PEKERJAAN
UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Teknik Fasilitasi
F03
Modul 1
Kegiatan 1:
Kegiatan 2:
Modul 2
18
Kegiatan 1 :
19
Kegiatan 2 :
20
30
Kegiatan 1 :
31
Kegiatan 2 :
32
Kegiatan 3 :
33
Kegiatan 4 :
34
Kegiatan 5 :
35
Berlatih Memfasilitasi
71
72
Modul 3
Modul 4
Modul 1
Topik: Pendidikan Orang Dewasa
2 Jpl ( 90)
Bahan Bacaan:
1. Prinsip Belajar Orang Dewasa
2. Visualisasi Pendidikan
Kertas Plano
Kuda-kuda untuk Flip-chart
LCD
Metaplan
Papan Tulis dengan perlengkapannya
Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
2) Uraikan kemudian bahwa Modul ini akan dimulai dengan kegiatan belajar 1, yaitu Diskusi
Andragogi vs Pedagogi dan jelaskan apa yang akan dicapai melalui kegiatan ini, yaitu :
Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri perbedaan mendasar antara fasilitasi
dengan mengajar ( menggurui)
3) Ajaklah peserta untuk berbagi menjadi 3 kelompok diskusi Masing-masing kelompok akan
mendiskusikan gambar/komik Tuan Guru dan Tukang Perahu yang akan dibagikan pada
kelompok.dengan pertanyaan penggerak sebagai berikut:
Setiap orang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang harus dihargai dan mungkin
tidak dimiliki oleh yang lainnya. Karena itu semua orang bisa menjadi sumber belajar bagi
yang lain, dalam proses fasilitasi yang dilakukan adalah proses membelajarkan (membantu
proses belajar) bukan mengajar, dimana semua peserta adalah subjek dari proses belajar
sedangkan objeknya adalah relaitas kehidupan
5) Ajaklah peserta untuk membahas perbedaan mengajar dengan membelajarkan dengan mengisi
tabel seperti yang sudah disediakan dalam LK 1
6) Bahas bersama, pakailah media bantu sebagai acuan pembahasan apabila diperlukan.
Belajar dari realitas atau pengalaman : yang dipelajari bukan ajaran (teori, pendapat,
kesimpulan, wejangan, nasehat dan sebagainya ) dari seseorang atau sekelompok orang yang
terlibat dalam keadaan nyata tersebut. Akibatnya, tidak ada otoritas pengetahuan seseorang
lebih tinggi dari yang lainnya. Keabsahan pengetahuan seseorang ditentukan oleh
pembuktiannya dalam realitas tindakan atau pengalaman langsung, bukan pada retorika
teoritik atau kepintaran omongannya.
Tidak menggurui : karena itu , tak ada guru dan tak ada murid yang digurui. Semua orang
yang terlibat dalam proses pendidikan ini adalah guru sekaligus murid pada saat yang
bersamaan.
Dialogis : karena tidak ada lagi guru atau murid, maka proses yang berlangsung bukan lagi
proses mengajar belajar yang bersifat satu arah, tetapi proses komunikasi dalam berbagai
bentuk kegiatan (diskusi kelompok, bermain peran dan sebagainya) dan media (peraga,
grafika, audio visual, dan sebagainya) yang lebih memungkinkan terjadinya dialog kritis antar
semua orang yang terlibat di dalam proses pelatihan tersebut.
7) Refleksikan bersama hasilnya sehingga ditemukan perbedaan yang hakiki antara andargogi
dan pedagogi , dan beri penegasan oleh pemandu apabila diperlukan.
3) Setelah selesai minta wakil kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok kemudian bahas dan
simpulkan, yang pada intinya; menyatakan bahwa semua orang belajar dengan cara yang
berbeda beda, ada yang belajar melalui pengalaman, pengamatan dan pengalaman orang
lain. Dalam kasus komik tadi guru mengambil kesimpulan dari kegiatan belajar formal yang
cenderung teoritik sedangkan tukang perahu belajar dari pengalaman/kenyataan yang dialami.
4) Berikanlah penjelasan singkat tentang daur belajar bagi orang dewasa dan bagaimana cara
melakukan daur pembelajaran yang efektif.
Agar tetap pada asas asas pendidikan kritis yang menjadi landasan filosofinya, maka
panduan proses belajar harus disusun dan pelaksanaannya dalam suatu proses yang
dikenal sebagai daur belajar (dari) pengalaman yang distrukturkan (structural experiences
learning cycle). Proses belajar ini memang sudah teruji sebagai suatu proses belajar yang
juga memenuhi semua tuntutan atau prasyarat pendidikan kritis, terutama karena urutan
prosesnya memang memungkinkan bagi setiap orang untuk mencapai pemahaman dan
kesadaran atas suatu realitas sosial dengan cara terlibat (partisipasi), secara langsung
maupun tidak langsung, sebagai bagian dari realitas tersebut.
Mengajar
Pelaku
Pembagian Peran
Pola hubungan antar
warga belajar dan
fasilitator
Prinsip
Konsep belajar
Proses belajar
Metode
Cara Komunikasi
Jalur Pendidikan
Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
Slide 5
Slide 6
Slide 7
Slide 8
Membelajarkan
Mengajar
Pelaku
Pembagian Peran
Pola hubungan
Prinsip
Partisipatif, dialogis
Searah
Konsep belajar
Proses belajar
Input (pengetahuan/informasi)
process (memori) output
(tanggapan)
Metode
Cara Komunikasi
searah
Jalur Pendidikan
10
1. Melakukan atau
Mengalami
5. Menerapkan
4. Menyimpulkan
2. Mengungkapkan
3. Mengolah atau
menganalisis
Pengalaman
Fasilitator mendorong peserta untuk menyampaikan pengalamannya dengan cara menguraikan
kembali rincian fakta, unsur unsur, urutan kejadian, dll dari kenyataan tersebut. Kemudian
menggali tanggapan dan kesan peserta atas kenyataan tersebut.
Analisa
Fasilitator mendorong peserta untuk menemukan pola dengan mengkaji sebab sebab dan kaitan
kaitan permasalahan yang ada dalam realitas tersebut yakni tatanan, aturan aturan, sistem ,
sikap dan perilaku yang menjadi akar persoalan.
Kesimpulan
Fasilitator mengajak peserta merumuskan makna relaitas tersebut sebagai suatu pelajaran dan
pemahaman atau pengetahuan baru yang lebih utuh, berupa prinsip prinsip atau kesimpulan
umum (generalisasi) dari hasil pengkajian atas pengalaman tersebut.
Penerapan
Fasilitator mengajak peserta merumuskan dan merencanakan tindakan tindakan baru yang lebih
baik berdasarkan hasil pemahaman atau pengertian baru tersebut, sehingga sangat memungkinkan
untuk menciptakan kenyataan kenyataan baru yang lebih baik. Proses pengalaman belumlah
lengkap, sebelum pemahaman baru penemuan baru tersebut dilaksanakan dan diuji dalam perilaku
yang sesungguhnya. Tahap inilah bagian yang bersifat eksperimental.
11
Orang dewasa tidak suka diperintah untuk melakukan sesuatu, kecuali jika mereka diberi
kesempatan untuk bertanya mengapa ? dan mengambil keputusannya sendiri.
12
menunjang pencapaian tujuan program, maka fasilitator harus dapat merancang dan membentuk
suasana belajar yang dapat diikuti oleh warga belajar. Pendidikan orang dewasa dilakukan dengan
pengelompokkan sesuai dengan minat atau kebutuhan , bukan suatu kelas atau jenjang.
Bentuklah suasana belajar yang penuh keakraban dan tidak menegangkan. Membentuk suasana
belajar yang bersifat non formal, dalam arti :
Kumpulan manusia aktif.
Suasana hormat menghormati.
Suasana harga menghargai.
Saling percaya.
Suasana penemuan diri.
Suasana keterbukaan.
Suasana mengakui kekhasan pribadi.
Suasana membenarkan perbedaan.
Suasana mengakui hak untuk berbuat salah.
Suasana membolehkan keraguan.
Evaluasi bersama dan evalusi diri.
Peran Fasilitator
Sikap pembimbing bagi orang dewasa mempunyai arti dan pengaruh yang besar. Sikap yang perlu
untuk menciptakan proses belajar sebuah kelompok adalah sebagai berikut :
Empati
Berarti menyetel pada gelombang pemancar yang sama dengan peserta, yakni mencoba
melihat situasi sebagaimana peserta juga melihatnya, berada dan bersatu dengan peserta,
membiarkan diri sendiri menyatu dengan pengalaman peserta, merenungkan pengalaman
tersebut sambil menekan penilaian sendiri, lalu mengkomunikasikan pengertian itu kepada
mereka, bersikap manusiawi dan tidak bereaksi secara mekanis atau memahami masalah
peserta hanya secara intelektual, ikut merasakan apa arti manusia dan benda bagi mereka.
Wajar
Berarti jujur, apa adanya, terus terang, konsisten, terbuka, mencerminkan perasaan yang
sebenarnya, mengatakan apa adanya, secara sadar menghindari peran sebagai pengajar,
mengungkapkan perasaan secara konkret, dan merespon secara tulus.
Respek
Berpandangan positif terhadap peserta, mengkomunikasikan kehangatan, perhatian,
pengertian, menghargai perasaan, pengalaman dan kemampuan mereka.
Komitmen
Menghadirkan diri secara penuh, siap menyertai kelompok dalam segala keadaan,
mengakui secara jujur kalau merasa bosan atau pikiran melayang jauh, melibatkan diri
dalam suka duka.
Mengakui kehadiran orang lain
Mengakui adanya orang lain, tidak menonjolkan diri agar orang lain berkesempatan
mengungkapkan diri, bergaul dengan mereka, menunjukkan kepada mereka bahwa saya
sadar akan kehadirannya, mengakui tiap peserta sebagai makhluk bebas yang berhak ada
di sana dan bertanggungjawab atas kehadirannya.
Membuka diri
13
Pertama menerima keterbukaan orang lain tanpa menilai dengan ukuran konsep dan
pengalaman kita sendiri, setiap saat bersedia mengubah sikap dan pendapat dan konsep
kita sendiri, tidak bersikap ngotot agar bermunculan kemingkinan kemungkinan baru.
Kedua, secara aktif mengungkapkan diri kepada orang lain, mengenalkan diri kepada
kelompok, apa yang saya rasakan, apa harapan saya, bagaimana pandangan saya, suka
dan duka saya, mau mengambil risiko melakukan kekeliruan.
