Anda di halaman 1dari 27

SISTEM PEMBANGKITAN PUSAT LISTRIK TENAGA BAYU/ANGIN

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembangkitan Energi
Elektrik yang diampu oleh Dr. Tasma Sucita, S.T., M.T.

Oleh :
Kelompok 5
Muhammad Fahrizal
Muhammad Fakhri
Munawer
Nur Ramdhani
Pamungkas Achmadi Akbar
Satrio Budi Prasetyo

(1203603)
(1205368)
(1203769)
(1203214)
(1200877)
(1200342)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul Sistem Pembangkitan Pusat Listrik Tenaga Bayu/Angin.
Makalah ini berisi penjelasan tentang Pusat Listrik Tenaga Angin yang
meliputi komponen-komponen utamanya, sistem konfigurasi pembangkitan, jenisjenis turbin yang dipakai, prinsip kerjanya, kekurangan dan kelebihan serta
potensi yang dimiliki di dunia. Dengan terselesaikannya makalah ini tidak terlepas
dari berbagai pihak yang memberikan dukungan secara moril maupun materi yang
bermanfaat.
Maka berdasarkan hal tersebut penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk dapat ikut serta berperan
penting terhadap pembangunan kualitas sumber daya manusia modern yang lebih
baik terutama di Indonesia.

Bandung, 20 Desember 2015

Penulis

Abstrak

Pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) adalah suatu pembangkit listrik yang
menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Berdasarkan posisi atau letak poros
rotor, sistem konversi energi angin dikelompokkan dalam 2 tipe, yaitu turbine
bersumbu horisontal (horizontal axis wind turbine) dan turbin angin bersumbu
vertikal (vertical axis wind turbine). Secara umum, konfigurasi utama turbin angin
poros datar terdiri dari; rotor (blade dan hub), nasel/nacelle, generator, transmisi
gearbox, kopling dan rem, system orientasi (yaw system), tower , system control
dan pondasi. Cara kerja dari PLTB yaitu dengan energi angin dimanfaatkan untuk
memutarkan turbin sudu turbin memutar rotor pada generator timbul energi
listrik AC listrik AC yang dihasilkan disimpan ke baterai DC menggunakan
inverter disalurkan ke konsumen AC (setelah menggunakan konverter).

Kata Kunci : PLTB, sistem konversi, konfigurasi utama, cara kerja.

ii

Daftar Isi
Kata Pengantar. i
Abstrak.............ii
Daftar Isi ....iii
Daftar Gambar, Tabel, dan Grafik .....iv
BAB I: Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan
Pembahasan . 2
1.4. Metode
Pembahasan ..... 2
1.5. Manfaat Pembahasan ...... 2
BAB II: Pembahasan
2.1. Proses Terjadinya Angin ..... 3
2.2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin ...... 3
2.3. Komponen Utama pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin ...... 5
2.4. Sistem-Sistem Konversi Energi Angin .. 8
2.5. Jenis-Jenis Desain Turbin Angin ... 10
2.6. Proses/ Prinsip Kerja Pembangkitan Listrik Tenaga Angin .. 12
2.7. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin ... 13
BAB III: Metode Pembahasan
3.1. Sumber Data .. 15
3.2. Prosedur Pembahasan 15
BAB IV: Data-Data Yang Diperoleh
4.1. Potensi Tenaga Angin ... 16
BAB V: Analisis .... 21
BAB VI: Kesimpulan ....

22

DAFTAR PUSTAKA 23

iii

Daftar Gambar, Tabel, dan Grafik


Daftar Gambar
Gambar 2.1 Detail Komponen Mesin Turbin Listrik Tenaga Angin ... 5
Gambar 2.2 Turbin Angin Propeller ..... 11
Gambar 2.3 Turbin Angin Vertikal ...... 12
Gambar 4.1 Potensi energi angin >5m/s dengan klasifikasi angin yang baik ..... 19
Gambar 4.2 Potensi energi angin 4 - 5m/s dengan klasifikasi angin yang rata-rata 19
Gambar 4.3 Potensi energi angin 4 - 5m/s dengan klasifikasi angin yang rendah ...... 20
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Kondisi Angin .. 4
Tabel 2.2 Tingkatan Kecepatan Angin 10 meter Permukaan Tanah ..

