Oleh :
Siti Noor Fadhila
1102009269
Dokter Pembimbing:
Dr.H. Nasir Okbah Sp.S
Identitas Pasien
: Ny. I
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status Pernikahan
: Menikah
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Alamat
: Singajaya
Tanggal Masuk
: 8 Desember 2015
Tanggal Keluar
: 18 Desember 2015
Status Keluar
: Perbaikan
Ruangan
: Cempaka bawah
No CM
: 8210xx
1.2.
Nama
Anamnesis
Alloanamnesis bersama anak dan menantu pasien, dilakukan tanggal 10
Desember 2015 di ruang cempaka bawah.
A. Keluhan Utama
obat anti hipertensi dan kontrol ke rumah sakit, pasien hanya berobat ke
rumah sakit jika ada keluhan. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung
dan sempat berobat ke poli jantung namun tidak kontrol secara rutin.
Riwayat penyakit gula disangkal. Riwayat adanya kejang disangkal.
Riwayat adanya batuk dan pilek sebelumnya disangkal. Riwayat trauma
dan riwayat penyakit keganasan juga disangkal oleh anak pasien.
Riwayat
mengonsumsi
alkohol
juga
disangkal.
Riwayat
sering
E. Riwayat Alergi
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Keadaan umum
: Sakit Sedang
Kesadaran
: Somnolen
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 122x/menit regular
Heart rate
: 118
Respirasi
: 24x/menit
SpO2
: 91%
Suhu
: 39,1C
Kepala
: Normocephal
Leher
Thoraks
Jantung
a. Inspeksi
b. Palpasi
a. Inspeksi
B. Pemeriksaan Neurologi
1. Inspeksi:
Kepala
Bentuk
: Normocephalus
Nyeri tekan
: (-)
Simetris
: (+)
Pulsasi
: (-)
Leher
Sikap
Pergerakan
Kaku kuduk
: (-)
2. Saraf otak
N. cranialis
N. I (Olfaktorius)
Subyektif
Dengan Bahan
N. II (Optikus)
Tajam Penglihatan
Lapang penglihatan
Melihat warna
Fundus okuli
Kanan
Kiri
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
sdn
sdn
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
sdn
sdn
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
4
N. III (Okulomotorius)
Sela mata
Pergerakan Bulbus
Strabismus
Nistagmus
Exoftalmus
Pupil (Besar, bentuk)
Refleks cahaya
Refleks Konsesual
Refleks konvergensi
Melihat kembar
N. IV (Troklearis)
Pergerakan mata
Sikap bulbus
Melihat kembar
N. VI (Abdusens)
Pergerakan mata
Sikap bulbus
Melihat kembar
N. V (Trigeminus)
Membuka mulut
Menguyah
Mengigit
Reflek kornea
Sensibilitas muka
N. VII (Facialis)
Mengerutkan dahi
Menurup mata
Memperlihatkan gigi
Bersiul
Rasa kecap 2/3 depan lidah
N. VIII
(Vestibulokoklearis)
Detik arloji
Suara berbisik
Tes Swabach
Tes Rinne
Tes Weber
Simetris
sdn
sdn
sdn
Bulat isokor,
D : 2mm
+
+
sdn
sdn
simetris
sdn
sdn
sdn
Bulat isokor,
D : 2mm
+
+
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
Sdn
Sdn
sdn
Tidak dilakukan
sdn
Sdn
Sdn
sdn
Tidak dilakukan
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
Tidak dilakukan
sdn
sdn
sdn
sdn
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. IX (Glosofaringeus)
Refleks kecap 1/3 belakang
Sensibilitas faring
N. X (Vagus)
Arkus faring
Uvula
Berbicara
Menelan
N. XI ( Assesorius )
Menenggok kanan kiri
Mengangkat Bahu
N. XII ( Hipoglossus )
Pergerakan Lidah
Lidah deviasi
Artikulasi
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sdn
sbn
sdn
sdn
: Torako abdominal
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
Pergerakan
: +/-
Kekuatan
: sdn sdn
Tonus
: Normotonus / Normotonus
Atropi
: (-)
Refleks
Biceps
: +/
Trisep
: +/+
Brakio Radialis
: +/+
Radius
: +/+
Ulna
: +/+
Hoffman/trommer
: Tidak dilakukan
Sensibilitas
: Sulit dinilai
Taktil
: Sulit dinilai
Nyeri
: Sulit dinilai
Suhu
Diskriminasi 2 titik
: Tidak dilakukan
Lokalis
: Tidak dilakukan
Getar
: Tidak dilakukan
Pergerakan
: +/-
Kekuatan
:
sdn sdn
Tonus
: Normotonus / Normotonus
Atropi
: (-)
Sensibilitas
: Sulit dinilai
Taktil
: Sulit dinilai
Nyeri
: Sulit dinilai
Suhu
Diskriminasi 2 titik
: Tidak dilakukan
Lokalis
: Tidak dilakukan
Getar
: Tidak dilakukan
Refleks fisiologis
Refleks
Biseps
Dextra / Sinistra
+/
Triseps
Brachioradialis
Patella
Achiles
+/+
+/+
+/
+/+
Refleks patologis
Refleks
Babinski
Chaddock
Openheim
Gordon
Schaeffer
Mendel Bechtrew
Rosolimo
Klonus paha
Klonus kaki
Chvostexs sign
Trousseaus sign
Test Laseque
Test brudzinsky
Ekstremitas Dextra
+
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Ekstremitas Sinistra
+
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
I/II/III/IV
Test kernig
Meningial Sign
Patrick
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kontra patrick
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
Test Romberg
: Tidak dilakukan
Disdiadokokinesis
: Tidak dilakukan
Ataksia
: Tidak dilakukan
Rebound phenomen
: Tidak dilakukan
: (-)
Athetosis
: (-)
Mioklonik
: (-)
Khorea
: (-)
6. Fungsi Vegetatif
BAK
BAB
7. Fungsi luhur
Hubungan psikis
: Tidak stabil
Afasia
: motorik
:+
sensorik
:+
Ingatan
1.4.