Tidak menggurui
Mengingat bahwa peserta adalah orang dewasa yang mempunyai keahlian sendiri,
pengalaman sendiri dan seringkali adalah pemimpin di dalam lingkungannya, maka sikap
menggurui dapat dirasakan oleh peserta sebagai meremehkan.
Tidak menjadi ahli
Artinya tidak terpancing untuk menjawab setiap pertanyaan, seakan akan fasilitator harus
ahli dalam segala bidang.
Tidak memutus bicara
Pada waktu peserta bertanya atau mengemukakan pendapatnya fasilitator jangan
memutus hanya karena kebetulan ia merasa tak sabar.
Tidak berdebat
Bersoal jawab dengan satu orang saja di tengah tengah sekian banyak peserta dapat
menimbulkan kebisanan.
Tidak diskriminatif
Merupakan hal yang baik kalau pembimbing berusaha untuk memberi perhatian secara
merata, bukan hanya kepada satu atau dua orang peserta saja yang disukai secara pribadi.
Metode POD
Metode pendidikan orang dewasa adalah suatu teknik penyampaian materi pembelajaran yang
diatur sedemikian rupa sehingga tujuan belajar dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam
penyampaian materi, metodologi yang akan digunakan adalah metode metode yang
mempermudah dan mempercepat proses pemahaman pengetahuan, sikap dan proses penguasaan
aplikasinya.
Metodologi yang dipilih yang memungkinkan terciptanya partisipasi aktif dari para peserta, saling
bertukar pengalaman di antara peserta dan fasilitator yang memperlakukan peserta sebagai orang
dewasa bukan sebagai murid sekolah. Metode yang paling efektif adalah belajar dengan bekerja.
Sumber
14
Mansour Fakih dkk; Pendidikan Popular Membangun Kesedaran Kritis; INSIST Pact; 2001
Fasilitasi
Partisipatif
Pendampingan
Masyarakat;
Bappenas
VISUALISASI PENDIDIKAN
Seorang fasilitator memiliki peran yang penting pada saat berada di tengah masyarakat. Dengan
proses dialog yang detail sampai saat ditemukan kesepakatan. Tugas fasilitator mengambil bagian
saat masyarakat yang didampinginya, menciptakan situasi belajar daripada mendiktekan istilah dan
kondisi, memudahkan pengawasan riset dan/atau proses perkembangan.
Apa yang telah menjadi sangat jelas dari proses pendidikan langsung di tengah masyarakat,
merupakan kepentingan awal yang segera dimulai dengan metode dasar dengan menggunakan
metode diagram. Jika hal ini tidak dilakukan pada diskusi pertama dengan masyarakat sasaran,
maka pengalaman menunjukkan, kondisinya akan semakin sulit untuk mendorong partisipan
meninggalkan pena dan kertasnya, serta untuk menghilangkan wawancara yang formal dan kaku.
Jika kelompok melakukan visualisasi sejak awal, maka hal tersebut akan memberikan antusiasme
dan ketertarikan, serta membantu setiap orang untuk terus bereksperimen dan belajar.
Ada beberapa langkah yang dapat digunakan agar kerja lapangan dapat berjalan lancar :
Diskusikan terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang menghambat dan menciptakan
kekakuan, kebekuan. Gunakan latihan pemecah masalah kelompok dengan menggunakan
umpamanya media role play.
Sarankan pada setiap kelompok untuk memutuskan masalah, metode dan para kader
komunitas yang akan mereka ajak untuk memulai. Pikirkan tentang urutan metode yang
mungkin digunakan.
Dorong kelompok untuk memulainya dengan aktivitas nyata yang membutuhkan masukkan
kelompok, yang telah dipraktekan sebelumnya dan hampir membawa pada hasil yang jelas.
Latihan pemetaan merupakan awal yang baik. Hal ini biasanya dapat membuat orangorang terlibat di dalamnya, merubah pengawasan dari kelompok kepada perempuan dan
pria yang membuat dan menjelaskan peta serta dapat menjadi hal yang menyenangkan.
Ajak kelompok untuk tetap rileks. Katakan kerja langsung merupakan cara terbaik untuk
belajar dan bahwa mereka tidak harus mempelajari segalanya dalam menit menit
pertama.
Ketika kerja lapangan sudah dimulai, anda mungkin menghadapi masalah dalam menjaga proses
agar tetap berjalan. Antusiasme mungkin menurun, terutama jika kelompok menghadapi masalah
yang tidak terduga, seperti kendaraan yang tiba-tiba rusak, sakit, cuaca yang buruk, dsb. Anggota
kelompok mungkin juga merasa lelah, telah cukup bekerja keras dan mengumpulkan banyak
informasi . Tentu info menggambarkan bagaimana seorang fasilitator mendorong kelompoknya
untuk tetap berjalan dan penghargaan yang mereka terima sebagai hasilnya.
15
Bersama mereka lakukan visualisasi masalah dengan menggunakan diagram, dalam rangka
menghasilkan informasi yang bisa dipercaya, masyarakat didorong untuk menganalisa kondisi
mereka sendiri dan menunjukkannya agar semua orang tahu, sebaiknya lakukan pengecekkan
silang di antara mereka menyangkut informasi. Menggambarkan bagaimana seorang fasilitator
mendorong kelompoknya untuk tetap berjalan dan penghargaan yang mereka terima sebagai
hasilnya.
Bersama mereka lakukan visualisasi masalah dengan menggunakan diagram, dalam rangka
menghasilkan informasi yang bisa dipercaya, masyarakat didorong untuk menganalisa kondisi
mereka sendiri dan menunjukkan agar semua orang tahu, sebaiknya lakukan pengecekan silang di
antara mereka menyangkut informasi. Proses ini merangsang urutan penyesuaian dan peningkatan,
baik oleh individu yang membangun maupun oleh yang melihat. Sebagai hasilnya, hasil akhir
seringkali berbeda dengan percobaan pertama.
16
pemandu dan manajer lahan yang ahli. Materi pengembangan manusia dan analisis sosial tidak
kalah penting dengan ilmu pertanian dalam penyelenggaraan Sekolah Lapangan, sebagaimana
tercermin dalam kegiatan perencanaan, dinamika kelompok dan sebagainya.
Lahirnya Sekolah Lapang Petani didasari oleh tiga tantangan pokok yang saling terkait, yakni :
Penerapan Sekolah Lapang Petani sebagai suatu langkah maju menuju pertanian yang adil dan
berkelanjutan dituntut untuk meramu suatu pola pendekatan yang mampu menampung ketiga
tantangan tersebut dalanm suatu proses pendidikan yang terpadu dan dapat diselenggarakan
secara efektif di tingkat komunitas petani.
Sekolah di mana saja, tidak selalu di gedung, tidak harus di kampus, alam semesta itulah sekolahan
semestinya, sekolahan yang sejati, sekolah yang paling hakiki.
17
Modul 2
Topik: Dasar Dasar komunikasi
2 Jpl ( 90)
Bahan Bacaan:
Dasar dasar Komunikasi
Kerta Plano
Kuda-kuda untuk Flip-chart
LCD
Metaplan
Papan Tulis dengan perlengkapannya
Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
18
19
Unsur-unsur komunikasi pada dasarnya adalah 5, yaitu: sumber atau pemberi pesan, pesan
yang ingin disampaikan, saluran untuk menyalurkan, penerima pesan dan dampak atau apa
yang terjadi setelah pesan diterima.
Seringkali proses komunikasi dianggap mudah, tetapi dengan pengalaman berkomunikasi yang
dilakukan lewat permainan tadi ternyata proses komunikasi tidaklah sesederhana yang kita
bayangkan. Dalam pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di lapangan, seringkali para
fasilitator mengalami berbagai hambatan dalam berkomunikasi, sehingga komunikasi yang
dilakukan rusak atau macet. Misalnya pada saat kita mengajak masyarakat untuk terlibat
dalam kegiatan musyawarah warga, seringkali yang kita terima adalah tatapan mata dingin,
sikap acuh tak acuh atau bahkan umpatan. Gambaran tersebut memperlihatkan kegagalan kita
sebagai sumber dan penerima pesan dalam berkomunikasi.
Faktor yang menyebabkan kegagalan dalam berkomunikasi terjadi karena :
8) Ajak peserta untuk refleksi dan menganalisis hambatanhambatan komunikasi yang mereka
alami sehari hari, berdasarkan pengalaman mereka dan bagikan dengan peserta lain.
20
Pesan pesan harus mudah diterima artinya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan
masyarakat; informasi yang diberikan harus tepat dengan keadaan mereka; dapat
diterima dan cocok dengan kebudayaan dan kepercayaan kelompok sasaran; informasi
yang benar secara teknis/ilmiah; sederhana dan mudah dimengerti; murah atau hanya
perlu waktu dan usaha yang minim untuk melakukannya
Pesan harus berdasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat dan menekankan hal hal
yang penting bagi mereka bukan yang penting bagi fasilitator atau KMW.
Kemasan pesan harus dapat menggugah minat kelompok sasaran, walaupun informasi
yang disampaikan berguna bagi masyarakat kalau dikemas dengan cara yang kurang
tepat seringkali tidak diperhatikan oleh mereka.
Memilih saluran atau media yang tepat, kita dapat menggunakan satu atau kombinasi
dari berbagai saluran (media ) tergantung kepada tujuan komunikasinya.
Harus mempertimbangkan karakteristik kelompok sasaran, baik budaya, bahasa,
kebiasaan, tingkat pendidikan dan lain lain. Mengenali siapa yang ingin kita jangkau
dapat membantu kita dalam mengembangkan pesan yang sesuai, pertanyaan pertama
yang harus kita ajukan dlm komunikasi adalah, siapakah khalayak kita ?
21
22
Mintalah 3 orang peserta sebagai relawan untuk tampil ke depan kelas. Peserta lain
diminta menyiapkan kertas kosong dan pensil. Kumpulkan relawan secara terpisak dan
berikan penjelasan kepada ketiga relawan tersebut mengenai peran masing-masing.
- Relawan 1 : Sebagai penyiar TV dalam acara Mari Menggambar sehingga instruksinya
satu arah, pemirsa tidak dapat bertanya dan contoh gambar juga tidak ditnjukkan.
