Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL:
PEMANFAATAN IKAN TERI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN
CHIPS TORTILLA TINGGI KALSIUM.

Bidang Kegiatan:
PKM Kewirausahaan

Disusun Oleh:
Dewi Rizkyana
Fathur Rachman
Kurnia Styawan

0611010019
0611010030
0511010049

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2006
A. JUDUL PROGRAM
Pemanfaatan Ikan Teri Sebagai Bahan Baku Pembuatan Chips Tortilla Tinggi
Kalsium.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Akhir akhir ini kebutuhan masyarakat akan konsumsi kalsium cukup
tinggi namun sumber kalsium yang diperlukan hanya dapat diperoleh dari susu
dan keju, dan kendala untuk mengkonsumsi kedua jenis sumber kalsium ini
harganya mahal dan tidak semua orang mampu mendapatkannya. Saat ini ratarata penduduk Indonesia hanya mengkonsumsi 254 mg kalsium per hari,
padahal kebutuhan kalsium 1.000 mg per hari per orang untuk memperkuat
tulang, Oleh karena itu, harus memperbanyak makanan yang banyak
mengandung kalsium seperti halnya ikan teri (Anonymousb, 2007).
Ikan teri merupakan salah satu produk perikanan sumber protein di
Indonesia. Ikan teri banyak ditangkap karena mempunyai arti sebagai bahan
makanan yang dapat dimanfaatkan baik sebagai ikan segar maupun ikan
kering. Selain ketersediannya yang melimpah, ikan teri juga dikonsumsi oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam produksi perikanan laut di Jawa
Timur, produksi ikan teri menduduki urutan keempat setelah lemuru, laring,
dan tongkol dengan persentase 7,4%. Teri putih (Stolephorus insularis) dan
ikan teri nasi (Stoplephorus commersonnii) merupakan salah satu dari jenis
ikan teri yang memiliki nilai ekonomi penting. Selain karena protein yang
baik, ikan teri juga kaya akan mineral kalsium karena kalsium banyak terdapat
pada ikan yang dikonsumsi bersamaan dengan tulangnya (Hadiwiyoto, 1993).
Menurut Anonymousc (2007), ikan teri segar memiliki kandungan
kalsium sebesar 500 mg per 100 g BBD/bahan yang bias dimakan sedangkan
teri kering sebesar 1200 mg/100g BBD. Ikan teri segar seperti halnya ikan

pada umumnya cepat mengalami proses pembusukan, karenanya pengawetan


ikan teri perlu diketahui oleh semua lapisan masyarakat. Ironisnya, dengan
banyaknya keunggulan ikan teri, pemanfaatanya selama ini terbatas pada
dikeringkan, digoreng dan digunakan sebagai peyek ikan teri. Oleh karena itu,
dirasakan perlu untuk melakukan usaha diversifikasi pangan pada produk ikan
teri, sebagai contohnya pembuatan dendeng ikan teri.
Tortilla merupakan makanan ringan yang banyak digemari masyarakat
pada umumnya. Selain rasanya enak, cara pembuatan tortilla relatif mudah.
Selama ini tortilla hanya dikonsumsi sebagai makanan ringan pengisi waktu
luang sehingga kandungan gizinya sering diabaikan dan hanya didominasi
oleh nilai gizi dari tepung jagung. Untuk meningkatkan nilai gizi dari tortilla,
dilakukan penambahan tepung ikan teri sebagai sumber pangan baru
berkalsium.
Dengan

gambaran

diatas,

pembuatan

chips

tortilla

yang

tersuplementasi ikan teri merupakan salah satu solusi untuk pembuatan produk
pangan yang tinggi kalsium. Disisi lain, pembuatan produk ini juga dapat
sebagai makanan kesehatan yang mencakup nutrisi mikro maupun makro yang
terdapat pada kedua bahan makanan tersebut yang dimungkinkan memiliki
sifat multifungsional.

