Anda di halaman 1dari 20

TUGAS RADIOFARMASI

Positron Emission Tomography (PET)


OLEH:
Anastasia Ginting (121501159)
Apri Winengsih Manik (121501101)
Christin N. Purba (121501104)
M. Winarti Simalango (121501105)
Ribka Gabriella Silalahi (121501133)
Romauli Sidabutar (121501102)
Wahyuni Windy (121501098)
Kangga Sri Wilyta (121501094)
Leni
Vivien Nainggolan

Sejarah PET
Positron Emission Tomography (PET) Scan
merupakan salah satu modalitas kedokteran
nuklir, yang untuk pertama kali dikenalkan
oleh Brownell dan Sweet pada tahun 1953.
Prototipenya telah dibuat pada sekitar tahun
1952, sedangkan alatnya pertama kali
dikembangkan di Massachusetts General
Hospital, Boston pada tahun 1970. Positron
yang merupakan inti kinerja PET pertama kali
diperkenalkan oleh PAM Dirac pada akhir
tahun 1920-an.

Pengertian
PET adalah metode visualisasi metabolisme tubuh
menggunakan radioisotop pemancar positron. Oleh karena
itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang
menggambarkan fungsi organ tubuh.
Posisi emisi tomograpi (PET) adalah pemeriksaan diagnosa
yang melibatkan akuisisi dari gambar psikologi yang
didasarkan pada deteksi radiasi dari emisi positron.
Positron adalah partikel tipis yang diemisikan dari unsur
radioaktif mengalir pada pasien, yang dikembangkan
dengan teknik radioaktif untuk menganalisa berbagai
penyakit dalam kedokteran nuklir menggunakan instrumen
tomographic untuk menggambarkan sebagian organ tubuh
dan memfungsikannya dengan menyisipkan radio isotop ke
dalam sistem vaskuler dan kemudian mencari konsentrasi
dari pengusut dalam berbagai organ tubuh.

Fungsi PET
Fungsi utama PET adalah
mengetahui kejadian di tingkat sel
yang tidak didapatkan dengan alat
pencitraan konvensional lainnya.
Kelainan fungsi atau metabolisme di
dalam tubuh dapat diketahui dengan
metode pencitraan (imaging) ini.

Gambar Mesin PET

Prinsip PET Scan


Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang
lebih tinggi dari sel-sel lain. Salah satu karakteristik
adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang
lebih tinggi glukosa untuk energi. Ini adalah langkahlangkah proses biologis PET. Positron emisi tomografi
(PET) membangun sistem pencitraan medis gambar
3D dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif yang
dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu
disuntikkan ke pasien. Setelah dicerna, gula tersebut
diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas
yang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif)
daripada bagian tubuh.

Cara Kerja PET Scan


PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu
radionuklida glukosa-based) dari jarum suntik ke pasien. Sebagai
FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi
gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas
kimia dalam sel dan organ dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia
abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor yang hadir.
Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan
dari bahan radioaktif bertabrakan dengan elektron dalam jaringan.
Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan sepasang foton sinar
gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan
dan terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien.
Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan
ratusan tabung photomultiplier (PMTS) diatur dalam pola
melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal mengkonversi radiasi
gamma ke dalam cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS.

Sebelum pemeriksaan dimulai, mesin scanner


menghasilkan unsur radiasi yang dinamakan
cyclotron dan dipasang, atau diberi label, campuran
tubuh alami, yang paling umum adalah glukosa
namun tak jarang air atau ammonia. Unsur ini akan
mengatur tubuh pasien melokalisasi radioaktif dalam
area tubuh yang tepat dan deteksi oleh scanner PET.
Kemudian PET menampilkan gambar dengan tingkat
warna dan kecerahan yang berbeda dari jaringan
atau organ tubuh. Misalnya sebab jaringan sehat
menggunakan glukosa untuk energi, ini sebagian
diserap dari glukosa yang berlabel, dan akan
ditunjukkan pada gambar PET.
Oleh karena itu jaringan kanker yang menggunakan
glukosa lebih banyak dari pada jaringan sehat akan
mengakumulasi unsur lebih banyak dan muncul lebih
cerah dari pada jaringan normal pada gambar PET.