Hasilnya tentu saja pemirsa membuat gambar yang macam-macam dan tidak sama
dengan contoh.
- Relawan 2 : Sebagai guru yang otoriter dalam acara Pelajaran Menggambar yang
memberi instruksi apa yang harus digambar, memberi kesempatan bertanya tetapi
tanpa memberikan contoh-contoh, sehingga tentu saja gambar murid macam-macam
dan tidak sama dengan yang diharapkan
- Relawan 3 : Sebagai agen pembaruan (fasilitator) dalam acara Pelajaran
Menggambar yang tidak hanya memberikan instruksi tetapi juga mendiskusikan dan
memberikan contoh-contoh sehingga hasilnya akan sama/mirip dengan yang
diharapkan.
Contoh informasi dasar yang diberikan kepada peserta oleh Penyiar TV, Guru dan Agen
Pembaruan adalah :
- Buat gambar segi-3 sama kaki di tengah kertas
- Bersinggungan dengan titik sudut kiri segi tiga tersebut buatlah gambar segi-4 dalam
posisi miring ke kiri
- Di atas segi-3 dan bersinggungan dgn titik sudut atas segi-3 tersebut buatlah gambar
lingkaran.
- Bersinggungan dgn gambar lingkaran tersebut dibagian atas buatlah gambar segi-4
- Di bawah segi-4 miring yang di bawah segi-3 buatlah gambar segi-4 dalam posisi
datar dengan ujung segi-4 miring memotong salah satu sisinya
- Buatlah bayangan pada 2 sisi dari segi-4 miring dan datar yang paling bawah.
Jelaskan kepada peserta bahwa 3 orang relawan tadi adalah penyiar TV, guru dan agen
pembaruan ,
Permainan pertama seorang penyiar TV untuk acara mari menggambar, dan para peserta
adalah pirsawan yang belajar menggambar. Mereka harus belajar menggambar sesuai
dengan keterangan penyiar. Karena ini acara TV, maka peserta tentu tidak dapat bertanya
sementara sang penyiar tidak boleh memperlihatkan gambarnya. Setelah jelas, minta sang
penyiar mulai melaksanakan acaranya.
Permainan kedua seorang guru untuk acara belajar menggambar, peserta lain adalah
murid dan diminta menyiapkan kertas kosong baru. Saat ini adalah acara pelajaran
menggambar di kelas dan relawan tadi sebagai gurunya sedangkan peserta lain sebagai
murid. Caranya sama dengan acara TV tadi, hanya kali ini murid boleh bertanya, tetapi
guru tetap tidak memperlihatkan gambarnya. Setelah jelas, minta sang guru segera
memulai pelajarannya.
Permainan ketiga tetap belajar menggambar untuk peserta pelatihan dan gurunya adalah
seorang agen pembaruan. Jelaskan bahwa relawan baru ini adalah seorang agen
pembaruan yang akan mengajar peserta pelatihan menggambar, dan minta peserta
menyiapkan kertas kosong baru. Kali ini caranya bebas sama sekali ( boleh bertanya, boleh
apa saja, boleh juga menunjukkan contoh, terserah sang relawan dan peserta ). Kemudian
minta sang agen pembaruan mulai acaranya.
Setelah selesai, bandingkan hasil gambar ketiga proses tadi dan mana yang paling sesuai
dengan harapan (gambar yang telah disiapkan sebelumnya)
Simpulkan bersama hasil diskusi sesuai dengan ungkapan dan analisis peserta.
23
24
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima melalui sebuah
saluran untuk menghasilkan dampak yang diinginkan dengan menggunakan symbol/lambang yang
umum. Symbol yang digunakan bisa berupa bahasa tulisan, gambar, musik dan sebagainya.
Sumber
Pesan
Adalah orang yang mula mula memberikan aksi komunikasi atau memberikan pesan
kepada penerima, pengirim pesan biasa juga disebut komunikator. Dalam membuat pesan
kepada penerima terjadi proses encoding (pengkodean) yaitu proses menerjemahkan
gagasan ke dalam symbol symbol yang umum atau sudah dikenal ( kata, bahasa, gambar
dan sebagainya ) menjadi pesan yang mudah dipahami. Sumber informasi bisa
individu/perorangan atau lembaga yang memulai proses komunikasi.
Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan
yang disampaikan bisa berupa pesan verbal yaitu semua jenis komunikasi lisan yang
menggunakan kata-kata, bisa juga berupa pesan non verbal seperti bahasa tubuh (ekspresi
wajah, sikap tubuh, nada suara, gerakan tangan, cara berpakaian dan sebagainya ), musik
tarian atau bahasa isyarat.
Saluran
Unsur ini merupakan media atau sarana yang digunakan supaya pesan dapat disampaikan
oleh sumber kepada si penerima. Saluran seringkali disebut dengan metode komunikasi.
Saluran komunikasi bisa saja sederhana, misalnya mengunakan kata-kata/suara, tetapi
juga prosesnya bisa tidak sederhana. Misalnya kita bisa menggunakan radio untuk
kampanye tingkat kota, bisa menggunakan arisan warga untuk kampanye di tingkat RW
dengan menggunakan berbagai media seperti leaflet, kartu bergambar dan sebagainya.
Penerima
Adalah orang orang yang menerima pesan dari komunikator, biasa juga disebut
komunikan. Saat menerima pesan dari pengirim, terjadi proses penafsiran kembali pesan
pesan yang diterimanya yang disebut encoding. Proses decoding sangat dipengaruhi oleh
persepsi dan latar belakang sosial budaya dari komunikan.
Dampak/akibat
25
Umpan Balik
Umpan balik mengacu pada segala informasi yang diperoleh kembali si pengirim pesan dari si
penerima. Kegunaan umpan balik :
Dapat membantu sumber dalam menentukan keberhasilan usaha komunikasinya
Sumber dapat memperkuat pesan atau mengubah strateginya berdasarkan umpan balik
yang diterima.
Dapat digunakan untuk merencanakan program komunikasi yang lebih berhasil untuk masa
datang.
Pada saat memberikan umpan balik komunikan juga akhirnya bertindak sebagai
komunikator yang memberikan pesan kepada komunikator pertama. Sehingga komunikator
dan komunikan sebetulnya keduanya merupakan sumber informasi dan masing masing
memberi dan menerima pesan secara serentak dan pada saat yang bersamaan terjadi
proses saling mempengaruhi.
26
terkadang tidak diperhatikan oleh masyarakat, karena disampaikan dengan cara yang kurang
tepat (misalnya terlalu menantang situasi yang berlaku ), membosankan, atau terlalu banyak
muatan teknis.
b) Memilih saluran yang tepat, dalam memilih saluran yang akan dipergunakan untuk program
komunikasi, tidaklah sesederhana memilih saluran yang satu atau yang lain. Kita dapat
mempergunakan satu atau kombinasi dari keduanya, tergantung pada tujuan komunikasi
dengan memperhitungkan pula keunggulan dan kelemahan setiap media.
c) Dalam setiap komunikasi, paling baik bila perhatian diawali dari unsur penerima (biasanya
disebut Khalayak atau Kelompok Sasaran). Kenali khalayak anda , merupakan prinsip dasar
dalam komunikasi. Pertanyaan pertama yang harus kita ajukan adalah, siapakah khalayak kita
?. Jika kita tidak dapat mengidentifikasi secara khusus dengan siapa kita akan berkomunikasi
selain dengan seseorang atau masyarakat umum, kita sebaiknya tidak melanjutkan proses
komunikasi sebelum kita memperjelas hal tersebut.
Mengenali siapa yang ingin kita jangkau dapat membantu kita dalam mengembangkan pesan
yang sesuai, memilih media yang sesuai dan menentukan saluran yang paling mungkin untuk
menjangkau mereka. Sebaiknya, kita menemukan beberapa karakteristik khalayak yang relevan
seperti data kependudukan, termasuk karakteristik mereka yang berhubungan dengan media
serta tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang berhubungan dengan topik yang ingin kita
komunikasikan.
Tahapan Komunikasi
Bagi kita yang bekerja dalam pengembangan masyarakat, kita berkomunikasi dengan tujuan yang
khusus yaitu untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perubahan
manusia, serta faktor sosial dan politik yang mempengaruhi sikap mereka. Untuk mencapai tujuan
tujuan tersebut, komunikasi yang berhasil harus melewati beberapa tahapan. Karenanya, penting
untuk mempelajari apa yang terjadi dalam setiap tahap untuk mencegah kegagalan dalam proses
komunikasi.
Menjangkau khalayak
Komunikasi tidak akan efektif kalau khalayak tidak dapat menjangkau atau mendengarnya.
Hal ini nampak sangat jelas dan masuk akal, namun banyak program gagal pada tahap
pertama tersebut. Contoh contoh pesan yang tidak menjangkau khalayak adalah :
Siaran radio yangmengudara pada waktu yang tidak tepat setiap harinya
Brosur penyuluhan yang hanya dibiarkan berdebu di sudut kantor atau diberikan pada
orang yang tidak tepat.
Mengajari orang yang sudah memahami , misalnya poster yang ditempatkan di kantor
KMW yang dibaca oleh pelaku PNPM Mandiri Perkotaan yang paham isu yang
bersangkutan, namun justru khalayak yang ingin kita jangkau tidak pernah mengunjungi
KMW.
27
Masyarakat hanya melewati poster tanpa membacanya karena sebagian besar terdiri dari
tulisan (tidak ada gambar)
Di dalam kelas, ibu-ibu tidak memperhatikan karena materi yang diberikan oleh fasilitator
membosankan
Kader memindahkan atau mengganti saluran radio ke saluran lain karena materi yang
dibahas hanya berbicara tentang hal hal teknis saja
Karena penyampaian materi (isu yang kontroversial) kurang tepat, beberapa peserta tidak
mau mendengar lagi, Daripada kita pusing dengan konflik yang akan terjadi, lebih baik kita
tidak ikut-ikutan.
