Anda di halaman 1dari 12

LU-18

Hambatan Dalam Baterai

A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami konsep hambatan dalam baterai khususnya dan hambatan dalam batreai dalam catu daya pada umumnya. B. Alat-alat Percobaan Kode GSE 220 PEO 505 PEO 502 KAL 70/025-05 PEO 504 PEO 460 GME 240 KAL 99 Nama Alat Baterai Ukuran D Pemegang Baterai Saklar SPST Lampu 2,5 V, 0,5 A Pemegang Lampu Jepit Buaya Bersoket Multimeter Digital Kabel Penghubung Jumlah 2 2 1 1 1 2 2 6

C. Pengantar dan Persiapan Percobaan Catatan : Sekarang Anda telah mengembangkan gagasan bahwa arus listrik dalam sebuah rangkaian tidak hanya mengalir melalui rangkaian luar, tetapi juga secara internal melalui baterai. Arus mengalir melalui sebuah loop tertutup. Pada setiap bagian loop arus harus menembus hambatan yang berbeda-beda bergantung pada jenis bagian penghantar. Bagian-bagian tersebut termasuk baterai itu sendiri yang mana arus mengalami hambatan. Apabila arus yang mengalir adalah I, dan ahmabaran baterai rd ( disebut hambatan dalam baterai), menurut hukum Ohm, pada baterai akan mengalami penurunan tegangan sebesar I.rd. Hal ini menyebabkan tegangan terminal baterai berkurang sebesar I.rd dari nilai rangkaian terbuka E (GGL Baterai), sehingga tergangan terminalnya menjadi V= E-Ird.(18.1) Atau ....(18.1a) Makin besar I dan rd makin besar pula penurunan tegangannya. Banyak catu daya memiliki hambatan dalam rd yang sangat kecil sehingga penurunan tegangan dapat diabaikan. Untuk menentukan hambatan dalam sebuah catu daya misalnya baterai, catu daya (baterai) dibebani dan mengukur penurunan tegangan terminal E-V dengan V adakah tegangan terminal rangkaian tertutup. Dengan mengetahui I, arus yang mengalir, rd dapat dihitung dengan persamaan (18.1a). a. Susun rangkaian seperti pada skema (Gambar 18.1). Voltmeter, dipasang untuk mengukur GGL satu buah baterai, dihubungkan dengan kutub-kutub baterai.

b. Pastikan rangakaian dalam keadaan terbuka. D. Langkah-langkah Percobaan Satu Baterai a. Ketika saklar rangkaian masih terbka, baca tegangan rangkaian terbuka E baterai, ini merupakan GGL baterai. Catat E. b. Tutup saklar dan baca V (dalam volt) dan I ( dalam keadaan ampere) dari voltmeter dan ammerter. Catat V dan I. c. Buka saklar dan hitung hambatan dalam baterai berdasarkan persamaan (18.1a) Dua buah baterai yang diserikan d. Tambahkan satu buah baterai yang diserikan dengan baterai sebelumnya. e. Ulangi langkah a sampai c. Dua buah batreai yang diparalelkan f. Ubah hubungan seri baterai menjadi hubungan parallel. Perhatian ! Hubungkan baterai dengan benar yaitu kutub positif dengan psitif, dan negative dengan negative jangan dengan cara yang lain. g. Ulangi langkah a sampai c. Dari susunan baterai-baterai di atas, yang manakah yang memiliki hambatan lebih besar dan lebih kecil ? coba jelaskan mengapa pada hubungan baterai tersebut memiliki hambatan dalam lebih kecil (pikirkan mengenai hambatan yang dihubungkan seri dan parallel). Susunan mana kah yang memiliki GGL terbesar?Mengapa? h. Susunan mana yang memiliki penurunan tegangan terkecil ketika baterai dibebani yaitu dengan mengalirkan arus ke lampu ?Mengapa?