Tabel 2.3 Parameter pembanding turbin horizontal dan turbin vertikal .. 10


Daftar Grafik
Grafik 4.1 Total kapasitas yang terpasang di dunia ...................................................... 16
Grafik 4.2 Kapasitas daya pemasangan tambahan terbaru ....... 17
Grafik 4.3 10 negara teratas dengan kapasitas total yang terpasang ........ 17
Grafik 4.4 Total kapasitas yang terpasang per benua ....... 18
Grafik 4.5 Potensi tenaga angin yang terpasang dan hasil prediksi ..... 18

iv

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Permasalahan pembangkit listrik nasional yang sangat tergantung pada bahan
bakar fosil sangat rawan apabila ketersediaan minyak bumi dan batubara
Indonesia akan habis pada 10 25 tahun mendatang. Apalagi saat ini Indonesia
semakin depisit energi (importir minyak dan gas). Pada sisi lain, sesungguhnya
Indonesia mempunyai potensi ketersediaan energi luar biasa besarnya, yaitu
sumber energi terbarukan, yang sering disebut sebagai energi alternatif berupa air
(hidro, mini/mikro hidro), panas bumi, biomasa (limbah organik), sinar matahari
(surya) dan angin. Sumber energi air yang telah dimanfaatkan untuk listrik hingga
14,2% (dari potensi 458,75 MW) dalam bentuk mini/mikro hidro, bentuk hidro
5,1% dari potensi setara 75,67 GW listrik, panas bumi 4,1% dari potensi 19,66
GW, biomasa 0,6% dari potensi 49,81 GW serta matahari dan angin masih di
bawah permil dari potensinya. (www.alpensteel.com)
Angin adalah sumber energi yang tersedia cukup berlimpah di alam.
Pemanfaatannya telah dimulai sejak tahun 5000 SM untuk menggerakkan balingbaling perahu di Sungai Nil. Tahun 200 SM, Cina telah memanfaatkan energi
angin untuk pompa air, dan di Timur Tengah telah dimanfaatkan untuk
menggiling biji-bijian. Pada abad ke-20, energi angin telah banyak dimanfaatkan
untuk pengolahan makanan, pompa air, dan pembangkit listrik.
(www.litbang.esdm.go.id)
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin) merupakan pembangkit listrik
yang sangat ramah lingkungan. Penerapannya bisa dalam bentuk wind farm
ataupun stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak. PLT
Angin sangat cocok diterapkan pada lokasi terpencil maupun yang telah
mempunyai grid. Keberadaan dan kelangsungan suatu PLT Angin ditentukan oleh
pemilihan lokasi (sitting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan
berlaku sepanjang waktu guna (service life) mesin turbin angin.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan
sistem pembangkitan pusat tenaga listrik bayu/angin secara lebih mendalam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya angin?
2. Apa yang itu Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin ?
3. Apa saja komponen Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin?
4. Ada berapa sistem yang digunakan untuk konversi angin PLTB ?

5.
6.
7.
8.

Apa saja jenis-jenis turbin yang digunakan dalam pembangkitan PLTB?


Bagaimana prinsip kerja pembangkitan dari PLTB?
Seberapa besar potensi daya yang dihasilkan dari PLTB?
Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh PLTB jika dibandingkan
dengan Pusat Listrik Tenaga Konvensional?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui proses terjadinya angin.
2. Untuk mengetahui pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin.
3. Untuk mengetahui komponen Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin.
4. Untuk mengetahui sistem yang digunakan untuk konversi angin PLTB.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis turbin yang digunakan dalam pembangkitan
PLTB.
6. Untuk mengetahui prinsip kerja pembangkitan dari PLTB.
7. Untuk mengetahui besar potensi daya yang dihasilkan dari PLTB.
8. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh PLTB
jika dibandingkan dengan Pusat Listrik Tenaga Konvensional?
1.4 Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang dilakukan dalam makalah ini adalah
menggunakan studi literatur yang didapat dari buku, internet dan journal.
1.5 Manfaat Pembahasan
Adapun manfaat dari pembahasan yang dilakukan mengenai Pusat Listrik
Tenaga Angin atau Bayu adalah sebagai bahan acuan dan ilmu pengetahuan
tambahan mengenai PLTB bagi Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik
Elektro, khususnya Program Studi Teknik Elektro.

