PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan teknologi pada zaman ini, dunia pendidikan
diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang handal. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan diperlukan inovasi-inovasi perangkat pembelajaran.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran antara lain adalah
keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, kesiapan siswa dalam
sebagai keberhasilan
pokok
pemikiran
sebagai
berikut
:Pengetahuan
ditemukan,
dibentuk
dan
dikembangkan oleh siswa, siswa membangun pengetahuan secara aktif, pengajar perlu
berusaha mengembangkan kopetensi dan pengetahuan siswa. Pendidikan adalah
interaksi pribadi di antara siswa dan interaksi antara guru dan siswa.
Dengan metode sumbang saran (brainstorming) yang dipadu dengan media
gambar 3D (3 Dimensi) siswa bekerja sama dengan temannya dan merasionalkan ide
dan pikirannya dengan membuka kesadaran akan pentingnya pentingnya materi ini
dalam praktik komunikasi, dari ide dan pikirannya sehingga siswa dapat
mengekspresikannya dalam bentuk tulisan. Sementara itu gambar 3D (3 Dimensi)
juga menjadi salah satu media baru yang diintegrasikan dengan tekonologi komputer.
Harapannya, media tersebut memberi kesempatan siswa untuk meningkatkan
kemampuan menulisnya pada materi menulis puisi bebas.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang diajukan adalah :
1.
2.
siswa kelas V
SD Negeri
siswa kelas V
SD Negeri
1.Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, manfaat pada kualitas
pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Sungginwarno
01, Kec. Gabus, Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.
b.
2.
Manfaat Praktis
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapaiberbagai macam
kompetensi, ketrampilan, dan sikap (Baharudin dan Esa, 2008:11). Belajar menurut
Slameto(2003:2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Sedangkan Supriyono
(2009:3) Belajar dalam idialisme berarti kegitan psiko- fisik-sosio menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
kegiatan manusia untuk memperoleh perubahan pribadi seutuhnya. Tangan seseorang
bengkok karena jatuh dari pohon bukan merupakan perubahan akibat belajar.
Pengartian atau hakekat belajar diatas merupakn sebagian kecil dari pendapat para
ahli karena masih banyak pengartian maupun hakekat belajar .
siswa
(kemampuan
afektif),
pengalaman-pengalaman
belajar
kognitif
yang
meliputi
kemampuan
mengingat,
memahami
tentang informasi
menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Suparno (2008:1.3) Menulis dapat didevinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian
pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Dari pendapat diatas pada prinsipnya menulis merupakan ketrampilan bahasa
yang produktif untuk melahirkan pikiran,perasaan, dan sesuai funsinya sebagai alat
komunikasi tidak langsung. Namun sebetulnya kegiatan menulis bukan hanya berupa
melahirkan pikiran atau perasaan tetapi juga merupakan kegiatan pengungkapan ide,
pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.
Menulis tidak serta merta langsung jadi namun memerlukan tahapan -tahapan
sampai menjadi tulisan yang baik dan sesuai harapan penulis maupun pembaca.
Seperti dikatakan Barrs dalam Suparno(2008:1.14) Pendekatan Proses dalam
menulis sangat membantu pemahaman baik guru menulis ataupun penulis itu sendiri,
bahwa menulis merupakan suatu proses yang kemampuan,pelaksanaan, dan hasilnya
diperoleh secara bertahap.Artinya untuk menghasilkan tulisan yang baik umumnya
orang melakukan berkali-kali. Sangat sedikit penulis dapat menghasilkan karangan
yang benar-benar memuaskan dengan hanya sekali tulis.
Adapun tahapan itu adalah seperti pada Suparno(2008:1.15) adalah
Tahap
pra
penulisan
dengan
mencari,menemukan,mengingat
mengumpulkan ide dan gagasan secara terarah dan mengaitpadukan antar gagasan
secara runtut ,dapat juga pada fase ini untuk memilih topik,menetapkan tujuan dan
sasaran, mengumpulkan bahan dan informasi serta mengorganisasikan ide atau
gagasan dan kerangka karangan. Tahap penulisan dan tahap pasca penulisan.