E. Hasil Pengamatan Satu buah Baterai Susunan Baterai

V E-V Arus, I rd () (V) (V) (A) Satu baterai 1,43 1,21 0,22 0,37 0,59 Dua baterai Seri 2,86 2,43 0,43 0,46 0,93 Dua baterai paralel 1,43 1,18 0,24 0,35 0,65 Susunan baterai yang memiliki hambatan dalam terbesar adalah dua baterai diserikan

GGL, E

Alasan : Karena ketika baterai di serikan, maka pada rangkaian seri jumlah hambatan total di dapat dengan cara menjumlahkan langsung nilai tiap-tiap hambatannya. Sehingga R = R1 + R2 sehingga diperoleh hambatan dalam yang lebih besar . Susunan baterai yang memiliki hambatan dalam terkecil adalah 1 baterai Alasan : Karena ketika satu baterai, hambatan dalamnya hanya ada satu titik dan tidak ada hambatan dari baterai lain. GGL terbesar dihasilkan oleh dua baterai saling disusun seri Alasan : Karena ketika baterai disusun secara seri tegangannya akan terakumulasi/ bertambah. Penurunan tegangan baterai terbesar terjadi ketika baterai disusun secara seri Alasan : Karena ketika baterai diserikan maka hambatan dalam baterai menjadi lebih besar. F. Analisis a. Kajian Teori : Apabila dua atau lebih sumber ggl (misalnya baterai) disusun seri, ternyata tegangan total merupakan jumlah aljabar dari tegangan masing-masing sumber ggl. Apabila terdapat n buah sumber tegangan (ggl) dirangkai secara seri, maka sumber tegangan pengganti akan memiliki ggl sebesar: s = 1+ 2 + 3 + n (18.1) Sementara itu, hambatan dalam penggantinya adalah: rs = r1 + r2 + + rn (18.2) Untuk n buah sumber tegangan sejenis yang memiliki ggl dan hambatan dalam r, bila dirangkai secara seri akan memiliki ggl pengganti dan hambatan dalam pengganti seri masing-masing: s = n . (18.3) rs = n . r . (18.4) Dengan demikian, nilai kuat arus yang mengalir melewati hambatan (resistor R) adalah: I = (s) / (R + rs) = (n) / (R + nr) Apabila dua atau lebih sumber ggl (misalnya baterai) disusun paralel, ternyata membangkitkan arus yang lebih besar, perhatikan Gambar 7.13. Apabila terdapat n buah sumber tegangan (ggl) dirangkai secara paralel, maka sumber tegangan pengganti akan memiliki ggl total V sebesar: V = V1 = V2 = Vn1 = = Vn . (18.5) Sementara itu, hambatan dalam penggantinya adalah: 1/rp = r1+ r2 + rn . (18.6) Untuk n buah sumber tegangan sejenis yang memiliki ggl dan hambatan dalam r, bila dirangkai secara paralel akan memiliki ggl pengganti dan hambatan dalam pengganti paralel masing-masing: p = .. (18.7) rp =r/n . (18.8) Dengan demikian, nilai kuat arus yang mengalir melewati hambatan (resistor R) adalah: I = (p) / (R + rp) = / (R + r/n)

b. Kajian Komputerisasi : Satu Baterai :

Tampak pada gambar, ketika menggunaka 1 buah baterai arus yang mengalir pada lampu adalah 0,3 A dan GGL baterai adalah 1,5 V Dua Baterai diserikan :

Tampak pada gambar, ketika menggunaka 2 buah baterai yang diserikan arus yang mengalir pada lampu adalah 0,3 A dan GGL baterai adalah 3 V

G. Kesimpulan 1. Susunan baterai yang memiliki hambatan terbesar adalah ketika diserikan yaitu sebesar 0,93 . 2. Susunan baterai yang memiliki GGL terbesar adalah ketika baterai disusun secara seri yaitu sebesar 2,86 V 3. Susunan paralel memiliki penurunan tegangan terkecil ketika diberi beban sedangkan susunan seri memiliki penurunan terbesar ketika di beri beban. LU-19 Pembagi Tegangan

A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami hubungan antara tegangan dan panjang penghantar yang seragam (uniform) yang mengalirkan arus.

B. Alat-alat percobaan Kode GSE 220 PEO 505 PEO 502 PEO 359 01 PEO 501 GME 240 PEO 460 01 PEO 461 02 KAL 99 Nama Alat Baterai Ukuran D Pemegang Baterai Saklar SPST Resistor 50, 5W Kotak Penghubung Multimeter Digital Jepit Buaya Bersteker Kawat Konstanta 0,2mm Kabel Penghubung Jumlah 2 2 1 1 1 1 2 1 5

C. Pengantar dan Persiapan Percobaan

R=50

V
a. b. c. d. Siapkan alat-alat sesuai daftar Potong kawat konstanta sepanjang 100 cm Hubungkan 2 baterai secara seri. Tegangan sebsear 1,3 V Susun rangkaian seperti ditunjukan pada Gambar 19.1 a. Sebelum percobaan dimulai, pastikan saklar dalam keadaan terbuka. b. Atur multimeter menjadi voltmeter dengan batas ukur 2V DC e. Periksa kembali rangkaian yang telah anda buat.