BAB II
Landasan Teori
2.1.

Proses Terjadinya Angin

Angin terjadi bila terdapat pemanasan permukaan bumi yang tak sama
oleh sinar matahari. Disiang hari udara di atas lautan relati lebih dingin daripada
daratan. Sinar matahari menguapkan air lautan dan diserap lautan. Penguapan dan
obsorsi sinar matahari di daratan kurang sehingga udara di atas daratan lebih
panas. Dengan demikian udara di atas mengembang, jadi ringan dan naik ke atas.
Udara dingin yang lebih berat turun mengisi kekurangan udara di daratan, maka
terjadilah aliran udara yang disebut angin dari lautan ke daratan tepi pantai. Di
malam hari peristiwa yang sebaliknya terjadi, angin di permukaan laut mengalir
dari pantai ke tengah lautan dan peristiwa inilah yang dimanfaatkan oleh para
nelayan untuk mencari ikan di lautan. Angin di lereng gunung juga terjadi
demikian. Pada sekitar puncak pegunungan lebih dulu panas dibandingkan dengan
daerah lembah. Karena perbedaan panas ini sehingga menimbulkan perbedaan
tekanan yang akhirnya timbul angin biasa yang disebut angin lembah dan angin
gunung.
2.2.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang


menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Sistem pembangkitan listrik
menggunakan angin sebagai sumber energi merupakan sistem alternatif yang
sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan salah satu energi yang
tidak terbatas di alam.
Syarat syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi listrik dapat dipelihatkan pada tabel Tabel 2.1. Dari tabel
tersebut dapat dijelaskan bahwa angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin
kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik. Tingkatan Kecepatan Angin diberikan pada 10 meter
Permukaan Tanah

Tabel 2.1 Kondisi Angin

Tabel 2.2 Tingkatan Kecepatan Angin 10 meter Permukaan Tanah

2.3.

Komponen Utama pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Secara umum, konfigurasi utama turbin angin poros datar terdiri dari; rotor
(blade dan hub), nasel/nacelle, generator, transmisi gearbox, kopling dan rem,
system orientasi (yaw system), tower , system control dan pondasi, seperti
diperlihatkan pada gambar atas. Sebagai contoh, gambar di bawah ini merupakan
bagian-bagian utama dan fungsinya dari turbin angin bersumbu horizontal:

Gambar 2.1 Detail Komponen Mesin Turbin Listrik Tenaga Angin


a. Sudu (Blade /Baling-baling)
Rotor trubin angin yang terdiri dari baling-baling/ sudu dan hub
merupakan bagian dari turbin angin yang berfungsi menerima energi kinetik dari
angin dan merubahnya menjadi energi gerak (mekanik) putar pada poros
penggerak. Pada sebuah turbin angin, baling-baling rotor dapat berjumlah 1, 2, 3
atau lebih.
b. Rotor Hub
Hub merupakan bagian dari rotor yang berfungsi menghubungkan sudu
dengan shaft (poros) utama.
c. Kontrol Pitch Sudu
Salah satu tipe rotor adalah dengan sudu terpasang variable yang dapat
dirubah sudut serangnya dengan mengatur posisi sudut serang sudu terhadap arah
angin bertiup. Rotor dengan mekanisme demikian disebut dengan rotor dengan
pitch sudu variable. Tidak semua turbin angin menggunakan tipe rotor dengan
sudut sudu variabel.

