Anda di halaman 1dari 29

UPBJJ UT Semarang

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)


Prodi S-1 PGSD BI
Karya Ilmiah (Karil) semester 2- masa ujian 2015.1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI


MENULIS PUISI BEBAS MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA MELALUI METODE BRAINSTORMING
DENGAN MEDIA GAMBAR 3D (3 DIMENSI) PADA SISWA
KELAS V SDN SUNGGINGWARNO 01
KEC. GABUS KAB. PATI TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
NUR ANAS FATRONI
NIM: 825083014
Alamat email: anas.fatroni@gmail.com
ABSTRAK
Peneliti melakukan penelitian perbaikan pembelajaran karena didasari adanya
masalah dalam kelas yang harus ditindaklanjuti pemecahan masalahnya, yaitu perolehan
nilai siswa kelas V SDN Sunggingwarno Kec. Gabus Kab. Pati pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi menulis puisi bebas yang masih rendah yaitu dengan
ketuntasan hanya 20% atau hanya 3 dari 15 siswa saja yang mampu memenuhi nilai
KKM sedangkan yang belum tuntas 80% pada pembelajaran prasiklus. Tidak
berhasilnya siswa dalam mencapai nilai KKM itu diakibatkan banyak siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru pada waktu pembelajaran karena kurangnya pemberian
motivasi guru, penggunaan metode yang kurang sesuai, kurangnya media yang
digunakan guru dalam mengajar sehingga siswa kurang tertarik dalam pembelajaran.
Dari latar belakang masalah tersebut maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran
pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2015 dan siklus II pada hari
Senin, tanggal 9 Maret 2015 yaitu dengan menggunakan metode brainstorming dengan
menggunakan gambar 3D (3 Dimensi). Hasilnya ternyata signifikan, yang mulanya pada
pembelajaran siklus I prosentase ketuntasan hanya mencapai 40% sedangkan pada
perbaikan pembelajaran siklus II prosentase perolehan nilai siswa kelas V SDN
Sunggingwarno 80% tuntas. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode
brainstorming dengan media gambar 3D ( 3 Dimensi ) mampu meningkatkan hasil
belajar siswa materi puisi bebas mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD
Negeri Sungginwarno 01, Kec. Gabus, Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015

Kata Kunci : Metode Brainstorming, Gambar 3D (3 Dimensi), Bahasa Indonesia


I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan teknologi pada zaman ini, dunia pendidikan
diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang handal. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan diperlukan inovasi-inovasi perangkat pembelajaran.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran antara lain adalah
keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, kesiapan siswa dalam

menerima materi pembelajaran, kelengkapan sarana prasarana serta tersedianya dana


yang memadai. Bahkan pada saat sekarang ini keterlibatan atau peran serta
masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam rangka pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional
bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang
Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Mendiknas, 2003: 6).
Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
yang dilakukan antara guru dan siswa di sekolah pada dasarnya memberikan bekal
kemampuan berupa pengetahuan, sikap dan berbagai keterampilan. Kita benar-benar
sadar bahwa anak yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang lebih,
kelak akan memainkan perannya dalam kehidupan sehari-hari secara aktif dan positif
di tengah-tengah masyarakat.
Pembelajaran bahasa di sekolah dasar sering diabaikan, padahal dengan
keterampilan ini siswa dapat mengkomunikasikan ide atau gagasan melalui gambar
sesuai minat siswa. Melalui penguasaan keterampilan berbahasa, seseorang akan
mampu menyerap maupun menyampaikan ide dan informasi.Salah satu keterampilan
tersebut adalah keterampilan menulis yang tak dapat dipisahkan dari keterampilan
berbahasa.
Memperhatikan pentingnya ketrampilan menulis

sebagai keberhasilan

berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dan kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia,


penulis menawarkan suatu model pembelajaran dengan melatih siswa menulis puisi
dengan langkah langkah yang mudah dimengerti siswa, sehingga menulis puisi
menjadi mudah dan siswa menyenangi menulis puisi. Pemilihan metode
pembelajaran tersebut selaras dengan apa yang dikatakan Lie (2003:5):
Teori, penelitian dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan
bahwa para guru dan dosen sudah harus mengubah paradigma pengajaran. Pendidik
perlu menyususn dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan beberapa

Pokjar SMP N 8 PATI

pokok

pemikiran

sebagai

berikut

:Pengetahuan

ditemukan,

dibentuk

dan

dikembangkan oleh siswa, siswa membangun pengetahuan secara aktif, pengajar perlu
berusaha mengembangkan kopetensi dan pengetahuan siswa. Pendidikan adalah
interaksi pribadi di antara siswa dan interaksi antara guru dan siswa.
Dengan metode sumbang saran (brainstorming) yang dipadu dengan media
gambar 3D (3 Dimensi) siswa bekerja sama dengan temannya dan merasionalkan ide
dan pikirannya dengan membuka kesadaran akan pentingnya pentingnya materi ini
dalam praktik komunikasi, dari ide dan pikirannya sehingga siswa dapat
mengekspresikannya dalam bentuk tulisan. Sementara itu gambar 3D (3 Dimensi)
juga menjadi salah satu media baru yang diintegrasikan dengan tekonologi komputer.
Harapannya, media tersebut memberi kesempatan siswa untuk meningkatkan
kemampuan menulisnya pada materi menulis puisi bebas.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang diajukan adalah :
1.

Bagaimana penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3D


(3 Dimensi) dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi puisi bebas
mata pelajaran Bahasa Indonesia

2.

siswa kelas V

SD Negeri

Sungginwarno 01, Kec. Gabus, Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?


Apakah dengan penerapan metode brainstorming dengan media gambar
3D (3 Dimensi) dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi puisi
bebas mata pelajaran Bahasa Indonesia

siswa kelas V

SD Negeri

Sungginwarno 01, Kec. Gabus, Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?


C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas
dengan tujuan :
1. Mendeskripsikan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi puisi bebas mata pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas V SD Negeri Sungginwarno 01, Kec. Gabus, Kab. Pati
Tahun Pelajaran 2014/2015
2. Meningkatkan hasil belajar siswa materi puisi bebas mata pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas V SD Negeri Sungginwarno 01, Kec. Gabus, Kab. Pati
Tahun Pelajaran 2014/2015
D. Manfaat Penelitian

Pokjar SMP N 8 PATI

1.Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, manfaat pada kualitas
pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Sungginwarno
01, Kec. Gabus, Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.
b.

Memperkaya kasanah pendidikan yang berhubungan dengan proses kegiatan


pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.

2.

Manfaat Praktis

Penelitian tindakan kelas ini memberikan manfaat pada :


a. Murid, yaitu meningkatkan nilai kreatifitas motivasi belajar khususnya
keterampilan menulis puisi dan mata pelajaran yang lain, kedisiplinan dan
tanggung jawab.
b. Guru, dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat
mengetahui variasi dari beberapa model pembelajaran, media pembelajaran dan
tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya
c. Sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat baik
pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia
pada khususnya dan pelajaran lain, beserta sekolah lain pada umumnya.
II.

