Anda di halaman 1dari 5

Tugas 9

HIDROLOGI TAMBANG
PEMOMPAAN

OLEH:
RAMLAN DWI AHMAD
(D621 13 302)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

A.

Perencanaan Sistem Pemompaan

Sistem penyaliran tambang adalah suatu metode yang dilakukan untuk


mencegah masuknya aliran air ke dalam lubang bukaan tambang atau
mengeluarkan air tersebut. Terdapat dua cara pengendalian air tambang yang
sudah terlanjur masuk ke dalam front penambangan yaitu dengan sistem kolam
terbuka (sump) atau membuat paritan dan adit. Sistem penyaliran dengan
membuat kolam terbuka dan paritan biasanya ideal diterapkan pada tambang
open cast atau kuari, karena dapat memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan
air dari bagian lokasi yang lebih tinggi ke lokasi yang lebih rendah. Pompa yang
digunakan pada sistem ini lebih efektif dan hemat.
B.

Tipe sistem pemompaan


Sitem pemompaaan dikenal ada beberapa macam tipe sambungan
pemompaan yaitu:
1. Seri
Dua atau beberapa pompa dihubungkan secara seri maka nilai head akan
bertambah sebesar jumlah head masing-masing sedangkan debit
pemompaan tetap.
2. Pararel
Pada rangkaian ini, kapasitas pemompaan bertambah sesuai dengan
kemampuan debit masing-masing pompa namunhead tetap. Kemudian
untuk kebutuhan pompa ada dua hal yang perlu untuk diperhatikan
C.

Batas Kapasitas Pompa


Batas atas kapasitas suatu pompa pada umumnya tergantung pada
kondisi berikut ini:
1. Berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat
pemasangan.
2. Lokasi pemasangan pompa dan cara pengangkutannya.
3. Jenis penggerak dan cara pengangkatannya.
4. Pembatasan pada besarnya mesin perkakas yang dipakai untuk
mengerjakan bagian-bagian pompa
5. Pembatasan pada performansi pompa.

D.

Pertimbangan ekonomi
Pertimbangan ini menyangkut masalah biaya, baik biaya investasi untuk
pembangunan instalasi maupun biaya operasi dan pemeliharaannya.
a.

Julang total pompa


Julang total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air
seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani
oleh pompa. Julang total pompa dapat ditulis sebagai berikut :
Ht=hc+ hv+hf+ hI .......................(1.1)
Keterangan :
Ht= Julang total pompa (m)
hc= Julang statis total (m)
hv= Velocity head (m)

hf= Julang gesek (m)


hI= Jumlah belokan (m)
1. Julang statis (static head)
Adalah kehilangan energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi antara
tempat penampungan dengan tempat pembuangan.
hc = h2 h1.......................(1.2 )
Keterangan:
h2= Elevasi air keluar
h1= Elevasi air masuk
2. Julang kecepatan (velocity head)
Julang kecepatan adalah kehilangan yang diakibatkan oleh kecepatan air
yang melalui pompa.
hv =(v22 g ).......................(1.3)
Keterangan:
v = Kecepatan air yang melalui pompa (m/detik)
g = Gaya gravitasi (m/detik)
3. Julang kerugian gesek dalam pipa
Untuk menghitung julang kerugian gesek didalam pipa dapat dipakai salah
satu dari dua rumus berikut ini:
V = C . Rp. Sq.......................(1.4)
Atau
hf = . LD . v22g......................(1.5)
Keterangan:
V
= Kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/dtk)
C,p,q = Koefisien-koefisien
R
= Jari-jari hidrolik (m)
S
= Gradien hidrolik
hf
= Julang kerugian gesek dalam pipa (m)

= Koefisien kerugian gesek


g
= Percepatan gravitas (ms-2)
L
= Panjang pipa (m)
D
= Diameter pipa (m)
Selanjutnya untuk aliran turbulen julang kerugian gesek dapat dihitung
dengan berbagai rumus empiris.
b.
Rumus Darcy
Dengan cara Darcy, maka koefisien kerugian gesek () dinyatakan
sebagai berikut:
= 0,020 + 0,0005D.......................(1.6)
Rumus ini berlaku untuk pipa baru dari besi cor. Jika pipa telah
dipakai selama bertahun-tahun, harga koefisien kerugian gesek ()
akan menjadi 1,5 sampai 2 kali harga barunya.
c.
Rumus Hazen-Williams
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung
kerugian head dalam pipa yang relatif sangat panjang.

