Anda di halaman 1dari 23

PERTEMUAN KE-4

POKOK BAHASAN
PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT
1. Pengertian Filsafat;
2. Penyusunan sila-sila
Pancasila sebagai suatu
sistem filsafat;
3. Dasar penyusunan sila-sila
Pancasila sebagai sistem
filsafat;
4. Pandangan integralistik
dalam filsafat Pancasila.

Pengertian Filsafat...1
Secara etimologis, kata filsafat berasal dari
bahasa Yunani philein yang berarti cinta, dan
sophos yang berarti kebijaksanaan;
Jadi filsafat, menurut asal katanya berarti cinta
pada kebijaksanaan (kebijaksanaan dapat
diartikan sebagai kebenaran sejati).
Cinta dalam arti yang luas sebagai keinginan
sungguh-sungguh terhadap sesuatu.
Secara sederhana, pemahaman filsafat adalah
keiinginan yang sungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran sejati.

Pengertian Filsafat...2
Ditilik dari sumber perolehannya, pengetahuan dapat
dibedakan dalam beberapa macam :
- Pengetahuan indrawi (diperoleh melalui indera
manusia);
- Pengetahuan ilmiah (jika pengetahuan tersebut
dikembangkan mengikuti metode dan sistem tertentu
yang bersifat universal);
- Pengetahuan filsafat : apabila pengetahuan itu
diperoleh melalui perenungan yang sedalam- dalamnya
(kontemplasi) sampai kepada hakekatnya.
Falsafah adalah hasil pemikiran manusia secara teratur
dan sedalam-dalamnya dalam usaha menemukan
hakekat sesuatu atau kebenaran yang sedalamdalammnya.

Pengertian Filsafat...3
Falsafah hidup....?
Jika falsafah bertujuan untuk menemukan
kebenaran yang sedalam-dalamnya. Maka
falsafah hidup bertujuan untuk menemukan
kebenaran yang sedalam-dalamnya yang dapat
dipergunakan sebagai pegangan hidup dan
pedoman hidup agar bangsa Indonesia
mendapat kebahagiaan, yaitu kebahagiaan lahir
dan batin, dunia dan akhirat.
Orang yang berfalsafah berarti : orang yang
mencintai kebenaran atau mencari kebenaran,
bukan memiliki kebenaran.

PERTANYAAN....
Filsafat Pancasila?
Menurut Notonagoro (1975), dalam
Supriatnono, Pendidikan
Kewarganegaraan (2008 :17),
Filsafat Pancasila yaitu : Ilmu yang
memandang Pancasila dari
sudut Hakekat.
Hakekat adalah unsur-unsur yang tetap dan tidak
berubah pada suatu obyek.

FALSAFAH PANCASILA SEBAGAI


FALSAFAH HIDUP
Adalah filsafat yang dipergunakan sebagai pegangan,
pedoman dan petunjuk oleh bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
Falsafah Pancasila yang digali/berasal dari kepribadian
bangsa Indonesia merupakan ciri-ciri khas dari bangsa
Indonesia.
Falsafah Pancasila adalah : hakekat pencerminan
kebudayaan bangsa Indonesia, yaitu : hakekat
pencerminan dari peradaban, keadaban kebudayaan,
cermin keluhuran budi dan kepribadian yang berurat,
berakar dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan
sendiri.
Sehingga apa yang baik untuk suatu bangsa/negara
belum tentu baik dan adil untuk bangsa/ negara lain,
karena keadaan suatu negara tidak sama dengan suatu
negara lainnya.

Penyusunan sila-sila Pancasila


sebagai suatu sistem filsafat

Penyusunan sila-sila Pancasila


sebagai
suatu sistem filsafat...1
Rumusan sila-sila dalam Pancasila terdiri dari katakata pokok dan kata-kata sifat.
Kata-kata pokok terdiri dari kata-kata dasar, yaitu :
Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil.
Empat sila dibubuhi dengan awalan akhiran ke-an
dan satu pe-an.
Kedua awalan dan akhiran itu menurut tatabahasa, menjadikan abstrak kata dasarnya.
Pengertian yang demikian disebut pengertian yang
Abstrak Umum Universal.
Isinya sedikit, tetapi luasnya tidak terbatas,
artinya meliputi segala hal yang dan keadaan yang
terdapat pada bangsa dan negara Indonesia dalam
jangka waktu yang tidak terbatas

Penyusunan sila-sila Pancasila


sebagai
suatu sistem filsafat...2
Pancasila, yang terdiri dari lima sila, pada
hakekatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Yang dimaksud sistem di atas adalah : suatu
kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk
suatu tujuan tertentu, dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Pancasila yang terdiri atas sila-sila Pancasila,
setiap sila pada hakekatnya merupakan suatu
azas sendiri, fungsi sendiri, namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang sistematis.

Dasar penyusunan sila-sila Pancasila


sebagai sistem filsafat

Dasar penyusunan sila-sila


Pancasila sebagai sistem
filsafat
1. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila
yang bersifat Organis;
2. Susunan Pancasila yang bersifat
Hierarkhis dan berbentuk Piramidal;
3. Rumusan hubungan kesatuan sila-sila
Pancasila yang saling mengisi dan saling
mengkualifikasi

Susunan kesatuan sila-sila


Pancasila
yang bersifat Organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakekatnya merupakan suatu
kesatuan dan keutuhan.
Artinya : setiap sila merupakan unsur (bagian yang
mutlak) dari Pancasila;
Pancasila merupakan suatu kesatuan Majemuk Tunggal,
yang konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri
sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila lainnya.
Sila-sila Pancasila merupakan penjelmaan hakekat
manusia Monopluralis, yang merupakan kesatuan
organis, maka sila-sila Pancasila juga memiliki kesatuan
yang bersifat organis pula.