D. Langkah-langkah percobaan a. Tutup Saklar rangkaian. b. Ukur tegangan baterai. Catat hasilnya sebagai V c. Ukur tegangan untuk panjang kawat L, L, L dan L. Catat Hasilnya pada table 19.1 sebagai VL. E. Hasil Pengamatan Tegangan Baterai V = 3 Volt Tabel 19.1 No. Panjang Kawat VL (Volt) 1 L, 0,10 2 L 0,15 3 L 0,18 4 L 0,30 Sandarkan jawaban Anda untuk pertanyaan berikut pada hasil di atas! Apa yang dapat anda katakan tentang tegangan VL dengan panjang kawat L?

Semakin panjang kawat maka semakin besar nilai tegangan. Apa yang terjadi pada saat steker yang ditempel pada kawat (joki) digeser sepanjang kawat? Tegangan menjadi naik. F. Analisis a. Kajian Teori : Ohm merumuskan bahwa hambatan R kawat logam berbanding lurus dengan panjang l, berbanding terbalik dengan luas penampang lintang kawat A, dan bergantung kepada jenis bahan tersebut. Secara matematis dituliskan: R = l/A dengan: R = hambatan kawat penghantar () l = panjang kawat penghantar (m) A = luas penampang lintang penghantar (m2) = hambatan jenis kawat penghantar (.m) Konstanta pembanding disebut hambatan jenis (resistivitas). Hambatan jenis kawat berbeda-beda tergantung bahannya, seperti berikut : Hambatan Jenis No 1 2 3 4 5 6 7 Bahan Tembaga Aluminium Wolfram Kuningan Besi Timbal Konstanta (Ohm meter) 1,7 . 10-8 2,6 . 10-8 5,1 . 10-8 6,0 . 10-8 1,0. 10-7 2,2 . 10-7 4,9 . 10-7

Besarnya suatu tegangan listrik adalah V= I .R, yang berati bahwa tegangan berbanding lurus antara arus dengan nilai hasil kali hambatan. b. Kajian Komputerisasi Pada kajian ini kami menggunakan simulator Resistansi Konduktor versi 2.2

Tampak pada gambar panjang kawat dan hambatan jenis kawat masih pada kondisi awal.

antara

Pada gambar berikut terjadi pengubahan panjang kawat yang berpengaruh pada nilai resistivitas/hambatan, yang awalnya 1,25 Ohm menjadi 0,95 Ohm, dengan demikian berarti bahwa besarnya hambatan dipengaruhi oleh panjang kawat. Semakin panjang kawat semakin besar resitivitas. Berarti hal ini berpengaruh kepada tegangan dimana V=IR, sehingga semakin besar hambatan semakin besar pula tegangan.

G. Kesimpulan Panjang kawat penghantar dan jenis penghantar yang menjadi penghantar untuk mengalirkan arus listrik berpengaruh terhadap besar tegangan. Semakin panjang kawat penghantar semakin besar tegangan. Sesuai dengan persamaan V=IR dimana hambatan (R) dipengaruhi oleh hambatan jenis kawat, panjang kawat dan luas penampang kawat sesuai dengan persamaan R = l/A.

LU- 20

Potensiometer sebagai Pembagi Tegangan

A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami pembagi tegangan menggunakan potensiometer dan cara menghubungkannya dalam rangkaian. B. Alat-alat Percobaan Kode Nama Alat GSE 220 Baterai Ukuran D

Jumlah 2

PEO 505 PEO 502 PEO 359 01 PEO 325 01 PEO 460 GME 240 KAL 99

Pemegang Baterai Saklar SPST Resistor 50, 5 W Potensiometer 50 Jepit Buaya Bersoket Multimeter Digital Kabel Penghubung