: jangka pendek
: dbn
jangka panjang
: dbn
1) Hematologi lengkap
Darah rutin :
a.Hemoglobin
: 11,8 g/dL
(12.0 16.0)
b.
: 34 %
(35 47)
: 13.390 /mm3
(3.800 10.600)
Hematokrit
c.Leukosit
d.
Trombosit
: 345.000/mm3
(150.000
440.000)
e.Eritrosit
: 3.88 juta/mm3
(3.6 5.8)
:1%
(0 - 1)
b. Eosinophil
:3%
(1 - 6)
c. Batang
:0%
(3 - 5)
d. Neutrophil
: 75 %
(50 - 70)
e. Limfosit
: 12 %
(30 - 45)
f. Monosit
:9%
(2 - 10)
Kimia Klinik :
a.AST (SGOT)
b.
: 66 U/L
(s/d 31)
(s/d 31)
c.GDS
: 197 mg/dL
(70 110)
d.
Ureum
: 119 mg/dL
(15 50)
e.Kreatinin
: 1.6 mg/dL
(0,5 0,9)
2) Elektrokardiografi (EKG)
1.5.
Ringkasan
Subyektif
Pasien datang dibawa oleh keluarganya ke IGD Rumah Sakit Umum
dr.Slamet Garut dalam keadaan penurunan kesadaran sejak 2 hari SMRS.
Penurunan kesadaran terjadi saat pasien sedang duduk. Sebelumnya pasien
mengeluhkan nyeri kepala yang terasa memberat sejak 4 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan nyeri dada yang menjalar hingga ke belakang sejak 3
hari yang
kanan pasien terasa lemas dan memberat. Keluhan juga disertai mual dan
muntah 1 kali berwarna kecoklatan di hari saat mengeluhkan sakit kepala.
Riwayat hipertensi diakui keluarga pasien. Riwayat penyakit jantung juga
diakui oleh keluarga pasien.
Obyektif
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum
: Sakit Sedang
Kesadaran
: Somnolen
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 124x/menit regular
Heart Rate
: 118x/menit
Respirasi
: 24x/menit
SpO2
: 91%
Suhu
: 39,1C
10
Motorik
Refleks Fisioligis
Biseps
:+/
Triceps
:+/+
Brachioradialis
:+/+
Patella
:+/
Achilles
:+/+
Refleks Patologis
Babinski
1.6.
: +/+
Diagnosa
Klinis
: Stroke
Lokalisasi
: Karotis sinistra
Etiologi
Faktor resiko
: Hipertensi
Diagnosa : Stroke e.c Perdarahan Intra Cerebri Sistem Karotis Kiri dengan
faktor Resiko Hipertensi
1.7.
Rencana Awal
Rencana diagnosis
1) Laboratorium darah lengkap
2) Elektrokardiografi
3) Foto Thoraks PA/Lateral
4) CT Scan
Rencana terapi
1) O2 2 4 ltr/mnt
2) Inf Asering 30 ttm
3) Inf Manitol 100-100-100-100 (hari ke 2)
11
Prognosis
Quo ad Vitam
Quo ad Fungsional
Quo ad Sanationam
1.9.
: dubia ad malam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
Follow Up
Tanggal
Catatan
Instruksi
09/12/1
5
S/
Pasien dikeluhkan mengalami penurunan
kesadaran sejak 2 hari SMRS. Sebelumnya
pasien mengeluh nyeri kepala dan nyeri dada
sejak 3 hari yang lalu. Riwayat muntah diakui,
riwayat memiliki darah tinggi diakui, riwayat
memiliki penyakit jantung diakui. Keluarga
pasien mengaku sebelumnya pasien sempat
mengeluhkan anggota gerak sebelah kanan terasa
lemas.