C. PERUMUSAN MASALAH
Usulan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dengan
judul di atas dalam rangka memecahkan permasalahan
1. Bagaimana menghasilkan produk tortilla yang tinggi kalsium?
2. Bagaimana meningkatkan nilai ekonomis dari ikan teri?
3. Bagaimana cara memasarkan produk tortilla yang tersuplementasi ikan
teri?
4. Bagaimana cara untuk mengaplikasikan ilmu teknologi pangan dalam
dunia bisnis dan wirausaha?
5. Bagaimana melatih ketrampilan wirausaha mahasiswa teknologi pangan?
D. TUJUAN PROGRAM

1. Menghasilkan produk tortilla yang tinggi kalsium


2. Meningkatkan nilai ekonomis dari ikan teri.
3. Memasarkan produk tortilla yang tersuplementasi ikan teri
4. Mengaplikasikan ilmu teknologi pangan dalam dunia bisnis dan wirausaha
5. Melatih ketrampilan wirausaha mahasiswa teknologi pangan
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dihasilkan suatu unit usaha yang memproduksi tortilla yang tersuplementasi
ikan teri, tinggi kalsium, aman, memiliki keunikan dalam citarasa dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan layak jual.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Program Kewirausahaan ini dapat bermanfaat untuk:
1. Media untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan.
2. Media belajar untuk sukses berwirausaha.
3. Pemenuhan terhadap kebutuhan kalsium masyarakat Indonesia
4. Pemenuhan makanan ringan yang sehat.
G. GAMBARAN USAHA
Gambaran Sumber Daya Tenaga Kerja
Pelaksana kegiatan pada program kreatifitas mahasiswa kewirausahaan
merupakan mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya, yang
tergabung dalam kelompok wirausaha bagian dari Himpunan Mahasiswa
Teknologi Hasil Pertanian. Dengan demikian, unit usaha pembuatan makanan
ringan berupa tortilla dengan merk dagang TERITILLA ini memiliki
kontinuitas dari tahun ke tahun.
Gambaran Sumber Bahan Baku
Ikan teri adalah semua jenis ikan dari marga Stolephorus dari anak suku
Engraulinae. Ada bermacam-macam jenis ikan teri, menurut Moeljono (1997)
yang biasa kita sebut sebagai ikan teri sebetulnya banyak sekali macam
spesiesnya

diantaranya

adalah

Stolephorus

celebicus,

Stolephorus

bagannensis, Stolephorus insularis, Stolephorus connersonni, Stolephorus

zollingeri dan sebagainya. Teri putih (Stolephorus insularis) dan ikan teri nasi
(Stolephorus commersonni) merupakan salah satu dari jenis ikan yang
memiliki nilai ekonomi penting. Teri putih umumnya berwarna putih dengan
garis keperakan pada bagian sisi kanan dan kiri perut serta memiliki ukuran
maksimal 8,0 cm (jantan/tanpa jenis kelamin), tulang dorsal 0-0, tulang anal 00, anal soft ray 14-17, perut dengan 4-8 scutes kecil berbentuk jarum. Terdapat
tulang pre-dorsal pada beberapa spesimen. Memiliki garis pigmen ganda pada
punggung belakang sirip dorsal. Ekor kuning gelap. Sedangkan teri nasi pada
umumnya tidak berwarna atau agak kemerah-merahan dan memiliki ukuran
tubuh kecil antara 1-2 cm. Tulang dorsal 0-0, tulang anal 0-0, anal soft ray 1819 (Anonymousb, 2007).
Tabel Komposisi Kimia dari Ikan Teri adalah sebagai berikut:
Kandungan
Satuan
Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Besi
mg
Fosfor
mg
Vitamin A
SI
Vitamin B
mg
Vitamin C
mg
Abu
g
Air
g
Sumber : Hadiwiyoto (1993)

Segar
77
16
1
500
1
500
150
0,05
0
0,2-1,5
80

Kering
170
33,4
3
1200
3,6
1500
210
0,15
0
37,8

Sifat dari ikan teri adalah pelagic, bergerombol dan penyebarannya


cukup luas di perairan Indonesia, banyak dijumpai di daerah pesisir. Ikan teri
yang kecil memiliki sifat fototaksis sehingga mudah dikumpulkan dengan
cahaya

lampu

dan

biasanya

hidup

bergerombol

sehingga

mudah

penangkapannya (Anonymousc, 2007).


