Anda di halaman 1dari 3

A.

N RAS FAJRUL IKHSAN


10542-0261-11
HUBUNGAN POLA HIDUP SEHAT
DENGAN PENYAKIT DBD

1.1 LATAR BELAKANG


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang
tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai
timbulnya renjatan (syndrome Renjatan Dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang
dapat menyebabkan kematian.
Program pencegahan DBD yang tepat guna harus dilaksanakan secara integral
mencakup surveilance laboratory based, penyuluhan dan pendidikan pengelolaan penderita
bagi dokter dan para medis, dan pemberantasan sarang nyamuk dengan peran serta
masyarakat.
Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit DBD, antara lain :
1. Faktor hospes (host), yaitu kerentanan ( susceptibility) dan respon imun.
2. Faktor lingkungan (environment), yaitu kondisi geografis (ketinggian dari permukaan
laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim), kondisi demografis ( kepadatan,
mobilitas, perilaku, adat istiadat, social, ekonomi, dan penduduk).
3. Faktor virus (agent), yaitu virus dengue serotipe 1,2,3 dan 4 yang diperantarai oleh
nyamuk Aedes aegepti.
Penyakit DBD pada saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan di
indonesia yang penderitanya terus meningkat serta semakin luas penyebarannya. Hal ini
karena masih tersebarnya nyamuk Aedes aegepti (penular penyakit DBD) diseluruh pelosok
tanah air, kecuali pada daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut.
Untuk memberantas penyakit ini, diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang
terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya dengan cara metode 3M plus, yaitu :
1. Menguras tempat penyimpanan air (TPA)
2. Menutup TPA dan mengubur/menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air
hujan dan membubuhkan larvasida.

3. Memelihara ikan pemakan jentik dan mencegah gigitan nyamuk.


Cara pencegahan tersebut juga dikenal dengan istilah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M plus secara terus-menerus
telah dan akan dilakukan pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral
termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian, penyakit ini masih terus-menerus
endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh karena itu, upaya
untuk membatasi angka kematian ini sangat penting.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari apa yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana hubungan antara perilaku hidup (sehat) terhadap kasus demam berdarah di
kabupaten sidrap.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup (sehat) masyarakat dan lingkungan terhadap
timbulnya kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di kecamatan kulo, kabupaten sidrap.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan antara keberadaan tempat penampungan air bersih
dengan kejadian kasus DBD
2. Untuk mengetahui hubungan antara keberadaan tempat sampah dengan kejadian kasus
DBD
3. Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur)
dengan kejadian kasus DBD
4. Untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan foging dengan kejadian kasus DBD
5. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap DBD dengan
kejadian kasus DBD.

1.4 MANFAAT DAN HASIL PENELITIAN


A. Bagi Masyarakat

Dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang Demam Berdarah Dengue, untuk
bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
B. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memahami lebih dalam tentang penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue
yang berkaitan dengan perilaku pola hidup sehat masyarakat.
C. Bagi Institusi Terkait
Merupakan suatu masukan untuk memecahkan masalah terutama pada program
pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue di daerah penelitian.

Anda mungkin juga menyukai