Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

Seorang wanita 17 tahun dengan P1A0 Partus Maturus dengan sectio caesaria
atas indikasi letak sungsang + PEB + uterus bicornis

Pembimbing :
dr. Jonas N. B, Sp.OG

Disusun oleh :
Clara Petrisiela I. Atmaja
(406138078)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RSUD CIAWI - BOGOR

PERIODE 22 JUNI 29 AGUSTUS 2015

Identitas Pasien

Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Suku
Agama
Alamat
Tanggal masuk RS
Keterangan

: Ny. M
: 17 thn
: Ibu Rumah Tangga
: SD
: Sunda
: Islam
: Kp. Neglasari 01/02 Cijeruk-Bogor
: 26 Juli 2015 (pukul 08:13 WIB)
: Pasien datang sendiri diantar keluarga, tanpa rujukan

Identitas Suami Pasien

Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Suku
Agama
Alamat

Anamnesa
Keluhan Utama

: Tn. J
: 33 thn
: Wiraswasta
: SD
: Sunda
: Islam
: Kp. Neglasari 01/02 Cijeruk-Bogor
: Autoanamnesis, 26 Juli 2015 (09.00 di VK)
: Mules-mules sejak pukul 01.00 (26/7/2015)

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien G1P0A0 merasa hamil 9 bulan datang dengan keluhan mules sejak pukul
01.00 (26/7/2015). Mules dirasakan semakin lama semakin kuat dan sering. Pasien
mengatakan keluar lendir dan darah juga sejak pukul 01.30 (26/7/2015). Darah yang keluar
warnanya merah segar, hanya bercak dan tidak ada gumpalan dan mengeluhkan pusing.
Pasien tidak mengeluh adanya keluar air-air. Pasien tidak ada keluhan mual, nyeri ulu hati,
pandangan kabur, sesak napas dan pingsan.
Pasien hamil anak pertama, sampai saat ini masih merasakan gerakan janin, dan tidak
ada riwayat keguguran.
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Pasien haid teratur setiap bulannya dengan siklus 28 hari, selama 7 hari, hari pertama haid
terakhir (HPHT) pada 24/10/2014. Pasien dengan rutin memeriksakan kandungannya ke
puskesmas setiap bulan, total kunjungan 10x. Pasien mengaku pernah melakukan
pemeriksaan USG 1x di puskesmas (nama puskesmas?) dengan kesan tidak ada kelainan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit tekanan darah tinggi (-)

Riwayat penyakit kencing manis (-)

Riwayat penyakit asma (-)

Riwayat penyakit alergi terhadap makanan (-)

Riwayat penyakit alergi terhadap obat (-)

Riwayat Menstruasi

Menarche

: 12 tahun

Siklus menstruasi

: 28 hari

Lama menstruasi

: 7 hari

Jumlah pembalut per hari

: 2 - 3 pembalut / hari

Nyeri saat menstruasi

: (-)

Riwayat Pernikahan : Pernikahan pertama, menikah pada usia 16 tahun.


Riwayat Kehamilan : Saat ini hamil anak ke-1. Riwayat keguguran (-)
Riwayat Kontrasepsi : Belum pernah menggunakan alat KB
Riwayat Operasi

: Tidak ada

Riwayat Antenatal Care : Kontrol kehamilan setiap bulan ke puskesmas. Riwayat USG (+)
1x di puskesmas dengan kesan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan Fisik
Pada tanggal 26 Juli 2015 (pukul 09.00 WIB)

Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda tanda Vital

o Tekanan darah

: 150 / 110 mmHg

o Nadi

: 96 x/menit

o Pernafasan

: 20 x/menit

o Suhu

: 36.5 oC

Berat badan

: 79 kg

Tinggi badan

: 157 cm

Pemeriksaan Umum

Mata

Thorax

: konjungtiva anemis -/- ; sklera ikterik -/-

o Pulmo

Inspeksi

: pergerakan dada simetris saat relaksasi dan


kontraksi, tidak ada retraksi pernafasan

Palpasi

: tidak teraba massa, fremitus kanan-kiri simetris

Perkusi

: sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi

: terdengar vesikular di seluruh lapang paru,


tidak terdengar ronki dan wheezing

o Jantung

Inspeksi

: tidak tampak pulsasi ictus cordis

Palpasi

: pulsasi ictus cordis dalam batas normal

Perkusi

: redup, batas jantung dalam batas normal

Auskultasi

: bunyi jantung I/II reguler, gallop (-), murmur (-)

o Abdomen

Inspeksi

: tampak buncit, striae gravidarum (-)