P/
1) O2 2 4 ltr/mnt
2) Inf Asering 30 ttm
3) Inf Manitol 200-100100-100
4) Inj Ranitidin 2x1amp
IV
5) Inj
Ondansentron
3x4mg IV
6) Inj Citicolin 2 x 1gr IV
7) Inj Kalnec 3x500mg
IV
8) Inj Vit. K 3x1amp IV
(H 2)
O/
KU
KS
: SS
: Sopor
12
TD
N
R
S
: 130/80 mmHg
: 130x / menit
: 26 x / menit
: 39,6o C
SI :
- PULMO : Ka = Ki, Wh -/-, Rh -/- COR
:S1S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
SN :
- RM : KK (-)
- Mata : CA +/+, Pupil bulat isokor, RCL (+/+),
RCTL (+/+), GBM sdn
- NVII, N XII : SDN
- Motorik
: Kesan Hemiparese Dextra
- Sensorik
: SDN
+ I +
+ I +
- RF
- RP
- FL
- FV
: - /+
: Afasia Global
: BAK dbn dengan kateter
BAB dbn
A/
1) Stroke ec PIS SC Sinistra FR HT
Tanggal
10/12/15
(H 3)
Catatan
S/
Pasien mengeluhkan nyeri kepala
O/
KU
KS
TD
N
R
S
: SS
: Compos Mentis
: 130/80 mmHg
: 122x / menit
: 24 x / menit
: 39,1o C
SI :
- PULMO : Ka = Ki, Wh -/-, Rh -/- COR
:S1S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
SN :
- RM : KK (-)
- Mata : CA +/+, Pupil bulat isokor, RCL (+/+),
RCTL (+/+), GBM Baik
- NVII, N XII : Parese Dextra
Instruksi
PT /
1) O2 2 4 ltr/mnt
2) Inf Asering 30 ttm
3) Inf Manitol 100-100100-100
4) Inj
Ranitidin
2x1amp IV
5) Inj
Ondansentron
3x4mg IV
6) Inj Brain Act 2 x 1gr
IV
7) Inj Kalnec 3x500mg
IV
8) Inj Vit. K 3x1amp
IV
9) Inj
Ceftriaxone
2x1gr IV
3I4
1I 1
- Motorik
- Sensorik
: SDN
13
+ I +
+ I +
- RF
- RP
- FL
- FV
: + /+
: Baik
: BAK dbn dengan kateter
BAB dbn
A/
1) Stroke ec PIS SC Sinistra FR HT
11/12/15
(H4)
S/
Pasien mengeluh pusing, badan terasa nyeri
O/
KU
KS
TD
N
R
S
: SS
: Somnolen
: 110/70 mmHg
: 110x / menit
: 24 x / menit
: 38,1o C
SI :
- PULMO : Ka = Ki, Wh -/-, Rh -/- COR
:S1S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
SN :
- RM : KK (-)
- Mata : CA +/+, Pupil bulat isokor, RCL (+/+),
RCTL (+/+), GBM Baik
- NVII, N XII : Parese Dextra
3I4
2I 2
- Motorik
- Sensorik
: SDN
- RF
- RP
- FL
- FV
PT /
1) O2 2 4 ltr/mnt
2) Inf Asering 30 ttm
3) Inf Manitol 100-100100-100
4) Inj
Ranitidin
2x1amp IV
5) Inj
Ondansentron
3x4mg IV
6) Inj Brain Act 2 x 1gr
IV
7) Inj Kalnec 3x500mg
IV
8) Inj Vit. K 3x1amp
IV
9) Inj
Ceftriaxone
2x1gr IV
+ I +
: +I+
: + /+
: Afasia Motorik
: BAK dbn dengan kateter
BAB dbn
A/
Stroke ec PIS SC Sinistra FR HT
14
12/12/15
(H5)
S/
Badan terasa nyeri, nyeri kepala dan kadang
terasa berputar
O/
KU
KS
TD
N
R
S
: SS
: Somnolen
: 120/70 mmHg
: 112x / menit
: 24 x / menit
: 37,2o C
SI :
- PULMO : Ka = Ki, Wh -/-, Rh -/- COR
:S1S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
PT /
1) O2 2 4 ltr/mnt
2) Inf Asering 30 ttm
3) Inj
Ranitidin
2x1amp IV
4) Inj
Ondansentron
3x4mg IV
5) Inj Brain Act 2 x 1gr
IV
6) Inj Kalnec 3x500mg
IV
7) Inj Vit. K 3x1amp
IV
8) Inj
Ceftriaxone
2x1gr IV
SN :
- RM : KK (-)
- Mata : CA +/+, Pupil bulat isokor, RCL (+/+),
RCTL (+/+), GBM Baik
- NVII, N XII : Parese Dextra
:
- Sensorik
: SDN
- RF
- RP
- FL
- FV
14/12/15
(H7)
4I5
2I 4
- Motorik
+ I +
: +I+
: + /+
: Baik
: BAK dbn dengan kateter
BAB dbn
A/
Stroke ec PIS SC Sinistra FR HT
S/
Demam (+), terasa nyeri badan, pusing kadang
dirasakan berputar, lemas (+)
O/
KU
KS
TD
N
R
S
: SS
: Compos Mentis
: 150/80 mmHg
: 108x / menit
: 24 x / menit
: 38,7o C
SI :
- PULMO : Ka = Ki, Wh -/-, Rh -/- COR
:S1S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
P/
1) Inf Asering 30 ttm
2) Inj
Ranitidin
