MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembangkitan Energi
Elektrik yang diampu oleh Dr. Tasma Sucita, S.T., M.T.
Oleh :
Kelompok 5
Muhammad Fahrizal
Muhammad Fakhri
Munawer
Nur Ramdhani
Pamungkas Achmadi Akbar
Satrio Budi Prasetyo
(1203603)
(1205368)
(1203769)
(1203214)
(1200877)
(1200342)
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul Sistem Pembangkitan Pusat Listrik Tenaga Bayu/Angin.
Makalah ini berisi penjelasan tentang Pusat Listrik Tenaga Angin yang
meliputi komponen-komponen utamanya, sistem konfigurasi pembangkitan, jenisjenis turbin yang dipakai, prinsip kerjanya, kekurangan dan kelebihan serta
potensi yang dimiliki di dunia. Dengan terselesaikannya makalah ini tidak terlepas
dari berbagai pihak yang memberikan dukungan secara moril maupun materi yang
bermanfaat.
Maka berdasarkan hal tersebut penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk dapat ikut serta berperan
penting terhadap pembangunan kualitas sumber daya manusia modern yang lebih
baik terutama di Indonesia.
Penulis
Abstrak
Pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) adalah suatu pembangkit listrik yang
menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Berdasarkan posisi atau letak poros
rotor, sistem konversi energi angin dikelompokkan dalam 2 tipe, yaitu turbine
bersumbu horisontal (horizontal axis wind turbine) dan turbin angin bersumbu
vertikal (vertical axis wind turbine). Secara umum, konfigurasi utama turbin angin
poros datar terdiri dari; rotor (blade dan hub), nasel/nacelle, generator, transmisi
gearbox, kopling dan rem, system orientasi (yaw system), tower , system control
dan pondasi. Cara kerja dari PLTB yaitu dengan energi angin dimanfaatkan untuk
memutarkan turbin sudu turbin memutar rotor pada generator timbul energi
listrik AC listrik AC yang dihasilkan disimpan ke baterai DC menggunakan
inverter disalurkan ke konsumen AC (setelah menggunakan konverter).
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar. i
Abstrak.............ii
Daftar Isi ....iii
Daftar Gambar, Tabel, dan Grafik .....iv
BAB I: Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan
Pembahasan . 2
1.4. Metode
Pembahasan ..... 2
1.5. Manfaat Pembahasan ...... 2
BAB II: Pembahasan
2.1. Proses Terjadinya Angin ..... 3
2.2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin ...... 3
2.3. Komponen Utama pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin ...... 5
2.4. Sistem-Sistem Konversi Energi Angin .. 8
2.5. Jenis-Jenis Desain Turbin Angin ... 10
2.6. Proses/ Prinsip Kerja Pembangkitan Listrik Tenaga Angin .. 12
2.7. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin ... 13
BAB III: Metode Pembahasan
3.1. Sumber Data .. 15
3.2. Prosedur Pembahasan 15
BAB IV: Data-Data Yang Diperoleh
4.1. Potensi Tenaga Angin ... 16
BAB V: Analisis .... 21
BAB VI: Kesimpulan ....
22
DAFTAR PUSTAKA 23
iii
iv
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Permasalahan pembangkit listrik nasional yang sangat tergantung pada bahan
bakar fosil sangat rawan apabila ketersediaan minyak bumi dan batubara
Indonesia akan habis pada 10 25 tahun mendatang. Apalagi saat ini Indonesia
semakin depisit energi (importir minyak dan gas). Pada sisi lain, sesungguhnya
Indonesia mempunyai potensi ketersediaan energi luar biasa besarnya, yaitu
sumber energi terbarukan, yang sering disebut sebagai energi alternatif berupa air
(hidro, mini/mikro hidro), panas bumi, biomasa (limbah organik), sinar matahari
(surya) dan angin. Sumber energi air yang telah dimanfaatkan untuk listrik hingga
14,2% (dari potensi 458,75 MW) dalam bentuk mini/mikro hidro, bentuk hidro
5,1% dari potensi setara 75,67 GW listrik, panas bumi 4,1% dari potensi 19,66
GW, biomasa 0,6% dari potensi 49,81 GW serta matahari dan angin masih di
bawah permil dari potensinya. (www.alpensteel.com)
Angin adalah sumber energi yang tersedia cukup berlimpah di alam.