Auskultasi

: bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)

Perkusi

: timpani di seluruh lapang abdomen

Palpasi

: nyeri tekan (-), nyeri tekan epigastrium (-)

o Genitalia

: vulva/vagina tidak ada kelainan, darah (+), lendir (+)

o Ekstermitas

: akral hangat, edema -/- ; -/-, CRT < 2 detik

Pemeriksaan Obstetrik dan Ginekologi

Leopold I

teraba bagian bulat, keras, dan melenting (kepala) TFU : 29 cm , TBJ 2790 g,
His : __x/10menit/__detik

Leopold II

tahanan terbesar pada sisi kiri ibu (pu-ki),

DJJ : 140 x/menit

Leopold III :
teraba bagian kurang bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong)

Leopold IV : sudah masuk PAP

Pemeriksaan luar
Vulva dan vagina dalam keadaan normal, darah (+), lendir (+)

Pemeriksaan dalam
Vulva dan vagina tak ada kelainan. Portio tipis lunak
Ostium terbuka dengan pembukaan 6-7 cm.
Ketuban (+) , presentasi bokong, station -2
Sarung tangan : terlihat adanya darah dan lendir

Usia kehamilan
HPHT 24/10/2014, Taksiran Persalinan 31 Juli 2015, usia kehamilan 39 minggu.
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 26 Juli 2015)

Hematologi
o Darah rutin

Hemoglobin

: 13.7 g/dL

Hematokrit

: 38 %

Lekosit

Trombosit

: 273.000 /uL

Clotting time

: 930

Bleeding time

: 200

Gol. Darah

:O

Rhesus

: +/POS

: 18.400 /uL

Kimia
o
o
o
o

SGOT
SGPT
Ureum
Creatinin

o Glukosa sewaktu
URINALISA

: 17 u/L
: 7 u/L
: 8.9 mg/dL
: 0.52 mg/dL
: 98 mg/dL

Warna

: kuning jernih

Berat jenis

: 1.025

pH

: 7.0

leukosit

: (-)

nitrit

: (-)

Protein

: (+3)

Resume
Telah diperiksa seorang wanita berusia 17 tahun G1P0A0 merasa hamil 9 bulan
dengan keluhan mules sejak pukul 01.00 (26/7/2015). Mules dirasakan semakin lama
semakin kuat dan sering. Pasien mengatakan keluar lendir dan darah juga sejak pukul 01.30
(26/7/2015). Darah yang keluar warnanya merah segar, hanya bercak dan tidak ada gumpalan
dan mengeluhkan pusing.
Pasien hamil anak pertama, sampai saat ini masih merasakan gerakan janin, dan tidak
ada riwayat keguguran.
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Pasien haid teratur setiap bulannya dengan siklus 28 hari, selama 7 hari. Hari pertama haid
terakhir (HPHT) pada 24/10/2014, TP 31 Juli 2015, usia kehamilan 39 minggu Pasien dengan
rutin memeriksakan kandungannya ke puskesmas setiap bulan. Pasien mengaku pernah
melakukan pemeriksaan USG 1x di puskesmas dengan kesan tidak ada kelainan Tidak ada
riwayat hipertensi, diabetes, asma, serta alergi obat dan makanan.
Dari pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit sedang / compos mentis. Tanda tanda vital :
Tekanan darah 150 / 110 mmHg, Nadi 96 x/menit, Pernafasan 20 x/menit, Suhu 36.5 oC,
Berat badan 79 kg, tinggi badan 157 cm.
Pemeriksaan Obstetrik dan Ginekologi : Leopold I kepala, TFU : 29 cm, Leopold II puki,
DJJ 140 x/menit, Leopold III bokong, Leopold IV sudah masuk PAP. Pemeriksaan luar:
Vulva dan vagina dalam keadaan normal, darah (+), lendir (+). Pemeriksaan dalam : Vulva
dan vagina tak ada kelainan, portio tipis lunak, ostium terbuka dengan pembukaan 6-7 cm,
ketuban (+) , presentasi bokong, station -2, sarung tangan : terlihat adanya darah dan lendir.
Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin: Hemoglobin 13.7 g/dL, Hematokrit 38 %,
Lekosit 18.400 /uL, Trombosit 273.000 /uL, Clotting time 930, Bleeding time 200, Gol.
Darah O, Rhesus +/POS, SGOT 17, SGPT 7, Ureum 8.9, Creatinin 0.52, Glukosa sewaktu
98 mg/dL.
Hasil urinallisa : warna urin kuning jernih, berat jenis 1.025, pH 7.0, protein (+3).