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapaiberbagai macam
kompetensi, ketrampilan, dan sikap (Baharudin dan Esa, 2008:11). Belajar menurut
Slameto(2003:2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Sedangkan Supriyono
(2009:3) Belajar dalam idialisme berarti kegitan psiko- fisik-sosio menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
kegiatan manusia untuk memperoleh perubahan pribadi seutuhnya. Tangan seseorang
bengkok karena jatuh dari pohon bukan merupakan perubahan akibat belajar.
Pengartian atau hakekat belajar diatas merupakn sebagian kecil dari pendapat para
ahli karena masih banyak pengartian maupun hakekat belajar .

Pokjar SMP N 8 PATI

Menurut Jeans Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada


seberapa besar anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.
Implikasi penting pembelajaran sains dari Piaget tersebut antara lain : 1) memusatkan
perhatian pada berfikir atau proses mental anak melalui pengalaman-pengalaman
belajar; 2) memperhatikan peranan dan inisiatif siswa serta keterlibatannya secara
aktif dalam kegiatan pembelajarannya secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
dengan memberi kesempatan menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksi
spontan dengan lingkungannya dengan melakukan kegiatan secara langsung dengan
dunia fisik; 3) memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan intelektual (Slavin 1995:45). Sementara Vigotsky mengatakan bahwa :
Fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan
atau kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke
dalam individu tersebut. Dan pembelajaran lebih jauh dapat terjadi apabila anak
bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas itu
masih berada dalam jangkauan kemampuannya (Slavin 1995:49).
Paduan kedua pendapat dari Jeans Peaget dan Vigotsky tersebut
menggambarkan bahwa dalam pembelajaran menghendaki adanya kegiatan berfikir
dan menemukan pengetahuan (kemampuan kognitif), peranan dan inisiatif serta
keterlibatan

siswa

(kemampuan

afektif),

pengalaman-pengalaman

belajar

(kemampuan psikomotorik) dan proses belajar yang menjamin adanya keterlibatan


siswa dan interaksi dengan lingkungan belajar dalam pembelajaran.
Dave Meier (2004:91-92) berpendapat bahwa:
Belajar akan berlangsung optimal jika menggabungkan gerakan fisik dengan
aktifitas intelektual dan penggunaan semua panca indera. Dan dalam belajar
mengandung unsur-unsur: (1) somatis, yakni belajar dengan bergerak dan berbuat, (2)
auditori, yakni belajar dengan berbicara dan mendengar,(3) visual, belajar dengan
mengamati dan menggambarkan, dan (4) intelectual, yakni belajar dengan
memecahkan masalah dan merenung.
Menurut peneliti, pada unsur-unsur belajar somatis, auditori dan visual akan
dapat menumbuhkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan dalam unsur
intelektual akan lebih banyak merangsang tumbuhnya kemampuan kognitif.
Kemampuan

kognitif

yang

meliputi

kemampuan

mengingat,

memahami

(menerjemahkan, menginterprestasikan, membenarkan), menerapkan, menganalisis,

Pokjar SMP N 8 PATI

menyintesis dan mengevaluasi sangat dipengaruhi perkembangannya oleh kemampuan


mendengar, berbicara, berbuat dan berfikir. Sementara kemampuan afektif yang
meliputi kemampuan menerima, merespon, menilai, mengorganisir, dan memilahmilah nilai juga dipengaruhi oleh kemampuan mendengar, berbicara, berbuat dan
berfikir. Demikian pula dengan kemampuan psikomotorik yang meliputi kemampuan
untuk menangkap stimulus dan mentranslasikan ke dalam bentuk menciptakan
sesuatu, beraktivitas, beradaptasi, respon terpandu dan originasi, perkembangan
kemampuan psikomotorik juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan mengamati,
mendengarkan, berbicara, berbuat dan berfikir. Konsep belajar dari Dave Meier ini
sedikitnya ada kesamaan dengan konsep belajar yang diajukan oleh Porter (2004:85)
yang mengatakan bahwa Modalitas belajar meliputi visual, auditorial dan kinestetik.
Meskipun penggambarannya dari sudut pandang yang berbeda, namun sama-sama
melibatkan fungsi penglihatan, pendengaran dan anggota tubuh seperti melihat,
mendengar, meraba, berbicara, dan berbuat.
Dengan kata lain kegiatan belajar akan lebih berhasil apabila dilakukan
melalui pengalaman-pengalaman berfikir dan berbuat dengan menggunakan pikiran
dan alat panca indera.
Belajar bahasa pada dasarnya bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan
menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan. Vallette dan Disk (Santosa, 2005: 1.7)
mengelompokkan tujuan tujuan pengajaran bahasa berdasarkan atas keterampilan
dan jenis perilakunya. Secara hierarkis ia mengurutkan mulai dari keterampilan yang
paling sederhana sampai ke yang paling luas. Keterampilan keterampilan tersebut
dibedakan antar perilaku internal dan perilaku eksternal.
Keterampilan yang paling sederhana adalah keterampilan mekanis berupa
hafalan atau ingatan. Siswa menghafal dan mengingat bentuk bentuk bahasa yang
paling sederhana yang paling kompleks. Misalnya, dimulai dengan mendengar
beberapa kosakata baru, membaca suku kata, kelompok kata, dan kalimat. Jenis
perilaku yang terbentuk dalam dirinya adalah persepsi terhadap perbedaan dua unsur
bahasa atau lebih. Siswa belajar membedakan arti kata dalam bahasa yang
dipelajarinya dan membedakannya dengan bahasa ibu yang ia miliki. Perilaku
eksternal ( produktif ) siswa meniru ujaran, tulisan bahasa yang dipelajarinya.
Keterampilan tahap berikutnya adalah pengetahuan berupa demonstrasi
pengetahuan tentang fakta kaidah bahasa yang dipelajari. Jenis perilaku yang internal

Pokjar SMP N 8 PATI

( reseptif ), kedua adalah pengenalan ( metacognition ). Tahap ini siswa mengenali


kaidah kebahasaan yang dipelajarnya. Perilaku eksternal yang mengiringi tahap kedua
ini adalah mengingat. Siswa menunjukkan bahwa ada ingatan

tentang informasi

kaidah kebahasaan yang sudah diberikan.