2x1amp IV
3) Inj
Ondansentron
3x4mg IV
4) Inj Brain Act 2 x 1gr
IV
5) Inj Kalnec 3x500mg
IV
6) Inj Vit. K 3x1amp
IV
7) Inj
Ceftriaxone
2x1gr IV
SN :
- RM : KK (-)
- Mata : CA +/+, Pupil bulat isokor, RCL (+/+),
RCTL (+/+), GBM Baik
15
5I5
2I3
- Motorik
- Sensorik
: SDN
- RF
- RP
- FL
- FV
+ I +
: +I+
: + /+
: Baik
: BAK dbn dengan kateter
BAB dbn
A/
Stroke ec PIS SC Sinistra FR HT
15/12/15
(H8)
S/
Nyeri kepala (+), badan terasa pegal dan gatalgatal. Demam (+)
O/
KU
KS
TD
N
R
S
: SS
: Compos Mentis
: 150/90 mmHg
: 104 x / menit
: 24 x / menit
: 37,8o C
SI :
- PULMO : Ka = Ki, Wh -/-, Rh -/- COR
:S1S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
P/
1) Inf Asering 30 ttm
2) Inj
Ranitidin
2x1amp IV
3) Inj
Ondansentron
3x4mg IV
4) Inj Brain Act 2 x 1gr
IV
5) Inj Kalnec 3x500mg
IV
6) Inj Vit. K 3x1amp
IV
7) Inj
Ceftriaxone
2x1gr IV
8) Tab Talion 2 x 1 PO
SN :
- RM
: KK (-)
- Mata : CA +/+, Pupil bulat isokor, RCL (+/+),
RCTL (+/+), GBM Baik
- NVII, N XII : Parese Dextra
4I5
2I 3
- Motorik
- Sensorik
: SDN
- RF
- RP
- FL
- FV
+ I +
: +I+
:-/: Baik
: BAK dbn dengan kateter
BAB dbn
A/
Stroke ec PIS SC Sinistra FR HT
16
16/12/15
(H9)
S/
Nyeri kepala (+) dirasakan berkurang, badan
terasa pegal dan gatal-gatal berkurang. Demam
(-)
O/
KU
KS
TD
N
R
S
: SS
: Compos Mentis
: 150/90 mmHg
: 92 x / menit
: 24 x / menit
: 37,1o C
SI :
- PULMO : Ka = Ki, Wh -/-, Rh -/- COR
:S1S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
P/
1) Inf Asering 30 ttm
2) Inj
Ranitidin
2x1amp IV
3) Inj
Ondansentron
3x4mg IV
4) Inj Brain Act 2 x 1gr
IV
5) Inj Kalnec 3x500mg
IV
6) Inj Vit. K 3x1amp
IV
7) Inj
Ceftriaxone
2x1gr IV
8) Tab Talion 2 x 1 PO
SN :
- RM
: KK (-)
- Mata : CA +/+, Pupil bulat isokor, RCL (+/+),
RCTL (+/+), GBM Baik
- NVII, N XII : Parese Dextra
:
- Sensorik
: SDN
- RF
- RP
- FL
- FV
17/12/15
( H 10 )
5I5
3I5
- Motorik
+ I +
: +I+
: - /: Baik
: BAK dbn dengan kateter
BAB dbn
A/
Stroke ec PIS SC Sinistra FR HT
S/
Nyeri kepala (+) dirasakan berkurang, badan
terasa pegal dan gatal-gatal berkurang. Demam
(-)
O/
KU
KS
TD
N
R
S
: SS
: Compos Mentis
: 160/100 mmHg
: 90 x / menit
: 24 x / menit
: 37,1o C
SI :
- PULMO : Ka = Ki, Wh -/-, Rh -/- COR
:S1S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
SN :
- RM
P/
1) Inf Asering 30 ttm
2) Inj
Ranitidin
2x1amp IV
3) Inj
Ondansentron
3x4mg IV
4) Inj Brain Act 2 x 1gr
IV
5) Inj Kalnec 3x500mg
IV
6) Inj Vit. K 3x1amp
IV
7) Inj
Ceftriaxone
2x1gr IV
8) Tab Talion 2 x 1 PO
: KK (-)
17
5I 5
4I5
- Motorik
- Sensorik
: SDN
- RF
- RP
- FL
- FV
+ I +
: +I+
: - /: Baik
: BAK dbn dengan kateter
BAB dbn
A/
Stroke ec PIS SC Sinistra FR HT
18/12/15
( H 11 )
S/
Nyeri kepala (+) dirasakan berkurang, badan
terasa pegal dan gatal-gatal berkurang. Demam
(-)
O/
KU
KS
TD
N
R
S
: SS
: Compos Mentis
: 160/100 mmHg
: 74 x / menit
: 20 x / menit
: 37,5o C
SI :
- PULMO : Ka = Ki, Wh -/-, Rh -/- COR
:S1S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
SN :
- RM
: KK (-)
- Mata : CA +/+, Pupil bulat isokor, RCL (+/+),
RCTL (+/+), GBM Baik
- NVII, N XII : Parese Dextra
4I5
4I5
- Motorik
- Sensorik
: SDN
- RF
- RP
- FL
- FV
P/
1) Inf Asering 30 ttm
2) Inj
Ranitidin
2x1amp IV
3) Inj
Ondansentron
3x4mg IV
4) Inj Brain Act 2 x 1gr
IV
5) Inj Kalnec 3x500mg
IV
6) Inj Vit. K 3x1amp
IV
7) Inj
Ceftriaxone
2x1gr IV
8) Tab Talion 2 x 1 PO
BLPL
1.