Sedangkan menurut Porter ( 2004 : 195 ) proses penulisan efektif untuk semua
bentuk tulisan adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
b. Draft kasar
c. Berbagi
d. Memperbaiki
e. Penyuntingan
f. Penulisan kembali
g. Evaluasi
10
Sedangkan menurut Proet dan Gill ( 1986 ) dalam Suparno ( 2005 :1.13 )
pendekatan yang kerap muncul dalam pembelajaran menulis adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan Frekuensi : banyak latihan mengarang, sekalipun tidak dikoreksi
( seperti buku harian atau surat )
b. Pendekatan Gramatikal
mengungkapkan
bahwa
ketrampilan
menulis
akan
11
12
menggunakan
gambaran-gambaran
angan.
Citraan
juga
bermanfat
untuk
kebebasan ada di tangan pengarang untuk menggunakan kata kata yang mungkin
tidak sesuai dengan konvensi dengan demikian memberikan gambaran bahwa menulis
puisi itu mudah , dan pembelajaran puisi pun lebih mudah dari pembelajaran yang
lain. Apalagi puisi untuk anak SD yang termasuk puisi anak selain termasuk puisi
modern yang lebih bebas juga hanya memiliki dua kriteria yang harus dipenuhi yaitu
seperti dalam Tarigan ( 2005:11.26) Puisi anak harus memenuhi dua kriteria yaitu:
keterbacaan dan kesesuaian. Keterbacaan sangat berkaitan erat dengan pernggunaan
bahasa yang sesuai dengan kemampuan anak, mudah dicerna oleh anak.
Sedangkankesesuaian berhubungan dengan lingkungan kehidupan anak dan sesuai
dengan perkembangan jiwa anak.
Juga perlu diketahui siswa kelas lima SD termasuk pada tahap romantik dalam
tahapan
perkembangannya
seperti
dikatakan
Rahmanto(1993)
dalam
Tarigan(2005:11.26) Usia murid SD bisa memiliki dua tahapan, yaitu tahap menghayal
13
(8 s.d. 9 tahun), dan tahap romantik (10 s.d. 13 tahun). Selisihnya sudah merupakan
tahap realistik untuk ukuran anak SMP, tetapi tidak menutup kemungkinan akan
adanya siswa SD yang sudah memasuki tahap realistik. Kemungkinan ini bisa terjadi
karena berkembangnya ilmu dan teknologi.
Tahapan di atas kita sebagai pendidik harus menjadi bahan pertimbangan
dalam membelajarkan menulis puisi. Sehingga dalam pembelajaran menulis puisi
untuk kelas V SD yang termasuk dalam tahapan romantik dan realistik haruslah
memilih topik- topik yang sesuai dengan tahapan tersebut.
D. Metode Brainstorming dalam pembelajaran menulis puisi
Dalam perbaikan pembelajaran keterampilan menulis puisi, penulis berupaya
melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode sumbang saran
(brainstorming). Berikut ini dipaparkan mengenai metode tersebut.
a. Pengertian
Teknik brainstorming oleh Sumiati dan Asra (2008: 142) dikatakan sebagai
pertukaran pendapat antarsiswa dalam satu kelas. Dalam hal ini guru
mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Jawaban dari siswa diajukan
lagi kepada siswa lain atau dapat pula meminta pendapat siswa lain tentang
hal yang didiskusikan, sehingga terjadi pertukaran pendapat secara serius dan
wajar.
b. Pola Pelaksanaan Teknik Brainstorming
Teknik
brainstorming menurut pendapat Zarkasi (2009: 81) dapat
dilaksanakan dengan memperhatikan pola berikut:
1) Bahan pokok yang dipersiapkan ditawarkan kepada peserta diskusi oleh
pimpinan
2) Tiap peserta diminta pendapat dan gagasannya. Dan setiap ide dicatat.
3) Berbagai ide disimpulkan atas dasar kesamaan ciri-cirinya. Kesimpulan
ini kemudian dijadikan kerangka pembicaraan dan pembahasan lebih
lanjut.
E. Gambar 3D ( 3 Dimensi) dalam Pembelajaran Menulis Puisi
3D image adalah media visual dan salah satu media yang dapat dilihat melalui
perangkat komputer. Dalam komputer, 3D (3 Dimensi) menggambarkan sebuah
penampakan yang memberikan kedalaman dimensi gambar. Gambar 3D dibuat secara
menarik hingga yang memperhatikan terasa masuk ke dalam pemandangan,
pengalaman ini disebut penampakan virtual reality.(http:// whatis. techtarget.com/
14
penjelasan
diatas,
harapannya
dengan
menggunakan
metode
Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar berikut :
15
Komunikasi
antar siswa jelek,
Motivasi
Pembelajaran
berpusat
pada
1. Pengertian
motivasi
2. ( guru centered )
guru
Peer teaching tidak terbentuk
menyenangkan
3.