2 1 1 1 1 2 8

C. Persiapan Percobaan Informasi Tambahan Pada Percobaan ini Anda harus mengacu pada percobaan LU-14A

R=50

V V

a. Siapkan alat-alat sesuai daftar b. Susun rangakaian seerti yang ditunjukkan pada gambar 20.1 Sebelum percobaan dimulai, pastikan semua saklar dalam keadaan terbuka Atur kedua multimeter digital menjadi voltmeter dengan batas ukur 2 V DC c. Periksa kembali rangkaian yang telah Anda buat. D. Langkah-langkah Percobaan a. Tutup saklar b. Ukur tegangan potensiometer (antara titik 1 dan titk 2) menggunakan 1 buah voltmeter. Catat tegangan ini di bagian pengamatan. c. Sambungkan kembali voltmeter ke rangkaian, ke posisi semula d. Putar knob potensiometer secara perlahan secara bersamaan amati tegangan pada kedua voltmeter. e. Putar kembali potensiometer ke skala pertama. Baca tegangan pada voltmeter pertama dan kedua. Catat hasilnya berturut-turut sebagai V1 dan V2 pada table 20.1 f. Ulangi langkah c untuk skala potensiometer ke-2, ke-3,ke-4 dan ke-5 E. Hasil Pengamatan Tegangan Potensiometer antara titik 1 dan titik 2 = 1,23 volt Tabel 20.1 Skala V1 V2 V= V1+ V2 R1 Potensiometer (V) (V) (V) (Ohm) Ke-1 0,25 0,36 0,61 20,49

R2 (Ohm) 29,5

Ke-2 0,56 0,72 1,28 21,87 28,12 Ke-3 0,84 0,87 1,71 24,56 25,43 Ke-4 1,15 1,30 2,45 23,46 26,53 Ke-5 1,4 1,39 2,79 25,09 24,9 R1 dan R2 adalah hambatan potensiometer setiap skala. Keduanya dihitung dengan memakai Persamaan dan . R adalah hambatan maksimum potensiometer, 50 Ohm. a. Bandingkan tegangan potensiometer dengan nilai V= V1+ V2. Apakah kedua tegangan tersebut sama atau berbeda ? Jelaskan! Berbeda, .. b. Gunakan persamaan pembagi tegangan pada percobaan LU-14A, hitung hambatan potensiometer ketika knob pada posisi skala kasar ke-1, ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-5. Catat hasilnya pada Tabel 20.1 Catat : Lihat kembali percobaan LU-14A untuk memahami pembagi tegangan. F. Analisis a. Kajian Teori : Potensiometer ( Variabel Resistor ) adalah komponen elektronika yang masih masuk keluarga Resistor yang mempunyai resistansi yang dapat diatur. Meskipun masih termasuk Resistor tetapi bentuk dari Potensiometer berbeda jauh dengan bentuk resistor. Potensiometer akan berganti Resistansi dengan cara mengatur atau menggeser bagian pengatur dari Potensiometer tersebut. Komponen elektronika ini pada umumnya memiliki 3 kaki. Potensiometer biasa digunakan untuk pengatur tegangan atau resistansi suatu perangkat elektronik, misalnya sebagai pengatur Tone Control suatu perangkat audio dan masih banyak lagi yang lainnya. Prinsip kerja dari Potensiometer dapat kita asumsikan dua buah resistor biasa yang dirangkai seri, tapi dapat dirubah nilai resistansinya. Resistansi total pada potensiometer akan selalu tetap dan ini merupakan nilai Potensiometer ( Variabel Resistor ). Jika nilai resistansi dari R1 diperbesar dengan cara memutar bagian potensiometer, maka otomatis nilai resistansi dari R2 akan berkurang, begitu juga sebaliknya. Kelebihan Potensiometer: Potensiometer memiliki ketahanan maksimum dimana arus sesaat akan terus mengalir, pembagi dapat bervariasi tegangan output dari tegangan maksimum (Vs) ke ground ( nol Volt ) sebagai wiper bergerak dari satu ujung potensiometer yang lain. Kekurangan Potensiometer: Potensiometer jarang digunakan untuk mengatur beban lebih dari 1 watt, karena potensiometer biasa digunakan untuk pengatur sinyal analog.

b. Kajian Komputerisasi G. Kesimpulan

Potensiometer berfungsi sebagai pengatur tingkat resistivitas/ hambatan, berdasarkan data hasil praktikum nilai R1 rata-rata bernilai 23,09 dan R2 ratarata 26,89, dan hasil yang didapat dari berbagai skala adalah ketika potensiometer di putar ke skala yang lebih besar maka salah satu hambatan (R2) akan berubah naik dan hambatan lain (R1) turun begitu pula sebaliknya sehingga kurang lebih R1+R2=50 , hal ini karena hambatan maksimal pada potensiometer adalah 50. LU-21 Reostat (Variabel Resistor) A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggunakan sebuah rheostat dalam mengatur terang lampu. B. Alat-alat Percobaan Kode GSE 220 PEO 505 PEO 502 KAL 70/025-05 PEO 359 01 PEO 325 01 PEO 460 KAL 99 Nama Alat Baterai Ukuran D Pemegang Baterai Saklar SPST Lampu 2,5 V, 0,5 A Resistor 50, 5 W Potensiometer 50 Jepit Buaya Bersoket Kabel Penghubung Jumlah 2 2 1 1 1 1 2 4