V = 0,849CR0,63S0,54.......................(1.7)
Atau
Hf = 10,666.Q1,85x LC1,85 D4,85.......................(1.8)
Keterangan:
hf = Julang kerugian (m)
v = Kecepatan rata-rata didalam pipa (m/s)
C = Koefisien (table 3.9 )
R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Gradien hidrolik (S=hfL )Q = Laju Aliran ( m3/s)
L = Panjang pipa
Kondisi pipa dan harga koefisien (Formula Hazen-William)
Jenis Pipa
C
Pipa besi cor baru

130

Pipa besi cor tua

100

Pipa baja baru

120-130

Pipa baja tua

80-100

Pipa dengan lapisan semen

130-140

Pipa dengan lapisan terarang


batu

140

4.
Julang
kerugian dalam jalur pipa
Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila
ukuran pipa, bentuk penampang atau arah aliran berubah. Kerugian
ditempat-tempat transisi yang demikian ini dapat dinyatakan secara
umum dengan rumus:
hf = n. f. v22g......................(1.9)
Keterangan :
v = kecepatan rata-rata di dalam pipa (m/s)
f = Koefisien kerugian
g = Percepatan gravitasi (9.8m/dtk2)
hf = Julang kerugian (m)
Cara menentukan harga koefisien kerugian (f) untuk berbagai bentuk
transisi pipa akan diperinci seperti dibawah ini:
Jika kecepatan aliran (v) setelah masuk pipa, maka harga koefisien
kerugian dari rumus (1.7) untuk berbagai bentuk ujung masuk pipa
menurut Weisbach adalah sebagai berikut:
f = 0,5
f = 0,25
f = 0,06 (untuk r kecil) sampai
f = 0,005 (untuk r besar)
f = 0,56
f = 3,0 ( untuk sudut tajam) sampai

f = 1,3 (untuk sudut 45)


f = f + 0,3 cos + 0,2 cos 2, dimana f adalah koefisien bentuk dari
ujung masuk dan mengambil harga (i1) sampai (i6) sesuai dengan
bentuk yang dipakai.
Bila ujung pipa isap yang berbentuk lonceng dan tercelup dibawah
permukaan air maka harga f berkisar antara 0,2 sampai 0,4. Terdapat dua
macam belokan, yaitu belokan lengkung dan belokan patah. Untuk
belokan lengkung digunakan rumus:
f = [0,131 + 1,847 (D/2R)3,5] (90 )0,5.........................(1.10)
Dari percobaan Weisbach dihasilkan rumus yang umum dipakai untuk
belokan patah adalah:
f = 0,946 sin2./2 + 2,047 sin4./2..........................(1.11)
keterangan:
f = Koefisien kerugian
R = Jari-jari lengkung belokan
= Sudut belokan
4. Daya poros dan efisiensi pompa
Daya air adalah energi yang secara efektif diterima oleh air dari
pompa persatuan waktu. Daya air (Pw) dapat dihitung dengan
menggunakan Rumus:
Pw = . Q . H.........................(1.12)
Keterangan:
= Bobot isi air (kN/m3)
Q = Kapasitas (m3/detik)
H = Julang total (m)
Pw = Daya air (kW)
Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan pompa adalah sama
dengan daya air ditambah kerugian daya di dalam pompa. Daya poros (P)
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
P = Pw......................(1.13)
Keterangan:
= Efesiensi pompa
P = Daya poros
Efesiensi pompa untuk pompa-pompa jenis khusus harus diperoleh dari
pabrik pembuatnya.

Anda mungkin juga menyukai