2.
3.
4.
Mebocream 3x1
Tab Talion 2x1 PO
Tab Brain Act Odis
2x1 PO
Tab Amlodipin 5mg
0-0-1 PO
+ I +
: +I+
: - /: Baik
: BAK dbn dengan kateter
BAB dbn
A/
Stroke ec PIS SC Sinistra FR HT
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Otak memperoleh darah melalui 2 sistem, yakni sistem karotis (arteri karotis
interna kanan dan kiri) dan sistem vertebral. A. karotis interna setelah memisahkan
diri dari a. karotis komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis
karotikus, berjalan dalam sinus kavernosus, mempercabangkan a.oftalmika untuk n.
optikus dan retina, akhirnya bercabang dua : a. serebri anterior dan a. serebri media.
Untuk otak, sistem ini memberi darah bagi lobus frontalis, parietalis, dan beberapa
lobus temporalis.
Sistem vertebral dibentuk oleh a. vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal
di a. subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis transversalis di columna
vertebralis cervikalis, masuk ke rongga cranium melalui foramen magnum, lalu
mempercabangkan masing-masing a. cerebelli inferor. Pada batas medulla
19
20
2.2. Stroke
A. Definisi
Stroke adalah gangguan neurologis fungsional otak fokal maupun
global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan
bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak,
stroke sekunder karena trauma maupun infeksi (1).
Stroke adalah manifestasi klinis yang mengenai gangguan fungsi
serebri berupa defisit neurologis baik fokal/ global yang terjadi secara
mendadak akibat gangguan peredaran darah otak yang berlangsung selama
24 jam atau lebih atau meninggal dunia, dan disebabkan oleh gangguan
vaskuler non traumatic (2).
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak
(disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau
kedalam ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan
lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid). Ini
adalah jenis stroke yang paling mematikan dan merupakan sebagian kecil
dari stroke total yaitu 10-15% perdarahan intraserebrum dan sekitar 5%
untuk perdarahan subaraknoid.
Stroke hemoragik merupakan 15% sampai 20% dari semua stroke,
dapat terjadi apabila lesi vascular intraserebrum mengalami rupture
sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke
dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi vascular yang dapat menyebabkan
perdarahan subaraknoid (PSA) adalah aneurisma sakular dan malformasi
arteriovena (MAV)
B. Klasifikasi
1) Berdasarkan Patologi Anatomi dan Penyebabnya
a) Stroke Iskemik/Infark
Terjadi penyumbatan di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang
menuju otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteri karotis interna
dan dua arteri vertebralis. Arteri karotis interna merupakan cabang
21
C. Epidemiologi
Kegawatdaruratan neurologi yang masih menyebabkan kematian
tertinggi adalah stroke. Lima belas juta orang dari seluruh dunia menderita
stroke setiap tahunnya yang terdiri dari 5 juta orang meninggal, 5 juta orang
22
Dapat Dirubah
Mayor
Minor
Hipertensi
Stroke / TIA sebelumnya
Diabetes melitus
Obesitas
Kelainan jantung
Dislipidemia
Merokok
Peningkatan fibrinogen
Alkoholik
Olahraga kurang
1) Usia
Semakin tua uasia seseorang akan semakin mudah terkena stroke.
Stroke dapat terjadi pada semua usia, namun lebih dari 70% kasus stroke
terjadi pada usia diatas 65 tahun.
2) Jenis Kelamin
Laki-laki lebih mudah terkena stroke. Hal ini dikarenakan lebih
tingginya faktor risiko (misalnya hipertensi) pada laki-laki.