d. Rem dan Kopling


Rem berfungsi untuk menghentikan putaran poros rotor yang bertujuan
untuk keamanan atau pada saat dilakukan perbaikan. Sedangkan kopling berfungsi
untuk memindahkan daya poros ke transmisi gearboks atau langsung ke generator,
dengan meredam getaran dari poros rotor serta sebagai salah satu sarana
meluruskan sambungan (alignment).
e. Poros Rotor putaran rendah
Poros rotor berfungsi untuk memindahkan daya dari rotor ke generator,
dapat secara langsung maupun melalui mekanisme transmisi gearboks.
f. Transmisi
Pada umumnya transmisi di turbin angin berfungsi untuk memindahkan
daya dari rotor ke generator dengan dipercepat putaranya. Hal ini diperlukan
karena umumnya putaran rotor berotasi pada putara rendah, sementara
generatornya bekerja pada putara tinggi.
g. Generator
Generator merupakan komponen terpenting dalam sistem turbin angin,
dimana fungsinya adalah merubah energi gerak (mekanik) putar pada poros
penggerak menjadi energi listrik. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator dapat berupa alternating current (AC) maupun direct current (DC) dan
tegangan out putnya dapat dari tegangan rendah ( 12 volt) atau sampai tegangan
680 volt atau lebih.
Generator bekerja dengan menggunakan prinsip magnetic induction dan
bekerja dengan prinsip left hand rule, yaitu:
1. Ibu jari menunjukan arah dari gerakan penginduksi
2. Jari telunjuk menunjukan arah dari Flux
3. Jari yang lain menunjukan arah arus
Generator diklasifikasikan menjadi 2:
1. Generator AC
2. Generator DC
Untuk membuat generator dengan tenaga angin sebagai sumber energinya.
Prinsipnya sederhana, 3 bilah kincir angin dibuat dengan sudut 120 derajat satu
sama lain dan kemiringan kurang lebih 12.75 derajat. Di titik pangkalnya,
dipasang poros generator yang kemudian terhubung dengan slip rings, stator, sikat,
komutator, dan armature.
Angin yang berhembus akan memutar kincir sehingga poros akan ikut
berputar dan menyebabkan garis-garis fluks terpotong dan menimbulkan tegangan

induksi. Tegangan ini menyebabkan arus mengalir. Namun, tegangan yang


dihasilkan adalah tegangan AC, sehingga dibutuhkan komutator untuk membuat
arus yang mengalir adalah arus searah. Besarnya daya yang dihasilkan sangat
tergantung dari kecepatan putaran kincir, yang artinya sangat tergantung dari
kecepatan hembusan angin.
h. Kontrol Yawing
Pada turbin angin yang relative besar, umumnya sudah menggunakan
system geleng aktif (active yawing system), yang digerakkan oleh motor servo.
Kontrol yawing disini berfungsi menerima input dari sensor anemometer
(mendeteksi kecepatan angin) dan wind direction (mendeteksi perubahan arah
angin), dan memberikan komando kepada motor servo untuk membelokkan arah
shaft turbin angin dan juga memberikan unputan kepada kontrol pitch.
i. Anemometer Sensor
Anemometer berfungsi untuk mendeteksi/mengukur kecepatan angin,
sebagai inputan kepada system control untuk mengendalikan operasional pada
kondisi optimum.
j. Wind Direction Sensor
Wind directioner berfungsi untuk mendeteksi perubahan arah angin,
sebagai inputan kepada system control untuk mengendalikan operasional pada
kondisi optimum.
k. Nasel (Nacelle)
Fungsi nasel adalah untuk menempatkan dan melindungi komponenkomponen turbin angin, yaitu: generator, gearbox, kopling, rem, kontrol, system
geleng (yawing system).
l. Poros Rotor putaran tinggi
Poros rotor putaran tinggi berfungsi untuk memindahkan daya dari
gearboks ke generator.
m. Roda gigi sistem geleng (Yaw drive)
Fungsi yaw drive adalah untuk menempatkan komponen turbin angin
yang berada diatas menara menghadap optimal terhadap arah angin bertiup
mengikuti perubahan arah angin.