Diagnosa Kerja
G1P0A0 gravid 39 minggu inpartu kala I fase aktif + letak sungsang + preeklamsia berat
Tatalaksana
PONEK & VK

IVFD RL 2000 cc/24 jam

Oksigen dengan nasal kanul 4 lt/menit

Periksa darah lengkap : H2TL, CT, BT, golongan darah

Konsultasi dokter spesialis obsgyn advis dr. Jonas, spOG :


o CTG
o Siapkan SC cito

Persiapan operasi
o Inform consent kepada pasien dan keluarga
o Konsultasi dokter spesialis anestesi
o Persiapan ruangan rawat intensif (ICU)
o Puasa

26/7/2015

10:32 konsultasi dokter anastesi ACC

26/7/2015

10:35 skin test ceftazidime. Hasil (-)


memasang dower catheter

26/7/2015

10:50 injeksi ceftazidime 1g

Di Ruang Operasi
26/7/2015

11:35 terminasi kehamilan secara SC

Laporan operasi :

dilakukan tindakan a dan antisepsis pada abdomen dan sekitarnya

dilakukan insisi pfanennstiel 10 cm

periteoneum dibuka, tampak dinding depan uterus

plika vesikouteri diidentifikasi, disayat melintang

SBR disayat konkaf ke arah ligament rotundum kanan dan kiri

jam 11.37 lahir bayi perempuan, BB 2800g, PB 50 cm, Apghar Score 8/9

jam 11.39 lahir plasenta 460 g, ukuran 20x20x2 cm

Uterus dieksplorasi, tampak uterus bikornus.

SBR dijahit 2 lapis

plika vesikouteri dijahit

perdarahan diatasi, rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah,
dilakukan pencucian dengan NaCl 0.9%

dinding abdomen dijahit lapis demi lapis

fascia dijahit dengan PGA no.1

kulit dijahit subkutikuler

perdarahan selama operasi 500 cc

diuresis selama operasi 100 cc

26/7/2015

12:00 operasi SCTP selesai


Diagnosa Akhir :
P1A0 partus maturus dengan SC a/i letak sungsang + preeklamsia berat +
uterus bikornis

26/7/2015

13.30 pasien dipindahkan ke ruang perawatan nifas Teratai A


(Os menolak rawat ICU)

26/7/2015

Follow up post op

S : Nyeri luka operasi


O:
KU / KES

: TSS/CM

TD

: 130/90 mmHg

Nadi

: 85x/menit

Pernafasan

: 23 x/menit

Suhu

: 36.5 oC

Mata

: CA -/- SI -/-

Thorax

: cor dan pulmo dalam batas normal

Payudara

: ASI -/-

Abdomen

: datar, bising usus (+), supel, nyeri tekan (+) disekitar luka operasi,
TFU : 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, luka op: tertutup
verban, rembes darah (-)

Genitalia

: vulva dan vagina tidak ada kelainan, lochia rubra (+), lendir (-),
Flatus (+) BAB (-) BAK (+) dengan DC

Ekstermitas

: akral hangat, edema -/- ; -/-

A : P1A0 partus maturus dengan SC a/i letak sungsang + PEB + uterus bikornis

P: (instruksi post operasi)


- Observasi TTV
- IVFD RL 1000 cc/24 jam
- Injeksi ceftazidime injeksi 2x1g
- Ketoprofen supp 3x1
- Oksitosin 20 IU/500 cc RL 20 tpm
- MgSO4 loading dose dilanjutkan maintenance
- Cek Hb post op, jika Hb < 8g/dl, transfuse
- Puasa s/d BU (+)
- Imobilisasi selama 24 jam