Tingginya nilai jual dari ikan teri diikuti juga dengan standar mutu dari
produk yang dihasilkan antara lain kenampakan serta warnanya utuh, putih
kebiruan dan cemerlang, bau segar, kenyal berserat halus, rasanya netral agak
manis (Anonymousc, 2007).

Ikan teri mempunyai kandungan protein dan dalam pemanfaatannya


tidak ada bagian tubuh yang dibuang sehingga tidak mengurangi kandungan
gizinya. Ikan teri merupakan bahan makanan yang mudah mengalami
kerusakan atau kemunduran mutu hal ini dikarenakan oleh perubahan yang
terjadi pada bahan sendiri maupun akibat kerusakan dari luar (Hadiwiyoto,
1993).
Gambaran Potensi Pasar
Tortilla merupakan produk makanan yang memiliki pangsa pasar yang
cukup luas. Tortilla bisa dikonsumsi oleh anak-anak hingga orang dewasa. Di
sisi

lain,

pangsa

pasar

produk

pangan

menunjukkan

bahwa

tren

pengembangan produk mulai mengarah ke produk-produk tinggi kalsium. Hal


tersebut didasari oleh kurangnya konsumsi kalsium bagi masyarakat
Indonesia. Edukasi yang terus-menerus dan promosi pasar tentang pentingnya
kalsium bagi tubuh diyakini dapat meningkatkan nilai jual dan pangsa pasar
tersendiri bagi produk TERITILLA. Hal tersebut juga semakin didukung oleh
edukasi yang dilakukan pemerintah atau LSM-LSM yang menyoroti jajananjajanan atau makanan ringan yang kurang serat dan banyak beredar luas di
masyarakat. Dengan demikian, produk TERITILLA yang mengkombinasikan
antara penerimaan organoleptik yang optimal dengan penambahan nilai gizi
(kalsium) diharapkan memiliki pangsa pasar yang lebih luas daripada produkproduk yang beredar di masyarakat.
Gambaran Usaha
Kegiatan usaha pembuatan produk TERITILLA ini dilakukan dalam
skala Usaha Kecil Menengah dengan area pemasaran di kota Malang. Alat-alat
produksi yang digunakan merupakan alat-alat dengan kapasitas produksi 400
bungkus per produksi. Usaha ini merupakan usaha awal dan mencoba merintis
menjadi usaha yang lebih besar baik dari segi area pemasaran maupun total
produksi.
Gambaran Produk
Tortilla chips ini merupakan hasil pemasakan alkali secara umum dapat
dibuat dengan dua cara yaitu cara tradisional dan dengan cara proses ekstrusi.
Metode tradisional masih digunakan di Amerika Latin, yaitu jagung dimasaka

dalam larutan kapur (sekitar 0,5-1%) atau dengan abu kayu jika kapur tidak
tersedia. Suhu pemasakan yang digunakan 82C dengan waktu sebentar (<1
jam). Kemudian jagung direndam dalam suhu kamar. Jagung yang telah
dimasak dan direndam disebut nixtamal. Sebelum digiling nixtamal dicuci
untuk menghilangkan jaringan perikarp dan kelebihan alkali. Adonannya hasil
penggilingan

disebut

masa.