Pemahaman pesan
Masyarakat mencoba mengartikan apa yang mereka lihat atau dengar. Dalam hal ini penafsiran
setiap orang dalam komunikasi tergantung pada banyak hal. Kesalahpahaman dapat terjadi bila :
Materi merupakan hal yang asing atau sangat baru bagi khalayak
Bahasa terlalu rumit dan istilah istilah yang digunakan tidak biasa didengar
Kalimat/gambar
yang
digunakan
mempunyai
memberikan/memungkinkan penafsiran lain.
arti
luas
sehingga
dapat
Perubahan sikap/perilaku
Jika khalayak menerima informasi, penerimaan mereka dapat menjadi perubahan sikap ( yang
nantinya dapat menuju pada perubahan perilaku) sesuai dengan tujuan komunikasi kita. Namun,
meskipun telah terjadi perubahan kepercayaan atau sikap, tidak selalu otomatis perilaku mereka
berubah. Komunikator perlu mengetahui faktor penghalang yang mungkin ada dalam perubahan
perilaku, dan mencoba mengatasinya dengan baik. Tekanan yang berasal dari orang lain dalam
28
sebuah keluarga, masyarakat atau lingkungan dapat mencegah seseorang untuk mengubah
perilakunya.
Ada banyak contoh penerimaan pesan yang tidak dapat mengubah sikap atau perilaku kelompok
sasaran, misalnya :
Seorang pedagang setuju bahwa trotoar tidak bisa dipergunakan sebagai tempat berjualan,
karena trotoar tersebut bukan tempatnya berjualan.
Seorang bapak sadar bahwa pekerjaan di rumah (seperti mengasuh anak, memasak, dll)
memakan banyak waktu dan tenaga, namun dia tidak mau membantu isterinya karena
jenis jenis pekerjaan tersebut dianggap pekerjaan perempuan di daerahnya.
29
Modul 3
Topik: Fasilitasi dan Pembelajaran
5 Jpl ( 225 )
30
2) Uraikan juga bahwa kita akan memulai modul ini dengan kegiatan ke-1, yaitu Ceramah dan
Tanya Jawab Pendekatan Fasilitasi
3) Tanyakan kepada peserta bagaimana kira kira mereka akan melakukan fasilitasi dalam
pelaksanaan PNPM Madiri Perkotaan ? . Tuliskan jawaban peserta pada kertas plano.
Berikan penjelasan bahwa pendekatan dalam memfasilitasi ada dua yaitu pendekatan individu
dan pendekatan kelompok. Pendekatan individu dilakukan dengan kunjungan rumah, dialog
dengan orang perorang, dll ; pendekatan kelompok dilakukan dalam pertemuan pertemuan
kelompok baik yang sengaja dibentuk maupun dalam kelompok yang sudah ada sebelumnya.
4) Bagikan lembar kerja ( matriks ) kepada setiap peserta , mintalah mereka menganalisis
kekuatan dan kelemahan dari masing masing pendekatan tersebut.
5) Lakukan pembahasan dari hasil pengisian lembar kerja tersebut di atas. Berikan penekanan
pendekatan kelompok jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan pendekatan lain.
PNPM Mandiri Perkotaan mengembangkan pendampingan dengan penenkanan pada pendekatan
kelompok melalui Komunitas Belajar Kelurahan, diskusi diskusi dan musyawarah dengan
masyarakat, BKM/LKM, KSM, Forum BKM/LKM dan sebagainya.
31
3) Jelaskan kepada peserta aturan main dalam permainan ini (lihat LK - Petunjuk Permainan
Meniup Bola Kapas ).
4) Setelah permainan selesai ajak peserta untuk merefleksikan pengalamannya dalam melakukan
permainan tadi . hubungkan hasil refleksi dengan proses pembentukan kelompok dan
dinamika kelompok .
5) Berikan penegasan
32
Dinamika kelompok
Jelaskan kepada peserta dengan mengulas proses permainan tadi mengenai :
Faktor yang dapat menyatukan kelompok, yaitu :
o Kerjasama, biasanya akan terjadi apabila angota kelompok memiliki kesamaan
pandangan, kesamaan kepenting, kesamaan kebutuhan dan masalah, dan
kesamaan tujuan.
o Apabila para anggota kelompok berusaha menghilangkan batas batas yang
membedakan di antara mereka.
Faktor yang bisa memecah belah kelompok :
o Peraingan yang tidak sehat, biasanya kalau ada anggota kelompok ingin
bersaing, maka dia akan berupaya agar dirinya mempunyai kesempatan lebih
dulu dan dia akan mendominasi.
o Konflik yang meruncing, yaitu pertentangan dua pihak atau lebih yang
mengarah kepada pertikaian.
Jadi di dalam kelompok yang kita fasilitasi bisa terjadi kerjasama atau konflik, fasilitasi yang
dilakukan oleh fasilitator adalah fasilitasi untuk membangun kerjasama dalam kelompok.
Membangun kerjasama artinya membangun komunikasi dialogis di antara anggota kelompok
(warga masyarakat) sehingga tumbuh saling pemahaman, berbagi informasi dan nilai nilai di
anatara mereka. Oleh karenanya teknik fasilitasi yang dikembangkan memakai pendekatan
pembelajaran partisipatif dengan komunikasi yang partisipatif pula.
6) Jelaskan kepada peserta, dalam memfasilitasi proses pembelajaran di masyarakat kita harus
mempertimbangkan karakteristik peserta (warga belajar) baik dari tingkat pendidikan,
kemampuan baca tulis, latar belakang sosial ekonomi, mata pencaharian, usia, jenis kelamin
dan sebagainya.
7) Mintalah peserta untuk membaca Strategi Pembelajaran yang ada dalam Bahan Bacaan
Modul, kemudian mintalah sukarelawan untuk menjelaskan tahapan (strategi) pembelajaran
secara umum.
8) Bahas dan refleksikan bersama.
33
4) Tempelkan kartu kartu metaplan tersebut berdasarkan kelompok kemudian bahas bersama
5) Refleksikan bersama, pakailah bahan bacaan Teknik Bertanya dan Mendengar dan
Mendengarkan sebagai acuan
Kegiatan 4
Jenis Media
Fungsi
4) Perkaya jenis jenis media dengan pengetahuan yang dipunyai oleh pemandu dan analisa juga
fungsinya.
5) Refleksikan hasil pembahasan bersama, beri penegasan oleh pemandu apabila diperlukan.
34
Media yang dipilih untuk kegiatan belajar harus sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai.
Tetapi selain memilih media yang tepat, perlu juga diperhatikan cara menggunakan media
secara baik dan benar. Sebab bentuk media apapun yang digunakan meskipun dirancang
dengan baik, tanpa difasilitasi dengan baik proses diskusinya , media tersebut tidak akan
menghasilkan dampak seperti yang diharapkan. Untuk itu keterampilan memfasilitasi diskusi
dengan menggunakan media merupakan faktor yang menentukan bagi pengguna media.
Kegiatan 5
3) Bagi peserta menjadi 3 kelompok, beri tugas tiap kelompok untuk membahas tujuan,
kelebihan dan kekurangan dari 3 jenis metode pembelajaran yang telah dirumuskan bersama.
4) Setelah selesai diskusi kelompok, minta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
5) Bahas dan refleksikan bersama peserta hasil pleno kelas dan berikan penegasan dari pemandu
apabila diperlukan.
Untuk dapat memilih metode yang tepat fasilitator perlu mengetahui karakteristik
dan ranah belajar dari setiap metode.
35
Metode
Ranah belajar
Wawancara/tanya
jawab
Curah pendapat
Ceramah
Diskusi kelompok
Diskusi kelompok
terfokus (FGD)
Penugasan/praktek
Permainan
Bermain peran
Analisis situasional
Kunjungan silang
Simulasi
Pengetahuan
9
9
9
9
9
Sikap
Keterampilan
9
9
9
9
9
9
9
Setiap metode balajar tidak bisa berdiri sendiri, kombinasi antar metode akan membuat proses
belajar semkin menarik dan tidak membosankan.
Pemilihan metode juga harus berdasarkan beberapa pertimbangan :
36
Kekuatan
Kelemahan
Pendekatan
Individu
Pendekatan
Kelompok
37
38
39
Film Slide
Kelebihan
Memerlukan peralatan
khusus untuk
menggunakannya;
Penayangan terbatas
karena konsentrasi
penonton juga terbatas.
Poster
Slide 3
40
Alat Peraga
Slide 2
Jenis Media
Komik-Strip/
Totonovela
Kelemahan
Slide 1
Kelebihan
Kelemahan
Jenis Media
Lembar Balik
Kelebihan
Kelemahan
Membutuhkan alat
dalam pengembangannya
(kamera);
Membutuhkan
keterampilan baca tulis.
Pesan yang
disampaikan terbatas;
Perlu keahlian untuk
menafsirkan;
Beberapa poster perlu
keterampilan baca-tulis.
Jenis Media
Kelebihan
Kelemahan
Poster Seri
Perlu keterampilan
untuk menafsirkan
gambar.
Cerita Boneka
Tidak memerlukan
keterampilan baca tulis;
Dapat merangsang minat
khalayak.
Perlu keterampilan
khusus bagi pembawa
cerita;
Membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk
pembuatannya.
Buklet
Membutuhkan
keterampilan baca-tulis;
Proses pengembangan
cukup lama.
Slide 4
Jenis Media
Kelebihan
Kelemahan
Foto
Tidak memerlukan
keterampilan baca-tulis;
Dapat merangsang minat
karena memperlihatkan hal
sesungguhnya;
Mudah dibawa dan
disebarluaskan.
Membutuhkan alat
dalam pengembangannya
(kamera);
Hanya efektif untuk
kelompok kecil atau
sedang.
Leaflet
Proses pengembangan
relatif cepat;
Efektif untuk pesan yang
singkat dan padat;
Mudah dibawa dan
disebarluaskan.
Memerlukan
keterampilan baca-tulis;
Mudah hilang dan
rusak;
Pesan yang
disampaikan terbatas.
Slide 5
41
Dalam melaksanakan fasilitasi untuk program pemberdayaan masyarakat, ada 2 pendekatan yang
biasanya dilakukan, yaitu pendekatan individu/perorangan dan pendekatan kelompok.
Pendekatan Individu
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengunjungi orang perorang dalam memberikan fasilitasi.
Walaupun pendekatan ini mempunyai beberapa keuntungan, tetapi juga memilki beberapa
kelemahan, seperti :
Membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang tidak sedikit
Membutuhkan lebih banyak tenaga fasilitator di lapangan.
Sedangkan keuntungannya adalah :
Umpan balik dari masyarakat bisa langsung diterima
Lebih mudah memperbaiki kesalahan kesalahan yang terjadi pada tingkat
lapangan/praktis
Tindak lanjut dari perilaku masyarakat dapat dipantau dan dimotivasi dengan lebih efisien.