Proses Scan dengan PET

Gambar Cara Kerja PET-Scan

Terjadinya Pencitraan
PET memanfaatkan fonomena terjadinya pelepasan
positron dalam suatu peluruhan inti radioisotop
tertentu.
Segera setelah positron dilepaskan, positron akan
bergabung dengan electron dan terjadilah INHILASI.
Dari inhilasi ini dihasilkan 2 gelombang
elektromagnetik berupa sinar gamma yang
mempunyai energi sebesar 511 keV dengan arah
yang berlawanan {180 derajat}.
Adanya 2 foton yang dilepas bersamaan ini
ditangkap oleh detector. Kemudian sinyal sinyal ini
direkontruksi maka terjadilah citra.

Unsur Yang Diperlukan Dalam


Pemeriksaan
1. Radioisotop
Dalam pencitraan dengan pemeriksaan ini diperlukan radioisotop yang
memancarkan positron ketika dalam proses peluruhan inti.
Radionuklida yang digunakan dalam PET scan adalah radiosotop yang
memiliki waktu paruh yang singkat, seperti:
-. Carbon-11 (~20 min)
-. Nitrogen-13 (~10 min)
-. Oxygen-15 (~2 min)
-. Fluorine-18 (~110 min).
Radionuklida tersebut memperhatikan komponen yang ada dalam
tubuh seperti glukosa, air, amonia. Komponen senyawa tersebut disebut
radiotracer. Ini penting karena teknologi PET dapat digunakan untuk
melacak struktur biologi dari banyak komponen dalam tubuh manusia.

2. Radiofarmaka
Untuk membawa radioisotop diperlukan
radio farmaka yang disesuaikan dengan
metabolisme yang hendak diperiksa.
Radiofarmaka pada PET yang sering
digunakan adalah (F-18) Fluoro-D-Glocose
(FDG) yang merupakan radioaktif yang
terbentuk dari glukosa, dimasukkan kedalam
tubuh pasien melalui intravena. Glukosa
merupakan substansi yang sangat
diperlukan oleh tubuh. FDG mempunyai
waktu paruh sekitar 110 menit sehingga
sangat cepat keluar dari tubuh.

Pemanfaatan PET
1. Mendeteksi Sel Kanker
2. Evaluasi Paska Operasi Kanker
3. Melihat Kemajuan Kemoterapi atau
Radioterapi.

Kelebihan PET
Informasi yang dihasilkan oleh pemeriksaan
kedokteran nuklir unik dan sering tidak bisa
dilakukan oleh modalitas imaging yang lain.
Untuk banyak penyakit/kelainan, scanning
radionuklida menghasilkan lebih banyak
informasi yang dibutuhkan untuk
mendiagnosa atau untuk terapi.
Biayanya lebih murah.
Dengan mengidentifikasi perubahan sel
tubuh, PET imaging dapat mendeteksi
kelainan lain sebelum dideteksi oleh imaging
lain seperti CT dan MRI.

Kelebihan jika dikombinasikan


dengan CT
- Detail yang dihasilkan lebih tinggi,
karena keduanya dilakukan pada
satu waktu tanpa merubah posisi
pasien.
- Mampu memperlihatkan struktur
anatomis dan fisiologis.
- Pasien lebih nyaman.

Kekurangan PET
Karena dosis radioaktif sedikit, prosedur
diagnostic kedokteran nuklir menghasilkan low
radiation exposure.
Radionuklida telah digunakan dalam lima
decade, dan belum ada yang tahu efek jangka
panjang dari low-dose exposure.
Dapat terjadi reaksi alergi radiofarmaka.
Injeksi radiotracer dapat menyebabkan rasa sakit
dan kemerah-merahan pada kulit.
Pada wanita hamil akan menghambat
perkembangan janin.

Foto Hasil PET

Gambar PET scan otak manusia.

Dalam Neurology, PET neuroimaging


didasarkan pada asumsi bahwa
daerah radioaktivitas tinggi yang
terkait dengan aktivitas otak.
Yang diukur adalah aliran darah ke
berbagai bagian otak, yang secara
umum diyakini berkorelasi, dan telah
diukur dengan menggunakan pelacak
oksigen-15.

Anda mungkin juga menyukai