Tahap ketiga adalah keterampilan transfer, Siswa menggunakan pengetahuan
dalam situasi baru. Penerapan kaidah yang disesuaikan dengan konteks bahasa yang
dihadapi. Perilaku yang mengiringi keterampilan ini adalah kemampuan reseptif.
Siswa memahami wacana atau paragraf. Perilaku eksternal tahap ini adalah aplikasi.
Siswa berbicara atau menulis dalam situasi latihan atau melibatkan diri dalam
simulasi. Misalnya, dalam kegiatan tanya jawab dialog, diskusi, pidato.
Tahap keempat adalah komunikasi. Penggunaan bahasa yang dipelajari
sebagai sarana komunikasi. Perilaku internal tahap ini adalah pemahaman. Siswa
memahami ucapan tulisan, dan tanda kultural yang belum pernah dipelajari dalam
situasi yang baru. Perilaku eksternal tahap ini adalah ekspresi diri. Siswa
menggunakan bahasa secara lisan atau tulis untuk menyatakan dirinya, menyatakan
gagasan atau ide. Siswa membuat karangan sederhana, cerpen, novel, kisah sampai
dengan karangan yang berbentuk karya tulis dan karya ilmiah atau pidato.
Tahap kelima adalah kritik. Kemampuan menganalisa dan mengevaluasi
karangan atau karya tulis maupun lisan. Perilaku sikap ini adalah analisis. Siswa
memperjelas unsur unsur sastra cerpen atau roman atau mengurai penggunaan
bahasa hubungan antar paragraf, serta isi sebuah karya tulis. Perilaku sintesis
merencanakan serta melaksanakan belajar dalam bahasa yang dipelajari.
Tahap manapun yang harus dialami oleh siswa dalam belajar bahasa, prinsip
belajar harus menjadi pertimbangan. Faktor internal, seperti motivasi belajar anak
perlu dirangsang. Siswa tentu akan merasa senang belajar bahasa apabila tugas tugas
yang diinstruksikan berkaitan dengan minat mereka. Jadi guru harus mengetahui hobi
mereka. Hampir semua hobi dapat dihubungkan dengan belajar bahasa. Misalnya
siswa yang hobi memelihara kelinci dapat diminta mendiskripsikan tentang kelinci di
depan teman temannya atau menulis puisi tentang kelinci.
B. Menulis
Pengertian menulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:1079)
memberikan devinisinya sebagai tindakan melahirkan pikiran atau perasaan seperti
mengarang, menulis surat, menulis roman(cerita), mengarang ceritera

Pokjar SMP N 8 PATI

Sedangkan menurut Tarigan (1984:3) adalah Menulis merupakan suatu


ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Juga oleh Tarigan(1986:21) dalam Supriatno (1997:61)
Menulis ialah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Suparno (2008:1.3) Menulis dapat didevinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian
pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Dari pendapat diatas pada prinsipnya menulis merupakan ketrampilan bahasa
yang produktif untuk melahirkan pikiran,perasaan, dan sesuai funsinya sebagai alat
komunikasi tidak langsung. Namun sebetulnya kegiatan menulis bukan hanya berupa
melahirkan pikiran atau perasaan tetapi juga merupakan kegiatan pengungkapan ide,
pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.
Menulis tidak serta merta langsung jadi namun memerlukan tahapan -tahapan
sampai menjadi tulisan yang baik dan sesuai harapan penulis maupun pembaca.
Seperti dikatakan Barrs dalam Suparno(2008:1.14) Pendekatan Proses dalam
menulis sangat membantu pemahaman baik guru menulis ataupun penulis itu sendiri,
bahwa menulis merupakan suatu proses yang kemampuan,pelaksanaan, dan hasilnya
diperoleh secara bertahap.Artinya untuk menghasilkan tulisan yang baik umumnya
orang melakukan berkali-kali. Sangat sedikit penulis dapat menghasilkan karangan
yang benar-benar memuaskan dengan hanya sekali tulis.
Adapun tahapan itu adalah seperti pada Suparno(2008:1.15) adalah
Tahap

pra

penulisan

dengan

mencari,menemukan,mengingat

mengumpulkan ide dan gagasan secara terarah dan mengaitpadukan antar gagasan
secara runtut ,dapat juga pada fase ini untuk memilih topik,menetapkan tujuan dan
sasaran, mengumpulkan bahan dan informasi serta mengorganisasikan ide atau
gagasan dan kerangka karangan. Tahap penulisan dan tahap pasca penulisan.
Sedangkan menurut Porter ( 2004 : 195 ) proses penulisan efektif untuk semua
bentuk tulisan adalah sebagai berikut :
a. Persiapan

Mengelompokkan dan menulis cepat

b. Draft kasar

Gagasan dieksplorasi dan dikembangkan.

Pokjar SMP N 8 PATI

c. Berbagi

Seorang rekan membaca draf tersebut dan memberikan


umpan balik

d. Memperbaiki

Dari umpan balik, perbaiki tulisan tersebut dan bagikan


lagi

e. Penyuntingan

Perbaiki semua kesalahan, tata bahasa, dan tanda baca

f. Penulisan kembali

Masukkan isi yang baru dan perubahan penyuntingan

g. Evaluasi

Periksalah apakah tugas ini sudah selesai.

Beberapa pendekatan yang kiranya dapat memberikan dorongan agar siswa


kita mau menulis dan tidak lagi takut dengan pembelajaran menulis . Yang pertama
pendekatan yang dikemukakan oleh Porter ( 2004 : 180 ) sebagai berikut :
a. Cara/ sistem Pengelompokan ( Clustering )
Pengelompokan yang dikembangkan oleh Gabriele Rico adalah suatu cara
memilah pemikiran pemikiran yang saling berkaitan dan menuangkanya di atas
kertas secepatnya tanpa mempertimbangkan kebenaran atau nilainya. Suatu
pengelompokan yang terbentuk di atas kertas hampir seperti proses berpikir yang
terjadi dalam otak anda, walaupun dalam dalam bentuk yang sangat disederhanakan.
Pengelompokan adalah suatu struktur yang mengalir bebas, seperti struktur organik
yang sama dengan diagram molekul molekul yang dijumpai dalam pembelajaran
kimia. Pengelompokan mempunyai keuntungan yang antara lain : Membuat anda
mampu melihat dan membuat hubungan hubungan antara gagasan, membantu anda
mengembangkan gagasan gagasan yang telah dikemukakan, membuat anda dapat
menelusuri jalur yang dilalui otak.
b. Menulis Cepat
Menulis cepat membantu mengatasi hambatan hambatan lembaran kosong ,
menulis cepat memberikan kemajuan nyata dan langsung.
Menulis cepat dapat dilakukan denganlangkah langkah berikut :
1) Pilihlah topik
2) Gunakan timer untuk jangka waktu tertentu
3) Mulailah menulis secara kontinu walaupun apa yang anda tulis adalah.... aku tak
tahu
4) Saat timer berjalan , hindari : pengumpulan gagasan, pengaturan kalimat,
pemeriksaan tata bahasa, pengulangan kembali, mencoret atau menghapus sesuatu.
5) Teruskan hingga waktu habis.

Pokjar SMP N 8 PATI

10

Sedangkan menurut Proet dan Gill ( 1986 ) dalam Suparno ( 2005 :1.13 )
pendekatan yang kerap muncul dalam pembelajaran menulis adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan Frekuensi : banyak latihan mengarang, sekalipun tidak dikoreksi
( seperti buku harian atau surat )
b. Pendekatan Gramatikal

Bahwa pengetahuan seseorang mengenai struktur

bahasa akan mempercepat kemahiran orang dalam menulis


c. Pendekatan koreksi

Bahwa seseorang menjadi penulis karena dia menerima

banyak koreksi atau masukan yang diperoleh atas tulisannya.


d. Pendekatan Formal

mengungkapkan

bahwa

ketrampilan

menulis

akan

diperoleh bila pengetahuan bahasa, pengalineaan, pewacanaan, serta konvensi atau


aturan penulisan dikuasai dengan baik.
C. Menulis Puisi
Tahapan menulis seperti diatas tersebut juga berlaku dalam menulis puisi,
namun sebelum kita berbicara masalah menulis puisi lebih dulu kita tahu hakekat dari
pada puisi, walaupun hakekat tersebut tidak dapat berlaku mutlak karena arti maupun
hakekat puisi selalu berkembang sesuai irama dan waktu seperti dalam Sukino
(2010:113) Mendifinisikan hakekat puisi dirasakan tidak akan pernah memperoleh
titik final. Seakan akan definisi yang telah ada pun dianggap kurang tepat, tidak
memuaskan. Akibatnya, dari waktu ke waktu, selalu lahir definisi puisi yang dimaksud
untuk penyempurnaan definisi yang telah ada
Ini semua karena puisi lahir selalu bertumpu pada wawasan estetis masing
masing penyair. Namun sebagai renungan pendapat Dresten dalam Sukino( 2010:113)
tentang puisi adalah Puisi adalah dunia dalam kata. Isi yang terkandung didalam
puisi merupakan cermin pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang
membentuk sebuah dunia bernama puisi juga dalam buku tersebut Sayuti(1985)
memberikan batasan sebagai berikut
Puisi merupakan pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspekaspek bunyi didalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional,dan
intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan indivindu dan sosialnya, yang
diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu dapat membangkitkan
pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya.