3) Riwayat keluarga
Riwayat stroke meningkat pada seseorang dengan riwayat keluarga
stroke. Seseorang dengan riwayat keluarga stroke lebih cenderung
menderita diabetes dan hipertensi. Hal ini mendukung hipotesis bahwa
peningkatan kejadian stroke pada keluarga penyandang stroke adalah
akibat diturunkannya faktor risiko stroke.
4) Ras
Kejadian stroke pada ras kulit berwarna lebih tinggi dari kaukasoid
Faktor risiko yang dapat dirubah ini penting untuk dikendalikan.
Penanganan berbagai faktor risiko ini merupakan upaya untung mencegah
stroke :
1) Hipertensi
Merupakan salah satu penyakit utama di dunia. Prevalensi
meningkat sesuai peningkatan usia.
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi
Tekanan darah
sistolik
<120
120 - 139
140 159
Tekanan darah
diastolik
<80
80 89
90 99
Normal
Pra Hipertensi
Hipertensi
tingkat 1
Hipertensi
160
100
tingkat 2
Seseorang disebut mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya
lebih adri 140/90 mmHg atau lenih dari 135/85 mmHg pada individu
yang mengalami gagal jantung, insufisiensi ginjal, atau diabetes
24
mudah
ruptur/pecah
dan
terlepas.
Plak
yang
terlepas
25
E. Patofisiologi
1) Aneurisma
Kebanyakan kasus PIS terjadi pada pasien dengan hipertensi
kronik. Keadaan ini menyebabkan perubahan arteriosklerotik pembuluh
darah kecil, terutama pada cabang-cabang arteri serebri media, yang
mensuplai ke dalam basal ganglia dan kapsula interna. Pembuluhpembuluh darah ini menjadi lemah, sehingga terjadi robekan dan
reduplikasi pada lamina interna, hialinisasi lapisan media dan akhirnya
terbentuk aneurisma kecil yang dikenal dengan aneurisma CharcotBouchard. Hal yang sama dapat terjadi pembuluh darah yang mensuplai
pons dan serebelum. Rupturnya satu dari pembuluh darah yang lemah
menyebabkan perdarahan ke dalam substansi otak. Keadaan ini
merupakan penyebab tersering PIS yang terjadi di ganglia basalis
(putamen, thalamus, atau nucleus kaudatus), batang otak (pons),
serebelum, dan substansia alba subkortikal. Hipertensi akut atau
peningkatan tekanan darah yang terjadi secara mendadak pada individu
normotensif, dapat pula mengakibatkan PIS. Kalau pada hipertensi
kronis, dinding arteriol mengalami hipertrofi, maka pada hipertensi akut
26
27
elemen
kontraktil
disertai
vasokonstriksi
dapat
menimbulkan
kontraktilitas
menimbulkan
F. Manifestasi klinis
Gejala stroke yang muncul sangat bergantung pada bagian otak
yang terganggu. Otak manusia terdiri dari otak besar (cerebrum), otak
kecil (cerebellum), dan batang otak. Otak besar terdiri atas bagian besar
yang disebut hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Fungsi
bagian tubuh sebelah kanan dikendalikan oleh hemisfer kiri dan fungsi
bagian tubuh sebelah kiri oleh hemisfer kanan. (4)
PIS umumnya terjadi antara umur 50 75 tahun, dan sedikit
perbedaan frekuensi antara pria dan wanita. Beberapa diantaranya pernah
mengalami infark otak atau perdarahan. Apabila ukuran hemartom cukup
kecil maka tanda dan gejala adanya massa intraserebral tidak nyata dan
penderita tetap sadar.
Sebagian besar penderita PIS mengidap hipertensi dan tekanan darah
biasanya lebih tinggi ketika terjadi perdarahan. Serangan hampir selalu
dalam keadaan aktif dan hampir tidak pernah terjadi selama masih tidur.
Gejala prodromal berkaitan dengan naiknya tekanan darah termasuk
sefalgia, sinkop, hilangnya daya ingat, fenomena sensorik atau motorik
sejenak, perdarahan retina dan epistaksis.
Pada beberapa penderita serangan berlangsung lambat antara 24-48
jam dan hematom tidak besar sehingga tidak cukup untuk menimbulkan
gangguan neurologik yang dramatis. Pada penderita hipertensi berat, dalam
keadaan sedang aktif atau emosional, mendadak mengeluh nyeri kepala dan
kemuadian muntah penderita kemudian tampak bingung dan koma dalam
satu jam.
