Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

ANALISIS KASUS

Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan BAK berdarah sejak 1
minggu SMRS. Dari keluhan utama ini dapat dipikirkan beberapa kemungkinan
penyebab BAK darah atau hematuria, yaitu penyakit penyakit sistem saluran
kemih, seperti glomerulonefritis, batu saluran kemih, infeksi saluran kemih,
keganasan pada saluran kemih; atau penyakit sistemik seperti: anemia aplastik,
leukemia, immune thrombositopenic purpura (ITP), hemofilia, paroxysmal
nocturnal hemoglobinuria (PNH), hemofilia, scarlet fever, systemic lupus
erythematosus (SLE). Pasien mengaku BAK kadang berwarna merah seperti
cucian daging dan kadang berwarna merah kehitaman, berbusa (-), nyeri saat
BAK (-), BAK sedikit (-), sering BAK (-), nyeri pinggang (-), bengkak kedua
tungkai (-), oleh karena itu penyakit sistem saluran kemih dan SLE dapat
disingkirkan.
Pasien mengeluh badan lemas (+), pusing (+), mata berkunang-kunang (+),
pucat (+), gejala ini merupakan gejala pada anemia. Selain itu, pada pasien ini
juga mengeluh demam, tanpa ada manifestasi perdarahan lain (BAB hitam (-),
mimisan (-), bintik-bintik merah pada lengan dan tungkai (-), lebam pada lengan
dan tungkai tanpa penyebab yang jelas (-), gusi berdarah (-)) selain hematuria.
Pada pasien tidak ada gejala pembesaran hepar atau lien, seperti: mual (-), muntah
(-), sakit perut (-), perut membesar (-), gusi bengkak (-), sering sariawan (-),
sehingga kemungkinan anemia hemolitik dan leukemia bisa disingkirkan.
Pasien mengaku sudah 3 kali BAK berdarah ini berulang. 2 bulan SMRS,
pasien di USG dan ditemukan batu pada ginjal kiri. Pasien tidak dioperasi. Setelah
dirawat, BAK darah berhenti dan pasien dipulangkan dengan perbaikan.
Meskipun ada batu pada ginjal kiri, pasien tidak mengalami gejala obstruksi
saluran kemih. Selain itu pasien mempunyai riwayat sakit anemia aplastik sejak 5
tahun yang lalu. Saat itu pasien mengeluh mimisan, gusi berdarah, BAB hitam,
badan lemas, pusing, mata berkunang-kunang, pucat, sering demam, BAK darah

(-), nafsu makan berkurang, perut membesar dan terasa kencang, nyeri perut (+),
mata kuning (-). Pasien dilakukan BMP dan didiagnosis anemia aplastik. Sejak
itu, pasien rutin minum obat dan kontrol ke poli hematologi. Riwayat transfusi
darah rutin sejak 5 tahun yang lalu, transfusi terakhir 2 bulan yang lalu 4 kantong
PRC. Maka BAK darah pada pasien ini kemungkinan sebagai manifestasi
perdarahan pada anemia aplastik karena trombositopenia, selain itu ditemukan
juga gejala anemia dan sering demam sebagai gejala leukopenia.
Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan konjungtiva dan ekstremitas pucat,
tidak ada edema, tidak ada tanda ikterus, tidak ada pembesaran hepar atau lien,
tidak ada nyeri ketok CVA. Pemeriksaan fisik hanya menunjukkan tanda anemia.
Untuk menegakkan diagnosis pasti anemia aplastik, maka dilakukan aspirasi
sumsum tulang (BMA). Pada pasien ini BMA dilakukan pada bulan Februari
dengan hasil anemia aplastik. Hasil pemeriksaan darah didapatkan anemia
normokrom normositer dan trombositopenia. Untuk mengetahui adakah gangguan
pada saluran kemih, maka dilakukan rontgen BNO dan USG TUG. Pada USG
TUG ditemukan batu pada ginjal kiri tanpa ada kelainan lain pada ginjal. Pada
pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal tejadi peningkatan kreatinin dan
penurunan klirens kreatinin. Hal ini dapat disebabkan oleh batu ginjal ataupun
hematuria. Pada urinalisis 5 hari setelah dirawat, sudah tidak ditemukan lagi darah
pada urin.
Hematuria pada kasus ini disebabkan oleh anemia aplastik. Hal ini
dipastikan dengan hasil BMA dan trombositopenia pada pemeriksaan darah.
Selain itu, dari hasil USG TUG, ginjal dalam batas normal sehingga hematuria
karena gangguan pada ginjal dapat disingkirkan, namun untuk memastikan fungsi
saluran kemih maka dapat disarankan pemeriksaan BNO IVP. Pada pemeriksaan
urin, didapatkan leukosit pada sedimen urin, selain itu pasien juga mengeluh
demam, oleh karena itu dapat disarankan pemeriksaan kultur urin untuk mencari
penyebab infeksi.
Pasien ini ditata laksana dengan metil prednisolon 3x4 mg sebagai
imunosupresi, omeprazole 1x20 mg untuk mencegah efek samping metil
prednisolon (mual, muntah, nafsu makan menurun, iritasi lambung, distensi
abdomen), asam folat 3x400 mg untuk nutrisi dalam pembentukan sel darah,infus

ciprofloxacin 2x500 mg untuk mengatasi adanya infeksi (ada demam dan jumlah
leukosit yang menurun), inj. Asam Tranexamat 3x500 mg untuk menghentikan
perdarahan (hematuria), CaCO3 3x500 mg sebagai suplemen tambahan pada
pengguna metil prednisolon jangka panjang (efek samping osteoporosis), transfusi
PRC 300 cc dengan target Hb 10 g/dl, lakukan pemeriksaan darah perifer lengkap
setelah transfusi.

Anda mungkin juga menyukai