Pokjar SMP N 8 PATI

11

Sedangkan Jassin(1977:40.1) dalam Nadeak ( 1985:16) mengatakan bahwa


puisi adalah pengucapan dengan perasaan dalam puisi itu pikiran dan perasaan
seolah bersayap, ditambah lagi oleh syarat-syarat keindahan bahasa mengenai tinggi
rendah tekanan suara(ritme), bunyi dan lagu. Puisi ialah pelahiran manusia
seluruhnya, manusia daging dengan pikiran dan perasaan.
Unsur pembangun puisi terdiri dari unsur makna atau nilai yang terkandung
dalam puisi dan unsur struktur yaitu unsur pembangun puisi yang mampu ditangkap
dengan citraan penglihatan. Waluyo(1987:27) dalam Sukino(2010:115) berpendapat
Bahwa struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi bersama membangun
bait bait puisi. Bait-bait puisi membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan
puisi sebagai sebuah wacana. Struktur puisi ini merupakan medium pengungkap
struktur batin puisi. Adapun unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik puisi
adalah diksi, citraan(pengimajian), kata konkret, majas (lambang dan kiasan), irama
(rima,ritma, dan metrum) dan tipografi
Adapun penjelasan unsur-unsur tersebut dalam Sukino(2010:116-132) adalah
sebagai berikut:
a. Unsur isi atau makna
Isi atau makna berkaitan dengn ide atau skemata penyair yang akan dituangkan
dalam bentuk puisi. Isi biasanya akn menjiwai keseluruhan puisi.
b. Unsur struktur
1). Diksi (pilihan kata) mengandung dua makna yaitu: pertama, pilihan kata
merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai
situasi dan gagasan yang ingin disampaiakan, dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar, kedua, pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan kontek
kosakata bahasa itu sendiri.
2) Citraan (pengimajian) dalam penulisan puisi dimaksudkan untuk menimbulkan
kesan atau suasana dari puisi. Pencitraan ini terfokus pada gambaran yang jelas,
menimbulkan suasana khusu, membuat hidup gambaran dalam penginderan , untuk
menrik perhtin, untuk memberikan kesan mental atau bayngan visual penyair

Pokjar SMP N 8 PATI

12

menggunakan

gambaran-gambaran

angan.

Citraan

juga

bermanfat

untuk

menciptakan suasana kepuitisan.


3) Kata Konkret adalah kata kata yang digunakan oleh penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan mksud untuk
membangkitkan imaji pembaca.
4) Bahasa Figuratif , guna menciptakan unsur kepuitisan dapat dimanfaatkan satu
sarana kebahasaan yaitu, bahasa bermajas. Bahas figuratif dapat mebuat puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.
Kata- kata yang berbentuk figurtif dapat menciptakan efek tertentu dalam puisi.
5). Irama biasa diwujudkan dalam ritma,rima, dan metrum. Secara umum, ritma adalah
pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan
teratur.Sedangkan irama dalam puisi sebagai alunan yang dikesankan oleh
perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendeknyabunyi,
keras lembutnya tekanan dan tinggi rendahnya nada.
6) Tipografi biasanya lebih mudah ditangkap oleh pembaca puisi. Mengapa
demikian? Karena tipografi dapat diamati secara kasat mata. Seorang pembaca
akan langsung menemukan gaya penyairnya setelah melihat tipografinya.
Adapun untuk menulis puisi kita jangan terpaku pada teori-teori sebab dalam
dunia kepengarangan dikenal istilah licencia poetica

yang kira kira bermakna

kebebasan ada di tangan pengarang untuk menggunakan kata kata yang mungkin
tidak sesuai dengan konvensi dengan demikian memberikan gambaran bahwa menulis
puisi itu mudah , dan pembelajaran puisi pun lebih mudah dari pembelajaran yang
lain. Apalagi puisi untuk anak SD yang termasuk puisi anak selain termasuk puisi
modern yang lebih bebas juga hanya memiliki dua kriteria yang harus dipenuhi yaitu
seperti dalam Tarigan ( 2005:11.26) Puisi anak harus memenuhi dua kriteria yaitu:
keterbacaan dan kesesuaian. Keterbacaan sangat berkaitan erat dengan pernggunaan
bahasa yang sesuai dengan kemampuan anak, mudah dicerna oleh anak.
Sedangkankesesuaian berhubungan dengan lingkungan kehidupan anak dan sesuai
dengan perkembangan jiwa anak.
Juga perlu diketahui siswa kelas lima SD termasuk pada tahap romantik dalam
tahapan

perkembangannya

seperti

dikatakan

Rahmanto(1993)

dalam

Tarigan(2005:11.26) Usia murid SD bisa memiliki dua tahapan, yaitu tahap menghayal

Pokjar SMP N 8 PATI

13

(8 s.d. 9 tahun), dan tahap romantik (10 s.d. 13 tahun). Selisihnya sudah merupakan
tahap realistik untuk ukuran anak SMP, tetapi tidak menutup kemungkinan akan
adanya siswa SD yang sudah memasuki tahap realistik. Kemungkinan ini bisa terjadi
karena berkembangnya ilmu dan teknologi.
Tahapan di atas kita sebagai pendidik harus menjadi bahan pertimbangan
dalam membelajarkan menulis puisi. Sehingga dalam pembelajaran menulis puisi
untuk kelas V SD yang termasuk dalam tahapan romantik dan realistik haruslah
memilih topik- topik yang sesuai dengan tahapan tersebut.
D. Metode Brainstorming dalam pembelajaran menulis puisi
Dalam perbaikan pembelajaran keterampilan menulis puisi, penulis berupaya
melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode sumbang saran
(brainstorming). Berikut ini dipaparkan mengenai metode tersebut.
a. Pengertian
Teknik brainstorming oleh Sumiati dan Asra (2008: 142) dikatakan sebagai
pertukaran pendapat antarsiswa dalam satu kelas. Dalam hal ini guru
mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Jawaban dari siswa diajukan
lagi kepada siswa lain atau dapat pula meminta pendapat siswa lain tentang
hal yang didiskusikan, sehingga terjadi pertukaran pendapat secara serius dan
wajar.
b. Pola Pelaksanaan Teknik Brainstorming
Teknik
brainstorming menurut pendapat Zarkasi (2009: 81) dapat
dilaksanakan dengan memperhatikan pola berikut:
1) Bahan pokok yang dipersiapkan ditawarkan kepada peserta diskusi oleh
pimpinan
2) Tiap peserta diminta pendapat dan gagasannya. Dan setiap ide dicatat.
3) Berbagai ide disimpulkan atas dasar kesamaan ciri-cirinya. Kesimpulan
ini kemudian dijadikan kerangka pembicaraan dan pembahasan lebih
lanjut.
E. Gambar 3D ( 3 Dimensi) dalam Pembelajaran Menulis Puisi
3D image adalah media visual dan salah satu media yang dapat dilihat melalui
perangkat komputer. Dalam komputer, 3D (3 Dimensi) menggambarkan sebuah
penampakan yang memberikan kedalaman dimensi gambar. Gambar 3D dibuat secara
menarik hingga yang memperhatikan terasa masuk ke dalam pemandangan,
pengalaman ini disebut penampakan virtual reality.(http:// whatis. techtarget.com/