4.
5.
6.
Pemahaman
Materi rendah
7.
dan menjemukan
III.
Student Centered
Guru Menggunakan
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas (Classroom
Action
Brainstorming
dengan
Gambar
3
Hasil belajar rendah , menulis
Research) dengan pusat penekanan pada upaya penyempurnaan
dan
Dimensi
puisi sukar dan membosankan
peningkatan kualitas proses serta praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih
memfokuskan pada penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3
Dimensi sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
menulis puisi bebas mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas V SDN
Sunggingwarno 01 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati dalam kegiatan yang
berbentuk Siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama
yaitu: (a) perencanaan (planning); (b) tindakan (acting); (c) pengamatan
(observing); (d) refleksi (reflecting) (Suharjono,2006:73)
1. Waktu Penelitian
16
kolaborator.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Sunggingwarno
01 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati semester 2 dengan alasan tempat peneliti
bekerja yang secara langsung mengetahui kondisi keterampilan menulis puisi
siswa kelas V, dalam pelaksanaannya tidak mengganggu jam dinas.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah proses pembelajaran, guru dan siswa kelas V
SDN Sunggingwarno 01 Kecamatan Gabus
siswa.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, peneliti, teman guru dan
kepala sekolah sebagai data pendukung. Jenis data yang didapatkan terdiri dari:
1. Peristiwa : Proses pembelajaran
2. Dokumen : Nilai test siswa, hasil karya siswa.
3. Pengamatan / observasi selama proses pembelajaran.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data yang akan diambil selama penelitian tindakan kelas diperoleh
dengan cara melakukan observasi, dokumentasi, dan tes.
17
1. Tes yang dilaksanakan dengan menggunakan tes unjuk kerja terdiri dari tes
penjajagan untuk mengetahiu kondisi awal siswa sebelum dilakukan tindakan.
Tes akhir untuk mengukur kemampuan dan keterampilan siswa dalam
penguasaan materi pembelajaran ketrampilan menulis puisi mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang tepat
2. Catatan lapangan meliputi catatan tentang kegiatan selama pembelajaran dan
kegiatan siswa sebagai subjek peneliti, baik secara objektif maupun tafsiran
E. Validasi Data
Untuk menjamin validasi temuan perlu dilakukan pengecekan terhadap
data yang diperoleh. Untuk itu perlu dilakukan trianggulasi yaitu tehnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu (Moleong, 2007:330). Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah trianggulasi penyidik Teknik trianggulasi penyidik ialah dengan jalan
yang memanfaatkan peneliti atau pengamat yang lainnya untuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya
membantu
mengurangi
kemelencengan
dalam
pengumpulan
data,
18
Aspek
Keotentik
an
Sub
Indikator
Kompetensi
Memilih
a. Apakah
puisi yang
1 2 3
isi
puisi
4 5
tidak
mencontoh?
orisinal
Kelengka
pan dan
keutuhan
Mengembang
kan isi secara
lengkap dan
utuh
Penguasaa
n bahasa
Memilih
diksi dan
struktur
Catatan
Skor 5
Skor 4
Skor 3
Skor 2
Skor 1
19
berikut :
1. Sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai ketrampilan menulis
kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat 70
(tujuh puluh).
2. Sekurang-kurangnya 75 % nilai prestasi ketrampilan menulis kelas V SDN
Sunggingwarno 01, kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan
kata yang tepat mencapai ketuntasan ( nilai 70 )
H. Prosedur Penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) dengan pusat penekanan pada upaya penyempurnaan dan
peningkatan kualitas proses serta praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih
memfokuskan pada penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3
Dimensi sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
menulis puisi bebas mata pelajaran Bahasa kelas V SDN Sunggingwarno 01
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati dalam kegiatan yang berbentuk Randoms
Siclus, sebanyak 2 (dua) siklus, dengan mengacu pada model yang diadaptasi
dari Hopkins (1993:) dalam ( Supardi 2006: 104 ) Setiap siklus prosedur atau
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan terdiri
dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu: (a) perencanaan (planning); (b)
tindakan (acting); (c) pengamatan (observing); (d) refleksi (reflecting), yang
pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung
secara terus menerus dengan diselipkan modifikasi pada komponen
perencanaan berupa perbaikan perencanaan.