Masa

merupakan

bentuk

dasar

untuk

menghasilkan berbagai produk. Masa kemudian dipipihkan menjadi lembaran


dan dipanggang (Perana, 2005).
Tortilla dapat dibuat dengan menambahkan pengempuk adonan seperti
shortening yang dilelehkan dalam air pada sebuah wajan. Kemudian cairan ini
dituang pada adonan kemudian diaduk hingga kalis sekitar 5 menit.
Selanjutnya adonan dicetak menjadi lembaran tipis bundar, berdiameter
sekitar 6 inci. Dimasukkan dalam wajan panas, dimasak sekitar 30 detik
hingga salah satu sisinya berwarna kecoklatan, dibalik sehingga kedua sisinya
matang kecoklatan. Lembaran ini kemudian dipotong menjadi 8 iris,
dimasukkan ke dalam wajan yang berisi minyak yang telah dipanaskan hingga
suhu 375F (190C). irisan tortilla dimasak sekitar 1-2 menit sampai berwarna
keemasan, ditiriskan, didinginkan dan dapat disimpan dalam wadah tertutup
rapat (Anonymousa, 2007).
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Tahap Persiapan Produksi
Sebelum masuk dalam tahap produksi terdapat beberapa persiapan-persiapan
yang harus dilakukan untuk menciptakan sistem produksi yang efektif dan
efisien serta mampu mempertahankan mutu produk secara optimal. Persiapanpersiapan tersebut antara lain:

Survey pasar
Survey pasar dilakukan untuk mencari tempat pemesanan bahan baku dan
bahan pengemas yang paling murah dan bisa mensuplai bahan baku secara
kontinue dengan standar kualitas yang sesuai dengan permintaan. Dalam
kegiatan ini juga dilakukan analisa terhadap tempat-tempat potensial untuk
pemasaran hasil produksi.

Pembuatan desain produk


Pembuatan desain produk dilakukan untuk mendapatkan produk akhir
yang sesuai dengan keinginan konsumen. Desain produk dilakukan dengan
pembuatan desain kemasan yang menarik dan unik.

Pembelian alat-alat pendukung produksi


Dilakukan pembeliaan alat-alat penunjang seperti kompor gas, sealer, bak
penampung, loyang, dan mixer.

Perancangan sistem produksi


Dilakukan perancangan sistem produksi dengan pembuatan jadwal
produksi, perancangan tata letak alat produksi dan sistem penyimpangan
produk agar proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efesien.

Uji coba produksi


Uji coba produksi dilakukan untuk menentukan apakah proses produksi
sudah efektif dan efisien.

Pemesanan bahan baku dan bahan pengemas


Pemesanan bahan baku dilakukan setelah melakukan survey pasar dan
dilakukan secara kontinue sesuai dengan jadwal produksi serta memiliki
spesifikasi yang sesuai dengan standar kualitas permintaan.

Tahap Produksi
Tahap produksi dilakukan dalam skala UKM dan dengan proses yang
sederhana. Tahapan proses pembuatan TERITILLA sebagai berikut:

Aduk tepung jagung 50% + ikan teri 50% + tepung terigu (4%).

Tambahkan garam 2,5% + air hangat (1/4 bag), aduk hingga rata.

Setelah itu, aduk adonan bersama tapioka 10%, margarin 2%, baking
powder 0,5%, merica 1%, bawang putih 2%, as. sitrat 0,5%, MSG 1% dan
air hangat 40% hingga kalis.

Adonan kemudian diisikan ke dalam cetakan / loyang.

Dikukus pada suhu 100C selama 40 menit.

Adonan kemudian digiling dengan ketebalan 3 mm.

Dipotong berbentuk segitiga dengan sisi 3 cm.

Setelah itu, dikeringkan dengan sinar matahari selama 5 jam.

Digoreng dengan deep fat frying pada suhu 175C selama 20 detik

Ditiriskan.