Pokjar SMP N 8 PATI

14

definition/ 0,,sid9_gci211499,00. html). Lebih lanjut lagi, gambar 3D berhubungan


dengan gambar imaginasi yang dapat membangkitkan imajimasi peserta didik seolaholah mereka terlibat langsung didalamnya.
Thibault and Walbert(http://www.learnnc.org/lp/pages/675) menyatakan
bahwa, gambar ada di sekitar kita, dan kemampuan menafsirkan yang berarti adalah
kemampuan penting bagi pembelajaran peserta didik. Peserta didik dapat
mendeskripsikan gambar 3D dan mereka dapat membuat teks dengan melihat
gambar.
Menurut Carlson (http://www.eschoolnews.com/2011/10/03/how-to-use-3din-the-classroom-effectively/) penggunaan gambar atau video 3D di dalam kelas dapat
membuat anak-anak belajar lebih cepat dan mengolah informasi dalam lingkungan
3D. Di lain sisi, gambar

3D membuat peserta didik bisa mendapatkan ide-ide

berdasarkan gambar 3D yang diberikan


Dengan menggunakan media ini, peserta didik dapat mendeskripsikan orang,
tempat secara bebas dan mereka dapat menikmati proses pembelajaran. Peserta didik
dapat mengeluarkan ide mereka karena mereka dapat melihat secara jelas kenampakan
gambar utuh. Media ini menggunakan perangkat komputer yang dapat menampilkan
pada layar. Oleh karena itu, dengan melihat kenampakan gambar, harapannya peserta
didik dapat meningkatkan kemampuan mereka pada kegiatan menulis, khususnya
menulis puisi bebas.
Dari

penjelasan

diatas,

harapannya

dengan

menggunakan

metode

brainstorming dan gambar 3D dalam pembelajaran menulis puisi bebas dapat


meningkatkan imajinasi peserta didik.
F. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pada kajian teori di atas diharapkan bahwa ketrampilan menulis
siswa dapat ditingkatkan melalui metode brainstorming dengan gambar 3 Dimensi.
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan dilanjutkan pada siklus
II, bahwa penggunaan metode brainstorming dengan menggunakan gambar 3
dimensi diharapkan siswa mengalami peningkatan hasil belajarnya pada materi
menulis puisi bebas.

Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar berikut :

Pokjar SMP N 8 PATI

15

Gambar 1 : Kerangka Berpikir


PEMBELAJARAN DENGAN
CERAMAH

Komunikasi
antar siswa jelek,
Motivasi
Pembelajaran
berpusat
pada
1. Pengertian
motivasi
2. ( guru centered )
guru
Peer teaching tidak terbentuk

- Peningkatan hasil belajar


- Menulis puisi mudah dan
menyenangkan

Pemahaman materi meningkat dan

menyenangkan
3.

Keaktifan siswa rendah

Keaktifan siswa meningkat

4.
5.

6.

Pemahaman
Materi rendah
7.
dan menjemukan
III.

Student Centered

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Waktu dan Tempat Penelitian

Guru Menggunakan
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas (Classroom
Action
Brainstorming
dengan
Gambar
3
Hasil belajar rendah , menulis
Research) dengan pusat penekanan pada upaya penyempurnaan
dan
Dimensi
puisi sukar dan membosankan
peningkatan kualitas proses serta praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih
memfokuskan pada penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3
Dimensi sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
menulis puisi bebas mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas V SDN
Sunggingwarno 01 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati dalam kegiatan yang
berbentuk Siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama
yaitu: (a) perencanaan (planning); (b) tindakan (acting); (c) pengamatan
(observing); (d) refleksi (reflecting) (Suharjono,2006:73)
1. Waktu Penelitian

Pokjar SMP N 8 PATI

16

Penelitian ini dilaksanakan selama 2(dua) bulan , yakni mulai bulan


Februari sampai Maret 2015 di SDN Sunggingwarno 01 Kecamatan Gabus
Kabupaten Pati.
Penelitian dilakukan pada semester 2 dengan 2 siklus yang setiap
siklusnya 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) sekali pertemuan dan masing-masing
siklus dilaksanakan tanggal

26 Februari 2015 dan 9 Maret 2015. Pada

semester 2 ada materi Ketrampilan Menulis Puisi dengan kompetensi dasar


Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Selama penelitian untuk mengamati proses pembelajaran dan
membantu pengumpulan data peneliti dibantu oleh 1 observer teman guru SDN
Sunggingwarno 01 Kecamatan Gabus

Kabupaten Pati sekaligus sebagai

kolaborator.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Sunggingwarno
01 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati semester 2 dengan alasan tempat peneliti
bekerja yang secara langsung mengetahui kondisi keterampilan menulis puisi
siswa kelas V, dalam pelaksanaannya tidak mengganggu jam dinas.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah proses pembelajaran, guru dan siswa kelas V
SDN Sunggingwarno 01 Kecamatan Gabus

Kabupaten Pati sebanyak 15

siswa.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, peneliti, teman guru dan
kepala sekolah sebagai data pendukung. Jenis data yang didapatkan terdiri dari:
1. Peristiwa : Proses pembelajaran
2. Dokumen : Nilai test siswa, hasil karya siswa.
3. Pengamatan / observasi selama proses pembelajaran.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data yang akan diambil selama penelitian tindakan kelas diperoleh
dengan cara melakukan observasi, dokumentasi, dan tes.