28
29
G. Diagnosis
a. Anamnesis
Anamnesis dapat dilakukan pada penderita sendiri, keluarga yang
mengerti tentang penyakit yang diderita. Anamnesis dilakukan dengan
mengetahui riwayat mengenai gejala awal, waktu awitan, aktivitas
penderita saat serangan, gejala seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa
berputar, kejang, cegukan (hiccup), gangguan visual, penurunan
kesadaran, serta faktor risiko stroke (hipertensi, diabetes, dan lain-lain).
b. Pemeriksaan Fisik
a. Penilaian Respirasi, Sirkulasi, Oksimetri, dan Suhu tubuh.
b. Pemeriksaan kepala dan leher (misalnya cedera kepala akibat jatuh
saat kejang, bruit karotis, dan tanda-tanda distensi vena jugular
pada gagal jantung kongestif).
c. Pemeriksaan torak (jantung dan paru), abdomen, kulit dan
ekstremitas.
d. Pemeriksaan neurologis
i. Derajat Kesadaran
ii. Rangsang selaput otak
iii. Pemeriksaan saraf kranialis
iv. Sistem motorik, sensorik
v. Sikap dan cara jalan refleks, koordinasi,
vi. Fungsi kognitif.
c. Penilaian Skor
30
siaga 0
Pingsan 1
Semi koma, koma 2
No 0
Yes 1
No 0
Yes 1
DBP x 0,1
Atheroma markers ( x -3 )
Done 0
Diabetes, angina, claudicatio
intermitten 1
Muntah ( x 2 )
Konstanta 12
Siriraj Stroke Score (SSS):
( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) +
( 0,1 x tekanan diastolik ) ( 3 x petanda ateroma ) 12
Interpretasi score : Skor -1 = Infark, 1 = Hemoragik
Poin-poin pada masing-masih gejala klinis tersebut ditambahkan,
dan ditemukan hasil dengan interpretasi < -1 adalah kemungkinan
strok
non-hemorrhagic,
sedangkan
pada
skor
>1
maka
31
d. Pemeriksaan penunjang
a) Elektrokardiogram (EKG)
Abnormalitas jantung dan EKG sering ditemukan pada pasien dengan
stroke akut. Prevalensi segmen QT memanjang, depresi ST, dan
inversi gelombang T lebih sering ditemukan pada stroke iskemik
akut, terutama jika insular kortek terkena. Hal ini membuktikan
bahwa semua pasien stroke akut dan TIA diperiksa 12 channel EKG.
b) Pemeriksaan laboratorium lengkap
Hematologi rutin, faal hemostasis, kadar gula darah, kimia darah,
fungsi ginjal, analisa gas darah, dan elektrolit, analisis urin.
c) Foto Thoraks
32
d) CT Scan / MRI
Computed Tomography (CT- scan) merupakan pemeriksaan paling
sensitif untuk PIS dalam beberapa jam pertama setelah perdarahan.
CT-scan dapat diulang dalam 24 jam untuk menilai stabilitas. Bedah
emergensi dengan mengeluarkan massa darah diindikasikan pada
pasien sadar yang mengalami peningkatan volume perdarahan.
Magnetic resonance imaging (MRI) dapat menunjukkan perdarahan
intraserebral dalam beberapa jam pertama setelah perdarahan.
Perubahan gambaran MRI tergantung stadium disolusi hemoglobinoksihemoglobin deoksihemogtobin methemoglobin - ferritin dan
hemosiderin
H. Tatalaksana
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1) ABC
a. A (airway), yaitu dengan menilai sistem pernafasan. Pemeriksaan
terhadap jalan nafas meliputi pemeriksaan daerah mulut, seperti
adakah sisa makanan, gigi palsu, atau benda asing lainnya.
Masalah jalan nafas umumnya terjadi pada pasien stroke
perdarahan
b. B (breathing), dengan pemberian O2 tambahan 1-2 liter/menit
untuk mencegah hipoksia. Pembetian oksigen dianjurkan pada
keadaan dengan saturasi oksigen < 95%
c. C (circulation), dengan memperbaiki sirkulasi dan perfusi otak
secara sukup dengan cara mempertahankan curah jantung dan
tekanan darah.
2) Mencegah stagnasi vena jugularis dengan mengtur posisi kepala semi
voler atau 30 derajat.
3) Stabilisasi hemodinamik
33
penderita
dengan
peningkatan
tekanan
intrakranial meliputi :
a) Tinggikan posisi kepala 200 - 300, Posisi pasien hendaklah
menghindari tekanan vena jugular
b) Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
c) Hindari hipertermia
d) Jaga normovolernia
e) Osmoterapi atas indikasi:
i. Manitol 0.25 - 0.50 gr/kgBB, selama >20 menit,
diulangi setiap 4 - 6 jam dengan target = 310
mOsrn/L.
34
Agen
stroke
perdarahan
intraserebral,
obat
antikonvulsan
35
36
37
atau
aspirin
direkomendasikan
untuk
mencegah
dalam
menggerakkan,
penyedotan
lender,
atau
38
39
40
I. Prognosis
Peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi adalah komplikasi yang
paling ditakutkan pada perdarahan intraserebral. Perburukan edem serebri
sering mengakibatkan deteoriasi pada 24-48 jam pertama. Perdarahan awal juga
berhubungan dengan deteorisasi neurologis, dan perluasan dari hematoma
tersebut adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam 3 jam
pertama. Pada pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami
penurunan kesadaran dalam 24 jam pertama. Kejang setelah stroke dapat
muncul. Selain dari hal-hal yang telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah
penyebab utama dari disabilitas permanen.