Diagram Alir Pembuatan Chips Tortila Teri


tepung jagung (50%) + teri (50%)
garam 2,5%, air hangat
pengadukan
pengadukan hingga larut
pengadukan hingga rata
Bumbu Tortilla 22,5 %
+ Air Hangat 40%

pengadukan hingga kalis


pengisian ke dalam cetakan / loyang
pengukusan 100C, 40 menit
penggilingan adonan dengan tebal 3 mm
pemotongan bentuk segitiga ,dengan sisi 3 cm
pengeringan dengan sinar matahari 5 jam
penggorengan, deep fat drying 175C, 20 detik
penirisan
chips tortilla teri

Tahap Pemasaran

10

Pemasaran dilakukan secara bertahap mulai dari area pemasaran yang


lebih sempit hingga area pemasaran yang lebih luas. Terlebih dahulu
pemasaran dilakukan di dalam area kampus Brawijaya, kemudian secara
bertahap meluas ke komplek kampus sekitar Brawijaya (Institut Teknologi
Nasional, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Negeri, Universitas
Muhammadiyah Malang dan Universitas Negeri Islam Malang). Pemasaran
dilakukan di daerah tersebut terlebih dahulu karena kawasan tersebut
merupakan daerah paling padat di Malang, dengan laju ekonomi yang cukup
tinggi. Di kawasan tersebut terdapat berbagai macam unit-unit usaha yang
saling berdekatan dan jumlahnya cukup banyak, sehingga memiliki potensi
yang cukup besar sebagai area pemasaran bagi produk TERITILLA.
Perluasan area pemasaran dilakukan apabila pemasaran tahap pertama
berjalan sesuai dengan target yang ditentukan dan terjadi peningkatan pada
kapasitas produksi. Perluasan ini dilakukan dengan ekspansi di toko-toko,
sekolah-sekolah dan kantin-kantin yang ada di Malang raya. Pada perluasan
pemasaran tersebut mulai dilakukan strategi pemasaran secara spesifik agar
pemasaran berjalan secara efektif dan efisien.
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan mencakup tiga aspek target evaluasi, yaitu sistem
produksi, produk dan dan pemasaran. Evaluasi pada sistem produksi bertujuan
untuk menciptakan sistem produksi yang paling efektif dan efisiem, dilakukan
pada setiap minggu. Evaluasi produk dilakukan untuk menghasilkan produk
dengan sifat organoleptik yang optimal dan daya tahan penyimpanan yang
paling lama. Evaluasi produk dilakukan setiap kali proses produksi dilakukan.
Evaluasi pemasaran dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya targettarget penjualan agar usaha ini sesuai dengan BEP yang telah dicanangkan.
Evaluasi pemasaran dilakukan setiap dua minggu sekali.
Analisa Usaha
1. Investasi
1. Sealer 2 buah (usia ekonomis 3 tahun)

= Rp. 600.000

2. Loyang 4 buah (usia ekonomis 5 tahun)

= Rp.

300.000

3. Bak 2 buah (usia ekonomis 3 tahun)

= Rp.

100.000

11

4. Mixer 1 buah (usia ekonomis 2 tahun)

= Rp.

300.000

5. Kompor Gas 1 buah (usia ekonomis 3 tahun)

= Rp.

600.000

Jumlah

= Rp. 1.900.000

2. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Penyusutan alat per bulan


1. Sealer (600.000:3:12)

= Rp.

16.700

2. Loyang 4 buah (300.000:5:12)

= Rp.

5.000

3. Bak 2 buah (100.000:3:12)

= Rp.

2.800

4. Mixer 1 buah (300.000:2:12)

= Rp.

12.500

5. Kompor Gas 1 buah (600.000:3:12) = Rp.

16.700

Jumlah

= Rp.

53.700

3. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)


1. Tepung Jagung

= Rp. 188.160

2. Ikan teri

= Rp. 672.000

3. NaCl

= Rp.

9.600

4. Bumbu Tortilla

= Rp.