Pokjar SMP N 8 PATI

17

1. Tes yang dilaksanakan dengan menggunakan tes unjuk kerja terdiri dari tes
penjajagan untuk mengetahiu kondisi awal siswa sebelum dilakukan tindakan.
Tes akhir untuk mengukur kemampuan dan keterampilan siswa dalam
penguasaan materi pembelajaran ketrampilan menulis puisi mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang tepat
2. Catatan lapangan meliputi catatan tentang kegiatan selama pembelajaran dan
kegiatan siswa sebagai subjek peneliti, baik secara objektif maupun tafsiran
E. Validasi Data
Untuk menjamin validasi temuan perlu dilakukan pengecekan terhadap
data yang diperoleh. Untuk itu perlu dilakukan trianggulasi yaitu tehnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu (Moleong, 2007:330). Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah trianggulasi penyidik Teknik trianggulasi penyidik ialah dengan jalan
yang memanfaatkan peneliti atau pengamat yang lainnya untuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya
membantu

mengurangi

kemelencengan

dalam

pengumpulan

data,

(Moleong,2007:331) Dalam hal ini dilakukan dengan jalan membandingkan


data hasil pekerjaan siswa, observasi, catatan lapangan. Disamping itu juga
dilakukan diskusi antara guru, kepala sekolah, pengamat dan rekan-rekan guru
yang lain.
F. Analisa Data
Analisa yang didapat menggunakan analisis deskriptif, yang disertai
dengan analisis kualitatif untuk mendukung data di atas. Analisis ini dibagi
menjadi:
1. Analisis Tes menulis puisi
Data hasil tes unjuk kerja berupa hasil kerja Individual performance
task dianalisa hasil kerja siswa secara cermat dengan berpatokan pada sistem
Scoring Rubric. Adapun rentang skor yang digunakan adalah 1,2,3, 4, dan 5
dengan kriteria acuan seperti terdapat pada tabel dibawah ini:
TABEL 1 : SCORING RUBRIC PENILAIAN MENULIS PUISI

Pokjar SMP N 8 PATI

18

Aspek

Keotentik
an

Sub

Indikator

Kompetensi
Memilih

a. Apakah

puisi yang

1 2 3
isi

puisi

4 5

tidak

mencontoh?

orisinal

Kelengka
pan dan
keutuhan

Mengembang
kan isi secara
lengkap dan
utuh

b. Apakah isi puisi dikembang


kan secara lengkap sesuai
dengan tujuan penulisan?
c. Apakah antar larik puisi
berkaitan?
d. Apakah kata yang digunakan
dapat menimbulkan asosiasi/

Penguasaa
n bahasa

Memilih

imajinasi (seakan-akan pen

diksi dan

dengar melihat, merasa kan,

struktur

mendengar, atau membau)?


e. Apakah kalimat yang digu
nakan padat dan singkat ?

Catatan
Skor 5

: Sempurna/ sangat memenuhi indikator

Skor 4

: Benar tapi kurang sempurna

Skor 3

: Cukup sesuai dengan indikator

Skor 2

: Kurang sesuai dengan indikator

Skor 1

: Tidak sesuai dengan indikator

Sumber Depdiknas (2004:100)


Dari skor tersebut kita rubah ( kita tafsirkan ) menjadi nilai dengan
skala 100. Adapun penilaian tersebut adalah sebagai berikut :
Nilai= Jumlah skor x 100
25
2. Catatan lapangan meliputi catatan tentang kegiatan selama pengajaran dan
kegiatan siswa sebagai subjek peneliti, baik secara objektif maupun tafsiran.
G. Indikator Kerja

Pokjar SMP N 8 PATI

19

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini


adalah peningkatan secara signifikan hasil belajar ketrampilan menulis puisi
siswa kelas V SDN Sunggingwarno 01 dalam kompetensi dasar Menulis puisi
bebas

sebagaimana ditunjukkan dengan indikator indikator sebagai

berikut :
1. Sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai ketrampilan menulis
kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat 70
(tujuh puluh).
2. Sekurang-kurangnya 75 % nilai prestasi ketrampilan menulis kelas V SDN
Sunggingwarno 01, kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan
kata yang tepat mencapai ketuntasan ( nilai 70 )
H. Prosedur Penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) dengan pusat penekanan pada upaya penyempurnaan dan
peningkatan kualitas proses serta praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih
memfokuskan pada penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3
Dimensi sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
menulis puisi bebas mata pelajaran Bahasa kelas V SDN Sunggingwarno 01
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati dalam kegiatan yang berbentuk Randoms
Siclus, sebanyak 2 (dua) siklus, dengan mengacu pada model yang diadaptasi
dari Hopkins (1993:) dalam ( Supardi 2006: 104 ) Setiap siklus prosedur atau
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan terdiri
dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu: (a) perencanaan (planning); (b)
tindakan (acting); (c) pengamatan (observing); (d) refleksi (reflecting), yang
pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung
secara terus menerus dengan diselipkan modifikasi pada komponen
perencanaan berupa perbaikan perencanaan.
Keempat komponen kegiatan pokok ini dari sebuah siklus dalam
penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai sebuah spiral penelitian
seperti ditunjukkan pada gambar 4 berikut:
Gambar 2 Spiral Penelitian Tindakan Kelas

Pokjar SMP N 8 PATI

20

1.Rencana
3.Refleksi
2. Tindakan/Pengamatan
4. Perbaikan
1. Rencana
3. Refleksi
2. Tindakan/Pengamatan
4. Perbaikan
1. Rencana
3. Refleksi
2. Tindakan/Pengamatan
Sumber: Hopkins 1993 dalam (Supardi 2006: 105 )
Sebelum melakukan tindak penelitian melakukan penjajagan sebagai
dasar untuk mengetahui kondisi awal siswa Kelas V SDN Sunggingwarno 01
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati tentang keterampilan menulis puisi
Selanjutnya melaksanakan tindakan yang direncanakan dalam siklus-siklus
sebagai berikut :
a. Siklus 1
1) Perencanaan
Peneliti dan pengamat ( teman sejawat ) mendiskusikan tentang materi ,
kegiatan pembelajaran dan alat evaluasi serta menyiapakan alat peraga /
instrumen dan pedoman pengamatan.
2). Pelaksanaan tindakan
Dalam pelaksanaan ini peneliti ( guru ) melaksanakan sesuai rencana
yang ada dalam rencana pembelajaran seperti berikut ini :
a) Pembukaan : kegiatan awal berupa

apersepsi, penjelasn tujuan

pembelajaran, dan pemberian motivasi.


b) Kegiatan inti : Pembagian LKS, presentasi kelas tentang materi pokok,
mengerjakan LKS , diskusi kelas untuk memvalidasi dan kesimpulan
kelompok, evaluasi.

Pokjar SMP N 8 PATI

21

c) Penutup : pemberian reward, Penguatan dan penandasan hal-hal


pokok,penutup.
3).

Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pengamatan
mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamatan.
Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai
dengan rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa
maupun guru.

4). Refleksi
Guru dan pengamat mendiskusikan tentang hasil pembelajaran,
jalannya pembelajaran, peningkatan motivasi belajar, dan mengkaji ulang
tentang

kekurangan

dan

kelebihan

pada

siklus

ini.

