DISUSUN OLEH:
Milka Anisya Norasiya
1102010166
PEMBIMBING :
BAB I
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Umur
: 60 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Alamat
: Kadungora
Pekerjaan
Pendidikan
: SMA
Tanggal Masuk
: 29 Juli 2014
Tanggal Periksa
: 5 Agustus 2014
ANAMNESA (alloanamnesa)
A. Keluhan Utama
Lemah anggota badan kiri
E. Sosial - Ekonomi
Cukup
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Keadaan umum
Kesadaran
: Somnolen
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 92x/menit reguler
Respirasi
: 36x/menit
Suhu
: 37,2C
Turgor
: baik
3
Gizi
: baik
Kepala
: Normocephal
Konjungtiva
: tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Leher
Thoraks
: Simetris bilateral
Jantung
Paru
B.
Abdomen
Extremitas
Pemeriksaan Neurologi
Inspeksi:
Kepala
Columna vertebra
Rangsang Meningeal
Kaku kuduk
:-
Brudzinski 1
:-
Brudzinski 2
:-
Brudzinski 3
:-
Brudzinski 4
:-
Laseque
Kernig
Patrick
: -/-
Kontra Patrick
: -/-
Saraf otak
N. cranialis
N. I (Olfaktorius) Penciuman
Kanan
Tidak dilakukan
Kiri
Tidak dilakukan
N. II (Optikus)
Ketajaman Penglihatan
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Fundus okuli
N. III (Okulomotorius)/ N. IV
(Troklearis)/ N. VI (Abdusens)
Ptosis
(-)
(-)
Pupil
Isokor, D : 3mm
Isokor, D : 3mm
Ortoforia
Ortoforia
Deviasi konjugae ke
Deviasi konjugae ke
arah dextra
Nistagmus
arah dextra
Oftalmicus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Maksillaris
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Mandibularis
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Refleks kornea
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. V (Trigeminus)
Sensorik
Motorik
5
Refleks mengunyah
Sulit dinilai
Sulit dinilai
N. VII (Facialis)
Normal
Normal
Memejamkan mata
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Lipatan nasolabial
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Pendengaran
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Keseimbangan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. IX (Glosofaringeus) / N. X (Vagus)
Suara bicara
Menelan
Sulit dinilai
Refleks faring
Tidak dilakukan
Uvula
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
N. XI ( Assesorius )
Menenggok kanan kiri
Sulit dinilai
Mengangkat Bahu
Sulit dinilai
N. XII ( Hipoglossus )
Gerakan Lidah
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tremor Lidah/fasikulasi
Sulit dinilai
4. Motorik
Pemeriksaan
Kekuatan
Tonus
Atrofi
Fasikulasi
6
Parese kiri
Baik/baik
( 5/2 )
Parese kiri
Baik/baik
( 5/2 )
Cara berjalan
Sulit dinilai
5. Sensorik
Pemeriksaan
Permukaan
Dalam
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Batang tubuh
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Anggotabadanbawah
Sulit dinilai
Sulit dinilai
6. Vegetatif
BAK
: Terpasang kateter
BAB
7. Koordinasi
Cara bicara
: Sulit dinilai
Tremor
: Tidak ada
: Sulit dinilai
Test romberg
: Sulit dinilai
8. Refleks
Reflek fisiologis
Refleks
Dextra / Sinistra
7
+/
+/
+/
+/
+/
Biseps
Triseps
Brachioradialis
Patella
Achiles
Reflek Patologis
Refleks
Babinski
Chaddock
Openheim
Gordon
Schaeffer
Ekstremitas Dextra
-
Ekstremitas Sinistra
+
-
Refleks regresif
Glabella
:-
Mencucut mulut
:-
Palmo mental
:-
: Tidak kooperatif
Afasia
: motorik
:-
sensorik
:+
Ingatan
: jangka pendek
: Sulit dinilai
jangka panjang
: Sulit dinilai
DIAGNOSA KERJA
Stroke ec perdarahan intraserebral sistem karotis dextra dengan faktor resiko
hipertensi
8
Elektrolit (Na, K)
2. Pemeriksaan EKG
29 Juli 2014
Darah Rutin
Hb
: 17,5 mg/dL
Ht
: 49 %
: 11.200/mm3
Leukosit
Trombosit
: 289.000/mm3
Kimia klinik
GDS
: 129 mg/dL
Ureum
: 47 mg/dL
Kreatinin
: 1.4 mg/dL
:0%
Eusinofil
:0%
Batang
:1%
Netrofil
: 80 %
Limfosit
: 14 %
Monosit
:5%
RESUME
Pasien datang dengan lemah anggota badan bagian kiri sejak 24 jam SMRS
mendadak saat sedang makan malam sekitar jam 8 malam. Keluarga pasien
mengatakan pada saat itu pasien langsung tidak bisa berjalan dan di tidurkan di
tempat tidur. Adanya kejang dan bicara rero disangkal oleh keluarga pasien. Adanya
nyeri kepala yg hebat serta kesemutan dan baal pada kaki dan tangan diakui keluarga
pasien. Keesokan paginya keluarga pasien menemukan bekas air kencing di tempat
tidur. Saat diperjalanan ke RS Kadungora adanya penurunan kesadaran dan muntah
menyemprot sebanyak 2 kali diakui keluarga pasien. Pasien dirujuk dari RS.
