PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
telah membawa implikasi perlunya sistem pengelolaan keuangan negara yang
lebih akuntabel dan transparan. Semua dapat dicapai jika seluruh penyelenggara
Negara
dari
tingkat
pimpinan
sampai
di
tingkat
pelaksana
mampu
Page 13
Page 13
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) tersebut unsur - unsurnya
mengacu pada unsur Sistem Pengendalian Intern yang telah dipraktikkan di
lingkungan pemerintahan di berbagai negara, yang meliputi :
a. Lingkungan pengendalian; Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh
pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan
organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap
pengendalian intern dan manajemen yang sehat.
b. Penilaian risiko; Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko
yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.
c. Kegiatan pengendalian; Kegiatan pengendalian membantu memastikan
bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan
pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.
d. Informasi dan komunikasi Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada
pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi
disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga
memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian
dan tanggung jawabnya.
e. Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan
memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera
ditindaklanjuti.
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian
Intern
dilakukan
pengawasan
intern
dan
pembinaan
Page 13
Page 13
risiko
dalam
pengambilan
keputusan,
menerapkan
pemerintah,
pengendalian
atas
pengelolaan
sistem
informasi,
pengendalian fisik atas aset, penetapan dan review atas indikator dan ukuran
kinerja serta pemisahan fungsi.
PP nomor 60 tahun 2008 ini juga merupakan langkah konkrit untuk
membentuk internal control system artinya pengawasan by system. Siapapun
pemegang amanah birokrasi pemerintahan, maka dengan sendirinya sistem yang
akan melakukan pengawasan guna mencapai visi, misi dan tujuan organisasi
dalam arti sempit dan mencapai visi, misi dan tujuan bernegara dalam arti seluasluasnya sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, antara lain untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
seterusnya.
Ketika internal control system yang dijabarkan dalam SPIP bekerja secara
otomatis melakukan fungsi pengawasan, maka setiap insan birokrasi pemerintah
suka tidak suka akan bekerja under control/ di bawah pengawasan sistem yang
berlaku. Selanjutnya, apabila kondisi ini dipertahankan maka terciptalah internal
control culture, artinya sistem pengendalian intern menjadi bagian dari budaya
organisasi pemerintahan di Indonesia.
SPIP penting untuk dipahami tidak saja oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) namun juga ke seluruh komponen pelaku manajemen
pemerintahan, seluruh jajaran PNS tanpa terkecuali untuk melindungi agar tidak
terjerumus ke dalam salah urus manajemen atau mal adiminsitrasi bahkan
terpeleset ke ranah Tindak Pidana Korupsi.
Melalui komitmen dan upaya nyata menerapkan SPIP secara konsisten dan
berkesinambungan, kiranya SPIP menjadi suatu kebutuhan dan bahkan suatu
Page 13
budaya. Efektivitas SPIP sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya SPIP menjelma
menjadi internal control culture organisasi pemerintahan di Indonesia guna
menciptakan good governance dan clean government.
2.2. PERKEMBANGAN SPIP
a. Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan ;
b. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan Melekat ;
c. Keputusan Menteri PAN No. 30 Tahun 1994 tentang petunjuk Pelaksanaan
Pengawasan Melekat yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri PAN
No. KEP/46/M.PAN/2004: Unsur-unsur Waskat adalah : Pengorganisasian ;
Personil ; Kebijakan ; Perencanaan ; Prosedur ; Pencatatan ; Pelaporan ; dan
Reviu intern.
d. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP)
2.3. DASAR HUKUM SPIP
Undang - Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara :
Page 13
Pengendalian
Intern
Pemerintah,
(SPIP),
adalah
Sistem
Page 13
Page 13
Instansi
Pemerintah
wajib
menyelenggarakan
kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
Karakteristik kegiatan Pengandalian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
Pemisahan fungsi;
7.
8.
Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
9.
Page 13
ditindaklanjuti.
Pimpinan
Instansi
Pemerintah
wajib
melakukan
Page 13
Page 13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Esensi dan spirit dari Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dimunculkan
ke dalam 2 aspek, yaitu aspek soft control (pelaku sistem yang tercermin
dalam komponen lingkungan pengendalian) dan hard control (berbagai
kebijakan dan pedoman sebagai alat pengendali dalam manajemen
pemerintahan).
2. Sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Undang - Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yaitu perlunya sistem
pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan
selanjutnya Pasal 58 ayat (1) dan ayat (2), memerintahkan pengaturan
lebih lanjut ketentuan mengenai sistem pengendalian intern pemerintah
secara menyeluruh dengan Peraturan Pemerintah, yakni perlunya dibangun
suatu konsep Pengendalian intern yaitu Sistem
Pengendalian Intern
Page 13
Page 13
DAFTAR PUSTAKA
PP No 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
SE Kementerian Dalam Negeri No. 120/2536/SJ/ tanggal 25 juni 2010
UU No 1 tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara
Page 13