ANALISIS KASUS
Kehamilan pada wanita usia muda

Salah

satu

Teori
faktor risiko

Kasus
meningkatkan Pada pasien ini berusia 16 tahun saat

kejadian mola hidatidosa : usia risiko kehamilan pertama (lahir tanggal 12/5/1998),
meningkat pada ibu hamil berusia <20 tahun dianggap

belum

cukup

usia

untuk

mengandung karena berisiko tinggi untuk


dan > 35 tahun1.
Faktor yang meningkatkan risiko kejadian terjadinya :
preeklamsia: primigravida, primipaternitas, - kehamilan mola hidatidosa
usia

muda/tua), - preeklamsia
pasangan/suami pernah menikahi wanita - kehamilan prematur
yang

yang

ekstrem

kemudian

(terlalu

hamil

dan

menderita dengan alasan kematangan fisik, fisiologis,

preeklamsia.1
dan psikososial pasien
kejadian persalinan premature meningkat
mengelola
kehamilan
oleh beberapa faktor predisposisi, antaran
kehamilannya nanti.
lain : usia ibu; risiko meningkat bila ketika
mengandung adalah usia 16 tahun atau
primigravida 30 tahun.

sendiri

dalam

dan

paska

Letak Sungsang (letsu)


Teori
Merupakan letak memanjang dengan bokong
sebagai bagian yang terendah (presentasi
bokong). 1,2
Insidensi 3% dari kehamilan. 1
Klasifikasi : presentasi bokong murni (paling
sering), presentasi bokong kaki, presentasi
lutut, presentasi kaki. 1,2
Pada palpasi teraba bagian keras, bundar,
melenting di fundus uteri. Sedangkan pada
atas simfisis teraba bagian yang kurang
bundar dan lunak. 1
Penyebab : prematuritas, hidramnion,
plasenta previa, kelainan bentuk rahim
(uterus bikornis), panggul sempit, kelainan
bentuk kepala janin. 1

Kasus
Pada kasus ini, teraba presentasi bokong
melalui pemeriksaan leopold

Sehingga indikasi persalinan dengan sectio


caesaria pada letsu bila : versi luar tidak
berhasil, dengan memperhatikan keadaan lain
seperti2 :
- panggul sempit
- anak mahal
- primi tua
- TBJ 3500 g
- usia kehamilan <37 minggu dengan TBJ
1800 g

Dengan menggunakan Skor Zatuchni-Andros


- Paritas : 1
- Umur kehamilan : 0
- TBJ 2790 g : 2
- Riw. persalinan sungsang : 0
- Dilatasi 6-7 cm : 2
- Station (-2) : 1

Melalui pemeriksaan obstetrik pada Leopold


I teraba kepala janin dan pada Leopold III
teraba bokong janin.

Setelah dilakukan operasi sectio didapatkan


pasien memiliki kelainan bentuk rahim
berupa uterus bikornus parsial, yang dapat
diduga sebagai penyebab letak sungsang pada
janin.
Tatalaksana: intervensi memperbaiki letak Pasien mengaku tidak pernah dilakukan versi
anak dalam kehamilan sebelum persalinan, luar pada kehamilan ini.
dengan versi luar. Namun tidak dapat
dipaksakan karena ada beberapa faktor Selain itu, pada pasien ini tidak memenuhi
seperti : kelainan bentuk rahim atau tali pusat seluruh kriteria syarat untuk dilakukannya
pendek. 1
versi luar : yaitu bagian terendah janin sudah
2
Syarat dilakukannya versi luar :
tidak dapat dimobilisasi (sudah masuk PAP).
- umur kehamilan (letsu) 34 minggu
- pada letsu, bagian terendah janin masih
dapat dimobilisasi
- DJJ masih baik
- Ketuban belum pecah
- pada persalinan, pembukaan serviks 4cm
- pemeriksaan USG

TOTAL skor : 6 persalinan pervaginam

Persalinan spontan : persalinan pervaginam Berdasarkan pada kriteria RSHS, persalinan


dapat dilakukan bila letak anak bokong pervaginam masih dapat dilakukan pada
murni/bokong kaki, TBJ <3500 g pada

primi/multipara, dan tanpa penyulit lain


(menurut kriteria RSHS) 1
Persyaratan persalinan pervaginam pada
kehamilan dengan letak sungsang : 2
- persalinan harus lancar
- awasi kemungkinan tali pusat menumbung
pada ketuban yang sudah pecah
- tetes oksitosin dibatasi hanya 1 labu
- penilaian dengan skor Zatuchni

pasien ini, yaitu : letak anak bokong murni,


TBJ 2790 g pada primipara, dan tanpa
penyulit lain (sebelum diketahui adanya
anomaly pada bentuk uterus pasien).