Pendekatan Kelompok
Dalam pendekatan ini penyampaian informasi dan proses fasilitasi dilakukan melalui kelompok
kelompok yang sengaja dibentuk untuk tujuan tertentu. Dipandang dari segi komunikasi,
pendekatan kelompok ini jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan pendekatan lain.
Keuntungan pendekatan kelompok :
Anggota kelompok yang satu dan yang lain dapat saling memberi dan menerima informasi.
Lebih menghemat biaya, tenaga dan waktu.
Masalah yang dihadapi terasa lebih ringan karena dipikul bersama oleh kelompok.
Apabila kegiatan yang ada memerlukan biaya/modal akan lebih ringan dibanding dengan
dipikul oleh masing-masing orang.
Dengan kata lain pembentukan kelompok akan lebih mampu mengoptimalkan kegiatan fasilitasi
yang dilakukan.
Sedangkan kelemahan dari pendekatan ini adalah :
Proses pembelajaran dalam PNPM Mandiri Perkotaan lebih menekankan fasilitasi melalui kelompok
seperti Komunitas Belajar Kelurahan, kelompok relawan , BKM/LKM , KSM dan kelompok lainnya.
42
43
Dinamika Kelompok
Di dalam kelompok para anggota akan berhubungan/berinteraksi antara anggota yang satu dengan
yang lainnya. Dinamika kelompok yang dapat menyebabkan persatuan atau perpecahan kelompok,
tergantung bagaimana bentuk interaksinya.
Faktor yang Bisa Menyatukan Kelompok
Kerjasama. Biasanya kerjasama akan terjadi apabila para anggota kelompok memiliki
kesamaan pandangan, kesamaan kepentingan, kesamaan kebutihan dan masalah, dan
kesamaan tujuan. Kerjasama juga bisa terjadi akibat tekanan dari luar kelompok, misalnya
: merasa terancam oleh seseorang atau kelompok lainnya, menghadapi perlombaan dan
sebagainya.
Apabila para anggota kelompok berusaha menghilangkan batas batas yang membedakan
di antara mereka dan berusaha untuk menyamakan sikap sikap untuk mencapai suatu
kesatuan.
Konflik yang meruncing, yaitu pertentangan antar dua pihak atau lebih, yang telah
mengarah pada pertikaian. Seseorang atau sebagian orang bisa saja ingin mencapai
keinginan demi kepentingannya sendiri dengan cara mengancam pihak lain melalui
kekerasan atau ancaman usaha untuk memaksakan kehendak anggota kepada anggota
lainnya merupakan sumber konflik yang meruncing dalam kelompok.
Kontravensi yaitu merupakan transisi/peralihan dari persaingan yang tidak sehat menuju
konflik yang meruncing. Misal : penolakan berupa protes, menyangkal pernyataan anggota
lain, mencerca, menghasut, memfitnah.
Tujuan Kelompok
Apakah tujuan kelompok searah, netral atau bertentangan dengan tujuan masing masing
anggotanya?. Tujuan yang bertentangan sangat tidak diharapkan dan dapat menimbulkan masalah
dalam kelompok. Kejelasan tujuan juga berpengaruh terhadap kedinamisan suatu kelompok.
Tujuan yang tidak jelas sering menimbulkan tidak dinamisnya suatu kelompok.
44
Struktur Kelompok
Yakni bagaimana kelompok mengatur dirinya sendiri berdasarkan peran dan tugasnya dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.
Apakah pengambilan keputusan berpusat di satu atau beberapa orang ataukah keputusan
diambil secara musyawarah dengan melibatkan semua anggota kelompok
Bagaimana pembagian tugas dan tanggungjawab di antara anggota kelompok.
Bersamaan dengan terjadinya struktur dalam kelompok maka akan terjadi norma norma
kelompok.
Norma kelompok yaitu cara cara tingkah laku yang diharapkan dari semua anggota kelompok.
Norma kelompok memberi pedoman mengenai tingkah laku mana yang dapat diterima oleh
kelompok dan mana yang tidak .
.
Fungsi Tugas
Yakni apa yang seharusnya dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan.
Anggota kelompok sebaliknya selalu mendapatkan informasi baru agar bisa meningkatkan
metode dan keterampilan baru untuk mencapai tujuannya.
Adanya koordinasi yang baik sehingga dapat dicegah adanya kesimpangsiuran.
Komunikasi yang baik harus selalu dijaga.
Kelompok, terutama pengurus dapat menjelaskan hal-hal tertentu kepada anggotanya, jika
anggota mengahdapi situasi yang membingungkan.
Pembinaan Kelompok
Yaitu suatu usaha untuk menjaga kehidupan kelompok
Mengusahakan adanya kegiatan yang melibatkan seluruh anggota kelompok.
Menyediakan fasilitas yang diperlukan
Melakukan koordinasi, pemantauan dan menjaga lancarnya suasana komunikasi
Diusahakan agar para anggota merasa betah dan merasa memiliki agar mereka tidak
meninggalkan kehidupan kelompok.
Kesatuan Kelompok
Yakni adanya rasa keterikatan yang kuat di antara para anggota terhadap kelompok. Tingkat rasa
keterikatan yang berbeda beda menyebabkan adanya tingkat kesatuan kelompok yang berbeda
pula.
Kesatuan kelompok ditentukan oleh :
Perasaan memiliki. Masing masing anggota kelompok harus saling menghargai sehingga
akan terlihat bahwa kelompok itu adalah milik bersama, bukan orang tertentu saja.
Jika tujuan kelompok sangat berarti bagi anggota, maka anggota kelompok akan
memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan kelompok
Perasaan memiliki tumbuh apabila anggota sadar bahwa ia berharga sebagai anggota kelompok
dan ia diterima dan didukung anggota kelompokm lainnya.
Perasaan berharga dan perasaan memiliki akan membuat ia menyumbangkan pikiran, tenaga
maupun materi untuk kemajuan kelompoknya.
45
Suasana Kelompok
Yakni keadaan, sikap dan perasaan perasaan yang umum terdapat dalam kehidupan kelompok.
Keadaan ini dapat dilihat dari sikap setiap anggota kelompok , apakah mereka bersemangat atau
acuh tak acuh terhadap kondisi dan perkembangan kelompok.
Suasana kelompok dipengaruhi oleh :
Hubungan antar para anggotanya, apakah rukun bersahabat atau sebaliknya.
Kebebasan anggota untuk berpartisipasi. Kebebasan sampai batas batas tertentu sangat
diperlukan dalam mendinamiskan kelompok.
Lingkungan fisik yang menunjang kehidupan kelompok
Tekanan Kelompok
Yakni segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam kelompok. Adanya ketegangan
perlu menumbuhkan kedinamisan kelompok, tetapi harus diingat tegangan yang terlampau tinggi
akan dapat mematikan kedinamisan kelompok. Tekanan dapat berasal dari dalam maupun dari luar
kelompok.
Faktor
Effektivitas Kelompok
Kelompok yang efektif akan meningkatan atau mempertahankan kedinamisan kelompok, sebaliknya
kelompok yang dinamis akan meningkatkan efektivitas kelompok. Efektivitas kelompok dapat dilihat
dari keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuannya, semangat dan sikap para anggotanya
(misal merasa bangga dan bahagia apabila bersatu dengan kelompok), dan kepuasan anggota
karena tujuan pribadinya berhasil dicapai dalam kelompok.
46
Kelompok yang mempunyai ikatan yang kokoh akan menumbuhkan perasaan saling
menghargai dan sikap tolong menolong di antara anggotanya. Dengan tumbuhnya
keadaan tersebut akan menimbulkan kesetiakawanan (solidaritas) antara anggota
kelompok.
47
Teknik Bertanya
Marnia Nes
Agar proses fasilitasi berhasil, fasilitator harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang.
Sebagai acuan dalam diskusi penting dilakukan untuk membuat daftar pertanyaan kunci supaya
proses diskusi tidak melebar kemana mana. Dalam pelaksanaan juga perlu diperhatikan
karakteristik peserta supaya kita dapat mengatasi peserta peserta yang sulit (dominan, diam
saja, ngobrol sendiri dan sebagainya).
Anggapan banyak pihak, keterampilan yang paling dibutuhkan untuk memfasilitasi adalah pandai
berbicara padahal keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh seorang fasilitator adalah
mendengarkan dan bertanya. Bertanya, adalah keterampilan yang mutlak harus dikuasai oleh
fasilitator, karena hakekat dari fasilitasi dan komunikasi partisipatif adalah menggali dengan
pertanyaan pengalaman peserta dan membantu proses agar peserta bisa menganalisa sendiri
masalah masalah yang dihadapi dan menemukan jalan pemecahannya. Tidak jarang ditemui
biasanya terjadi pada fasilitator pemula fasilitator panik dan bukannya menggali pemahaman
peserta akan tetapi malah menyimpulkan dan berceramah berdasarkan pengetahuannya dengan
mengatasnamakan pengalaman belajar para peserta. Di lain pihak fasilitator juga seiringkali tidak
sabar untuk menunggu peserta berpikir dan mendengarkan peserta dalam mengungkapkan isi
pikirannya.
Agar peserta bisa mengungkapkan isi pikirannya, dan fasilitator konsentrasi mendengarkan yang
diungkapkan peserta maka kita perlu dibantu oleh beberapa pertanyaan. Pertanyaan itu akan
membuat peserta lain dan kita lebih mengerti makna yang ingin diungkapkan oelh si pembicara.
Teknik bertanya
Teknik bertanya dalam proses fasilitasi sebenarnya sederhana, yang paling penting harus tetap
mencerminkan komunikasi yang dialogis dan multi arah sehingga proses diskusi bukan hanya milik
fasilitator akan tetapi milik para peserta diskusi. Artinya fasilitator harus memberikan ruang kepada
peserta untuk megungkapkan pendapat dan pengalamannya.
Secara teknis sebaiknya diperhatikan agar : 1) setiap pertanyaan yang diajukan tidak panjang
lebar singkat dan jelas, jika perlu ulangi sampai peserta merasa jelas, terutama jika pertanyaan
tersebut hanya ditujukan pada peserta tertentu. 2) Usahakan jangan sampai peserta gelagapan
atau malah gugup menjawabnya, maka hindari pertanyaan pertanyaan yang bersifat tendensius
apalagi dengan gaya bertanya yang menghakimi. 3) Tidak terjadi debat kusir apabila ada
pertanyaan dari peserta dilempar kepada peserta lainnya.
