Anda di halaman 1dari 1

Dampak Jarang Sarapan Pagi

Satu jadwal makan yang sering terlupakan adalah sarapan. Sarapan sering
disepelekan hanya karena alasan tidak sempat, bangun terlambat dan
sebagainya.
Padahal, sarapan justru merupakan jadwal makan yang paling penting. Jika
secara
teratur Anda melewatkan sarapan, kebiasaan ini bisa membahayakan
kesehatan.
Salah satunya, bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Dampak negatif bila tidak sarapan pagi
Hipoglikemia
Pada anak yang tidak sarapan, menipisnya sediaan glikogen otot tidak
tergantikan. Untuk menjaga agar kadar gula darah tetap normal, tubuh lalu
memecah simpanan glikogen dalam hati menjadi gula darah. Jika bantuan
pasokan gula darah inipun akhirnya habis juga, tubuh akan kesulitan
memasok jatah gula darah ke otak. Akibatnya anak bisa menjadi gelisah,
bingung, pusing, mual, berkeringat dingin, kejang perut bahkan bisa
sampai pingsan. Ini merupakan gejala hipoglikemia (merosotnya kadar
gula darah ) ( Ratnawati, 2001 : 85 ).
Obesitas
Orang yang tidak sarapan merasa lebih lapar pada siang dan malam hari
daripada orang yang sarapan karena asupan energi cenderung meningkat
ketika sarapan dilewatkan. Seperti dalam penelitian Dubois (2008) mereka
akan mengonsumsi lebih banyak makanan yang berprotein tinggi pada
waktu siang dan saat malam harinya mengkonsumsi makanan ringan
dengan energi yang tinggi. Inilah yang akan mengakibatkan kelebihan berat
badan bahkan bisa mengakibatkan obesitas.
Selain itu, tidak ada asupan makanan di pagi hari juga bisa memicu kadar
insulin lebih tinggi dalam darah. Jika kondisi ini berlangsung terusmenerus
dapat menjadi cikal bakal penyakit diabetes.

Breakfast skippers snacks contained more energy, with larger servings


of grain, milk products, carbohydrates, total fats and proteins. However, on a
daily basis, pre-school children who skipped breakfast consumed significantly
less protein and less energy from protein in comparison with pre-school
children who ate breakfast every day. Total daily carbohydrate
intakes and total fat intakes were not found to differ significantly between
breakfast skippers and breakfast eaters.

Anda mungkin juga menyukai