Kontra indikasi persalinan pervaginam pada


letsu4 :
- presentasi kaki dan variannya
- hiperekstensi kepala janin
- TBJ >3600 g
- tidak ada inform consent
- tidak ada petugas yang berpengalaman
Menurut protap RSUD Ciawi : primigravida
dengan letak sungsang merupakan indikasi
untuk sectio caesaria.
Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan
persalinan sectio caesaria pada letsu 3
(Williams Obstetric):
- penolong kurang kompeten
- atas permintaan pasien sendiri
- curiga bayi besar >3800 s.d 4000 g
- janin preterm sehat dalam fase aktif
persalinan
- IUGR berat
- anomali janin
- presentasi bokong inkomplit
- riwayat SC sebelumnya
- kelalinan bentuk panggul ibu
- riwayat kematian perinatal/ trauma pd
persalinan neonatus
Kesimpulan : berdasarkan teori dari beberapa literature tersebut di atas dan sebelum diketahui
adanya kelainan pada bentuk uterus pasien, maka penulis berpendapat bahwa pasien ini
masih dapat dilakukan persalinan pervaginam.

Pre Eklamsia Berat (PEB) 2

Teori
Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuri akibat kehamilan, setelah
umur kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan.
Anamnesis : usia kehamilan > 20 minggu,
hipertensi, tidak ada : kejang, penurunan
kesadaran, penglihatan kabur, nyeri kepala
hebat, nyeri ulu hati.
Tanda & gejala PEB (satu atau lebih gejala) :
- TD sistolik 160 mmHg atau diastole
110 mmHg
- Proteinuri 2g/24 jam atau 2+ dipstick
- Kreatinin serum > 1.2mg% dengan oligouri
(<400ml/24 jam)
- Trombosit <100.000/mm3
- Peningkatan kadar LDH
- Peningkatan kadar SGOT dan SGPT
- Sakit kepala menetap/ gangguan visus
- Nyeri epigastrium menetap
- Pertumbuhan janin terhambat
- Edema paru dengan sianosis
- Adanya HELLP Syndrome
Tatalaksana : MgSO4 loading dose 4g
MgSO4 dalam 100 cc RL selama 15-20
menit, dan maintenance MgSO4 10g dalam
500cc RL 20 tpm.

Kasus

Pada pasien ini : usia kehamilan 39 minggu,


dengan TD 150/110, tidak ada keluhan
kejang, penurunan kesadaran, penglihatan
kabur, nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati.
Tanda dan gejala PEB yang didapatkan pada
pasien ini :
- Proteinuri : 3+ pada urinalisa

Pasien mendapatkan terapi MgSO4 sesuai


protap tersebut.

Syara pemberian MgSO4 :


- Tersedia antidotum Ca Glukonas
- Refleks patella (+) kuat
- Pernafasan 16x/menit
- Produksi urin 30 cc dalam 1 jam
sebelumnya.

Kesimpulan : Pasien termasuk dalam kategori PEB yaitu ditinjau dari TD 150/110 mmHg dan
proteinuri +3, dan mendapat terapi MgSO4 sesuai protap yang berlaku.

Uterus Bikornis

Uterus bikornis merupakan bentuk anomali yang sering terjadi pada bentuk fusi dasar
sehingga terbentuk sebagai dua hemiuteri dengan satu servix dan vagina.3
Terdapat peningkatan risiko hasil luaran kehamilan pada kasus uterus bikornis yaitu
termasuk risiko abortus, persalinan preterm, dan kasus malpresentasi.3
Insidensi terjadinya anomali uterus kongenital pada kehamilan wanita usia subur
sebanyak 3.2%. Terbagi dalam 90% pada kasus septum uteri dan 5% menjadi uterus bikornis
atau didelfis. Uterus bikornis menjadi suatu komplikasi dalam kehamilan, namun bahkan
kehamilan tersebut yang mengungkapkan adanya suatu malformasi pada uterus. 5
Beberapa studi retrospektif longitudinal menunjukkan persentasi kelahiran hidup pada
kasus uterus bikornis sebanyak 62.5% namun kejadian abortus dini sebanyak 30% dan
persalinan prematur juga lebih sering terjadi. Jika malformasi kongenital terjadi pada 3-4%
populasi wanita subur dan atau wanita infertil, maka persentasinya meningkat menjadi 5-10%
untuk wanita terjadinya abortus rekuren dan 25% wanita persalinan prematur.5
Gangguan pertumbuhan saluran Muller dapat menimbulkan aplasia atau hipoplasia alat
kandungan, sedangkan gangguan penyatuan saluran Muller menimbulkan berbagai kelainan
alat kandungan, antara lain 1:
a.