Selanjutnya

penyempurnaan dari kekurangan siklus ini dilaksanakan pada siklus


berikutnya.
b. Siklus 2
1) Perencanaan
Peneliti dan teman sejawat (kolaboratif) mendiskusikan tentang
pelaksanaan rencana pembelajaran mengacu dari hasil refleksi siklus
pertama yang telah diperbaiki serta menyampaikan alat-alat pendukung
beserta lembar pengamatan.
2) Pelaksanaan tindakan
Pada pelaksanakan ini guru dan pengamat melaksanakan tindakan yang
mengacu pada rencana pembelajaran hasil refleksi yang telah diperbaiki/
disempurnakan pada siklus sebelumnya.
3). Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pengamatan
mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamatan.
Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai
dengan rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa
maupun guru.
4). Refleksi

Pokjar SMP N 8 PATI

22

Diskusi bersama guru dan pengamat tentang pelaksanaan. Apakah


pelaksanaan telah membawa hasil peningkatan ketrampilan menulis siswa
Kelas V SDN Sunggingwarno 01 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati sesuai
indikator kerja yang telah ditetapkan ? Dan masih adakah kekurangan
(kelemahan) dari sikus ini? Jika kekurangan (kelemahan) dirasa sudah tidak
ada dan hasil telah memenuhi batas minimal ketuntasan ( indikator kerja )
maka tindakan berakhir. Namun jika masih ada kekurangan (kelemahan)
dalam pelaksanaan pembelajaran dan belum terlihat adanya peningkatan
ketrampilan menulis maka dilanjutkan dengan tindakan siklus ke-3 dan siklus
selanjutnya yang langkah-langkahnya seperti pada siklus sebelumnya
IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal


Kelas V SDN Sunggingwarno 01 dengan 15 siswa yang terdiri dari 9 siswa
laki- laki dan 6 siswa perempuan, siswa ini selama belajar di SDN Sunggingwarno
01 baru bertemu peneliti di kelas ini. Sejak awal di kelas V ketrampilan menulis
puisi sangat rendah berbagai cara dicoba namun belum membuahkan hasil. Ini
dimungkinkan ketika di kelas bawah

ketrampilan menulis kurang ditanamkan .

Kalaupun ketrampilan menulis ini diajarkan biasanya hanya sesuai apa yang ada di
buku teks siswa atau yang ada dalam LKS yang dibeli, sehingga pembelajaran
ketrampilan menulis hanya sebatas di beri tugas namun bagaimana tehnik dan
hasilnya kurang diperhatikan.
Dari kondisi awal seperti di atas dengan penelitian tindakan kelas ini
diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran ketrampilan menulis yang biasa
dilaksanakan di sekolah peneliti.
B. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini peneliti bersama

teman sejawat (observer)

mendiskusikan tentang materi ajar dan perangkatnya. Selanjutnya dibuat instrumen


pembelajaran dan penilaiannya. Setelah instrument pembelajaran yang terdiri dari
RPP, media pembelajaran , Lembar penilaian selesai, mengadakan tes penjajagan (pra
siklus ) dengan memberikan tugas menulis puisi bebas.
Dari hasil penjajagan diperoleh nilai sebagai berikut: nilai rata rata kelas 57
dan ketuntasan belajar 20 % ( 3 siswa ). Dalam ketrampilan menulis puisi .
Selanjutnya mendiskusikan hasil penjajagan dan koordinasi persiapan
pelaksanaan siklus 1.

Pokjar SMP N 8 PATI

23

2. Pelaksanaan
a. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP ) yaitu :
1) Pembukaan : yang terdiri absensi dan apersepsi.
2) Kegiatan inti : Pembagian LKS, presentasi kelas tentang materi pokok, pembagian
kelompok, dilanjutkan diskusi kelompok , diskusi kelas untuk memvalidasi
kesimpulan kelompok, kuis , penentuan peringkat tim ( kelompok) .
3) Penutup : Penguatan dan penandasan hal-hal pokok, penutup
b. Siswa melaksanakan kegiatan sesuai yang ada dalam skenario pembelajaran.
c. Observer melaksanakan tugas sesuai yang telah direncanakan .
3.

Observasi
Sasaran observasi adalah kegiatan baik guru maupun siswa selama

pembelajaran berlangsung.
Adapun hasil penilaian pada siklus I adalah sebagai berikut :
TABEL 2 : REKAPITULASI PEROLEHAN HASIL PENILAIAN SIKLUS 1
KETUN
SIKLUS

TASAN

Menulis

%
PRA SIKLUS

20

57

40

67

Data pada tabel 6 diatas

menunjukkan nilai ketrampilan menulis puisi,

Afektif dan psikomotor ( pengamatan )

, terlihat bahwa rata-rata kelas ada

peningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai prestasi
ketrampilan menulis meningkat dari 57 ( pada pra siklus ) menjadi 67 dan persentase
ketuntasan dari 20 % menjadi 40 %. Namun dari data di atas terlihat nilai rata rata
kelas siswa masih belum mencapai indikator kerja masih banyak siswa yang belum
mencapai nilai ketuntasan (KKM). Berarti masih banyak siswa yang belum menguasai
ketrampilan menulis puisi.
Dari penilaian pada siklus ini terlihat masih banyak kekurangan dan belum
mencapai indikator kerja. Untuk itu perlu dilaksanakannya siklus II agar dapat
mencapai indikator kerja yang kita harapkan.

Pokjar SMP N 8 PATI

24

4. Refleksi
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I mengalami peningkatan baik hasil belajar ketrampilan menulis siswa
maupun ketuntasannya. Namun ada beberapa kendala dan kekurangan dalam
pelaksanaan siklus I ini yang antara lain :
a. Pada tahap organisasi siswa masih kesulitan memilih kalimat mana yang harus di
pergunakan dan yang harus dihilangkan.
b. Siswa belum terampil memilih kata agar menimbulkan kesan imajinasi
c. Siswa masih kesulitan mengkaitkan antar larik puisi.
d. Tulisan yang dihasilkan masih banyak kalimat yang diulang ulang.
e. Pengorganisasian topik masih kurang baik.
f. Alur pikiran terpotong potong
g Pengusaan kelas masih kurang sehingga waktu belum bisa tepat.
h. Bimbingan kepada siswa masih kurang.
i. Keseriusan siswa melaksanakan tugas masih kurang
j. Siswa masih takut mempresentasikan hasil kerjanya.
Dari hasil semua penilaian pada siklus ini terlihat masih banyak
kekurangan

dan

belum

mencapai

indikator

kerja.

Untuk

itu

perlu

dilaksanakannya siklus II agar dapat mencapai indikator kerja yang kita


harapkan.
Untuk itu segala kendala dan kekurangan yang ada pada siklus ini sebagai
pertimbangan dan diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II.
C Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan
a. Guru bersama observer mendiskusikan hasil refleksi pada siklus I , selanjutnya
membuat perencanaan pembelajaran dan instrumen pembelajaran maupun
pengamatan yang sudah mengacu pada kendala ataupun kekurangan pada siklus
I.
2. Pelaksanaan
a. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP ) yang sudah mengacu pada kekurangan kekurangan pada siklus I.
Diantaranya : membangun keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja,
memberikan bimbingan cara mengorganisasikan kalimat ataupun kata ,

Pokjar SMP N 8 PATI

25

memberikan bimbingan kepada siswa tentang gaya behasa untuk mempercantik


puisi karyanya..
b. Siswa melaksanakan kegiatan sesuai yang ada dalam skenario pembelajaran yang
telah diperbaiki berdasar kekurangan yang ada pada siklus I
3. Observasi
Sasaran observasi adalah kegiatan baik guru maupun siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Adapun hasil penilaian pada siklus II adalah sebagai berikut :
TABEL 3 : REKAPITULASI PEROLEHAN HASIL PENILAIAN SIKLUS 2

KETUN
SIKLUS

TASAN

Menulis

%
PRA SIKLUS

20

57

40

67

II

80

75

Data pada tabel 7 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas meningkatan.


Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai ketrampilan menulis
puisi meningkat dari 57 ( pada pra siklus ) menjadi 67 pada siklus I pada siklus ini
menjadi 75, dengan ketuntasan dari 20 % pada pra siklus menjadi 40 %.pada siklus I
dan menjadi 80 % pada siklus II ini. Artinya rata rata nilai prestasi siswa sudah
mencapai indikator kerja yang ditetapkan yaitu sekurang kurangnya 75 % siswa
mendapat nilai prestasi individu 70.
d.

Refleksi
Dari uraian pada siklus II di atas kekurangan dan kelemahan pada siklus I

telah dapat diperbaiki. Dari hasil prestasi maupun persentasi ketuntasan yang telah
mencapai 75 dan an 80 % yang mana hasil tersebut telah memenuhi indikator kerja
yaitu sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai ketrampilan menulis puisi
kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat 70 (tujuh
puluh ) dan sekurang-kurangnya 75 % nilai prestasi ketrampilan menulis puisi kelas
V SDN Sunggingwarno 01

Kecamatan Gabus Kabupaten Pati kompetensi dasar

Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat mencapai ketuntasan ( nilai
70 ) juga pada siklus II ini kekurangan maupun kelemahan dirasa sudah tidak ada,

Pokjar SMP N 8 PATI

26

maka siswa kelas V SDN Sunggingwarno 01 telah tuntas dalam ketrampilan menulis
kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
D. Hasil Penelitian
Penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi)
merupakan upaya

untuk meningkatkan ketrampilan menulis siswa. Dalam

pembelajaran dengan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi)


siswa mudah dalam mengekspresikan diri lewat puisi dengan proses sumbang saran
dari teman serta melihat gambar sebagai perangsang ide sehingga dapat tertuang pada
karya puisi.
Pada siklus I prestrasi belajar maupun hasil pengamatan masih rendah , siswa
masih canggung, bimbingan guru masih kurang. Namun setelah diberikan tindak
lanjut pada siklus II prestasi belajar meningkat, siswa sudah tidak canggung lagi,
langkah langkah ataupun prosedur penulisan telah dapat dilaksanakan dan siswa
sudah dapat menghayati tugas yang diberikan. Sehingga metode brainstorming dengan
media gambar 3D (3 Dimensi) sangat tepat dipergunakan dalam pembelajaran
ketrampilan menulis.
Hal hal lain yang menggembirakan dalam pelaksanaan pembelajaran siswa
dan guru antusias. Pada setiap siklus siswa nampak bergairah dan bangga hasil
karyanya. Aktivitas yang dilakukan guru dengan perangkat pembelajaran yang disusun
bersama

kolaborator

mengurangi

kecenderungan

guru

mendominasi

proses

pembelajaran (teacher centered).


Untuk lebih jelasnya perubahan dan perkembangan data hasil belajar siswa
dan kinerja guru mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 8
dan Gambar 3 dan 4 berikut ini :
TABEL 4 : REKAPITULASI PEROLEHAN HASIL PENILAIAN
KETUN
SIKLUS

TASAN

Menulis

%
PRA SIKLUS

20

57

40

67

II

80

75

Pokjar SMP N 8 PATI

27

Gambar 3 : Histogram Hasil Penilaian

Gambar 4 : Histogram Ketuntasan Belajar

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, ditunjukkan dengan jelas bahwa setiap
siklus terdapat perubahan dan peningkatan yang sangat signifikan dibuktikan dengan
sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai ketrampilan menulis kompetensi
dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat 70 (tujuh puluh ) dan
sekurang-kurangnya 75 % nilai prestasi ketrampilan menulis puisi kelas V SDN
Sunggingwarno 01 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati kompetensi dasar Menulis
puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat

mencapai ketuntasan ( nilai 70 )

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan.
Berdasar hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan di muka maka dapat
diambil kesimpulan bahwa penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3
Dimensi)sebagai berikut :
1. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa materi puisi bebas mata pelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri Sungginwarno 01, Kec. Gabus,
Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.

Pokjar SMP N 8 PATI

28

2. Hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode


brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi)

hasil belajar siswa

setiap siklusnya mengalami peningkatan dari yang kurang baik menjadi baik.
Secara berturut turut (berdasar siklus I dan II) hasil belajar ketrampilan
menulis puisi siswa kelas V SDN Sunggingwarno 01 dengan rata- rata prestasi
57 menjadi 75.
B. SARAN
Mengingat bahwa penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3
Dimensi) dapat meningkatkan hasil belajar dan menuntaskan belajar siswa pada
ketrampilan menulis dengan kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata
yang tepat. Maka sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh diberikan saran sebagai
berikut :
1. Untuk Kepala Sekolah
a. Hendaknya memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif,
kreatif, inovatif dan menyenangkan , termasuk dalam menggunakan metode
brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi) agar hasil belajar siswa
menjadi lebih baik.
b. Hendaknya menganjurkan para guru agar selalu menggunakan pembelajaran yang
inovatif termasuk penggunaan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3
Dimensi)
2. Untuk Guru
a. Hendaknya guru selau inovatif terhadap pembelajaran agar paradigma lama bahwa
guru mengajar hanya duduk,diam,dengar,catat,hafal dapat terkikis. Untuk itu
penggunaan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi) menjadi
salah satu pilihan dalam pembelajaran.
b. Hendaknya guru menjadi fasilitator dan sumber belajar bagi siswa.
c. Hendaknya mampu memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi terhadap
peserta didik, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih optimal.
d. Melakukan bimbingan secara intensif kepada siswa yang lambat dalam memahami
materi pelajaran, sehingga ada kesejajaran dengan siswa lain yang lebih pandai.
3. Untuk Peserta Didik
a. Hendaknya lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode
brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi), sehingga hasil belajar yang
diharapkan menjadi lebih baik.

Pokjar SMP N 8 PATI

29

b. Jangan segan-segan bertanya kepada guru apabila terdapat kesulitan dalam


memahamai materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsini, Suharjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
Baharudin, Wahyuni.Nur Isa.2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:ARRUZZ Media
Depdiknas.2004.Penilaian Berbasis Kelas pada Materi Pelatihan Terintegrasi 3. Jakarta :
Depdiknas.
Lie, Anita .2002. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia
Maleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya
Meier, Dave. 2004. The Accelerated Learning Hand Book. Bandung : Kaifa
Nadeak, Wilson. 1985. Pengajaran Apresiasi Puisi Untuk Sekolah Lanjutan Atas,
Bandung : Sinar Baru
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sukino. 2010. Menulis Itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer LKIS
Supriyono,Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Suparno dan Yunus, Mohammad .2008. Ketrampilan Menulis. Jakarta: Universitas
Terbuka
Supriatno, Agus, 1997. Model Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta :
Universitas Terbuka
Tarigan, Djago,2005, Pendidikan Ketrampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur,1984, Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung:
Angkasa
Sumiati dan Asra. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Zarkasi, M. Firdaus. (2009) Belajar Cepat dengan Diskusi. Surabaya: Indah.
http:// whatis. techtarget.com/ definition/ 0,,sid9_gci211499,00. html. Diunduh pada 27
Februati 2015
http://www.learnnc.org/lp/pages/675. Diunduh pada 27 Februati 2015
http://www.eschoolnews.com/2011/10/03/how-to-use-3d-in-the-classroom-effectively/.
Diunduh pada 27 Februati 2015

Pokjar SMP N 8 PATI

Anda mungkin juga menyukai