259.200

5. Plastik Pengemas

= Rp. 1.500.000

Total

= Rp. 2.628.960

4. Biaya Produksi
= Biaya Tidak Tetap + Biaya Tetap
= Rp. 2.628.960 + Rp. 53.700
= Rp. 2.682.660
5. Hasil Usaha
= Jumlah Produksi X Harga Jual
= 3.200 bungkus X Rp. 2.000
= Rp 6.400.000
6. Keuntungan
= Hasil Usaha Biaya Produksi
= Rp. 6.400.000 Rp. 2.682.660

12

= Rp. 3.717.340
7. Jangka Waktu Pengembalian Modal
= (Investasi + Biaya Produksi) : Keuntungan x Lama Produksi
= (Rp. 1.900.000 + Rp. 2.682.660) : Rp. 3.717.340 x 1 Bulan
= 1,2 bulan
Artinya modal akan kembali setelah produksi selama 1,2 bulan
8. R / C
= hasil Usaha : Biaya Produksi
= Rp. 6.400.000 : Rp 2.682.660
= 2,4
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi
menghasilkan penerimaan sebesar 2,4 rupiah
9. Benefit Cost Ratio
= Keuntungan : Biaya Produksi
= Rp. 3.717.340 : Rp. 2.682.660
= 1,4
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi
menghasilkan penerimaan sebesar 1,4 rupiah.
10. Break Event Point
= Biaya tetap : 1 (Biaya Tidak Tetap : Hasil Usaha)
= Rp. 53.700 : 1 - (Rp. 2.628.960 : Rp 6.400.000)
= Rp. 53.700 : 0,59
= Rp. 91.016,95 ~ 45 bungkus
Artinya, usaha pembuatan TERITILLA ini tidak rugi dan tidak untung
(impas) saat dihasilkan pendapatan sebesar Rp. 91.016,95 atau terjual
sebanyak 45 bungkus dari penjualan setiap satu kali produksi.

13

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM


Kegiatan

Bulan 1

Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Survey pasar
Pembuatan desain produk
Pembelian alat-alat pendukung
Perancangan sistem produksi
Uji coba produksi
Pemesanan bahan baku dan bahan
pengemas
Pelaksanaan produksi
Pelaksanaan Pemasaran
Penyusunan laporan awal
Revisi laporan
Penyelesaian laporan akhir
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a.Nama Lengkap

: Dewi Rizkyana

b.NIM

: 0611010019

c.Fakultas/Program Studi

: Tekn. Pertanian / Tekn. Hasil


Pertanian

d.Perguruan Tinggi

: Universitas Brawijaya

e.Waktu untuk Kegiatan PKM

: 10 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana
2.1 a. Nama Lengkap

: Fathur Rachman

14

b. NIM

: 0611010030

c. Fakultas/Program Studi

: Tekn. Pertanian / Tekn.


Hasil Pertanian

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Brawijaya

e. Waktu untuk Kegiatan PKM

: 10 jam/minggu

2.2 a. Nama Lengkap

: Kurnia Styawan

b. NIM

: 0511010049

c. Fakultas/Program Studi

: Tekn. Pertanian / Tekn.