Keempat komponen kegiatan pokok ini dari sebuah siklus dalam
penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai sebuah spiral penelitian
seperti ditunjukkan pada gambar 4 berikut:
Gambar 2 Spiral Penelitian Tindakan Kelas
20
1.Rencana
3.Refleksi
2. Tindakan/Pengamatan
4. Perbaikan
1. Rencana
3. Refleksi
2. Tindakan/Pengamatan
4. Perbaikan
1. Rencana
3. Refleksi
2. Tindakan/Pengamatan
Sumber: Hopkins 1993 dalam (Supardi 2006: 105 )
Sebelum melakukan tindak penelitian melakukan penjajagan sebagai
dasar untuk mengetahui kondisi awal siswa Kelas V SDN Sunggingwarno 01
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati tentang keterampilan menulis puisi
Selanjutnya melaksanakan tindakan yang direncanakan dalam siklus-siklus
sebagai berikut :
a. Siklus 1
1) Perencanaan
Peneliti dan pengamat ( teman sejawat ) mendiskusikan tentang materi ,
kegiatan pembelajaran dan alat evaluasi serta menyiapakan alat peraga /
instrumen dan pedoman pengamatan.
2). Pelaksanaan tindakan
Dalam pelaksanaan ini peneliti ( guru ) melaksanakan sesuai rencana
yang ada dalam rencana pembelajaran seperti berikut ini :
a) Pembukaan : kegiatan awal berupa
21
Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pengamatan
mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamatan.
Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai
dengan rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa
maupun guru.
4). Refleksi
Guru dan pengamat mendiskusikan tentang hasil pembelajaran,
jalannya pembelajaran, peningkatan motivasi belajar, dan mengkaji ulang
tentang
kekurangan
dan
kelebihan
pada
siklus
ini.
Selanjutnya
22
Kalaupun ketrampilan menulis ini diajarkan biasanya hanya sesuai apa yang ada di
buku teks siswa atau yang ada dalam LKS yang dibeli, sehingga pembelajaran
ketrampilan menulis hanya sebatas di beri tugas namun bagaimana tehnik dan
hasilnya kurang diperhatikan.
Dari kondisi awal seperti di atas dengan penelitian tindakan kelas ini
diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran ketrampilan menulis yang biasa
dilaksanakan di sekolah peneliti.
B. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini peneliti bersama
23
2. Pelaksanaan
a. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP ) yaitu :
1) Pembukaan : yang terdiri absensi dan apersepsi.
2) Kegiatan inti : Pembagian LKS, presentasi kelas tentang materi pokok, pembagian
kelompok, dilanjutkan diskusi kelompok , diskusi kelas untuk memvalidasi
kesimpulan kelompok, kuis , penentuan peringkat tim ( kelompok) .
3) Penutup : Penguatan dan penandasan hal-hal pokok, penutup
b. Siswa melaksanakan kegiatan sesuai yang ada dalam skenario pembelajaran.
c. Observer melaksanakan tugas sesuai yang telah direncanakan .
3.
Observasi
Sasaran observasi adalah kegiatan baik guru maupun siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Adapun hasil penilaian pada siklus I adalah sebagai berikut :
TABEL 2 : REKAPITULASI PEROLEHAN HASIL PENILAIAN SIKLUS 1
KETUN
SIKLUS
TASAN
Menulis
%
PRA SIKLUS
20
57
40
67
peningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai prestasi
ketrampilan menulis meningkat dari 57 ( pada pra siklus ) menjadi 67 dan persentase
ketuntasan dari 20 % menjadi 40 %. Namun dari data di atas terlihat nilai rata rata
kelas siswa masih belum mencapai indikator kerja masih banyak siswa yang belum
mencapai nilai ketuntasan (KKM). Berarti masih banyak siswa yang belum menguasai
ketrampilan menulis puisi.
Dari penilaian pada siklus ini terlihat masih banyak kekurangan dan belum
mencapai indikator kerja. Untuk itu perlu dilaksanakannya siklus II agar dapat
mencapai indikator kerja yang kita harapkan.
