Anda di halaman 1dari 22

Anestesi Umum

Inhalasi
Reinita Arlin S.Ked
030.08.202

Pendahuluan

Paling sering
Kemudahan dalam pemberian
Efek yang dapat dimonitor

Anestesi umum (Hilang rasa


nyeri & kesadaran secara
reversible) dengan
menggunakan gas atau cairan
anestetika yang mudah
menguap (volatile agent)
sebagai zat anestetika melalui
udara pernapasan.
ETER

Anelgesi
Hipnotik
Relaksasi
Otot

Pendahuluan
N2O
Kloroform
Eter *

Induksi & pemulihan


relatif lambat,

Kontraksi
CSF

Metoksifluran *
Enfluran

Etil klorida *
Etilen *
Siklopropan *

N2O
Halotan
Isofluran
Desfluran
Sevofluran

Pembahasan
Agen Inhalasi

Farmakologi

Farmako
Dinamik

Mesin,
Peralatan,
Sirkuit
Mapleson
dll

Mekanisme aksi obat


Respons toksik

Farmako
Kinetik
dosis obat
konsentrasi
jaringan
waktu kerja

Farmakokinetik

Konsentrasi Inspiratori (FI)


Faktor

Laju aliran gas segar

Volume dalam sirkuit


pernapasan

Absorpsi mesin
anestesia

Agen inhalasi yang terhirup akan semakin dekat dgn


konsentrasi yang keluar

Klinis
Kecepatan Induksi

Pemulihan

Konsentrasi Alveolar (FA)


Anestetik
N2O

Darah/Udara Otak/Darah Otot/Darah Lemak/Darah


0.47

1.1

1.2

2.3

Halotan

2.4

2.9

3.5

60

Isofluran

1.4

2.6

4.0

45

Desfluran

0.42

1.3

2.0

27

Sevofluran

0.65

1.7

3.1

48

Faktor

Solubilitas dalam darah


(Tabel)

Ambilan
FA/FI < 1

Aliran darah alveolar

Ventilasi

Perbedaan tekanan
parsial antara udara
alveolar dan darah
vena

Konsentrasi

Ambilan
jaringan
(faktor idem)

Konsentrasi Alveolar (FA)

Laju peningkatan FA

Pengaruh ambilan
jaringan terhadap
peningkatan tekanan
parsial alveolar

Konsentrasi Alveolar (FA)

Ambilan

Ambilan paru

Difusi gas dari


paru ke darah

Distribusi oleh
darah ke
organ

Hiperventilasi ambilan alveolus dan hipoventilasi


Induksi dan pemulihan berdasarkan solubilitas.

Konsentrasi Alveolar (FA)


tekanan parsial alveolar oleh ambilan
jaringan, dapat kembali ditingkatkan
dengan ventilasi.
Memberikan anestetik secara konstan =
menstabilisasi FA
ventilasi secara langsung rasio FA:FI
untuk anestetik solubel
anestetik yang mendepresi ventilasi
(misalnya halotan) laju peningkatan FA
umpan balik negatif.

Konsentrasi Alveolar (FA)

Secara khusus, konsentrasi membawa dua fenomena yang


disebut efek konsentrasi (concentration effect). Mungkin agak
membingungkan, fenomena yang pertama adalah efek
pengonsentrasian (concentrating effect). Misalkan 50% dari gas
anestetik diambil oleh sirkulasi pulmoner, maka konsentrasi
inspiratori sebesar 20% (20 bagian anestetik per 100 bagian
gas) akan menghasilkan konsentrasi alveolar sebesar 11% (10
bagian anestetik tersisa dari total 90 bagian gas). Di sisi lain, jika
konsentrasi inspirasi ditingkatkan menjadi 80% (80 bagian
anestetik per 100 bagian gas), konsentrasi alveolar menjadi 67%
(40 bagian anestetik tersisa dari volume 60 bagian gas). Melihat
Concentratting
dua sampel tersebut, konsentrasi inspiratori
yang lebih tinggi
akan menghasilkan konsentrasi alveolareffect
yang lebih tinggi secara
disproporsional. Di contoh tadi, peningkatan 4 kali konsentrasi
Konsentrasi
inspiratori akan menghasilkan
6 kali konsentrasi alveolar.
Augmented
effect

Fenomena yang kedua adalah efek aliran teraugmentasi (augmented inflow


effect). Meneruskan contoh di atas, untuk mencegah kolapsnya alveoli, 10
bagian anestetik yang diabsorpsi oleh sirkulasi pulmoner harus digantikan oleh
gas campuran dengan konsentrasi inspirasi 20%. Dengan demikian,
konsentrasi alveolar menjadi 12% (10+2 bagian anestetik dari total 100
bagian gas). Lebih kontras, setelah absorpsi 50% anestetik dari gas 80% yang
diinspirasi, perlu penggantian sebanyak 40 bagian menggunakan gas 80%
pula. Dalam kasus ini akan diperoleh konsentrasi alveolar meningkat dari 67%
menjadi 72% (40+32 bagian anestetik dari total volume 100 bagian gas).

Kedua fenomena yang termasuk efek konsentrasi di atas lebih dirasakan pada
penggunaan nitrous oksida daripada agen inhalasi lainnya, karena anestetik
tersebut dapat digunakan dalam konsentrasi yang jauh lebih tinggi. Sebagai
tambahan, konsentrasi nitrous oksida yang tinggi akan teraugmentasi tidak
hanya dipengaruhi oleh ambilan agen itu sendiri, melainkan juga oleh
konsentrasi anestetik inhalasi lainnya. Fenomena yang satu ini disebut efek
gas kedua (second gas effect) yang secara klinis tidak terlalu bermakna.

Konsentrasi Arterial (Fa)

Hanya terdapat satu faktor yang memengaruhi konsentrasi


arterial secara bermakna, yakni ketidakseimbangan ventilasiperfusi.

Normalnya, tekanan parsial anestetik di alveoli diasumsikan


sama dengan darah arteri. Akan tetapi kenyataannya tekanan
parsial arterial secara konstan kurang dari yang diperkirakan.
Alasan di balik kejanggalan ini adalah pencampuran di darah
vena, ruang rugi alveolar, dan distribusi gas di alveoli yang tidak
merata. Lebih lanjut, adanya ketidakseimbangan ventilasiperfusi akan semakin meningkatkan perbedaan konsentrasi
alveolar dengan arterial. Ketidakseimbangan ini dapat
diasumsikan sebagai restriksi: meningkatkan tekanan di depan
restriksi, menurunkan tekanan di belakang restriksi, dan
mengurangi aliran di restriksi itu sendiri.

Eleminasi

Farmakodinamik

Mesin dan Peralatan

Sistem / Sirkuit Anestesi

Penutup

Terimakasih
REFERAT ANESTESI UMUM INHALASI
Reinita Arlin S.Ked (030.08.202)

Anda mungkin juga menyukai