48
Pertanyaan Pengamatan
Apa yang sedang terjadi?
Apakah anda melihatnya?
Pertanyaan Analitis
Mengapa perbedaan itu terjadi?
Bagaimana akibat kegiatan ini terhadap perilaku kelompok?
Pertanyaan Hipotetik (memancing praduga)
Apa yang akan terjadi jika .... ?
Kemungkinan apa akibatnya seandainya ...... ?
Pertanyaan Pembanding
Siapakah dalam hal ini yang benar?
Mana yang anda anggap paling tepat antara .... dan ..... ?
49
50
Membahasakan kembali merupakan teknik yang paling penting untuk dipelajari. Teknik ini
merupakan dasar dari teknik lainnya.
Teknik ini bersifat menenangkan, membuat peserta paham bahwa ucapannya dimengerti
orang lain.
Terutama digunakan untuk menanggapi jawaban yang berbelit dan membingungkan.
Bagaimana caranya ?
Gunakan kalimat sendiri untuk membahasakan kembali jawaban warga.
Kalau jawabannya pendek, bahasakan kembali secara pendek pula, jika panjang,
bahasakan kembali dengan meringkasnya.
Awali dengan kalimat seperti, Tadi ibu mengatakan .....
Sesudahnya perhatikan reaksi orang itu.Sertai dengan kata, misalnya : Apa itu yang
ibu maksud ......
Karena jawaban warga kurang lengkap, fasilitator perlu menarik keluar gagasan yang
belum dikatakan.
Gunakan teknik ini bila warga mengalami kesulitan menjelaskan gagasan
Bagaimana caranya ?
Fasilitator berfungsi sebagai dinding, yang memantulkan kata kata warga. Tujuannya,
meyakinkan warga bahwa fasilitator mendengarkan ucapannya.
Biasanya digunakan mempercepat diskusi yang lamban. Sesuai untuk memfasiltiasi proses
curah pendapat.
Bagaimana caranya ?
Kalau warga mengatakan satu kalimat, pantulkan kata demi kata setepattepatnya.Tidak kurang tidak lebih. Jika lebih dari satu kalimat, pantulkan kata kata
yang penting.
Gunakan kata kata warga, bukan kata kata fasilitator.
Kalau dia berkata kata dengan menggebu gebu, pantulkan dengan nada bicara
tenang.
Tujuan utamanya adalah membangun kepercayaan peserta.
Adalah teknik mendaftar gagasan secara cepat. Hanya untuk mengumpulkan dan bukan
hendak mendiskusikannya.
Kumpulkan gagasan dengan memadukan teknik membahsakan kembali. Agar lebih cepat,
gunakan terutama teknik memantulkan. Dengan memantulkan ucapan, warga merasa
didengarkan dan mereka akan ikut menyampaikan gagasan secara singkat. Biasanya dalam
3 sampai 5 kata. Jadi, kita lebih mudah menuliskannya di papan tulis.
51
Bagaimana caranya ?
Awali dengan penjelasan tugas secara singkat. Lakukan curah pendapat. Kumpulkan
gagasan sebanyak banyaknya.
Tuliskan gagsaan para peserta, apapun yang nereka katakan, dengan memakai teknik
memantulkan atau teknik membahasakan kembali.
Jika peserta telah merasa cukup, sudahi proses ini. Berikan penghargaan terhadap
semua pandangan peserta.
Adalah semacam teknik menyusun antrian bicara, ketika beberapa orang bermaksud
berbicara pada waktu bersamaan.
Dengan teknik ini, setiap orang akan mendengarkan tanpa gangguan dari orang yang
berebut kesempatan bicara.
Karena setiap orang tahu gilirannya, tugas fasilitator menjadi lebih ringan.
Bagaimana caranya ?
Bayangkan bila ada liam orang yang ingin membicarakan berbagai akibat dari penumpukan
sampah. Empat orang ingin menghitung biaya pengadaan kereta pengangkut sampah. Tiga
orang tertarik membahas pamanfaatan sampah menjadi pupuk organik.
Biasanya orang menganggap bahwa apa yang ia anggap penting seharusnya terpilih
menjadi topik diskusi. Pada keadaan ini, fasilitator bertugas mengembalikan diskusi ke
jalurnya
Teknik ini akan menenangkan orang yang bingung karena gagasannya tidak mendapatkan
sambutan dari orang lain.
Bagaimana caranya ?
Berikut adalah contohnya :Baiklah, nampaknya ada tiga pembahasan yang sedang berlangsung
saat ini. Pembahasana pertama menyangkut akibat akibat penumpukkan sampah.Yang kedua
52
mengenai peralatan dan kebutuhan biaya.Yang ketiga membahas tentang pemanfaatan sampah.
Benarkah demikian?.
Biasanya teknik ini membuat orang lebih memahami situasi diskusi. Jika ada yang mencoba
menjelaskan bahwa saran dia pentng, tunjukkan perhatian. Namun, jangan bersikap pilih kasih.
Tanyakan juga pendapat orang yang lain.
Adalah teknik mengajak orang ikut terlibat dalam diskusi, tanpa membuat mereka tersiksa
karena terpaksa menjadi pusat perhatian.
Dalam diskusi biasanya ada peserta yang hanya duduk dan diam. Diam bukan berarti malas
atau tidak mau tahu. Mereka merasa kurang terlibat. Dengan sedikit dorongan, temukan
sesuatu yang menarik perhatian mereka.
Teknik menguatkan terutama membantu selama tahap awal diskusi, pada saat para
peserta masih menyesuaikan diri. Bagi peserta yang lebih terlibat, mereka tidak
membutuhkan begitu banyak penguatan untuk berpartisipasi.
Bagaimana caranya ?
Pendapat paling kuat dalam suatu diskusi seringkali datang dari orang yang mengusulkan
topik diskusi. Mungkin ada sebagian peserta yang mempunyai pendapat lain, tapi belum
mau bicara.
Teknik menyeimbangkan membantah anggapan umum bahwa diam berarti setuju.Teknik
menyeimbangkan gunanya untuk membantu orang yang tidak bicara karena merasa
pendapatnya pasti tidak disetujui banyak orang.
Dengan teknik menyeimbangkan, fasilitator sebenarnya menunjukkan bahwa dalam diskusi
orang boleh menyatakan pendapat apapun.
Bagaimana caranya ?
Baiklah, sekarang kita mengetahui pendirian dari tiga orang. Adakah yang lain atau
memiliki pendiriran yang berbeda?
Ada yang mempunyai pendangan lain?
Apakah klita semua setuju dengan ini?.
53
Bagaimana caranya ?
Amati peserta diskusi yang pendiam. Perhatikan gerak tubuh atau mimik mukanya,
apakah menunjukkan bahwa mereka ada hasrat untuk bicara?
Persilakan mereka untuk bicara.Apakah ada yang hendak ibu kemukakan?. Apakah
bapak ingin menambhakan sesuatu?. Kelihatannya anda mau mengatakan sesuatu?.
Jika mereka mundur, perlakukan mereka dengan ramah dan segeralah beralih. Tak
seorangpun suka dipermainkan. Setiap orang berhak memilih kapan ia berpartisipasi.
Jika si pendiam tampaknya ingin bicara,jika perlu tahan orang lain, untuk bicara.
Ada orang yang tidak mau berperan banyak, karena tidak ingin dianggap ingin menang
sendiri. Ada pula yang ikut dalam diskusi sambil meraba raba apakah ia dapat diterima atau
tidak. Banyak juga yang enggan bicara karena menganggap dirinya bodoh. Maka, fasilitator
perlu membuka ruang partisipasi.
Bagaimana caranya?
54
Hening selama lima detik tampaknya begitu lama, Banyak orang tak sabar dengan
keheningan tersebut. Jika fasilitator mampu melakukannya, orang lain pun akan
mampu.
Tetaplah tenang. Pelihara kontak mata pada pembicara.
Jangan berkata apapun. Bahkan tidak juga berdehem atau batuk batuk kecil atau
menggaruk dan menggeleng gelengkan kepala. Tetaplah tenang dan berikan
perhatian.
Jika perlu, angkat tangan untuk memberi isyarat kepada orang orang agar tidak
memecahkan keheningan.
Teknik menemukan kesamaan pemikiran dasar terutama berguna ketika peserta diskusi
terbelah oleh perbedaan pendapat. Teknik ini dapat memperjelas letak persamaan dan
pertentangan pendapat yang terjadi dalam diskusi.
Teknik ini dapat membangkitkan harapan. Membuat warga tersdar bahwa mereka saling
bertentangan, mereka memiliki kesamaan tujuan. Untuk hal yang dasar mereka memiliki
banyak kesamaan.
Bagaimana Caranya?
Katakan bahwa kita akan merangkum hal hal yang menjadi perbedaan dan
persamaan di dalam kelompok diskusi.
Ringkaskan perbedaan perbedaan
Catat aspek aspek dasar yang sama
Periksa catatan tersebut bersama peserta
55
Penggunaan Media
(Dari Bahan Pelatihan Studio Driya Media)
Kegiatan belajar merupakan kegiatan sehari hari yang dilaksanakan oleh fasilitator atau bersama
masyarakat sasaran untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang dapat meningkatkan
kesadaran dan memperbaiki kehidupan masyarakat.
Kegiatan belajar seperti ini tidak sama dengan kegiatan belajar di sekolah, karena bahan belajarnya
ditetapkan berdasarkan kebutuhan kelompok yang benar benar bermanfaat dalam kehidupan
praktis sehari hari.
Begitu juga dengan cara belajarnya, dilaksanakan lebih informal, santai dan bebas, sesuai dengan
kreativitas kelompok itu sendiri. Tidak ada yang bertindak sebagai guru dalam kegiatan belajar ini
karena pengetahuan dan pengalaman setiap peserta bisa disumbangkan.
Sebagai fasilitator, pendamping atau kader perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan baru karena
seringkali mereka diharapkan juga untuk menjadi narasumber oleh kelompok belajar.
Membantu/memudahkan penjelasan
Dapat mendorong/ merangsang diskusi
Membuat kegiatan belajar lebih menarik
Mengurangi terlalu banyak tulisan/teks yang membosankan
Dapat menyajikan gambar-gambar yang menggugah perasaan
Dapat memperlihatkan hal-hal yang sulit dibawa atau diperlihatkan
Pesan menjadi lebih mudah diingat.