24
4. Refleksi
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I mengalami peningkatan baik hasil belajar ketrampilan menulis siswa
maupun ketuntasannya. Namun ada beberapa kendala dan kekurangan dalam
pelaksanaan siklus I ini yang antara lain :
a. Pada tahap organisasi siswa masih kesulitan memilih kalimat mana yang harus di
pergunakan dan yang harus dihilangkan.
b. Siswa belum terampil memilih kata agar menimbulkan kesan imajinasi
c. Siswa masih kesulitan mengkaitkan antar larik puisi.
d. Tulisan yang dihasilkan masih banyak kalimat yang diulang ulang.
e. Pengorganisasian topik masih kurang baik.
f. Alur pikiran terpotong potong
g Pengusaan kelas masih kurang sehingga waktu belum bisa tepat.
h. Bimbingan kepada siswa masih kurang.
i. Keseriusan siswa melaksanakan tugas masih kurang
j. Siswa masih takut mempresentasikan hasil kerjanya.
Dari hasil semua penilaian pada siklus ini terlihat masih banyak
kekurangan
dan
belum
mencapai
indikator
kerja.
Untuk
itu
perlu
25
KETUN
SIKLUS
TASAN
Menulis
%
PRA SIKLUS
20
57
40
67
II
80
75
Refleksi
Dari uraian pada siklus II di atas kekurangan dan kelemahan pada siklus I
telah dapat diperbaiki. Dari hasil prestasi maupun persentasi ketuntasan yang telah
mencapai 75 dan an 80 % yang mana hasil tersebut telah memenuhi indikator kerja
yaitu sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai ketrampilan menulis puisi
kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat 70 (tujuh
puluh ) dan sekurang-kurangnya 75 % nilai prestasi ketrampilan menulis puisi kelas
V SDN Sunggingwarno 01
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat mencapai ketuntasan ( nilai
70 ) juga pada siklus II ini kekurangan maupun kelemahan dirasa sudah tidak ada,
26
maka siswa kelas V SDN Sunggingwarno 01 telah tuntas dalam ketrampilan menulis
kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
D. Hasil Penelitian
Penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi)
merupakan upaya
kolaborator
mengurangi
kecenderungan
guru
mendominasi
proses
TASAN
Menulis
%
PRA SIKLUS
20
57
40
67
II
80
75
27
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, ditunjukkan dengan jelas bahwa setiap
siklus terdapat perubahan dan peningkatan yang sangat signifikan dibuktikan dengan
sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai ketrampilan menulis kompetensi
dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat 70 (tujuh puluh ) dan
sekurang-kurangnya 75 % nilai prestasi ketrampilan menulis puisi kelas V SDN
Sunggingwarno 01 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati kompetensi dasar Menulis
puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
28
setiap siklusnya mengalami peningkatan dari yang kurang baik menjadi baik.
Secara berturut turut (berdasar siklus I dan II) hasil belajar ketrampilan
menulis puisi siswa kelas V SDN Sunggingwarno 01 dengan rata- rata prestasi
57 menjadi 75.
B. SARAN
Mengingat bahwa penerapan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3
Dimensi) dapat meningkatkan hasil belajar dan menuntaskan belajar siswa pada
ketrampilan menulis dengan kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata
yang tepat. Maka sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh diberikan saran sebagai
berikut :
1. Untuk Kepala Sekolah
a. Hendaknya memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif,
kreatif, inovatif dan menyenangkan , termasuk dalam menggunakan metode
brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi) agar hasil belajar siswa
menjadi lebih baik.
b. Hendaknya menganjurkan para guru agar selalu menggunakan pembelajaran yang
inovatif termasuk penggunaan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3
Dimensi)
2. Untuk Guru
a. Hendaknya guru selau inovatif terhadap pembelajaran agar paradigma lama bahwa
guru mengajar hanya duduk,diam,dengar,catat,hafal dapat terkikis. Untuk itu
penggunaan metode brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi) menjadi
salah satu pilihan dalam pembelajaran.
b. Hendaknya guru menjadi fasilitator dan sumber belajar bagi siswa.
c. Hendaknya mampu memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi terhadap
peserta didik, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih optimal.
d. Melakukan bimbingan secara intensif kepada siswa yang lambat dalam memahami
materi pelajaran, sehingga ada kesejajaran dengan siswa lain yang lebih pandai.
3. Untuk Peserta Didik
a. Hendaknya lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode
brainstorming dengan media gambar 3D (3 Dimensi), sehingga hasil belajar yang
diharapkan menjadi lebih baik.
29