Kadungora ke RSU dr Slamet.
Riwayat trauma disangkal. Riwayat panas badan, batuk lama, keluar cairan
dari telinga disangkal. Riwayat hipertensi ( + ) sejak 2 tahun, tidak terkontrol.
Riwayat DM ( - ), penyakit jantung ( - ), merokok ( - ), stroke sebelumnya ( - ).
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum
Kesadaran
: Somnolen
Tekanan darah
: 130/100 mmHg
Nadi
: 88x/menit reguler
Respirasi
: 28x/menit
10
Suhu
: 37,5C
N. VII
Motorik
Refleks Fisioligis
Biseps
:+/
Triceps
:+/
Brachioradialis
:+/
Patella
:+/
Achilles
:+/
Refleks Patologis
Babinski
:-/+
DIAGNOSA
Klinis
: Stroke
Lokalisasi
: Karotis kanan
Etiologi
: Perdarahan intraserebral
Faktor resiko
: Hipertensi
11
TERAPI
O2 4 lt/mnt
Inf Asering 15 gtt/menit
Inj Brain act 2 x 1000mg
Inj Pranza 1 x 40mg
Inj Ceftriaxone 1 x 2 gr
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad malam
Quo ad functionam
: dubia ad malam
FOLLOW UP
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Sakit berat
Kesadaran
: Somnolen
Tekanan darah
: 140 / 80 mmHg
Nadi
: 92 x/menit reguler
Respirasi
: 32 x/menit
Suhu
: 37.2oC
Pemeriksaan neurologis
Rangsang Meningeal
: Kaku kuduk ()
Mata
Saraf otak
-
N VII
N XII
Sensorik
Motorik
-
:5/2
13
:5/2
Terapi
-
O2 4 lt/mnt
Inf Farmadol 2 x 1 gr
Inj Ceftriaxone 1 x 2 gr
Pro NGT
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Sakit berat
Kesadaran
: Somnolen
Tekanan darah
: 130 / 90 mmHg
Nadi
: 88 x/menit reguler
Respirasi
: 28 x/menit
Suhu
: 36.4 oC
Pemeriksaan neurologis
Rangsang Meningeal
: Kaku kuduk ()
Mata
Saraf otak
-
N VII
N XII
Sensorik
: Sulit dinilai
Motorik
:5/2
:5/2
Terapi
-
O2 4 lt/mnt
Inf Farmadol 2 x 1 gr
Inj Ceftriaxone 1 x 2 gr
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Sakit berat
Kesadaran
: Sopor
Tekanan darah
: 170 / 90 mmHg
15
Nadi
: 96 x/menit reguler
Respirasi
: 32 x/menit
Suhu
: 36.9 oC
Pemeriksaan neurologis
Rangsang Meningeal
: Kaku kuduk ()
Mata
Saraf otak
-
N VII
N XII
Sensorik
Motorik
-
Terapi
O2 4 lt/mnt
Inf Farmadol 2 x 1 gr
Inj Ceftriaxone 1 x 2 gr
:5/2
:5/2
16
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
17
Otak diselimuti oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput
meninges terdiri dari 3 lapisan :
1. Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat
tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi
untuk melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis.
2. Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari
lapisan yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut
dengan ruang subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal.
Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla spinalis dari guncangan.
3. Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat
langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi
untuk melindungi otak secara langsung.
18
Kebutuhan energy oksigen jaringan otak adalah sangat tinggi oleh karena out
aliran darah ke otaj harus berjalan lancar. Adapun pembuluh darah yang
memperdarahi otak diantaranya adalah :
1. Arteri Karotis ;
Arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna bercabang dari arteri
karotis komunis setinggi tulang rawan carotid. Arteri karotis kiri langsung
bercabang dari arkus aorta, tetapi arteri karotis komunis kanan berasal dari
arteri brakiosefalika. Arteri karotis eksterna memperdarahi wajah, tiroid, lidah
dan taring. Cabang dari arteri karotis eksterna yaitu arteri meningea media,
memperdarahi struktur-struktur di daerah wajah dan mengirimkan satu cabang
yang besar ke daerah duramater. Arteri karotis interna sedikit berdilatasi tepat
setelah percabangannya yang dinamakan sinus karotikus. Dalam sinus
karotikus terdapat ujung-ujung saraf khususnya berespon terhadap perubahan
tekanan darah arteri, yang secara reflex mempertahankan suplai darah ke otak
dan tubuh.
Arteri karotis interna masuk ke otak dan bercabang kira-kira setinggi
kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri
media adalah lanjutan langsung dari arteri karotis interna. Setelah masuk ke
ruang subaraknoid dan sebelum bercabang-cabang arteri karotis interna
mempercabangkan arteri ophtalmica yang memperdarahi orbita. Arteri serebri
anterior menyuplai darah pada nucleus kaudatus, putamen, bagian-bagian
kapsula interna dan korpus kalosum dan bagian-bagian lobus frontalis dan
parietalis.
19
Cerebrum
Merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8
dari otak.
Mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri yang berfungsi
mengatur kegaiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar belahan
kanan yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri.
Bagian kortex cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel
saraf. Sedangkan bagian medulla berwarna putih yang bayak mengandung
dendrite dan neurit. Bagian kortex dibagi menjadi 3 area yaitu area sensorik yang
menerjemahkan impuls menjadi sensasi. Kedua adalah area motorik yang
berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka. Ketiga adalah area
asosiasi yang berkaitasn dengan ingatan, memori, kecedasan, nalar/logika,
kemauan.
21
1.
Mesencephalon
Merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan jembatan varol.
2.
Diencephalaon
Merupakan bagia otak yang terletak dibagian atas dari batang otak dan di
depan mesencephalon.
Terdiri dari talamus yang berfungsi untuk pemancar bagi impuls yang sampai di
otak dan medulla spinalis.
Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan
suhu tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasalapar, sexualitas,
watak, emosi.
3.
Cerebellum
Merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar. Berfungsi
sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan
tubuh serta posisi tubuh.
Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan
cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang
berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.
4.
Medulla oblongata
Disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak.
22
Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan dendrite dengan warna putih dan
bagian medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna kelabu.
5.
Medulla spinalis
Disebut denga sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas tulang
belakang yaitu ruas tulang leher sampaia dengan tulang pinggang yang kedua.
Berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari organ ke
otak dan dari otak ke organ tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.
Pengertian
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang
secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah
stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.
3.2.
Etiologi
Amiloidosis arteri
O b a t v a s o p r e s s o r, k o k a i n , h e r p e s s i m p l e k s e n s e f a l i t i s , d i s e k s i
a r t e r i veretbral, dan acute necrotizing haemorrhagic encephalitis
3.3
Faktor Resiko
Faktor yang berperan dalam meningkatkan resiko terjadinya stroke hemoragik
Keterangan
Umur merupakan faktor risiko yang paling kuat untuk stroke.
Sekitar 30% dari stroke terjadi sebelum usia 65; 70% terjadi pada
mereka yang 65 ke atas. Risiko stroke adalah dua kali ganda untuk
Hipertensi
Seks
masih penting dan bisa diobati, faktor risiko ini pada orang tua.
Infark otak dan stroke terjadi sekitar 30% lebih sering pada laki-laki
24
usia 65.