Prognosis bervariasi bergantung pada tingkap keparahan stroke dan lokasi
serta ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah
berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih
tinggi. Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume
hematoma, prognosis biasanya buruk dan outcome fungsionalnya juga sangat
buruk dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa
meningkatkan resiko kematian dua kali lipat. Pasien yang menggunakan
antikoagulasi oral yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral juga
memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi.
Ukuran dan lokasi lesi yang diperoleh dari CT Scan sangat membantu
dalam menentukan prognosis.
1. Pada
perdarahan
putamen,
lesi
yang
lebih
besar
dari
140
41
1) Usia
Usia 70 tahun atau lebih, angka kematian meningkat
2) Tingkat kesadaran
a. Sadar
: 16% meninggal
b. Somnolen
: 39% meninggal
c. Koma
: 100% meninggal
3) Jenis kelamin
Laki-laki lebih banyak (61%) yang meninggal dibanding wanita
(41%)
4) Tekanan darah
Tensi tinggi prognosis buruk
5) Lain-lain
Kecepatan dan ketepatan pertolongan
J. Pencegahan
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya perbaikan gaya hidup dan
pengendalian berbagai factor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat
dan kelompok risiko tinggi yang belum pernah terserang stroke
1) Mengatur pola makan yang sehat
Konsumsi
makanan
tinggi
lemak
dan
kolesterol
dapat
resiko
seperti
penyakit
jantung,
hipertensi,
Faktor-faktor
resiko
ini
dapat
dikoreksi
dengan
43
skrining
dan
konseling
direkomendasikan
untuk
44
Penyalahgunaan
obat
seperti
heroin,
kokain,
45
Infark berdarah
Herniasi otak
Hidrosefalus
Vasospasme
1.
2.
3.
4.
5.
Nonneurogenik
Intrakranial
Imoobilisasi
HT reaktif
1. Bronkospasme
Hiperglikemi reaktif
2. DVT
Edema paru akur
3. Dekubitus
Gangguan
irama 4. Kontraktur
jantung
SIADH
46
BAB III
PEMBAHASAN
1. Mengapa pasien ini di diagnosis dengan Stroke ec Perdarahan Intra
Cerebri Sistem karotis kiri dengan faktor resiko hipertensi ?
1) Pada anamnesa
a. Pasien datang dengan penurunan kesadaran 2 hari sebelum masuk
rumah sakit
b. Sebelumnya pasien sempat mengeluhkan sakit kepala sejak 4 hari
SMRS, adanya mual, dan muntah
c. Riwayat hipertensi mencapai 170/110diakui >2tahun (sejak juli
2013)
2) Pemeriksaan Neurologi
a. Mata : Pupil bulat isokor, diameter 2mm
b. NVII dan NVII : sulit dinilai
c. Motorik ekstremitas atas dan bawah : Kesan hemiparese dextra
d. Peningkatan tonus pada ekstremitas kanan atas
e. Refleks Patologis : Positif Bilateral
f. Fungsi Luhur : Afasia Global
Sirriraj Stroke Score
= (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x
tekanan diastolik) } (3 x aterm) 12
= {(2,5 x 1) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 80)}- (3 x1) 12
= 2,5 + 2 + 2 + 8 3 - 12
= -0,5
2. Apa penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien ?
Penatalaksanaan yang diberikan adalah :
1) O2 2 4 ltr/mnt
Untuk mencegah hipoksia
47
48
: dubia ad malam
Quo ad functionam
: dubia ad malam
Quo ad sanationam
: dubia ad malam
49
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. MONIKA. 1986. 1:1
2. Junaidi, Iskandar. Stroke A-Z seri kesehatan Popular. Jakarta : Bhuana Ilmu
Populer Gramedia, 2006.
3. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta : Gajah Mada University
Pres, 2011.
4. Pinzon, Rizaldi dan Asanti, Laksmi. AWAS STROKE! Pengertian, Gejala,
Tindakan, Perawatan, dan Pencegahan. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET,
2010.
5. Misbach, Jusuf, et al. Guidline Stroke Tahun 2011. Jakarta : Perhimbunan
Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), 2011.
6. Caplan, Louis R. Stroke a Clinical Approach . United States of America :
Butterworth-Heinemann, 1993.
7. Harsono, DSS. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada, 2005.
8. Pola Penderita Stroke di Lab/ UPF Ilmu Penyakit Sarah Fakultas Universitas
Padjajaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode 1984-1985.
Rumantir, Christianus U. Bandung : Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin.
50