Media yang dipilih untuk suatu kegiatan belajar harus sesuai dengan tujuan belajar yang ingin
dicapai. Tetapi selain memilih media yang tepat, perlu juga diperhatikan cara menggunakan media
secara baik dan benar. Sebab bentuk media apapun yang digunakan, meskipun dirancang dengan
baik, tanpa difasilitasi dengan baik proses diskusinya, media media tidak akan mengsilkan
dampak seperti yang diharapkan. Untuk itu, keterampilan memfasilitasi diskusi dengan
menggunakan media merupakan faktor yang menentukan bagi pengguna media.
56
Persiapan
Mempelajari dan menguasai materi dan tujuan belajarnya sendiri, karena media hanyalah alat bantu
dari kegiatan belajar. Tidak ada salahnya fasilitator mempersiapkan catatan-catatan singkat mengenai
isu isu kunci yang akan diajukan sebagai penggerak diskusi.
Mempelajari fungsi media berdasarkan tujuan belajar yang bersangkutan, apakah media yang akan
disajikan itu untuk motivasi, penyadaran atau instruksi teknis.
Memperhatikan bentuk media yang akan digunakan, apakah akan menggunakan poster, poster seri,
atau brosur. Ini akan berhubungan dengan kemampuan kelompok diskusi dalam menyimak kajian
diskusi. Misalnya, media brosur atau buklet kurang tepat digunakan untuk kelompok yang terbatas
kemampuan membacanya. Untuk kelompok ini, poster tunggal atau postr seri akan lebih tepat.
Memperhatikan jumlah peserta yang dianjurkan dan tata ruang yang tepat dalam menggunakan
media tersebut. Misalnya tayangan video/slide dapat disajikan untuk semua peserta dalam sebuah
kelas belajar 20 orang, tetapi fotonovela berbentuk buklet hanya bisa dipergunakan dalam
kelompok-kelompok kecil. Untuk kebutuhan ini, tata ruang yang tepat perlu dipersiapkan sejak awal.
Mempelajari cara menggunakan media tersebut. Sebaiknya media itu dicoba terlebih dahulu sebelum
dipergunakan dalam kelompok belajar, terutama media yang memerlukan alat Bantu seperti
tayangan slide/video misalnya.
Catatan :
Persiapan akan lebih mudah apabila media yang akan digunakan memiliki pedoman
penggunaannya. Pedoman ini biasanya menjelaskan mengenai fungsi media, jumlah
pesera maksimal yang dianjurkan, langkah langkah dan cara menggunakannya serta
tata ruang yang dianjurkan.
Bahan/materi belajar harus disusun oleh fasilitator karena biasanya media-media diskusi
memuat hanya informasi-informasi secara tebatas (yang penting-penting saja). Banyak
media mencantumkan materi, karena media dipergunakan untuk membahas satu kasus
setelah materi dari fasilitator didiskusikan.
.
Pelaksanaan
Sebelum memulai pertemuan/diskusi, ciptakan suasana yang santai, sehingga peserta tidak merasa
berada dalam sebuah kelas belajar, melainkan dalam kelompok diskusi informal. Bisa juga dimulai
dengan permainan atau crita lucu.
Kemudian sampaikan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegatan belajar serta topik yang akan
dibahas.
Sampaikan dan sepakati bersama dengan peserta mengenai perkiraan waktu yang diperlukan untuk
kegiaatan ini.
Mulailah kegiatan belajar sesuai dengan langkah langkah yang dipersiapkan. Pergunakan media
yang telah dipersiapkan untuk menyampaikan informasi belajar. Media akan lebih baik bila
dipergunakan sebagai bahan diskusi sehingga kegiatan belajar lebih interaktif ( timbal balik)
Fsilitator harus selalu menjaga agar media dapat dilihat secara jelas oleh seluruh peserta. Fasilitator
yang menyajikan media agar selalu dalam posisi berhadapan dengan peserta diskusi dan tidak
menghalangi pandangan peserta kepada media.
Fasilitator memancing diskusi dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang berkisar pada
tanggapan mengenai isi/pesan yang terkandung dalam media. Misalnya : apa yang dapat kita lihat
57
dari poster ini ? Mengapa hal itu terjadi ? Apa akibat dari hal tersebut ? Bagaimana cara mencegah
agar tidak terjadi ? Apakah hal seperti itu terjadi di kampung ini ?
Tips praktis
Jangan sampai media dipergunakan alat ceramah atau penyuluhan sebab fungsi utama
media adalah untuk membantu peserta terlibat dalam kegiatan belajar yang interaktif.
Fasilitor sebaiknya berusaha agar setiap peserta dapat turut aktif dalam diskusi.
Usahakan agar fasilitator tidak memonopoli pembicaraan, sehingga
dapat
mengemukakan tanggapan atau pendapatnya.
Tanggapan atau jawaban dari peserta sebaiknya ditulis di papan tulis atau pada kertas
plano ( ditempel di tembok ), karena peserta akan bisa mengingat dengan lebih baik
apabila mereka melihat dan membaca daripada hanya mendengarkan saja. Selain itu
hasil tersebut akan memancing peserta untuk lebih berpartisipasi dalam diskusi, karena
usulan atau tanggapan mereka dianggap penting/diperhatikan .
Setelah diskusi
58
Apabila kita menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis, akan lebih mudah memahaminya langsung
dengan praktek daripada hanya membahas teori saja. Namun perlu diingat pula bahwa praktik yang
dilakukan tanpa dasar dasar atau teori yang kuat, bisa menjadi kacau. Untuk itu diskusikan terlebih
dahulu teori dengan alat Bantu media, baru kemudian mempraktekan di lapangan. Sepakati waktu
yang tepat untuk melakukan praktek ini.
Lakukan evaluasi kegiatan setelah diskusi dan praktek di lapangan. Cobalah untuk mengkaji apakah
peserta mempraktikan seperti yang telah didiskusikan dan yang disarankan dalam media ? mengapa
demikian ?
Hasil evaluasi dapat menjadi bahan pertimbangan bagi rencana belajar/kerja selanjutnya. Bisa jadi
pada pertemuan berikutnya masih diperlukan media dalam bentuk dan jenis yang berbeda. Jika
demikian, maka kita perlu membuat rencana lagi dan mengembangkan alat Bantu yang sesuai
dengan kebutuhan.
Meningkatkan dan mendorong partisipasi dan keaktifan peserta untuk belajar. Media belajar
yang sederhana dan mudah dipergunakan oleh peserta ( tidak rumit ) akan memudahkan
peserta untuk terlibat dalam proses belajar.
Menimbulkan daya tarik peserta untuk belajar. Media belajar yang menarik dengan
menggunakan gambar gambar, dan bervariasi akan menimbulkan minat peserta untuk
memahami materi lebih mendalam.
Meningkatkan pemahaman peserta. Media belajar yang dapat membantu memperjelas materi,
khusunya materi abstrak yang sulit dijelaskan dengan kata kata akan mempermudah peserta
untuk memahami materi yang dibahas.
59
Ada juga media yang tidak bisa kita buat sendiri, karena memang memerlukan keahlian tertentu
dalam pembuatannya. Gambar sederhana misalnya bisa kita buat sendiri. Tetapi kalau ada media
yang membutuhkan gambar lebih banyak dan pembuatannya memerlukan keterampilan teknis
yang tidak kita miliki, kita bisa mencari, mengumpulkan atau memanfaatkan media media yang
sudah tersedia.
60
Catatan :
Beberapa jenis media seperti modul, buklet, buku , komik, fotonovela yang isinya lebih panjang (
banyak ), bisa dianjurkan sebagai bahan bacaan untuk warga belajar, apabila diperlukan.
Keberhasilan proses dan hasil belajar belum bisa dijamin meskipun kita sudah memilih dengan
tepat media yang kit pilih bisa digunakan secara efektif. Kiat tersebut antara lain :
Media visual. Untuk media berbentuk gambar, jika digunakan dalam diskusi umum (pleno),
sebaiknya ukurannya cukup besar (ukuran poster atau plano), supaya bisa dilihat dengan
jelas oleh seluruh warga belajar. Gambar berukuran kecil (ukuran kartu atau kertas HVS),
sebaiknya hanya digunakan dalam diskusi kelompok atau tugas perorangan.
Untuk media berbentuk tulisan, jika digunakan dalam diskusi umum (pleno), sebaiknya
ditulis dengan huruf besar (balok) dan ukuran besar, supaya bisa dibaca oleh seluruh
peserta. Tulisan bisa dibuat di atas papan tulis atau kertas lebar (plano).
Media audio. Penggunaan media ini perlu memperhatikan kualitas dan volume suara,
apakah suara bisa didengar cukup jelas oleh sejumlah warga belajar. Kalau kita akan
meggunakan kaset cerita misalnya,
berfungsi atau tdaknya alat bantu pengeras suara, adalah sesuatu yang harus diperhatikan.
Media audio visual. Media seperti ini perlu kita coba sebelum digunakan. Kalau kita
menggunakan media ini, yang perlu kita perhatikan adalah jarak pandang warga belajar
terhadap gambar dan volume suara, agar seluruh peserta bisa melihat dan mendengar
secara jelas. Semakin canggih media yang kita gunakan, bisasanya membutuhkan fasilitas
pendukung yang semakin banyak pula, misalnya alira listrik, layar, proyektor, kabel, dan
sebagainya.
61
kursi bermeja lengan, jangan pakai meja besar/panjang yang menghabiskan tempat dan
menghalangi.
62
Buku tulis, bolpoint, penghapus, spidol,selotip, gunting, paper clip (penjepit kertas),
stapler, dan sebagainya.
Metode Pembelajaran
(Membangun Masyarakat Pembelajar, Panduan Metodologi Pendidikan Non Formal; UNESCO
APPEAL SPPM)
Fasilitator perlu memiliki metode yang memungkinkan warga belajar mengalami 4 tahap proses
daur belajar dari pengalaman , dan mempraktekan metode tersebut dalam sebuah proses belajar
yang menyenangkan.
Untuk dapat memilih metode yang tepat fasilitator perlu mengetahui karakteristik dan ranah belajar
dari setiap metode.