Terdapat lima kali lipat peningkatan prevalensi stroke antara
kembar monozigotik dibandingkan dengan pasangan kembar lakilaki dizigotik yang menunjukkan kecenderungan genetik untuk
stroke. Pada 1913 penelitian kohort kelahiran Swedia menunjukkan
tiga kali lipat peningkatan kejadian stroke pada laki-laki yang ibu
kandungnya meninggal akibat stroke, dibandingkan dengan laki-laki
tanpa riwayat ibu yang mengalami stroke. Riwayat keluarga juga
tampaknya berperan dalam kematian stroke antara populasi
Diabetes mellitus
Penyakit jantung
terkait
dengan
stroke
emboli
dan
fibrilasi
atrial
25
Lainnya :
Berbagai lesi jantung lainnya telah dikaitkan dengan stroke, seperti
prolaps katup mitral, patent foramen ovale, defek septum atrium,
aneurisma septum atrium, dan lesi aterosklerotik dan trombotik dari
Merokok
ascending aorta.
Beberapa laporan,
termasuk
meta-analisis
angka
studi,
stroke
untuk
segala
usia
dan
hematokrit
isi
sel
darah
merah;
tingkat fibrinogen
dan kelainan
stroke
termasuk
Hiperlipidemia
Diet
Diukur dengan berat tubuh relatif atau body mass indexs, obesitas
telah
secara
konsisten
meramalkan
berikutnya
otak berikutnya.
Infeksi meningeal dapat mengakibatkan infark serebral melalui
pengembangan perubahan inflamasi dalam dinding pembuluh darah.
Sifilis meningovaskular dan mucormycosis dapat menyebabkan
Sirkadian dan
faktor musim
3.4.
Patogenesis
Perdarahan Intraserebral
Perdarahan intraserebral paling sering terjadi ketika tekanan darah tinggi
kronis melemahkan arteri kecil, menyebabkannya robek. Penggunakan kokain atau
amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah dan perdarahan sementara tapi sangat
tinggi. Pada beberapa orang tua, sebuah protein abnormal yang disebut amiloid
terakumulasi di arteri otak. Akumulasi ini (disebut angiopati amiloid) melemahkan
arteri dan dapat menyebabkan perdarahan.
Penyebab umum yang kurang termasuk kelainan pembuluh darah saat lahir,
luka, tumor, peradangan pembuluh darah (vaskulitis), gangguan perdarahan, dan
penggunaan antikoagulan dalam dosis yang terlalu tinggi. Pendarahan gangguan dan
penggunaan
antikoagulan
meningkatkan
resiko
kematian
dari
perdarahan
intraserebral.
3.5.
Patofisiologi
Penghentian total aliran darah ke otak menyebabkan hilangnya kesadaran
dalam waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang irreversibel terjadi setelah tujuh
hingga sepuluh menit. Penyumbatan pada satu arteri menyebabkan gangguan di area
otak yang terbatas (stroke). Mekanisme dasar kerusakan ini adalah selalu defisiensi
28
energi yang disebabkan oleh iskemia. Perdarahan juga menyebabkan iskemia dengan
menekan pembuluh darah di sekitarnya.
Pembengkakan sel, pelepasan mediator vasokonstriktor, dan penyumbatan
lumen pembuluh darah oleh granulosit kadang-kadang mencegah reperfusi, meskipun
pada
kenyataannya
penyebab
primernya
telah
dihilangkan.
Kematian
sel
menyebabkan inflamasi, yang juga merusak sel di tepi area iskemik (penumbra).
Gejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai
oleh pembuluh darah tersebut.
Penyumbatan pada arteri serebri media yang sering terjadi menyebabkan
kelemahan otot dan spastisitas kontralateral, serta defisit sensorik (hemianestesia)
akibat kerusakan girus lateral presentralis dan postsentralis. Akibat selanjutnya adalah
deviasi okular, hemianopsia, gangguan bicara motorik dan sensorik, gangguan
persepsi spasial, apraksia, dan hemineglect.
Penyumbatan arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis dan defisit
sensorik kontralateral, kesulitan berbicara serta apraksia pada lengan kiri jika korpus
kalosum anterior dan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks motorik kanan
terganggu. Penyumbatan bilateral pada arteri serebri anterior menyebabkan apatis
karena kerusakan dari sistem limbik.
Penyumbatan arteri serebri posterior menyebabkan hemianopsia kontralateral
parsial dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan terjadi kehilangan
memori.