n. Motor servo (Yaw motor)


Fungsi motor yaw adalah untuk menggerakan yaw drive untuk
menempatkan komponen turbin angin yang berada diatas menara menghadap
optimal terhadap arah angin bertiup mengikuti perubahan arah angin.
o. Menara / Tower
Menara merupakan tiang penyangga yang fungsi utamanya adalah untuk
menopang rotor, nasel dan semua komponen turbin angin yang berada di atasnya.
Menara dapat berupa tipe latis (lattice) atau pipa (tubular), baik yang dibantu
dengan penopang tali pancang maupun yang self supporting.
p. Ekor Pengarah (Tail Vane)
Salah satu sistem orientasi yang pasif (passive yawing) adalah
menggunakan ekor pengarah. Fungsi dari ekor pengarah (tail vane) adalah untuk
membelokan posisi rotor terhadap arah datangnya angin, untuk mengoptimalkan
operasional dan mengamankan dari putaran lebih apabila kecepatan angin telah
melebihi kecepatan cut-out dari turbin angin tersebut.
2.4.

Sistem-Sistem Konversi Energi Angin

Berdasarkan posisi atau letak poros rotor, sistem konversi energi angin
dikelompokkan dalam 2 tipe, yaitu turbine bersumbu horisontal (horizontal axis
wind turbine) dan turbin angin bersumbu vertikal (vertical axis wind turbine).
a. Horizontal Axis Wind Turbine
Dinamakan turbin angin bersumbu horisontal karena memiliki poros rotasi
yang harisontal, atau dengan kata lain sejajar dengan arah tiupan angin. Jenis
poros harisontal/datar ini bisa berupa turbin angin maupun kincir angin dengan
sudu yang terbuat dengan profil pelat lengkung, layar, atau pun propeller. Rotor
pelat lengkung dan layar banyak digunakan untuk koncir angin dengan jumlah
sudu yang lebih banyak untuk mendapatkan torsi yang lebih besar, namun putaran
rotor yang diperoleh relatif rendah, juga efisiensinya relatif rendah. Jenis turbin
angin poros harisontal yang memiliki unjuk kerja yang lebih baik adalah dengan
rotor sudu tipe propeller. Jenis rotor propeller dengan sudu propoler 3 bilah yang
paling optimum, sehingga banyak turbin angin poros data menggunakan sudu 3
bilah, mulai kapasitas kecil kelas watt sampai dengan kapasitas MegaWatt.
Kelebihan lainya adalah turbin angin dapat ditempatkan di ketinggian
yang diinginkan, karena secara umum bahwa semakin tinggi penempatan turbin
angin akan semakin tinggi energi yang dapat dihasilkan.

b. Vertical Axis Wind Turbine


Pada dasarnya cara kerja komponen-komponen turbin angin bersumbu
vertikal dan horisontal adalah sama, letak perbedaan utamanya adalah pada turbin
angin bersumbu vertikal, rotor berputar pada sumbu vertikal. Turbin angin tipe ini
cenderung lebih mudah pada penempatan dan tidak perlu diarahkan ke arah angin.
Selain itu, ia dapat beroperasi pada angin berkecepatan rendah dan sistem
pemeliharaannya lebih mudah. Namun kinerjanya dalam menghasilkan energi
listrik cenderung lebih rendah dibanding turbin angin bersumbu horizontal. Hal
ini terjadi, karena secara teknis karakteristik coefisien daya (Cp) sudu dari turbin
angin poros datar umumnya lebih rendah dibandingkan jika menggunakan profil
sudu propeller. Dan pada kasus-kasus tertentu, beberapa turbin angin jenis ini
tidak dapat beroperasi sendiri, sehingga membutuhkan motor listrik kecil untuk
menghidupkannya.
Berdasarkan perbedaaan sistem pembangkitan tersebut berikut merupakan tabel
parameter pembandingnya :

Tabel 2.3 Parameter pembanding turbin horizontal dan turbin vertikal

2.5.