Susunan Pancasila yang bersifat


Hierarkhis
dan berbentuk Piramidal...1
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama ini menjiwai sila Kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia
dst.....
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, diliputi
dan dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa,
meliputi dan menjiwai sila Persatuan
Indonesia,...dst.
3. Persatuan Indonesia, diliputi dan dijiwai oleh
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
Yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai
sila ke-4 dst....

Susunan Pancasila yang bersifat


Hierarkhis
dan berbentuk Piramidal...2
4. Sila ke-4 : Kerayatan yang dipimpin oleh
hikmat Kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, diliputi dan
dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, serta meliputi dan
menjiwai sila : Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
5. Sila ke-5 : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, adalah diliputi dan dijiwai oleh silasila : Ketuhanan Yang Maha Esa. ..dst....

Rumusan hubungan kesatuan silasila Pancasila yang saling mengisi


dan saling mengkualifikasi
Maksudnya dalam setiap sila terkandung
nilai ke empat sila lainnya.
Dengan kata lain, setiap sila senantiasa di
kualifikasi oleh ke-4 sila lainnya
Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila
yang saling mengisi dan saling
mengkualifikasi adalah seperti uraian
berikut ini

Rumusan kesatuan sila-sila


Pancasila yang saling mengisi dan
saling mengkualifikasi..1
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah :
berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia, ber......dst
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
ber....dst
(Notonagoro, 1975 :43, 44)

Pandangan integralistik dalam


filsafat Pancasila

Pandangan integralistik dalam


filsafat Pancasila...1
Pandangan integralistik, bermula muncul pada saat
Pidato Prof.Dr.Mr. Soepomo dalam sidang BPUPKI
tanggal 31 Mei 1945. Beliau adalah satu-satunya
anggota BPUPKI yang secara makro memberikan
pilihan ideologi, sebelum masuk ke substansi ideologi
yang sekarang, yaitu Pancasila.
Soepomo menunjukkan tiga pilihan ideologi, yaitu :
1). Paham Individualisme
2). Paham Kolektivisme, dan
3). Paham integralistik.

Pandangan integralistik dalam


filsafat Pancasila...2

Prof. Dr. Mr. Soepomo, dengan sangat meyakinkan menolak paham


individualisme, dan kolektivisme, dan menyarankan paham
INTEGRALISTIK karena lebih sesuai dengan semangat
kekeluargaan di daerah pedesaan bangsa Indonesia;

Drs.Moh.Hatta juga menolak paham individualisme dan


kolektivisme, dan sependapat dengan paham integralistik yang
dikemukakan Soepomo.

Agar paham integralistik tidak menjurus kepada kekuasaan negara


yang mutlak yang dapat menindas rakyat secara sewenang-wenang
(seperti fasisme Nazi Jerman), maka Hatta mengusulkan agar
Negara Indonesia baru nantinya menjamin sejumlah hak warga
negara sebagai individu, seperti hak berserikat dan berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.

Pandangan integralistik dalam


filsafat Pancasila...3
Koreksi Hatta sekaligus mempertegas perbedaan paham
integralistik kekeluargaan bangsa Indonesia yang dijiwai
oleh nilai-nilai demokrasi yang berakar dari kehidupan
masyarakat desa bangsa Indonesia dengan paham
integralistik barat yang pernah menjelmakan kekuasaan
fasisme yang otoriter dan totaliter.
Konsep yang diajukan oleh Dr. Soepomo kemudian
terdapat dalam penjelasan UUD 1945 dengan rumusan :
Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah daerah Indonesia dengan berdasar atas
persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Pandangan integralistik dalam


filsafat Pancasila...4
Dengan pembukaan tersebut diterima aliran pengertian
negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi
segenap bangsa seluruhnya.
Dengan demikian, negara mengatasi segalam paham
golongan, mengatasi paham perorangan.
Aliran pengertian negara persatuan seperti yang
dimaksud dalam penjelasan UUD 1945 tiada lain adalah
paham integralistik seperti yang didmaksud dalam
pidato Dr. Soepomo di depan sidang BPUPKI, suatu
paham yang mengatasi paham individualisme atau
perorangan ataupun paham kolektivisme atau golongan.

Pandangan integralistik dalam


filsafat Pancasila...5
Konsep integralistik dikembangkan oleh Abdul Kadir
Besar, diantaranya sbb:
a.

Antara negara dan rakyat terjalin oleh relasi yang


salingtergantung;

b.

Antara rakyat dan negara tidak terdapat perbedaan


kepentingan

c. Yang berdaulat adalah seluruh rakyat bukan


individu;
e. Putusan yang akan diberlakukan pada seluruh
rakyat sewajarnya melalui proses musyawarah
untuk mufakat.

OK

Lets

Continue
>>>PERTEMUAN KE-5

Anda mungkin juga menyukai