Penyumbatan arteri karotis atau basilaris dapat menyebabkan defisit di daerah
yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior. Jika arteri koroid anterior
tersumbat, ganglia basalis (hipokinesia), kapsula interna (hemiparesis), dan traktus
optikus (hemianopsia) akan terkena. Penyumbatan pada cabang arteri komunikans
posterior di talamus terutama akan menyebabkan defisit sensorik.
Penyumbatan total arteri basilaris menyebabkan paralisis semua eksteremitas
dan otot-otot mata serta koma. Penyumbatan pada cabang arteri basilaris dapat
menyebabkan infark pada serebelum, mesensefalon, pons, dan medula oblongata.
Efek yang ditimbulkan tergantung dari lokasi kerusakan:
Paralisis palatum molle dan takikardia (saraf vagus [X]). Paralisis otot
lidah (saraf hipoglosus [XII]), mulut yang jatuh (saraf fasial [VII]), strabismus
(saraf okulomotorik [III], saraf abdusens [V]).
3.6.
Gejala Klinis
Gejala klinis stroke ada berbagai macam, diantaranya adalah ditemukan
perdarahan intraserebral (ICH) yang dapat dibedakan secara klinis dari stroke
iskemik, hipertensi biasanya ditemukan, tingkat kesadaran yang berubah atau koma
lebih umum pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik. Seringkali,
hal ini disebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Meningismus dapat terjadi akibat
adanya darah dalam ventrikel.
Defisit neurologis fokal. Jenis defisit tergantung pada area otak yang terlibat.
Jika belahan dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom yang terdiri dari
hemiparesis kanan, kerugian hemisensory kanan, meninggalkan tatapan preferensi,
bidang visual kana terpotong, dan aphasia mungkin terjadi. Jika belahan nondominant
(biasanya kanan) terlibat, sebuah sindrom hemiparesis kiri, kerugian hemisensory
kiri, preferensi tatapan ke kanan, dan memotong bidang visual kiri. Sindrom belahan
nondominant juga dapat mengakibatkan pengabaian dan kekurangan perhatian pada
sisi kiri.
Jika cerebellum yang terlibat, pasien beresiko tinggi untuk herniasi dan
kompresi batang otak. Herniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam tingkat
kesadaran, apnea, dan kematian. Tanda-tanda lain dari keterlibatan cerebellar atau
batang otak antara lain: ekstremitas ataksia, vertigo atau tinnitus, mual dan muntah,
30
hemiparesis atau quadriparesis, hemisensori atau kehilangan sensori dari semua empat
anggota, gerakan mata yang mengakibatkan kelainan diplopia atau nistagmus,
kelemahan orofaringeal atau disfagia, wajah ipsilateral dan kontralateral tubuh.
Perdarahan Intraserebral
Sebuah perdarahan intraserebral dimulai tiba-tiba. Di sekitar setengah dari jumlah
penderita, serangan dimulai dengan sakit kepala parah, sering selama aktivitas.
Namun, pada orang tua, sakit kepala mungkin ringan atau tidak ada. Gejala disfungsi
otak menggambarkan perkembangan yang terus memburuk sebagai perdarahan.
Beberapa gejala, seperti kelemahan, kelumpuhan, hilangnya sensasi, dan mati rasa,
sering hanya mempengaruhi satu sisi tubuh. Orang mungkin tidak dapat berbicara
atau menjadi bingung. Visi dapat terganggu atau hilang. Mata dapat menunjukkan
arah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Mual, muntah, kejang, dan hilangnya
kesadaran yang umum dan dapat terjadi dalam beberapa detik untuk menit.
3.7.
pasien. Beberapa gejala/tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain:
hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak,
diplopia. Vertigo, afasia, disfagia, disartria, ataksia, kejang atau penurunan kesadaran
yang keseluruhannya terjadi secara mendadak.
Pada manifestasi perdarahan intraserebral, terdapat pembagian berdasarkan
Luessenhop et al. Pembagian ini juga berguna dalam menentukan prognosis pada
pasien stroke dengan perdarahan intraserebral.
31
Oleh karena tidak seluruh Rumah Sakit memiliki alat-alat di atas, maka untuk
memudahkan pemeriksaan dapat dilakukan dengan sistem lain, misalnya sistem
skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis yang ada pada saat pasien masuk
Rumah Sakit. Sistem skoring yang sering digunakan antara lain.