Jenis-Jenis Desain Turbin Angin


Berdasarkan jenis desainnya turbin angin dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Turbin angin bersumbu horizontal
Jenis poros harisontal/datar ini bisa berupa turbin angin maupun kincir
angin dengan sudu yang terbuat dengan profil pelat lengkung, layar, atau pun
propeller.

Gambar 2.2 Turbin Angin Propeller


2.

Turbin angin vertikal


Terdapat tiga jenis disain turbin angin bersumbu vertikal, yaitu:

a. Savonius
Turbin angin poros tegak tipe savonius, kebanyakan menggunakan sudu
tipe pelat lengkung. Berbagai model pelat lengkung untuk sudu tipe turbin angin
savonius telah banyak dikembangkan dan diujicobakan. Sejauh ini, kapasitas
turbin angin tipe savonius baru dikembangkan untuk skala 10 an kilowatt. Untuk
membuat prototype dengan kapasitas yang besar diperlukan material yang lebih
besar dibandingkan dengan tipe poros datar.Namun kelebihanya, bahwa tipe
turbin angin ini tidak memerlukan sistem geeng (yaw system) dan dapat
beroperasi pada lokasi yang kondisi anginya tidak laminar.

10

b. Darrieus
Turbin angin Darrius merupakan salah satu tipe turbin angin poros tegak
yang menggunakan sudu profil propeller. Dalam aplikasinya turbin angin darrius
pada umumnya memerlukan kecepatan angin awal yang lebih tinggi untuk start up.
Dengan kondisi demikian, seringkali tipe turbin angin darrius memerluan
penggerak mula (prime mover) untuk start up, dan penggerak mula aka berhenti
setelah dicapai batas minimum untuk menggerakan turbin secara mandiri.
c. Giromill
Turbin angin Girromill mempunyai konstruksi dan karakteristik yang
mirip dengan tipe Darrius, bedanya hany pada posisi rotor dimana untuk turbin
angin Giromill, sudu sama sama menggunakan profil propeller dan dipasang
tegak sejajar dengan poros. Sedangkan pada tipe darrius, sudu propeller
dipasangkan melengkung. Keduanya dalam aplikasinya turbin angin darrius pada
umumnya memerlukan kecepatan angin awal yang lebih tinggi untuk start up dan
kadang memerlukan penggerak mula (prime mover) untuk start up, dan
penggerak mula aka berhenti setelah dicapai batas minimum untuk menggerakan
turbin secara mandiri.

Gambar 2.3 Turbin Angin Vertikal


(Dari kiri ke kanan: Savonius, Darrieus dan Giromill)

11

2.6.

Proses/ Prinsip Kerja Pembangkitan Listrik Tenaga Angin


Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari
penggabungan dari beberapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan
listrik.
Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi
angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas
angin (bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun
menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar
sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian
belakang turbin angin. Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik
dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan
material ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator
yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop.
Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada
stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan
dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan
melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa
AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih
sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum
dapat dimanfaatkan.
2.7.

Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Keuntungan lain dari tenaga angin adalah fakta bahwa setiap orang bisa
membangun atau membeli turbin angin untuk memanfaatkan energi angin dan
memenuhi kebutuhan energi di rumah sendiri. Turbin angin tidak perlu banyak
perawatan dan seseorang tidak perlu menjadi jenius untuk meng-handlenya. Tentu
saja memiliki turbin angin sendiri juga berarti menghindari terjadinya pemadaman
listrik bila terjadi kerusakan jaring PLN. Juga, listrik tenaga angin akan menjadi
lebih hemat biaya seiring dengan adanya banyak penelitian yang dilakukan untuk
memotong biaya instalasi, meningkatkan efisiensi dan untuk memastikan agar
energi angin menjadi lebih dapat diandalkan. Ketika berbicara mengenai
kekurangan energi angin, hal pertama yang harus disebutkan adalah ketersediaan
angin. Di beberapa tempat angin kencang sering ditemui yang membuat
pemanfaatan energi angin menjadi sangat mudah, sementara di beberapa tempat
angin tidak cukup kuat untuk menciptakan listrik yang memadai.
Biaya instalasi tenaga angin yang masih relatif tinggi merupakan
kelemahan lain dari energi angin. Secara kasar, dibutuhkan sekitar 10 tahun untuk
mengembalikan biaya instalasi energi angin. Memang, ini bukan waktu yang
sangat panjang, namun biaya instalasinya yang besar masih menjadi penghalang
bagi banyak orang untuk memanfaatkan energi angin.