Pemanfaatannya telah dimulai sejak tahun 5000 SM untuk menggerakkan balingbaling perahu di Sungai Nil. Tahun 200 SM, Cina telah memanfaatkan energi
angin untuk pompa air, dan di Timur Tengah telah dimanfaatkan untuk
menggiling biji-bijian. Pada abad ke-20, energi angin telah banyak dimanfaatkan
untuk pengolahan makanan, pompa air, dan pembangkit listrik.
(www.litbang.esdm.go.id)
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin) merupakan pembangkit listrik
yang sangat ramah lingkungan. Penerapannya bisa dalam bentuk wind farm
ataupun stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak. PLT
Angin sangat cocok diterapkan pada lokasi terpencil maupun yang telah
mempunyai grid. Keberadaan dan kelangsungan suatu PLT Angin ditentukan oleh
pemilihan lokasi (sitting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan
berlaku sepanjang waktu guna (service life) mesin turbin angin.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan
sistem pembangkitan pusat tenaga listrik bayu/angin secara lebih mendalam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya angin?
2. Apa yang itu Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin ?
3. Apa saja komponen Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin?
4. Ada berapa sistem yang digunakan untuk konversi angin PLTB ?
5.
6.
7.
8.
BAB II
Landasan Teori
2.1.
Angin terjadi bila terdapat pemanasan permukaan bumi yang tak sama
oleh sinar matahari. Disiang hari udara di atas lautan relati lebih dingin daripada
daratan. Sinar matahari menguapkan air lautan dan diserap lautan. Penguapan dan
obsorsi sinar matahari di daratan kurang sehingga udara di atas daratan lebih
panas. Dengan demikian udara di atas mengembang, jadi ringan dan naik ke atas.
Udara dingin yang lebih berat turun mengisi kekurangan udara di daratan, maka
terjadilah aliran udara yang disebut angin dari lautan ke daratan tepi pantai. Di
malam hari peristiwa yang sebaliknya terjadi, angin di permukaan laut mengalir
dari pantai ke tengah lautan dan peristiwa inilah yang dimanfaatkan oleh para
nelayan untuk mencari ikan di lautan. Angin di lereng gunung juga terjadi
demikian. Pada sekitar puncak pegunungan lebih dulu panas dibandingkan dengan
daerah lembah. Karena perbedaan panas ini sehingga menimbulkan perbedaan
tekanan yang akhirnya timbul angin biasa yang disebut angin lembah dan angin
gunung.
2.2.
2.3.
Secara umum, konfigurasi utama turbin angin poros datar terdiri dari; rotor
(blade dan hub), nasel/nacelle, generator, transmisi gearbox, kopling dan rem,
system orientasi (yaw system), tower , system control dan pondasi, seperti
diperlihatkan pada gambar atas. Sebagai contoh, gambar di bawah ini merupakan
bagian-bagian utama dan fungsinya dari turbin angin bersumbu horizontal:
Berdasarkan posisi atau letak poros rotor, sistem konversi energi angin
dikelompokkan dalam 2 tipe, yaitu turbine bersumbu horisontal (horizontal axis
wind turbine) dan turbin angin bersumbu vertikal (vertical axis wind turbine).
a. Horizontal Axis Wind Turbine
Dinamakan turbin angin bersumbu horisontal karena memiliki poros rotasi
yang harisontal, atau dengan kata lain sejajar dengan arah tiupan angin. Jenis
poros harisontal/datar ini bisa berupa turbin angin maupun kincir angin dengan
sudu yang terbuat dengan profil pelat lengkung, layar, atau pun propeller. Rotor
pelat lengkung dan layar banyak digunakan untuk koncir angin dengan jumlah
sudu yang lebih banyak untuk mendapatkan torsi yang lebih besar, namun putaran
rotor yang diperoleh relatif rendah, juga efisiensinya relatif rendah. Jenis turbin
angin poros harisontal yang memiliki unjuk kerja yang lebih baik adalah dengan
rotor sudu tipe propeller. Jenis rotor propeller dengan sudu propoler 3 bilah yang
paling optimum, sehingga banyak turbin angin poros data menggunakan sudu 3
bilah, mulai kapasitas kecil kelas watt sampai dengan kapasitas MegaWatt.