C. Pengantar dan Pesiapan Percobaan Reostat adalah sebuah tipe dari resistor dengan hambatan yang dapat diubah-ubah dengan menggeser knobnya. Konstruksi sama seperti potensiometer tetapi lebih besar dan bisa dialiri arus yang cukup besar. Pada percobaan ini Anda menggunakan potensiometer sebagai Reostat.

a. Siapkan alat-alat sesuai daftar b. Susun Rangkaian Seperti pada Gambar 21.1 c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat. D. Langkah-langkah Percobaan a. Tutup saklar b. Putar rheostat secara perlahan searah jarum jam. Pada saat yang sama amati lampu. Jelaskan apa yang terjadi pada nyala lampu. c. Putar kembali lampu rheostat secara penuh berlawanan arah jarum jam, kemudian putar sehingga knob berada di posisi skala pertama. Amati nyala lampu.

d. Ulangi langkah c untuk skala ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-5 Catatan : Tuliskan nyala lampu pada kolom kedua dari table di bawah, gunakanskala terang kualitatif, untuk contoh sebagai berikut : 0 lampu padam 1 lampu redup 2 lampu terang 3 lampu lebih terang 4 lampu sangat terang E. Hasil Pengamatan Ketika knob potensiometer diputar searah jarum jam, lampu lebih redup Tabel 21.1 Skala Potensiometer Nyala lampu Ke-1 4 Ke-2 0 Ke-3 0 Ke-4 0 Ke-5 0 a. Mengapa lampu menjadi redup atau terang ? Karena dari skala 5 ke 0 hambatan semakin kecil b. Bagaimana hubungan antara terang lampu dan skala potensiometer ? Semakin besar skala potensiometer semakin redup nyala lampu atau bahkan mati c. Berikan beberapa contoh dimana rheostat digunakan ! Untuk mengubah-ubah besar volume radio atau TV

F. Analisis a. Kajian Teori : Hambatan geser (Rheostat) Untuk keperluan tertentu, misalnya untuk mengubah besar volume radio atau TV, kita memerlukan hambatan yang besarnya berubah-ubah. Anda mengetahui bahwa dengan mengubah panjang kawat penghantar, hambatan penghantar tersebut juga berubah. Perubahan hambatan tersebut mempengaruhi perubahan arus, ditunjukkan oleh nyala lampu yang berubah. Kenyataan ini dapat dimanfaatkan untuk membuat hambatan geser, Hambatan geser dibuat dari kawat yang hambat jenisnya besar, biasanya kawat nikelin. Kawat tersebut dililitkan pada batu tulis. Panjang kawat yang dilalui arus diatur oleh logam geser (L). Arus listrik akan melalui lilitan kawat hingga sejauh logam geser, selanjutnya melalui logam geser arus keluar melalui C. Besar arus dapat diubah-ubah dengan mengubah kedudukan logam geser. Jika logam geser di ujung kiri, maka panjang kawat kecil, dan akibatnya hambatannya juga kecil (kuat arus besar). Sebaliknya jika logam geser di ujung kanan, maka panjang kawat besar, dan akibatnya hambatannya juga besar (kuat arus kecil). Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah dengan menggunakan resistor variabel atau rheostat. Sebuah rheostat adalah

resistor variabel dua terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus dan tegangan yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan untuk membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya.

b. Kajian Komputerisasi G. Kesimpulan Semakin besar skala pada potensiometer (Rheostat) maka semakin besar pula hambatannya dan menyebabkan nyala lampu menjadi redup atau mati. Hal ini berarti bahwa rheostat digunakan untuk hambatan geser. Untuk aplikasi sehari-hari rheostat digunakan untuk mengubah-ubah besar volume radio atau TV.

Daftar Pustaka

LISTRIK DINAMIS
http://kangtarman.blogspot.com/2013_02_01_archive.html.html http://www.elsmandagiri.com/fxbab5/c_hukum_ohm
Fisika Kelas XI http://hidupsehati.com/hambatan-geser-rheostat.html

Anda mungkin juga menyukai