Metode
Ranah belajar
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Wawancara/Tanya jawab
Curah pendapat
Ceramah
Diskusi kelompok
Diskusi kelompok terfokus
Penugasan/praktek
Permainan
Bermain peran
Analisis situasional
Kunjungan silang
Simulasi
Metode metode yang disebut di atas, memiliki karakter dasar yang cenderung
merangsang partisipasi. Tetapi memilih metode dan media tersebut belum tentu menjamin
proses fasilitasi berlangsung secara partisipatif. Yang paling penting adalah fasilitatornya
sendiri.
Kita bisa memodifikasi atau mengembangkan metode metode yang ada di dalam tulisan
ini disesuaikan dengan masalah atau kebutuhan yang kita hadapi di lapangan.
63
Tahap kedua adalah mengevaluasi ide ide yang dihasilkan selama tahap pertama.
Kemudian, warga belajar diminta mengelompokan ide ide yang sama, lalu memberikan
tanda pada setiap kelompok dalam sebuah prioritas ( ada kelompok ide dengan prioritas
paling penting, kedua terpenting, dan seterusnya)
64
Metode Ceramah
Metode ini biasa kita lakukan untuk menyampaikan suatu pesan atau materi secara lisan, dengan
maupun tanpa menggunakan alat Bantu/media. Biasanya penggunaan metode ini harus dibarengi
dengan penggunaan metode lainnya.
Persiapan
Susun materi yang akan kita sampaikan dengan sistematika yang berurutan. Biasanya,
materi ini akan menjadi bahan serahan untuk warga belajar.
Tulislah beberapa pokok pikiran penting dari bahan serahan di atas lembar kertas
Pelaksanaan
65
Diskusi Pleno
Metode ini umumnya dipergunakan setelah selesai melakukan diskusi kelompok
66
Minta setiap kelompok memilih satu orang untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran
hasil diskusi kelompoknya.
Sepakati lamanya waktu bagi setiap kelompok dalam menyampaikan hasil kelompoknya,
jangan lebih dari 10 menit. Ingatkan warga belajar, bahwa pembahasan hasil diskusi
akan dilakukan setelah presentasi.
Setalah seluruh kelompok selesai menyampaikan hasil diskuisnya, persilakan warga
belajar untuk mengajukan pertanyaan atau penjelasan terhadap hasil kelompok yang
sudah disampaikan sebelumnya
Setelah semua hasil kerja kelompok dibahas, ajak warga belajar menyimpulkan hasilhasil diskusi, dengan cara membandingkan hasil setiap kelompok dan menarik benag
merah dari hasil diskusi.
Simpulkan hasil diskusi pleno, atau minta salah seorang warga belajar untuk
menyimpulkannya sendiri
Metode Penugasan/Praktek
Metode penugasan adalah cara belajar dengan jalan menugaskan kepada warga belajar untuk
melakukan sesuatu. Tugas yang diberikan harus khusus atau jelas obyek dan waktunya. Metode ini
lebih bertujuan untuk membawa warga belajar ke dunia nyata dalam mempraktekan pengetahuan
yang diperoleh. Oleh karena itu, metode ini akan sangat mempengaruhi wilayah keterampilan
warga belajar.
Metode Permainan
Metode ini digunakan dalam kegiatan belajar. Dari pengalaman, metode ini terbukti sangat efektif
untuk melibatkan warga belajar, membuat warga belajar merasa nyaman dan segar mengikuti
kegiatan.
Metode permainan dapat dilakukan dengan bermacam cara, seperti nyanyian, cerita, gambar atau
permainan lainnya. Tema tema permainan bisa berhubungan dengan kepemimpinan, sikap,
kerjasama, koordinasi, pemecahan masalah, komunikasi, pemantauan, evaluasi, isu gender, teknik
fasilitasi, dan sebagainya yang relevan dengan materi belajar.
Dalam proses belajar, metode permainan bertujuan untuk :
Mengubah suasana belajar yang kaku atau tegang menjadi lebih santai dan nyaman, dan
megubah warga belajar yang pasif dan jenuh menjadi lebih aktif dan semangat.
Menumbuhkan sikap dan pandangan pribadi, dalam hal penalaran, wawasan, perbaikan
sikap, dan introspeksi
Mengantarkan atau memulai pokok bahasan dengan suasana aktif, gairah, riang, luwes
atau akrab.
Untuk mencapai tujuan /manfaat tersebut perlu dipertimbangkan karakteristik warga belajar, yaitu
(1) latar belakang budaya atau kebiasaan, agama, pekerjaan dan status sosial warga belajar; (2)
Pengalaman, pendidikan, atau wawasan warga belajar pada umumnya; (3) kecenderungan perilaku
atau sikap tertentu dari warga belajar ayng berkembang dalam proses belajar, baik yang positif
maupun negatif.
67
Biasanya bermain peran menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi warga belajar. Dengan
bermain peran dalam situasi tertentu, warga belajar dapat mengungkapkan gagasan mereka dan
memperdalam pemahaman warga belajar terhadap apa yang dipelajari. Metode ini juga dapat
dijadikan sebagai alat untuk memotivasi dalam memecahkan masalah melalui diskusi.
Untuk bermain peran ini, tidak perlu latihan terlebih dahulu, tidak perlu ada naskah atau kata-kata
kunci yang harus diucapkan warga belajar. Yang penting diberikan adalah gambaran tentang situasi
apa yang mereka perankan.
Penilaian bermain peran, dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan seperti
berikut :
Bagaimana
Bagaimana
Bagaimana
Bagaimana
Bagaimana
68
69
Metode Simulasi
Metode simulasi adalah cara belajar melalui pengandaian atau pemisalan. Seperti metode tanya
jawab dan penugasan, metode ini dapat digunakan untuk pendalaman materi yang telah
disampaikan dengan cara lain (misalnya : ceramah, diskusi kelompok). Hanya saja, metode ini lebih
banyak mempengarunahi ranah sikap dari warga belajar. Sehingga pokok pembahasan lebih
ditekankan kepada sikap sikap yang perlu dikembangkan untuk menerapkan pengetahuan yang
diperoleh.
Metode ini bisa dijadikan semacam ujian terhadap warga belajar, untuk melihat sampai sejauh
mana mereka mampu menerapkan materi yang telah diberikan.
Minta salah seorang atau beberapa orang warg belajar untuk berperan sebagai
fasilitator. Sedangkan warga belajar lainnya diminta untuk berperan sebagai warga
belajar.
Berilah kesempatan kepada orang yang berperan sebagai fasilitator untuk
mempersiapkan proses.
Minta fasilitaor untuk merancang proses seakan akan berhadapan dengan warga
belajar
Warga belajar diminta untuk berekasi, memberikan pertanyaan maupun tanggapan
selama proses berlangsung.
Setelah proses dianggap selesai, ajak seluruh warga belajar untuk mendiskusikan
pengalamannya.
Bagi yang berperan sebagai fasilitator. Bagaimana kesannya mengenai simulasi tadi?
Apakah kesulitan kesulitan yang dihadapi dalam memfasilitasi proses tadi ? bagaimana
caranya agar proses tersebut dapat diterapkan dengan lebih baik ?
Bagi warga belajar : bagaimana kesan kesannya terhadap proses yang dibawakan oleh
fasilitator tadi? Mudah atau sulitkah bagi warga belajar untuk belajar dengan proses
tersebut? Bagaimana cara untuk memperbaiki proses tadi?
Garis bawahi gagasan gagasan warga belajar, sebagai bahan refleksi atas materi yang telah
diberikan. Jika perlu, berikan masukan tentang tips-tips atau cara cara untuk menjadi fasilitator
yang baik
70
Modul 4
Topik: Berlatih Memfasilitasi
Jpl ( 270 )
Bahan Bacaan:
1. Pendidikan Orang Dewasa
2. Strategi Pemebelajaran
3. Teknik Bertanya
4. Mendengar dan Mendengarkan
5. Penggunaan Media
6. Beberapa Media Sebagai Alat Bantu Pembelajaran
7. Dasar dasar Komunikasi
Kerta Plano
Kuda-kuda untuk Flip-chart
LCD
Metaplan
Papan Tulis dengan perlengkapannya
Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
71
2) Bagilah peserta ke dalam 8 kelompok, uraikan kepada mereka bahwa setiap kelompok harus
mempersiapkan bahan untuk praktek fasilitasi dengan topik topik yang sudah ditentukan.
Topik topik yang harus dibawakan oleh setiap kelompok adalah :
Kelompok 2 memfasilitasi komunitas miskin dengan topik siklus PNPM Mandiir Perkotaan.
Karkteristik peserta : tingkat pendidikan rendah (tidak tamat SD s/d SMP); kurang lancar
berbahasa Indonesia; kebanyakan kerja serabutan.
Kelompok 3 memfasilitasi komunitas campuran (L/P, miskin dan non miskin) dengan topik
Penyebab Kemiskinan. Karakteristik peserta : penididikan bervariasi; pemahaman bahasa
Indonesia baik; mata pencaharian bervariasi.
Kelompok 7 memfasilitasi komunitas Laki laki dengan topik Refleksi terhadap program
program pembangunan. Karakteristik peserta : pendidikan cukup tinggi (SMP s/d PT),
bahasa Indonesia lancar; mata pencaharian pada umumnya pegawai negri sipil dan
pegawai swasta.
3) Mintalah kepada setiap kelompok untuk mempersiapkan diri sebelum praktek (waktu 30 menit),
jelaskan bahwa setiap kelompok akan praktek sesuai dengan topik yang sudah ditentukan
72
selama 20 menit. Peserta lain di luar kelompok yang praktek sebagian akan menjadi warga
masyarakat dan sebagian menjadi pengamat proses.
Pembagian tugas kelompok : siapa yang akam menjadi pemandu utama, co pemandu
dan pencatat proses
4) Mulailah praktek dengan kelompok pertama, mintalah 4 orang peserta sebagai pengamat
proses dan sisanya sebagai warga masyarakat. Bagikan lembar pengamatan yang ada dalam
LK Lembar Pengamatan Praktek Fasilitasi kepada pengamat proses. Mintalah mereka untuk
mencermati jalannya praktek dan mencatat hasil pengamatan.
5) Setelah selesai bahas dan refleksikan bersama apa yang sudah baik dan apa yang kurang dan
harus diperbaiki. Mintalah pengamat proses untuk mengemukakan hasil pengamatannya.
6) Selanjutnya lakukan hal yang sama untuk kelompok 2 s/d kelompok 8.
73
74
Komentar Pengamat
Perkotaan
DEPARTEMEN
PEKERJAAN
UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya