Anda di halaman 1dari 6

Sifat Mekanik Material(2) : Kekerasan/ Hardness

Posted on July 29, 2015 by amyrezaa


Assallaamu alaykum, Sobat Material. Nah, seperti janji saya dua hari
yang lalu, hari ini saya akan melanjutkan artikel kemarin yang berjudul
Sifat

Mekanik

Material.

kekerasan(hardness)

pada

Kali

ini

saya

material.

akan

Sebagai

membahas
definisi,

tentang

kekerasan

merupakan kemampuan material untuk menahan deformasi plastis yang


sifatnya terlokalisasi pada suatu material yang dapat disebabkan oleh
tusukan maupun goresan. Untuk mengetahui kekerasan suatu material,
diperlukan adanya suatu pengujian kekerasan. Pengujian kekerasan
dilakukan dengan cara digores atau ditusuk dengan material lainnya yang
sifatnya lebih keras dibanding material yang diuji. Oleh karena itu
diciptakanlah skala Mohs yang menentukan tingkat kekerasan suatu
material dengan skala 1-10, nilai 1 untuk yang terlunak yaitu talc dan
yang terkeras adalah intan yaitu pada index 10. Cara pengujian kekerasan
material telah bertahun- tahun diuji yaitu dengan menggunakan indentor
kecil yang ditekan pada permukaan benda uji dibawah kondisi terkontrol
dari pembebanan dan laju penggunaan. Setelah ditusuk, kedalaman atau
ukuran indentasi akan dihitung . Semakin lunak suatu material maka hasil
indentasi memiliki kedalaman dan ukuran yang besar dan semakin kecil
pula indeks kekerasannya dan sebaliknya, jika kedalaman dan ukuran hasil
indentasi kecil maka material yang diuji semakin tinggi sifat kekerasannya
dan indeks kekerasan semakin besar.
Di masa ini, pengujian kekerasan adalah yang paling banyak
dilakukan dibanding pengujian lainnya. Hal ini dikarenakan :
Pengujian yang dilakukan murah dan sederhana, dalam artian tidak perlu
mempersiapkan specimen khusus dan alat pengujiannya relative murah
Pengujian kekerasan tidak merusak benda yang diuji. Hal ini dikarenakan
material yang diuji tidak mengalami fraktur ataupun deformasi secara
plastis melainkan hanya menghasilkan sebuah lubang kecil saja.
Sifat mekanik lainnya dari suatu material dapat diperkirakan dari
pengujian kekerasan, seperti kekuatan tarik dan lainnya.
Untuk wawasan lebih lanjut tentang kekerasan suatu material, mari kita
kenali jenis- jenis pengujian kekerasan material yaitu pengujian kekerasan
yang menggunakan tusukan saja sebagai media pengujinya.

Rockwell Hardness Test


Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell merupakan yang paling
banyak dilakukan. Ini dikarenakan pengujiannya yang sederhana dan tidak
memerlukan kemampuan khusus dalam pengoperasiannya. Beberapa
skala yang berbeda dihasilkan dari penggunaan variasi indentor dan
tingkat pembebabanan yang berbeda. Indentor yang digunakan dalam
pengujian ini ada dua yaitu kerucut berbahan intan dan bola baja yang
dikeraskan dengan ukuran 1/16, 1/8, , dan inci dan sebuah indentor
berlian untuk material yang lebih keras.
Cara

pengujian

dilakukan

kekerasan

dengan

menggunakan

metode

Rockwell

dengan dua kali pembebanan yaitu dengan beban minor

terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan beban mayor. Penggunaan beban


