahasiswa.
Mempersiapkan pertanyaan yang dapat
memacu kreatifitas mahasiswa untuk
berdiskusi atau bertanya
Mengevaluasi proses dan hasil belajar

Lev Semyonovich Vygotsky


( 1896 1934 )
Menurut vygotsky orang lain
dan bahasalah yang
memainkan kunci dalam
perkembangan kognitif
seorang anak.

Kelahiran Tsarist, Russia


17 November 1896

proses belajar akan terjadi


secara efisien dan efektif
apabila si anak belajar secara
kooperatif dengan anak-anak
lain dan atau dari pembimbing
yang ahli.

Pokok Bahasan Teori


Vygotsky
Teori Vygotsky berfokus pada empat faktor
yaitu :
Budaya (culture),
Bahasa (language), dan
Zona Perkembangan Proksimal (Zone Of
Proximal Development atau ZPD)
Scaffolding

Budaya (culture)
Vygotsky berpendapat bahwa budaya dan
lingkungan sosial seorang anak adalah hal
terpenting yang mempengaruhi pembentukan
pengetahuan mereka. Anak-anak belajar melalui
lagu, bahasa, kesenian dan permainan.
Ia
juga
menyatakan
bahwa
budaya
mempengaruhi proses belajar, anak-anak belajar
melalui interaksi dan kerjasama dengan orang lain
dan lingkungannya.

Bahasa (language)
m

Tabel hubungan antara perkembangan bahasa dan

perkembangan kognitif.
Tahap

Perkiraan
Usia

Deskripsi

Social speech
(eksternal
speech)

Sampai 3
tahun

Bicara biasanya dilakukan untuk


mengontrol tingkah laku, dan untuk
mengekspresikan pemikiran sederhana
seperti emosi

Egocentric
speech

3-7 tahun Anak-anak lebih sering berbicara


dengan diri mereka sendiri, mereka
membicarakan apa yang mereka
lakukan dan mengapa mereka
melakukannya

Inner speech

Di atas 7
tahun
sampai
dewasa

Inner speech atau pembicaraan batin,


merupakan proses hubungan antara
pikiran dan bahasa, pada tahap ini
setiap individu telah sampai pada tipe
fungsi mental yang lebih tinggi

ZPD adalah
Zone

Of Proximal Development adalah


daerah
antar
tingkat
perkembangan
sesungguhnya yang didefinisikan sebagai
kemampuan memecahkan masalah secara
mandiri
dan
tingkat
perkembangan
potensial yang didefinisikan sebagai
kemampuan pemecahan masalah dibawah
bimbingan orang dewasa atau teman
sebaya yang lebih mampu

Perkembangan seseorang berdasarkan ZPD dapat


dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu:
zona
perkembangan
proksimal, yang
diartikan sebagai
kemampuankemampuan
yang
belum
matang
yang
masih
pada
proses
pematangan.

Perkembangan
aktual

menyelesaikan
tugastugas secara mandiri.

ZPD
Perkembangan
potensial

menyelesaikan
tugastugas dengan bimbingan
(guru atau peer tutoring)

Scaffolding
Berkaitan dengan teori ZPD ini, Bruner mengembangkan
ide Vygotsky lebih jauh. Ia menyarankan agar guru
menggunakan Scaffolding dalam pembelajaran.
Menurut Ruseffendi (1992:34) Scaffolding adalah
bantuan atau support kepada seseorang anak dari
seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten
dengan maksud agar si anak mampu untuk mengerjakan
tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat
kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif
aktual dari anak yang bersangkutan.

Prinsip Belajar Vygotsky


1.

Pembelajaran Sosial (Social Leaning)


Yaitu dengan cara pembelajaran kooperatif. Vygotsky
menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi
bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih
cakap.

2.

Zona of Proximal Development (ZPD)


Dalam interaksi sosial dikelas, ketika terjadi saling tukar
pendapat antar siswa dalam memecahkan suatu masalah,
siswa yang lebih pandai memberi bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan berupa petunjuk bagaimana
cara memecahkan masalah tersebut, maka terjadi
scaffolding, Siswa yang mengalami kesulitan tersebut
terbantu oleh teman yang lebih pandai. Ketika guru
membantu secukupnya kepada siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajarnya, maka terjadi scaffolding.

Implikasi Teori Vygotsky


guru

bertugas
menyediakan
atau
mengatur
lingkungan belajar siswa dan mengatur tugas-tugas
yang harus dikerjakan siswa, serta memberikan
dukungan dinamis, sedemikian hingga setiap siswa
bisa berkembang secara maksimal dalam zona
perkembangan proksimal.
Vygotsky mempromosikan penggunaan pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, dimana siswa dapat
saling berinteraksi dan saling memunculkan strategistrategi pemecahan masalah yang efektif dalam
masing-masing ZPD mereka.

Implikasi dalam Pembelajaran

Meminimalisir kesenjangan kecerdasan antara siswa


Memotivasi siswa untuk mengerjakan tuga

dalam proses pembelajaran, guru berfungsi sebagai:

Motivator,

yang memberikan rangsangan agar siswa aktif dan

memiliki gairah untuk berfikir


Fasilitator,

yang membantu menunjukkan jalan keluar bila siswa

menemukan hambatan dalam proses berfikir,


Manajer,
sebagai

yang mengelola sumber belajar, serta

rewarder, yang memberikan penghargaan pada prestasi

yang dicapai siswa, sehingga mampu meningkatkan motivasi yang


lebih tinggi dari dalam diri siswa. Pada intinya, siswalah yang

dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri untuk membangun


ilmu pengetahuan.

Simpulan teori Vigotsky

Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi


apabila peserta didik bekerja atau belajar dalam zone of
proximal development.
Teori Vigotsky (scaffolding) yaitu dukungan dan
tanggungjawab.
Bentuk penerapan teori belajar Vygotsky adalah melalui
metode pembelajaran kooperatif dan metode
pembelajaran peer tutoring (tutor sebaya).

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai