JUDUL:
PEMANFAATAN IKAN TERI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN
CHIPS TORTILLA TINGGI KALSIUM.
Bidang Kegiatan:
PKM Kewirausahaan
Disusun Oleh:
Dewi Rizkyana
Fathur Rachman
Kurnia Styawan
0611010019
0611010030
0511010049
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2006
A. JUDUL PROGRAM
Pemanfaatan Ikan Teri Sebagai Bahan Baku Pembuatan Chips Tortilla Tinggi
Kalsium.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Akhir akhir ini kebutuhan masyarakat akan konsumsi kalsium cukup
tinggi namun sumber kalsium yang diperlukan hanya dapat diperoleh dari susu
dan keju, dan kendala untuk mengkonsumsi kedua jenis sumber kalsium ini
harganya mahal dan tidak semua orang mampu mendapatkannya. Saat ini ratarata penduduk Indonesia hanya mengkonsumsi 254 mg kalsium per hari,
padahal kebutuhan kalsium 1.000 mg per hari per orang untuk memperkuat
tulang, Oleh karena itu, harus memperbanyak makanan yang banyak
mengandung kalsium seperti halnya ikan teri (Anonymousb, 2007).
Ikan teri merupakan salah satu produk perikanan sumber protein di
Indonesia. Ikan teri banyak ditangkap karena mempunyai arti sebagai bahan
makanan yang dapat dimanfaatkan baik sebagai ikan segar maupun ikan
kering. Selain ketersediannya yang melimpah, ikan teri juga dikonsumsi oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam produksi perikanan laut di Jawa
Timur, produksi ikan teri menduduki urutan keempat setelah lemuru, laring,
dan tongkol dengan persentase 7,4%. Teri putih (Stolephorus insularis) dan
ikan teri nasi (Stoplephorus commersonnii) merupakan salah satu dari jenis
ikan teri yang memiliki nilai ekonomi penting. Selain karena protein yang
baik, ikan teri juga kaya akan mineral kalsium karena kalsium banyak terdapat
pada ikan yang dikonsumsi bersamaan dengan tulangnya (Hadiwiyoto, 1993).
Menurut Anonymousc (2007), ikan teri segar memiliki kandungan
kalsium sebesar 500 mg per 100 g BBD/bahan yang bias dimakan sedangkan
teri kering sebesar 1200 mg/100g BBD. Ikan teri segar seperti halnya ikan
gambaran
diatas,
pembuatan
chips
tortilla
yang
tersuplementasi ikan teri merupakan salah satu solusi untuk pembuatan produk
pangan yang tinggi kalsium. Disisi lain, pembuatan produk ini juga dapat
sebagai makanan kesehatan yang mencakup nutrisi mikro maupun makro yang
terdapat pada kedua bahan makanan tersebut yang dimungkinkan memiliki
sifat multifungsional.
C. PERUMUSAN MASALAH
Usulan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dengan
judul di atas dalam rangka memecahkan permasalahan
1. Bagaimana menghasilkan produk tortilla yang tinggi kalsium?
2. Bagaimana meningkatkan nilai ekonomis dari ikan teri?
3. Bagaimana cara memasarkan produk tortilla yang tersuplementasi ikan
teri?
4. Bagaimana cara untuk mengaplikasikan ilmu teknologi pangan dalam
dunia bisnis dan wirausaha?
5. Bagaimana melatih ketrampilan wirausaha mahasiswa teknologi pangan?
D. TUJUAN PROGRAM
diantaranya
adalah
Stolephorus
celebicus,
Stolephorus
zollingeri dan sebagainya. Teri putih (Stolephorus insularis) dan ikan teri nasi
(Stolephorus commersonni) merupakan salah satu dari jenis ikan yang
memiliki nilai ekonomi penting. Teri putih umumnya berwarna putih dengan
garis keperakan pada bagian sisi kanan dan kiri perut serta memiliki ukuran
maksimal 8,0 cm (jantan/tanpa jenis kelamin), tulang dorsal 0-0, tulang anal 00, anal soft ray 14-17, perut dengan 4-8 scutes kecil berbentuk jarum. Terdapat
tulang pre-dorsal pada beberapa spesimen. Memiliki garis pigmen ganda pada
punggung belakang sirip dorsal. Ekor kuning gelap. Sedangkan teri nasi pada
umumnya tidak berwarna atau agak kemerah-merahan dan memiliki ukuran
tubuh kecil antara 1-2 cm. Tulang dorsal 0-0, tulang anal 0-0, anal soft ray 1819 (Anonymousb, 2007).
Tabel Komposisi Kimia dari Ikan Teri adalah sebagai berikut:
Kandungan
Satuan
Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Besi
mg
Fosfor
mg
Vitamin A
SI
Vitamin B
mg
Vitamin C
mg
Abu
g
Air
g
Sumber : Hadiwiyoto (1993)
Segar
77
16
1
500
1
500
150
0,05
0
0,2-1,5
80
Kering
170
33,4
3
1200
3,6
1500
210
0,15
0
37,8
lampu
dan
biasanya
hidup
bergerombol
sehingga
mudah
lain,
pangsa
pasar
produk
pangan
menunjukkan
bahwa
tren
dalam larutan kapur (sekitar 0,5-1%) atau dengan abu kayu jika kapur tidak
tersedia. Suhu pemasakan yang digunakan 82C dengan waktu sebentar (<1
jam). Kemudian jagung direndam dalam suhu kamar. Jagung yang telah
dimasak dan direndam disebut nixtamal. Sebelum digiling nixtamal dicuci
untuk menghilangkan jaringan perikarp dan kelebihan alkali. Adonannya hasil
penggilingan
disebut
masa.
Masa
merupakan
bentuk
dasar
untuk
Survey pasar
Survey pasar dilakukan untuk mencari tempat pemesanan bahan baku dan
bahan pengemas yang paling murah dan bisa mensuplai bahan baku secara
kontinue dengan standar kualitas yang sesuai dengan permintaan. Dalam
kegiatan ini juga dilakukan analisa terhadap tempat-tempat potensial untuk
pemasaran hasil produksi.
Tahap Produksi
Tahap produksi dilakukan dalam skala UKM dan dengan proses yang
sederhana. Tahapan proses pembuatan TERITILLA sebagai berikut:
Aduk tepung jagung 50% + ikan teri 50% + tepung terigu (4%).
Tambahkan garam 2,5% + air hangat (1/4 bag), aduk hingga rata.
Setelah itu, aduk adonan bersama tapioka 10%, margarin 2%, baking
powder 0,5%, merica 1%, bawang putih 2%, as. sitrat 0,5%, MSG 1% dan
air hangat 40% hingga kalis.
Digoreng dengan deep fat frying pada suhu 175C selama 20 detik
Ditiriskan.
Tahap Pemasaran
10
= Rp. 600.000
= Rp.
300.000
= Rp.
100.000
11
= Rp.
300.000
= Rp.
600.000
Jumlah
= Rp. 1.900.000
= Rp.
16.700
= Rp.
5.000
= Rp.
2.800
= Rp.
12.500
16.700
Jumlah
= Rp.
53.700
= Rp. 188.160
2. Ikan teri
= Rp. 672.000
3. NaCl
= Rp.
9.600
4. Bumbu Tortilla
= Rp.
259.200
5. Plastik Pengemas
= Rp. 1.500.000
Total
= Rp. 2.628.960
4. Biaya Produksi
= Biaya Tidak Tetap + Biaya Tetap
= Rp. 2.628.960 + Rp. 53.700
= Rp. 2.682.660
5. Hasil Usaha
= Jumlah Produksi X Harga Jual
= 3.200 bungkus X Rp. 2.000
= Rp 6.400.000
6. Keuntungan
= Hasil Usaha Biaya Produksi
= Rp. 6.400.000 Rp. 2.682.660
12
= Rp. 3.717.340
7. Jangka Waktu Pengembalian Modal
= (Investasi + Biaya Produksi) : Keuntungan x Lama Produksi
= (Rp. 1.900.000 + Rp. 2.682.660) : Rp. 3.717.340 x 1 Bulan
= 1,2 bulan
Artinya modal akan kembali setelah produksi selama 1,2 bulan
8. R / C
= hasil Usaha : Biaya Produksi
= Rp. 6.400.000 : Rp 2.682.660
= 2,4
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi
menghasilkan penerimaan sebesar 2,4 rupiah
9. Benefit Cost Ratio
= Keuntungan : Biaya Produksi
= Rp. 3.717.340 : Rp. 2.682.660
= 1,4
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi
menghasilkan penerimaan sebesar 1,4 rupiah.
10. Break Event Point
= Biaya tetap : 1 (Biaya Tidak Tetap : Hasil Usaha)
= Rp. 53.700 : 1 - (Rp. 2.628.960 : Rp 6.400.000)
= Rp. 53.700 : 0,59
= Rp. 91.016,95 ~ 45 bungkus
Artinya, usaha pembuatan TERITILLA ini tidak rugi dan tidak untung
(impas) saat dihasilkan pendapatan sebesar Rp. 91.016,95 atau terjual
sebanyak 45 bungkus dari penjualan setiap satu kali produksi.
13
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Survey pasar
Pembuatan desain produk
Pembelian alat-alat pendukung
Perancangan sistem produksi
Uji coba produksi
Pemesanan bahan baku dan bahan
pengemas
Pelaksanaan produksi
Pelaksanaan Pemasaran
Penyusunan laporan awal
Revisi laporan
Penyelesaian laporan akhir
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a.Nama Lengkap
: Dewi Rizkyana
b.NIM
: 0611010019
c.Fakultas/Program Studi
d.Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
: 10 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana
2.1 a. Nama Lengkap
: Fathur Rachman
14
b. NIM
: 0611010030
c. Fakultas/Program Studi
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
: 10 jam/minggu
: Kurnia Styawan
b. NIM
: 0511010049
c. Fakultas/Program Studi
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
: 10 jam/minggu
3. Jabatan Fungsional
: Asisten ahli
4. Jabatan Struktural
:-
5. Fakultas/Program Studi
6. Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
7. Bidang Keahlian
: 4 jam / minggu
L. BIAYA
1. Bahan produksi
Jenis Bahan
Kebutuhan per
Jumlah
bulan
( 1 bln = 8x
4,2 kg
produksi)
33,6 kg
Rp. 188.160
4,2 kg
600 g
33,6 kg
4,8 kg
Rp. 672.000
Rp. 9.600
15
Rp. 6.000
5,4 kg
43,2 kg
Rp. 259.200
Total
Rp. 1.128.960
Biaya satuan
Rp. 300.000
Rp. 25.000/ bulan
Rp. 75.000
Rp. 50.000
Rp. 300.000
Rp. 600.000
Kebutuhan
2 unit
3 bulan
4 unit
2 unit
1 unit
1 unit
Jumlah
Rp. 600.000,00
Rp.
75.000,00
Rp. 300.000,00
Rp. 100.000,00
Rp. 300.000,00
Rp. 600.000
Rp. 1.975.000
Biaya satuan
Rp. 300
Kebutuhan
Jumlah
5000 bj
Rp.1.500.000,00
3. Bahan Pengemas
Jenis
1. Plastik
Total
Rp 1.500.000,00
4. Perjalanan
Jenis
Biaya satuan
Transportasi belanja bahan Rp. 32.000/ bulan
baku produksi
Kebutuhan
Jumlah
3 bulan
Rp. 96.000,00
5. Pembuatan Laporan
Jenis
1. Biaya pengetikan
2. Kertas A4 70 gram
3. Tinta
3. Penjilidan laporan
4. Dokumentasi kegiatan
Total
Biaya satuan
Rp. 600/jam
Rp. 30.000/rim
Rp. 25.000/kotak
Rp. 3.000/jilid
Rp. 75.000
6. Perijinan
- Depkes
Rp 250.000,-
- PIRT POM
Rp 750.000,-
Total
Rp 1.000.000,-
Kebutuhan
105 jam
2 rim
1 kotak
5 jilid
1 digital film
Jumlah
Rp. 63.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 25.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 75.000,00
Rp. 238.000,00
16
Rekapitulasi Biaya
Jenis
1. Bahan produksi
2. Peralatan penunjang
3. Bahan pengemas
4. Transportasi
5. Pembuatan laporan
6. Perijinan
Total
Jumlah
Rp. 1.128.960
Rp. 1.975.000
Rp. 1.500.000
Rp.
96.000
Rp. 238.000
Rp.1.000.000
Rp. 5.937.960
M. DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa.
2007.
Corn
Tortillas
and
Tortillas
http://www.dianaskitchen.com/page/bredd.corntortilla.htm.
tanggal 3 September 2007
Chips.
Diakses
Anonymousb. 2007. Food Composition Table for Use in East Asia 1972.
http://www.fao.org/docrep/003/X6878E/X6878E31.htm. Diakses tanggal 6
September 2007
Anonymousc. 2007. Aplikasi Cryogenik Untuk Pembekuan Produk
Pangan. http://www.beritaiptek.com/2-beia-beitaiptek.shtml. Diakses
tanggal 4 September 2007
Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan I. Liberty.
Yogyakarta
Moeljono, R. 1997. Pengolahan Hasil-hasil Sampingan Ikan. Penebar
Swadaya. Jakarta
Perana, Ati Widya. 2005. Penambahan Ikan Teri (Stolephorus sp) sebagai
Sumber
Protein
dalam
Pembuatan
Tortilla
Chips.
http://www.pom.go.id. Diakses
tanggal 4 September 2007
17