Kelebihan lainya adalah turbin angin dapat ditempatkan di ketinggian
yang diinginkan, karena secara umum bahwa semakin tinggi penempatan turbin
angin akan semakin tinggi energi yang dapat dihasilkan.
2.5.
a. Savonius
Turbin angin poros tegak tipe savonius, kebanyakan menggunakan sudu
tipe pelat lengkung. Berbagai model pelat lengkung untuk sudu tipe turbin angin
savonius telah banyak dikembangkan dan diujicobakan. Sejauh ini, kapasitas
turbin angin tipe savonius baru dikembangkan untuk skala 10 an kilowatt. Untuk
membuat prototype dengan kapasitas yang besar diperlukan material yang lebih
besar dibandingkan dengan tipe poros datar.Namun kelebihanya, bahwa tipe
turbin angin ini tidak memerlukan sistem geeng (yaw system) dan dapat
beroperasi pada lokasi yang kondisi anginya tidak laminar.
10
b. Darrieus
Turbin angin Darrius merupakan salah satu tipe turbin angin poros tegak
yang menggunakan sudu profil propeller. Dalam aplikasinya turbin angin darrius
pada umumnya memerlukan kecepatan angin awal yang lebih tinggi untuk start up.
Dengan kondisi demikian, seringkali tipe turbin angin darrius memerluan
penggerak mula (prime mover) untuk start up, dan penggerak mula aka berhenti
setelah dicapai batas minimum untuk menggerakan turbin secara mandiri.
c. Giromill
Turbin angin Girromill mempunyai konstruksi dan karakteristik yang
mirip dengan tipe Darrius, bedanya hany pada posisi rotor dimana untuk turbin
angin Giromill, sudu sama sama menggunakan profil propeller dan dipasang
tegak sejajar dengan poros. Sedangkan pada tipe darrius, sudu propeller
dipasangkan melengkung. Keduanya dalam aplikasinya turbin angin darrius pada
umumnya memerlukan kecepatan angin awal yang lebih tinggi untuk start up dan
kadang memerlukan penggerak mula (prime mover) untuk start up, dan
penggerak mula aka berhenti setelah dicapai batas minimum untuk menggerakan
turbin secara mandiri.
11
2.6.
12
13
BAB III
Metode Pembahasan
3.1. Sumber data
Data yang digunakan dalam pembahasan ini adalah data yang bersumber
dari internet pada situs-situs resmi yang membahasa tentang Pusat Listrik Tenaga
Angin beserta potensi potensinya secara global. Data tersebut kemudian dipilah
yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan besarnya tingkat potensi daya yang
dihasilkan. Selain itu digunakan juga data-data potensi yang dimiliki oleh
Indonesia berdasarkan sebaran potensi energi anginnya dimana data tersebut
berupa gambaran peta Indonesia.
3.2. Prosedur pembahasan
Data yang didapat dari hasil browsing pada situs-situs resmi terssebut
kemudian di bandingkan dengan hasil pada tahun-tahun sebelumnya dan
prakiraan potensi yang akan datang. Sehingga dapat terlihat besarnya potensi daya
yang dapat dihasilkan pada PLTB ini. Selain hal itu juga dilihat dari segi
teknologi turbin yang ada, dimana memiliki nilai effisiensi yang besar sehingga
penggunaannya paling diandalkan dalam PLTB.