minor ditujukan untuk memperbesar akurasi pengukuran. Metode Rockwell
sendiri terdiri atas dua yaitu Pengujian Rockwell dan Superficial Rockwell.
Pengujian Rockwell dilakukan dengan cara memberikan beban minor
sebesar 10 kg dilanjutkan dengan memberikan beban mayor dengan
variasi pembebanan sebesar 60, 100, dan 150 kg dan diikuti dengan
alfabet. Sedangkan superficial Rockwell menggunakan beban minor
sebesar 3 kg dengan variasi pembebaban mayor sebesar 15, 30, dan 45
kg diikuti dengan alphabet N, T, W, X, dan Y . Hasil dari pembebanan
ditampilkan dengan menggunakan skala HR diikuti dengan identifikasi
skala. Misalnya adalah 80 HRB, itu artinya kekerasan Rockwell sebesar 80
pada skala B.
Pengujian kekerasan ini memiliki skala dengan kisaran 20-100. Hal ini
merupakan sebuah kelemahan dari pengujian ini karena terdapat benda
dengan kekerasan mencapai angka 130 dan bahkan kurang dari 20.
Apalagi

jika

benda

uji

yang

mempengaruhi hasil pengukuran.

digunakan

terlalu

tipis

maka

akan

Metode Pengujian Kekerasan dengan Rockwell

Tabel Skala pada pengujian dengan Metode Rockwell dan Superficial


Rockwell
Brinnel Hardness Test
Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel menggunakan indentor
berbentuk bola dengan diameter 10 mm dan terbuat dari baja yang
dikeraskan maupun Tungsten Karbida (WC). Tekanan yang diberikan
selama

pengujian

berkisar

antara

500-3000

kg

dengan

kenaikan

pembebanan sebesar 500 kg. selama pengujian, indentor ditahan selama


10 hingga 30 detik pada permukaan benda uji. Hasil pengukuran indentasi
diterjemahkan kedalam skala HB. Hasil indentasi dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop rendah daya yang menggunakan skala di bagian
lensa mata. Pengukuran menggunakan metode Brinnel hanya memakai
satu variasi pembebanan saja, tidak seperti Rockwell. Dalam melakukan

pengujian, ketebalan dari sepesimen juga harus diperhatikan serta jangan


sampai menekannya di daerah pinngir dari benda uji (tekan di tengahtengah benda uji).

pengujian Kekerasan dengan Brinell


Gambar : http://practicalmaintenance.net/

Rumus Untuk Menentukan indeks HBN


Knoop and Vickers Microhardness Test
Dua uji kekerasan lainnya adalah dengan menggunakan metode Knoop
dan Vickers. Di dalam pengujian, digunakan indentor piramida intan
dengan besar sudut antar permukaan piramida intan yang saling
berhadapan adalah 136 derajat . Beban yang dikenakan pada pengujian ini
lebih kecil dari sebelumnya yaitu di rentang 1-1000 gram saja. Hasil dari
pengujian kemudian diamati dibawah mikroskop dan dikonversikan
kedalam skala kekerasan. Perbedaan dari metode sebelumnya adalah
pada pengujian ini specimen harus terlebih dahulu dihaluskan dan dipoles
untuk mendapatkan akurasi yang baik. skala kekerasan di pengujian ini
dinyatakan dengan notasi HK dan HV dan cara pengukuran dari kedua
metode ini juga hampir sama. Metode Knoop dan Vickers ditujukan untuk
benda uji berukuran kecil. Perbedaannya ada pada penggunaannya yaitu
metode Knoop digunakan untuk pengujian material getas seperti keramik.

Metode Knoop
Gambar : www.calce.umd.edu

Gambar :https://www.hera.org.nz

Rumus Menghitung Kekerasan dengan Metode Vickers


Gambar : http://www.vedcmalang.com/

Rumus Menghitung Indeks Kekerasan Knoop


Gambar : http://www.efunda.com/
Hubungan Antara Kekerasan dengan Kekuatan Tarik
Patut diketahui bahwa dasaran pengujian kekerasan dan kekuatan tarik
adalah sama yaitu sebagai indikator pembebanan agar tidak terjadi
deformasi plastis. Oleh karena itu, kekerasan juga dapat dikonversikan
kepada Kekuatan Tarik. Nah, untuk material yang dapat dikonversi yaitu
besi tuang, baja, dan kuningan dari pengujian kekerasan Brinnel dengan
satuan HB kepada uji tarik. Untuk formulanya adalah sebagai berikut

Hubungan Kekerasan Antara Besi Tuang, Baja, dan Kuningan


(Sumber : William D. Callister ; Fundamental of Material Science and
engineering (2000)

Anda mungkin juga menyukai