12

Kelemahan lainnya dari tenaga angin adalah bangunan pembangkit listrik


tenaga angin dapat mempengaruhi estetika lanskap. Fasilitas listrik tenaga angin
juga perlu direncanakan dengan hati-hati, lokasi dan pengoperasiannya harus
meminimalkan dampak negatif pada populasi burung dan satwa liar.

13

BAB III
Metode Pembahasan
3.1. Sumber data
Data yang digunakan dalam pembahasan ini adalah data yang bersumber
dari internet pada situs-situs resmi yang membahasa tentang Pusat Listrik Tenaga
Angin beserta potensi potensinya secara global. Data tersebut kemudian dipilah
yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan besarnya tingkat potensi daya yang
dihasilkan. Selain itu digunakan juga data-data potensi yang dimiliki oleh
Indonesia berdasarkan sebaran potensi energi anginnya dimana data tersebut
berupa gambaran peta Indonesia.
3.2. Prosedur pembahasan
Data yang didapat dari hasil browsing pada situs-situs resmi terssebut
kemudian di bandingkan dengan hasil pada tahun-tahun sebelumnya dan
prakiraan potensi yang akan datang. Sehingga dapat terlihat besarnya potensi daya
yang dapat dihasilkan pada PLTB ini. Selain hal itu juga dilihat dari segi
teknologi turbin yang ada, dimana memiliki nilai effisiensi yang besar sehingga
penggunaannya paling diandalkan dalam PLTB.

14

BAB IV
Data-Data Yang Diperoleh
4.1. Potensi Tenaga Angin
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun
sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling
berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy
Association), sampai dengan tahun 2013 perkiraan energi listrik yang dihasilkan
oleh turbin angin mencapai 318.529 MegaWatts, menghasilkan lebih dari 4% dari
total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara
terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2020 total
kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 700 GigaWatt
seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Grafik 4.1 Total kapasitas yang terpasang di dunia.

15

Grafik 4.2 Kapasitas daya pemasangan tambahan terbaru

Grafik 4.3 10 negara teratas dengan kapasitas total yang terpasang

16

Grafik 4.4 Total kapasitas yang terpasang per benua

Grafik 4.5 Potensi tenaga angin yang terpasang dan hasil prediksi

17

Gambar 4.1 Potensi energi angin >5m/s dengan klasifikasi angin yang baik

Gambar 4.2 Potensi energi angin 4 - 5m/s dengan klasifikasi angin yang rata-rata

18

Gambar 4.3 Potensi energi angin 4 - 5m/s dengan klasifikasi angin yang rendah

19

BAB V
ANALISIS

Berdasarkan data-data yang diperoleh dan landasan teori yang telah dipaparkan di
atas didapat hasil sebagai berikut :
1.

2.

3.

4.