Versi orisinal:
= (0.80 x kesadaran) + (0.66 x muntah) + (0.33 x sakit kepala) + (0.33x tekanan darah
diastolik) (0.99 x atheromal) 3.71.
Siriraj Hospital Score
Versi disederhanakan:
= (2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x tekanan darah diastolik)
(3 x atheroma) 12.
Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Sakit kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
Tanda-tanda ateroma: tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten)
Pembacaan:
Skor
33
Penatalaksanaan
35
Dioperasi bila:
Pasien dengan perdarahan serebelar >3cm dengan perburukan klinis
atau kompresi batang otak dan hidrosefalus dari obstruksi ventrikel
harus secepatnya dibedah.
PIS dengan lesi struktural seperti aneurisma malformasi AV atau
angioma cavernosa dibedah jika mempunyai harapan outcome yang
baik dan lesi strukturnya terjangkau.
Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang s/d besar yang
memburuk.
Pembedahan untuk mengevakuasi hematoma terhadap pasien usia
muda
dengan
perdarahan
lobar
yang
luas
(>50cm3)
masih
menguntungkan.
3.9.
36
3.10.
Pencegahan
Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup dan
mengatasi berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat maupun
kelompok risiko tinggi yang berlum pernah terserang stroke. Beberapa pencegahan
yang dapat dilakukan adalah:
Menghentikan rokok
Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet dan obat
Pemakaian antiplatelet
Pada pencehagan sekunder stroke, yang harus dilakukan adalah pengendalian
faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan pengendalian faktor risiko yang dapat
dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat TIA, dislipidemia, dan
sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN
aktivitas.
Pasien mengeluh sakit kepala hebat
Di perjalanan pasien mengalami muntah menyemprot sebanyak 2 kali
37
Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi (+) dan tidak terkontrol
Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa gejala utama stroke ec
perdarahan interserebral adalah sebagai berikut:
Didahului dengan gejala peningkatan intrakranial:
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko baik untuk orang tua atau dewasa
muda.Hipertensi menyebabkan endotel pembuluh darah ditempeli oleh benda
darah sehingga pembuluh arteriola mengalami perubahan patologik pada
dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis, necrosis fibrinoid
serta timbulnya aneurisma tipe bouchard. Kenaikan tekanan darah yang
abrupt atau kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat
menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi dan sore hari.
b. Diabetes Mellitus
Kadar gula darah yang tinggi pada penderita DM yang lama akan
meningkatkan perlekatan komponen lemak di dalam pembuluh darah.
Lemak-lemak dalam pembuluh darah tersebut akan mempengaruhi aliran
darah
dan
meningkatkan
resiko
terjadinya
penyumbatan
serta
akibat
peningkatan
fungsi
trombosit
yang
menimbulkan
c. Penyakit Jantung.
Stroke yang disebabkan oleh penyakit jantung biasa berasal dari
ganggguan pada katup jantung, dinding jantung, ataupun ruangan jantung.
Gangguan curah jantung karena kelainan ritme yang hebat atau
dekompensasi menyebabkan penurunan perfusi ke seluruh organ tubuh
termasuk otak. Kelainan jantung yang merupakan faktor resiko stroke
antara lain penyakit jantung kongestif, Penyakit jantung koroner, Penyakit
jantung reumatik, Endokarditis bakterialis subakut, Infark miokard akut,
Protese katup jantung, Penyakit jantung kongenital, Pembesaran jantung
dan kardiomiopati, Gangguan konduksi intraventrikuler atrial fibrilasi
blok jantung, Kelainan ST dan kelainan gelombang T. Tetapi atrial fibrilasi
merupakan penyebab tersering ( Stroke Cardioemboli) yang disebabkan
terlepasnya gumpalan dari jantung kemudian menyumbat pembuluh darah
di otak.
39
Mayor: Hipertensi
Diagnosis banding PIS, PSA, dan SNH
SH
Gejala Klinis
SNH
PIS
PSA
Berat
Ringan
Berat/ringan
2. Permulaan (onset)
Menit/jam
1-2 menit
Pelan (jam/hari)
3. Nyeri Kepala
Hebat
Sangat hebat
Ringan/tidak ada
Sering
Sering
Tidak,kecuali lesi
di batang otak
5. Hipertensi
Hampir selalu
Biasanya tidak
6. Kesadaran
Bisa hilang
7. Hemiparesis
Sering sejak
Selalu
Bisa hilang/ tidak
Sering dari awal
awal
Jarang
8. Kaku kuduk
9. Gangguan bicara
10. Likuor
Bisa ada
Berdarah
(-)
(+)
Jarang
Berdarah
Bisa ada
(-)
Sering
Jernih
(-)
Berdasarkan tempat lesi pasien ini didiagnosis mengalami stroke pada sistem karotis
kiri dimana pada pasien didapatkan:
3. Hemiparesis pada anggota gerak kanan
4. Ganggauan bicara (disatria)
5. Paresis nervus VII dan XII sentral kanan
6. Tidak didapatkan kelainan pada penglihatan
40
Hal ini sesuai dengan literatur yang didapatkan bahwa pada kelainan sistem karotis
ditemukan gejala sebagai berikut:
-
Gangguan motorik
Kelumpuhan
Gangguan mata
Sistem karotis
Sistem vertebrobasiler
Kontralateral terhadap
saraf otak
gangguan
Hemiparese kontralateral
Hemiparese alternans
Amaurosis fugax
Amaurosis fugax
Black out
Diplopia
Keseimbangan
Tinitus
Vertigo
Drop attack
Nistagmus
gangguan bahasa
Gangguan sensorik
Disatria
Disartia
Hemiparesis kontralateral
Hemiparesis alternans
Selain itu bisa digunakan Sirriraj Score dalam membantu menegakkan diagnosis,
yaitu:
Sirriraj Stroke Score
41
Kesadaran
muntah
2.5xS (+)
2 x M (+)
Nyeri Kepala
2 x NK (+)
Diastol
Aterm
0.1 x D (-)
3 x A (-)
Keterangan :
-
Keterangan Hasil :
-
>1 = Perdarahan
< -1 = Infark
-1 s/d 1 = Ragu-ragu
42
Inj Ceftriaxone 1 x 2 gr
Indikasi : infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis,
meningitis, infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal,
infeksi genital (termasuk gonore), profilaksis perioperatif, dan infeksi pada
pasien dengan gangguan pertahanan tubuh.
6. Inj Bisolvon 3 x 1 amp
Indikasi
Mukolitik
untuk
batuk
produktif.
Sekretolitik
pada
broncopulmonalis akut dan kronis dan sekresi lender abnormal dan gagguan
transfer mucus.
7. Pemasangan NGT
Tujuan : untuk asupan nutrisi, pemberian obat oral
Intubasi ETT atau LMA diperlukan pada pasien dengan hipoksia atau syok
43
Brain
Setiap penderita stroke yang disertai febris harus diobati dengan antipiretika
38,5 C
Pada pasien febris atau beresiko terjadi infeksi, harus dilakukan kultur dan
Terapi khusus
Tujuan terapi antara lain:
Pedoman penatalaksanaa
Pada fase akut tekanan darah tidak boleh diturunkan lebih dari 20-25% dari
tekanan darah arteri rerata.
Bila tekanan sistolik <180 mmHg dan tekanan diastolic < 105 mmHg,
tangguhkan pemberian obat anti hypertensi.
Bila tekanan darah arterial sistolik turun ,90 mmhg harus diberikan obat untuk
menaikkan tekanan darah (vasopressor).
Quo ad vitam
: dubia ad malam
Quo ad functionam
: dubia ad malam
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Kelompok
Studi
Stroke
Perhimpunan
Dokter
Spesialis
Saraf
2007.
Hemorrhagic
Stroke.
Available
at:
dari:
46
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak0
21.pdf/13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak021.html [Tanggal: 14 Agustus
2014]
10. Mesiano, Taufik. Perdarahan Subarakhnoid Traumatik. FK UI/RSCM, 2007.
Diunduh dari:
http://images.omynenny.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/R@uuzQoKC
rsAAFbxtPE1/SAH%20traumatik%20Neurona%20by%20Taufik%20M.doc?
nmid=88307927 [Tanggal: 13 Agustus 2014]
11. Poungvarin, N. Skor Siriraj stroke dan studi validasi untuk membedakan
perdarahan
intraserebral
supratentorial
dari
infark.
Diunduh
dari:
47