PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular namun menjadi
permasalahan kesehatan utama di dunia. Menurut Badan Kesehatan
Dunia
(WHO:
World
Health
Organization)
pada
tahun
2005
jantung
penyakit
kanker
penanggulangan
penyembuhan
dan
akan
tidak
telah
khemoterapi,
stroke
dan
(Anonym,
semakin
seoptimal
dilakukan
Jumlah
bertambah
Berbagai
pembedaham,
namun
penderita
apabila
mungkin.
seperti
imunoterapi,
2006).
masing
upaya
metode
penyinaran
masing
metode
samping
yang
tinggi,
diperlukan
usaha
untuk
menemukan
Senyawa
isoflavon
merupakan
senyawa
yang
dapat
Gugus
menjadi
senyawa
allil
yang
senyawa
ada
antara
pada
eugenol
isoflavon.
dapat
Salah
dikonversi
satu
hasil
sintesis senyawa isoflavon dari minyak daun cengkeh adalah 7karboksimetil-3,4- dimetoksiisoflavon.
Aktivitas senyawa isoflavon sangat potensial untuk dikembangkan
menjadi senyawa antikanker sehingga anka kematian akibat penyakit
kanker akan semakin berkurang.Untuk mengetahui kemampuan senyawa
isoflavon sebagai antikanker maka perlu dilakukan uji sitotoksik
senyawa tersebut secara in vitro pada kultur cell line
T47D.
Proliferasi
kematian
sel
sel
yang
(apoptosis),
berlebihan
dan
diferensiasi
aspek
sel
MCF-7 dan
hambatan
merupakan
aktivitas
sitotoksik
senyawa
7-karboksimetil-3,4-
dan
diuji
aktivitas
biologinya
trihidroksiisoflavon-7-0-monoglukosida
dihidroksiisoflavon-7-0-monoglukosida
adalah
(geneistein)
(daidzein)
et
al.,
2003).
Geneistein
sebagai
7,4-
dan
dihidroksi-6-metoksiisoflavon-7-0-monoglukosida
(Ungar
5,7,5-
7,4-
(glisitein)
senyawa
isoflavon
(Li
et
al.,
2008)
dan
7-hidroksi-3
,4-benzoisoflavon
dapat
menghambat
proliferasi
dan
menginduksi
apoptosis
Sedangkan
7-karboksimetil-34-dimetoksiisoflavon
yang
disintesis
menggunakan
bahan
baku
eugenol
hasil
isolasi
dari
5,7-dhidroksi-3,4-dimetoksiisoflavon
dari
efek
secara
teoritis,
senyawa
ini
dapat
digunakan
sebagai
senyawa
7-karboksimetil-3,4-dimetoksiisoflavon