Secara global pemasangan dan pengembangan pemanfaatan energi angin


terbesar diduduki oleh negara Cina dengan perkembangan daya dari
71,324MW hingga menjadi 91.423MW.
Berdasarkan hasil prediksi yang dilakukan, potensi energi angin yang ada
pada saat ini akan terus meningkat secara global seiring dengan semakin
canggihnya teknologi yang dikembangkan.
Persentase per benua, negara-negara di benua eropa memiliki potensi yang
terpasang terbesar hingga 37.3 pada akhir tahun 2013. Namun perkembangan
yang baik ditunjukan pada negara-negara di benua Asia yang pertahunnya
terus meningkat.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total
kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari
800 kilowatt. Kepulauan yang memiliki nilai potensi daya terbesar adalah
pada pulau Kalimantan dengan tingkat keadangan angin dari kecepatan
rendah hingga pada kecepatan angin yang tegolong tinggi.
Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas
masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit
dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di
Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta
Bangka Belitung, masing-masing satu unit.Mengacu pada kebijakan energi
nasional, maka Pusat Listrik Tenaga Bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250
megawatt (MW) pada tahun 2025.

20

BAB VI
KESIMPULAN
Maka berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan
bahwa:
1.
2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Angin terjadi karena adanya perbedaan panas yang ada pada daratan sehingga
menimbulkan perbedaan tekanan yang akhirnya timbul angin.
Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang
menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik
menggunakan turbin angin atau kincir angin.
Secara umum, konfigurasi utama turbin angin poros datar terdiri dari; rotor
(blade dan hub), nasel/nacelle, generator, transmisi gearbox, kopling dan rem,
system orientasi (yaw system), tower , system control dan pondasi
Berdasarkan posisi atau letak poros rotor, sistem konversi energi angin
dikelompokkan dalam 2 tipe, yaitu turbine bersumbu horisontal (horizontal
axis wind turbine) dan turbin angin bersumbu vertikal (vertical axis wind
turbine).
Adapun jenis-jenis turbin yang digunakan dalam PLTB berdasarkan posisi
rotornya yaitu :
1. Turbin Horizontal
: turbin Tropeller
2. Turbin Vertikal
: turbin Savonius, Darrieus dan Savonius.
Cara kerja dari PLTB yaitu dengan energi angin dimanfaatkan untuk
memutarkan turbin sudu turbin memutar rotor pada generator timbul
energi listrik AC listrik AC yang dihasilkan disimpan ke baterai DC
menggunakan inverter disalurkan ke konsumen AC (setelah menggunakan
konverter.
Potensi daya yang dihasilkan oleh PLTB memiliki potensi yang sangat tinggi
dimana di Indonesia sendiri memiliki tujuh unit dengan kapasitas sama
menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit,
Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka, ditargetkan
mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025, dan menghasilkan lebih dari
4% dari total kelistrikan secara global.
Adapun keuntungan dari penggunaan PLTB ini yaitu, tidak menghasilkan
polusi udara, tidak memerlukan BBM, perawatannya mudah dan murah.
Selain itu terdapat kerugiannya yaitu, Biaya instalasi tenaga angin yang
masih relatif tinggi, biaya instalasi yang masih mahal, bangunan pembangkit
listrik tenaga angin dapat mempengaruhi estetika lanskap dan dapat
mengganggu populasi burung dan satwa liar lain.

21

DAFTAR PUSTAKA
Muslim, Supari Joko, Dkk. 2008. Pembangkit Tenaga Listrik. Jakarta:
Pusat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id
=78:plt-angin&catid=80:ketenagalistrikan-dan-ebtke&Itemid=93
Teknologi whypgen
http://whypgen-bppt.com/id/teknologi-whypgen.html
Wind Turbine Technology
http://www.windturbinestar.com/wind-turbine-technology.html
Horizontal Axis Wind Turbine VS Vertical Axis Wind Turbine
http://www.windturbinestar.com/hawt-vs-vawt.html
Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia
http://www.alpensteel.com/article/116-103-energi-angin--wind-turbine--windmill/2071-pembangkit-listrik-tenaga-angin-di-indonesia
WWEA_WorldWindReportKeyFigures_2013.pptx
http://www.wwindea.org/wwec2014-key-statistics-of-world-wind-energy-reportpublished/
Keunggulan dan Kelemahan Energi Angin
http://www.indoenergi.com/2012/04/keunggulan-dan-kelemahan-energiangin.html

22

Anda mungkin juga menyukai