Hasil Pertanian

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Brawijaya

e. Waktu untuk Kegiatan PKM

: 10 jam/minggu

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING


1. Nama Lengkap dan Gelar

: Erni Sofia Murtini STP,MP

2. Golongan Pangkat dan NIP

: III b / 132 296 384

3. Jabatan Fungsional

: Asisten ahli

4. Jabatan Struktural

:-

5. Fakultas/Program Studi

: Tekn. Pertanian / Tekn. Hasil


Pertanian

6. Perguruan Tinggi

: Universitas Brawijaya

7. Bidang Keahlian

: Teknologi Tanaman Pangan

8. Waktu untuk Kegiatan PKM

: 4 jam / minggu

L. BIAYA
1. Bahan produksi
Jenis Bahan

Harga satuan Kebutuhan


per produksi

Kebutuhan per

Jumlah

bulan
( 1 bln = 8x

1. Tepung Jagung Rp. 5.600


2.Ikan teri
3.NaCl
Rp. 20.000
4.Bumbu Tortilla Rp. 2.000

4,2 kg

produksi)
33,6 kg

Rp. 188.160

4,2 kg
600 g

33,6 kg
4,8 kg

Rp. 672.000
Rp. 9.600

15

Rp. 6.000

5,4 kg

43,2 kg

Rp. 259.200

Total

Rp. 1.128.960

2. Peralatan Penunjang PKM


Jenis
1. Sealer
2. Biaya listrik
3. Loyang
4. Bak penampung
5. Mixer
6. Kompor gas + tabung
Total

Biaya satuan
Rp. 300.000
Rp. 25.000/ bulan
Rp. 75.000
Rp. 50.000
Rp. 300.000
Rp. 600.000

Kebutuhan
2 unit
3 bulan
4 unit
2 unit
1 unit
1 unit

Jumlah
Rp. 600.000,00
Rp.
75.000,00
Rp. 300.000,00
Rp. 100.000,00
Rp. 300.000,00
Rp. 600.000
Rp. 1.975.000

Biaya satuan
Rp. 300

Kebutuhan
Jumlah
5000 bj
Rp.1.500.000,00

3. Bahan Pengemas
Jenis
1. Plastik
Total

Rp 1.500.000,00

4. Perjalanan
Jenis
Biaya satuan
Transportasi belanja bahan Rp. 32.000/ bulan
baku produksi

Kebutuhan
Jumlah
3 bulan
Rp. 96.000,00

5. Pembuatan Laporan
Jenis
1. Biaya pengetikan
2. Kertas A4 70 gram
3. Tinta
3. Penjilidan laporan
4. Dokumentasi kegiatan
Total

Biaya satuan
Rp. 600/jam
Rp. 30.000/rim
Rp. 25.000/kotak
Rp. 3.000/jilid
Rp. 75.000

6. Perijinan
- Depkes

Rp 250.000,-

- PIRT POM

Rp 750.000,-

Total

Rp 1.000.000,-

Kebutuhan
105 jam
2 rim
1 kotak
5 jilid
1 digital film

Jumlah
Rp. 63.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 25.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 75.000,00
Rp. 238.000,00

16

Rekapitulasi Biaya
Jenis
1. Bahan produksi
2. Peralatan penunjang
3. Bahan pengemas
4. Transportasi
5. Pembuatan laporan
6. Perijinan
Total

Jumlah
Rp. 1.128.960
Rp. 1.975.000
Rp. 1.500.000
Rp.
96.000
Rp. 238.000
Rp.1.000.000
Rp. 5.937.960

M. DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa.
2007.
Corn
Tortillas
and
Tortillas
http://www.dianaskitchen.com/page/bredd.corntortilla.htm.
tanggal 3 September 2007

Chips.
Diakses

Anonymousb. 2007. Food Composition Table for Use in East Asia 1972.
http://www.fao.org/docrep/003/X6878E/X6878E31.htm. Diakses tanggal 6
September 2007
Anonymousc. 2007. Aplikasi Cryogenik Untuk Pembekuan Produk
Pangan. http://www.beritaiptek.com/2-beia-beitaiptek.shtml. Diakses
tanggal 4 September 2007
Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan I. Liberty.
Yogyakarta
Moeljono, R. 1997. Pengolahan Hasil-hasil Sampingan Ikan. Penebar
Swadaya. Jakarta
Perana, Ati Widya. 2005. Penambahan Ikan Teri (Stolephorus sp) sebagai
Sumber
Protein
dalam
Pembuatan
Tortilla
Chips.
http://www.pom.go.id. Diakses
tanggal 4 September 2007

17

Anda mungkin juga menyukai