Anda di halaman 1dari 2

Kebenaran Hijriyah

Pada masa kini, manusia pada umumnya (khususnya kaum Muslim) lebih sering
menggunakan kalender Masehi daripada kalender Hijriyah. Padahal, ini mempunyai dampak
terhadap ibadah umat Muslim seperti pada puasa, hari raya, dan shalat.
Sebagai contoh, jika kita mengacu pada kalender Masehi,maka shalat Isya yang dilaksanakan
pada tengah malam atau pada pukul 00.00 maka apakah masih sah shalat yang kita tunaikan?
Karena dalam Islam, permulaan waktu terletak pada waktu terletak pada waktu terbenamnya
matahari. Sedangkan, dalam kalender Masehi, permulaan waktu terletak pada pukul 00.00.
Jadi, jika kita shalat Isya hari Rabu pukul 00.00 berarti bukannya kita sudah masuk hari
Kamis? Ini harus menjadi pelajaran bagi umat Muslim secara keseluruhan.
Hijriyah adalah penanggalan perdana dalam sejarah hidup umat manusia, bukan hanya umat
Muslim saja. Alkisah, ketika itu umat Muslimin belum mengetahui tentang ihwal penetapan
tahun. Ketika zaman kekhalifahan, Abu Musa Al-Asyari menulis surat kepada amirul
muminin yang tidak ada tanggal dan tahunnya sehingga membingungkan. Lalu Umar ketika
itu mengumpulkan para sahabat-sahabat senior untuk bermusyawarah mengenai kalender
Islam. Ada yang mengusulkan berdasarkan milad Rasulullah, ada yang mengusulkan
berdasarkan pengangkatan Rasulullah menjadi Rasul, dan ada yang mengusulkan berdasarkan
momentum hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Maka diputuskanlah berdasarkan
momentum hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah sebagai awal penetapan kalender
Islam.
Tahun qamariyah atau lunar year adalah tahun yang lebih panjang dikarenakan orbit bukan
berbentuk lingkaran bundar, elips, ataupun lonjong. Karena bentuk lingkaran begini akan
menimbulkan kekacauan dan susah untuk diramalkan. Orbit demikian tidak mungkin terjadi
dalam tarik menariknya tata surya dengan bumi. Karena bumi berada pada titik perihelion
atau terdekat dengan matahari dia harus membelokkan arah layangnya ke kiri beberapa
derajat mengitari surya yang didekati. Orbit tatasurya berbentuk oval. Dengan orbit oval
terbentuklah daya layang berkelanjutan dan aktivitas sunspots yang berubah sepanjang tahun
untuk mewujudkan perubahan cuaca di muka bumi.
Itulah salah satu tanda yang telah Allah Subhanahu Wataala jelaskan dalam al-Quran surat
al-Baqarah ayat 189:


Mereka bertanya kepadamu tentang hilal (bulan), katakanlah ia adalah penentu waktu
bagi manusia dan haji. Dan tiada kebaikan bahwa kamu mendatangi rumah-rumah
(penanggalan)dari belakangnya, tetapi kebaikan itu ialah ia yang menginsyafi. Datangilah
rumah-rumah pada pintunya. Insyaflah pada Allah semoga kamu menang.
Hal ini juga tertera dalam firman Allah surat At-taubah ayat 37





Artinya: Sesungguhnya pengunduran (bulan haram) itu hanya menambah kekafiran.
Orang-orang kafir disesatkan dengan (pengunduran) itu, mereka menghalalkannya suatu
tahun dan mengharamkannya pada suatu tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan
dengan bilangan yang diharamkan Allah, sekaligus mereka menghalalkan apa yang
diharamkan Allah. Dijadikan terasa indah bagi perbuatan-perbuatan buruk mereka. Dan
Allah tidak memberi petujuk kepada orang-orang yang kafir.
Kalender Hijriyah layak mendapatkan perhatian lebih karena ia tidak terikat dengan
pergantian musim. Salah satu dampak positifnya bagi umat Islam dalam kalender ini adalah
saat menjalankan syariat. Beberapa di antaranya yang terikat dengan penanggalan ini adalah
masalah puasa dan haji.
Semoga hari-hari ke depan kita bisa memulai dan membiasakan diri menggunakan warisan
Islam, berupa kalender Hijriyah. Wallahu alam bish-shawab.*
Mahasiswa IAIN sunan ampel, Surabaya
Rep: -

Anda mungkin juga menyukai