Massa jenis
Warna
Ketahan korosi
3. Sifat Teknologi
Mampu mesin
Mampu cor
Mampu las
Mampu bentuk
2.2 Pengujian Material
1. Pengujian merusak
Uji tarik
Uji Keras
Uji Impact
Uji mulur
Uji Lelah
2. Pengujian tidak merusak
Metode liquid penetrant
Metode dengan partikel magnet
Metode dengan arus Eddy
Metode penyinaran
Metode Ultrasonic
CH 5 FERROS
5.1 FERROS
1. Baja
Baja carbon rendah
Baja carbon sedang
Baja carbon tinggi
2. Baja paduan
3. Besi cor
5.2 Proses Pembuatan Logam
1.
2.
3.
4.
Blast Furnance
Electric Furnance
Basic Oxygen process
Casting
CH 6 NON FERROS
6.1 Karakteristik Non Ferros
1. Non Ferros paduan
Memiliki nilai ketahanan korosi yang baik, dapat di aplikasikan pada
temperatur tinggi, lebih mahal daripada besi dan plastik
2. Alumunium
Nilai kekuatannya tinggi, nilai ketahanan korosi yang baik, bagus untuk
proses manufaktur
3. Magnesium
Nilai kekuatannya tinggi , logam yang ringan
4. Superalloys
Memiliki ketahanan korosi yang baik terhadap perubahan temperatur
5. Copper
Memiliki termal konduktifitas yang baik, nilai ketahanan korosi yang baik.
6. Titanium
Nilai kekuatan dan ketahanan yang baik terhadap perubahan temperatur yang
tinggi.
5.1 Aplikasi yang digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
Chassis mobil
Turbin pesawat
Manufaktur bangunan
Chassis pesawat
CH 7 POLIMER
7.1 Pengertian
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat
yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan
organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal
dari polimer adalah plastik dan DNA.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan.
Berikut ini beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Karet propertis
Kain
Woll
Polivinil Clorida
Keramik
Orlon
Teflon
CH 9 KOMPOSIT
Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua
material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu
kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Umumnya
srtuktur komposit berupa :
1. Kolom baja terbungkus beton / balok baja terbungkus beton (Gambar
1.a/d).
(a)
(b)
(d)
(c)
(e)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Die
9. Sentrifugal
Metal casting sendiri memiliki pengertian pembentukan produk logam dengan
menggunakan cetakan ataupun pattern sesuai dengan metode tertentu.
Biasanya metode ini digunakan untuk memproduksi dalam skala besar.
Metal casting biasanya digunakan pada pembuatan perangkat mesin industri,
baut, alat-alat otomotif, spesial tool dan lain sebagainya.
CH. 13
Rolling
Rolling atau dalam bahasa Indonesia teknik disebut pencanaian adalah proses reduksi atau
pengurangan luas penampang atau pengurangan ketebalan atau proses pembentukan logam
melalui deformasi dengan melewatkan benda kerja pada satu pasang roll yang berputar
dengan arah berlawanan. Skematika dari proses pencanaian ditunjukkan pada gambar di
bawah:
Celah atau gap antara dua roll yang berputar lebih kecil daripada ketebalan H 0 bar atau logam
yang akan masuk. Benda kerja terjepit diantara dua roll, sehingga timbul gaya gesek yang
diperlukan untuk menggigit dan menarik benda kerja, bar atau lembaran agar dapat melewati
roll.
Batang atau lembaran logam yang melewati roll berputar akan mengalami tegangan tekan dan
tegangan geser permukaan. Tegangan geser menimbulkan tegangan gesek antara permukaan
roll dengan benda kerja. Gaya gesek ini bertanggung jawab untuk menarik benda kerja agar
dapat masuk ke dalam celah roll. Deformasi akan menghasilkan benda kerja menjadi
bertambah panjang dengan luas penampang atau tebal yang menurun.
Jumlah deformasi atau reduksi yang dicapai dalam operasi pencanaian flat/datar biasanya
dihitung dari pengurangan ketebalan dan dapat ditentukan dengan menggunakan formula
sebagai berikut:
R = 100% x ( H0 - H1) / H0
R = besar reduksi dinyatakan dalam persen,
H1 = tebal benda kerja setelah rolling, tebal akhir
H0= tebal benda kerja sebelum rolling, tebal awal
Mesin yang digunakan untuk melakukan proses pencanaian logam disebut Rolling Mill
Stand atau biasa disebut mill stand saja. Mill Stand pada Rolling mill terdiri dari satu pasang
roll yang digerakkan oleh motor listrik yang mentransmisikan gaya torsi melalui gigi dan
cardans. Roll dilengkapi dengan bantalan dan dipasang dalam stand dengan mekanisme
screw-down.
Mill stand dibatasi oleh nilai maksimum dari roll separating force dan torsinya. Sedangkan
Jumlah maksimum deformasi (reduksi ketebalan) yang dapat dicapai pada single rolling pass
(satu kali reduksi) ditentukan oleh roll separating force maksimum, torsi maksimum,
diameter work roll, koefisien gesekan, kekuatan mekanik benda kerja, dan lebarnya benda
kerja yang di-rolling.
Roll berdiameter kecil akan menghasilkan bidang kontak rolling menjadi kecil, sehingga
mengakibatkan rendahnya nilai absolut dari maximum roll separating force dan torsi.