14
BAB IV
Data-Data Yang Diperoleh
4.1. Potensi Tenaga Angin
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun
sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling
berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy
Association), sampai dengan tahun 2013 perkiraan energi listrik yang dihasilkan
oleh turbin angin mencapai 318.529 MegaWatts, menghasilkan lebih dari 4% dari
total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara
terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2020 total
kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 700 GigaWatt
seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
15
16
Grafik 4.5 Potensi tenaga angin yang terpasang dan hasil prediksi
17
Gambar 4.1 Potensi energi angin >5m/s dengan klasifikasi angin yang baik
Gambar 4.2 Potensi energi angin 4 - 5m/s dengan klasifikasi angin yang rata-rata
18
Gambar 4.3 Potensi energi angin 4 - 5m/s dengan klasifikasi angin yang rendah
19
BAB V
ANALISIS
Berdasarkan data-data yang diperoleh dan landasan teori yang telah dipaparkan di
atas didapat hasil sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
20
BAB VI
KESIMPULAN
Maka berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan
bahwa:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Angin terjadi karena adanya perbedaan panas yang ada pada daratan sehingga
menimbulkan perbedaan tekanan yang akhirnya timbul angin.
Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang
menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik
menggunakan turbin angin atau kincir angin.
Secara umum, konfigurasi utama turbin angin poros datar terdiri dari; rotor
(blade dan hub), nasel/nacelle, generator, transmisi gearbox, kopling dan rem,
system orientasi (yaw system), tower , system control dan pondasi
Berdasarkan posisi atau letak poros rotor, sistem konversi energi angin
dikelompokkan dalam 2 tipe, yaitu turbine bersumbu horisontal (horizontal
axis wind turbine) dan turbin angin bersumbu vertikal (vertical axis wind
turbine).
Adapun jenis-jenis turbin yang digunakan dalam PLTB berdasarkan posisi
rotornya yaitu :
1. Turbin Horizontal
: turbin Tropeller
2. Turbin Vertikal
: turbin Savonius, Darrieus dan Savonius.
Cara kerja dari PLTB yaitu dengan energi angin dimanfaatkan untuk
memutarkan turbin sudu turbin memutar rotor pada generator timbul
energi listrik AC listrik AC yang dihasilkan disimpan ke baterai DC
menggunakan inverter disalurkan ke konsumen AC (setelah menggunakan
konverter.
Potensi daya yang dihasilkan oleh PLTB memiliki potensi yang sangat tinggi
dimana di Indonesia sendiri memiliki tujuh unit dengan kapasitas sama
menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit,
Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka, ditargetkan
mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025, dan menghasilkan lebih dari
4% dari total kelistrikan secara global.
Adapun keuntungan dari penggunaan PLTB ini yaitu, tidak menghasilkan
polusi udara, tidak memerlukan BBM, perawatannya mudah dan murah.
Selain itu terdapat kerugiannya yaitu, Biaya instalasi tenaga angin yang
masih relatif tinggi, biaya instalasi yang masih mahal, bangunan pembangkit
listrik tenaga angin dapat mempengaruhi estetika lanskap dan dapat
mengganggu populasi burung dan satwa liar lain.
21
DAFTAR PUSTAKA
Muslim, Supari Joko, Dkk. 2008. Pembangkit Tenaga Listrik. Jakarta:
Pusat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id
=78:plt-angin&catid=80:ketenagalistrikan-dan-ebtke&Itemid=93
Teknologi whypgen
http://whypgen-bppt.com/id/teknologi-whypgen.html
Wind Turbine Technology
http://www.windturbinestar.com/wind-turbine-technology.html
Horizontal Axis Wind Turbine VS Vertical Axis Wind Turbine
http://www.windturbinestar.com/hawt-vs-vawt.html
Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia
http://www.alpensteel.com/article/116-103-energi-angin--wind-turbine--windmill/2071-pembangkit-listrik-tenaga-angin-di-indonesia
WWEA_WorldWindReportKeyFigures_2013.pptx
http://www.wwindea.org/wwec2014-key-statistics-of-world-wind-energy-reportpublished/
Keunggulan dan Kelemahan Energi Angin
http://www.indoenergi.com/2012/04/keunggulan-dan-kelemahan-energiangin.html
22