Uterus dupleks jika terjadi kehamilan di dalam salah satu uterus, uterus yang
membesar karena kehamilan sering memiliki lapisan otot yang kurang tebal, sehingga
melemahkan his dan memperbesar risiko rupture uteri. Uterus satu lagi yang ikut
membesar dapat menghalangi jalan lahir;

b.

Uterus bikornis sering ditemukan letak sungsang yang tak dapat diversi. Mungkin
terjadi abortus dan persalinan kurang bulan. Pembukaan dapat terganggu. Kornu yang
kosong ikut membesar dan dapat merupakan tumor yang dapat menghalangi jalan
lahir. Mungkin terjadi inersia uteri dan rupture uteri;

c.

Uterus subseptus dapat menyebabkan letak lintang yang tidak dapat diversi. Jika
plasenta melekat ke septum, terjadi plasenta akreta. Dapat juga menjadi penyebab
abortus (habitualis);

d.

Uterus arkuatus dapat menyebabkan letak lintang;

e.

Uterus bikornis dengan kornu rudimenter kehamilan dalam kornu yang rudimenter
dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Kornu biasanya rupture setelah bulan ke-3.
Kornu yang rudimenter ini sebaiknya diekstiparsi. 1

Uterus Bikornis Parsial pada Ny.M 17 tahun dengan P1A0


partus maturus dengan SC a/i letak sungsang + PEB

Pada pasien ini tidak diketahui adanya kelainan pada bentuk rahimnya sampai dengan
telah dilakukannnya operasi sectio sesaria.
Pada kejadian uterus bikornis, tidak terdapat gangguan pada proses pembentukan
kehamilan, namun lebih kepada proses kematangan kehamilan. Terdapat beberapa alasan
yaitu malformasi uterus berhubungan dengan kavum uteri yang lebih kecil, kontraksi otot
yang kurang efisien, ketidakmampuan untuk merengang dengan sempurna, disfungsi

miometrium dan serviks, vaskularisasi yang tidak adekuat, dan pengembangan endometrium
yang buruk. Sehingga berpengaruh pada angka kejadian abortus rekuren dan juga persalinan
prematur pada wanita hamil dengan uterus bikornis, tidak hanya itu, juga meningkatkan
angka kejadian restriksi pertumbuhan janin dan indikasi untuk dilakukannya sectio saesaria
dengan risiko tinggi terjadinya rupture uteri terlebih jika kehamilan pada kornu uterus yang
rudimenter. Selain itu, jika embrio berimplantasi pada sisi ruang uterus yang lebih kecil,
risiko kehamilan tidak mencapai usia matur menjadi lebih meningkat akibat fetus tidak
memiliki cukup tempat untuk berkembang.5
Pada kehamilan letak sungsang dapat dilakukan persalinan pervaginam dengan syarat
persalinan harus lancar1, tentunya hal tersebut bergantung pada kekuatan his ibu. Dimana
sesuai dengan literatur yaitu, menurut Reynolds dkk (1948) kontraksi uterus normal saat
persalinan ditandai oleh gradient aktivitas miometrium. Tenaga kontraksi his terkuat dan
terpanjang terletak pada fundusfundus dominandan makin berkurang saat menuju arah
servik.3 Sedangkan pada kejadian uterus bikornis, dengan anatomi fundus uteri yang berbeda
dari uterus normal, terdapat keadaan seperti; kontraksi otot yang kurang efisien,
ketidakmampuan untuk merengang dengan sempurna, disfungsi miometrium dan serviks 5, hal
inilah yang menyebabkan gangguan pada his yang tidak optimal sehingga kemungkinan besar
akan terjadi inersia uteri hipotonik.
Dari beberapa alasan tersebut, penulis berpendapat bahwa pada kehamilan sungsang
dengan penyerta uterus bikornis ini, tidak dapat dilakukan persalinan pervaginam.