Sehingga akan membatasi besarnya deformasi yang diperlukan untuk mencapai pengurangan
ketebalan tertentu.
CH 14 Forging
Hammer Forging
Drop Forging
Press Forging
Upset Forging
Roll Forging
CH 15 Extrussion
Proses ekstrusi adalah proses dimana logam dibentuk dengan cara menekannya
melalui rongga cetakan. Tekanan yang digunakan sangat besar. Proses ini dapat
digunakan untuk membuat batang silinder, tabung atau profil-profil tertentu.
Ada dua jenis proses ekstrusi, yaitu ekstrusi langsung (direct extrusion) dan ekstrusi tidak
langsung (indirect extrusion, back extrusion). Secara skema dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
CH 16 Forming
Karakteristik Forming Proses
CH 17 Metal Powder
Langkah-langkah proses metal powder
CH 21 MACHINING
Machining adalah proses pembuatan benda kerja dengan perautan (menghilangkan
material yang tidak diinginkan dari benda kerja dalam bentuk chip).
Jika benda kerjanya logam maka seringkali dikenal dengan metal cutting atau metal
removal.
SPEED (V) adalah gerakan potong utama dimana berhubungan dengan kecepatan
putar benda kerja terhadap pahat potong.
Satuannya: Surface Feet Per Minute (SFPM) , Inch Per Minute ( In/M ) , Meter Per
Minute (M/M).
FEED adalah sejumlah material yang hilang per putaran. Dalam proses turning
gerakan Feed sejajar dengan sumbu putar benda kerja.
Satuannya : Inch Per Putaran (In/Rev), Inch Per Cycle , Inch Per Minute, Inch Per
Tooth.
D1-D2
:
diameter
/
mula-mula
CH 22 CUTTING TOOLS
Pahat Bubut
Keterangan:
a.
pahat kiri
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Pahat potong
Pahat kanan
Pahat rata
pahat radius
pahat alur
Pahat ulir
Pahat muka
Pahat kasar
Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering menggunakan pahat
bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau
memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor.
Bentuknya juga bermacam-macam dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun
pahat ulir, ada yang diikat pada tangkai pahat.Bentuk ada yang khusus sehingga
tidak diperlukan tangkai pahat.Contoh pemakaian pahat bubut dalam ketika
memperbesar lubang dan membubut rata bagian dalam.
2. Mata Bor
Mata bor digunakan untuk pengeboran aneka metal seperti plat besi, almunium,
kuningan, plastik, acrylic, dan lain-lain. Mata bor standar berbentuk cylinder rata
(Straight Shank) digunakan pada bor tangan, bor duduk atau mesin produksi
lainnya, biasanya ukurannya 3 16 mm. Sedangkan untuk bentuk khusus, hanya
berbeda pada bagian pangkal seperti kerucut (Taper Shank) digunakan sesuai
dengan mesin bor atau mesin produksi lainnya. Pada mesin bubut harus dilengkapi
dengan sarung (Morse Taper Shank Sleeve) yang disesuaikan dengan diameter
lubang spinder pada kepala lepas.
3. Reamer / Peluas
Reamer dipergunakan untuk memperhalus lubang pada benda kerja, hal ini
dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Sebelum dilakukan pereameran terlebih
dahulu di bor, hasil pereameran antara 0,004 0,012 (0,1016 0,3048 mm).
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja sebagai
tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya disesuaikan dengan
kebutuhan yaitu sekitar 1/3 2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor senter
tersebut.Pembuatan lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila memilki
ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.
5. Kartel (Knurling)
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada
permukaan benda kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada batang-batang
penarik atau pemutar yang dipegang dengan tangan.Hasil pengkartelan ada yang
belah ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi kartelnya .
chuck/tempat meletakkan benda kerja). bentuk mata pahat dari mesin turning adalah
mirip dengan pisau yang fungsinya untuk menggores benda kerja.
Prinsip Kerja Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang berfungsi untuk membubut permukaan
bulat (silindris), membubut penampang benda kerja, membubut ulir, membubut alur,
membubut permukaan benda konis dan membubut dalam. Prinsip gerakan
utamanya adalah gerakan berputar. Gerakan inilah yang dimanfaatkan untuk
pemotongan logam
Ukuran dan kapasitas mesin bubut ditentukan oleh
Jarak antara kedua ujung senter kepala tetap dan kepala lepas
Mesin Bubut adalah suatu MESIN PERKAKAS yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan
CH 25 MACHINING TOOLS
Mesin perkakas adalah alat mekanis yang ditenagai, biasanya digunakan untuk
mempabrikasi komponen metal dari sebuah mesin. Kata mesin perkakas biasanya
digunakan untuk mesin yang digunakan tidak dengan tenaga manusia , tetapi
mereka bisa juga di gerakan oleh manusia bila dirancang dengan tepat. Para ahli
sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin perkakas sesungguhnya lahir ketika
keterliabtan manusia dihilangkan dalam proses pembentukan atau proses
pengecapan dari berbagai macam peralatan. Mesin bubut pertama dengan kontrol
mekanis langsung terhadap alat potongnya adalah sebuah bubut potong ulir
bertahun 1483.[1] .Mesin bubut ini membentuk aliran ulir pada kayu.