DAFTAR PUSTAKA

1. Martaadisoebrata D, Wirakusumah FF, Effendi JS. Obsteri Patologi Ilmu Kesehatan


Reproduksi FK UNPAD. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2013.
2. Panduan Praktik Klinik Obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran RSUP DR. Hasan Sadikin. Bandung; 2015.
3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetric. 24th Edition.
McGraw Hill; 2014.
4. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: 2010.
5. Mezane S, Achenani M, Benabdejalil Y, et al. Bicornuate Uterus and Pregnancy A
Propos One Case and Review of The Litterature. In: Journal of Gynecology and
Obstetrics. Vol 2, No 3. Morocco : 2014. Published online June 10, 2014
(http://www.sciencepublishinggroup.com/j/jgo)

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Kunjungan Rumah
    Laporan Kunjungan Rumah
    Dokumen26 halaman
    Laporan Kunjungan Rumah
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Kepada
    Kepada
    Dokumen1 halaman
    Kepada
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen7 halaman
    Anatomi
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Manda Artikel
    Manda Artikel
    Dokumen9 halaman
    Manda Artikel
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Luka Bacok
    Luka Bacok
    Dokumen3 halaman
    Luka Bacok
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Manda Artikel
    Manda Artikel
    Dokumen9 halaman
    Manda Artikel
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • PKM Kutawaluya - Evprog SPAL DEV
    PKM Kutawaluya - Evprog SPAL DEV
    Dokumen34 halaman
    PKM Kutawaluya - Evprog SPAL DEV
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • PHBS Done
    PHBS Done
    Dokumen26 halaman
    PHBS Done
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Sil 2
    Sil 2
    Dokumen3 halaman
    Sil 2
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Sil 3
    Sil 3
    Dokumen3 halaman
    Sil 3
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Sil 4
    Sil 4
    Dokumen2 halaman
    Sil 4
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Data
    Pengkajian Data
    Dokumen3 halaman
    Pengkajian Data
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Fahmi Daili
    Fahmi Daili
    Dokumen1 halaman
    Fahmi Daili
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Sil 1
    Sil 1
    Dokumen6 halaman
    Sil 1
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Docc 2 Ulkus 2
    Docc 2 Ulkus 2
    Dokumen2 halaman
    Docc 2 Ulkus 2
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Mole 1
    Mole 1
    Dokumen2 halaman
    Mole 1
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Sifilis
    Sifilis
    Dokumen2 halaman
    Sifilis
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Sifilis 2
    Sifilis 2
    Dokumen3 halaman
    Sifilis 2
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • SIFILIS Aaasasa
    SIFILIS Aaasasa
    Dokumen3 halaman
    SIFILIS Aaasasa
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Docc 1 Ulkus
    Docc 1 Ulkus
    Dokumen2 halaman
    Docc 1 Ulkus
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • SIFILIS Aaasasa
    SIFILIS Aaasasa
    Dokumen3 halaman
    SIFILIS Aaasasa
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Sifilis Neuro
    Sifilis Neuro
    Dokumen3 halaman
    Sifilis Neuro
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • SIFILIS Kongenital
    SIFILIS Kongenital
    Dokumen6 halaman
    SIFILIS Kongenital
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Nfeksi Menular Seksual
    Nfeksi Menular Seksual
    Dokumen4 halaman
    Nfeksi Menular Seksual
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Nfeksi Menular Seksual
    Nfeksi Menular Seksual
    Dokumen4 halaman
    Nfeksi Menular Seksual
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Sifilis Aaa
    Sifilis Aaa
    Dokumen3 halaman
    Sifilis Aaa
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Referat Manda
    Kerangka Referat Manda
    Dokumen2 halaman
    Kerangka Referat Manda
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • DD Haziq
    DD Haziq
    Dokumen6 halaman
    DD Haziq
    Clara Amanda Schram
    Belum ada peringkat
  • Case Obgyn PEB
    Case Obgyn PEB
    Dokumen23 halaman
    Case Obgyn PEB
    ErianaSari
    Belum ada peringkat