Definisi
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu
sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan sistem
imun oleh infeksi virus HIV. Sedangkan HIV merupakan singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus, yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat untuk
berkembang biak dan kemudian merusaknya.
Faktor Predisposisi
Kontak dengan penderita HIV positif.
Diagnosis
Tes dan konseling HIV pada ibu hamil dilakukan atas inisiatif petugas kesehatan (TIPK)
atau provider-initiated HIV testing and counseling (PITC).
o Di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif
pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau
menjelang persalinan.
o Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh teaga kesehatan
preparasi antigen, prinsip tes, dan jenis antigen, yang memenuhi kriteria sensitivitas dan
spesifitas. Pemilihan jenis reagen yang digunakan berdasarkan sensitivitas dan
spesifisitas, merujuk pada Standar Pelayanan Laboratorium Kesehatan Pemeriksa HIV
Gambar 1
Untuk ibu hamil dengan faktor risiko yang hasil tesnya indeterminate, tes diagnostik HIV
dapat diulang dengan bahan baru yang diambil minimal 14 hari setelah yang pertama dan
setidaknya tes ulang menjelang persalinan (32-36 minggu).
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
o Rujuk ibu dengan HIV ke rumah sakit. Tatalaksana HIV pada kehamilan sebaiknya
dilakukan oleh tim multidisiplin meliputi dokter yang ahli mengenai HIV, dokter
spesialis obstetri dan ginekologi, bidan yang ahli, dan dokter spesialis anak.
o Periksa hitung CD4 dan viral load untuk menentukan status imunologis dan
mengevaluasi respons terhadap pengobatan
b. Tatalaksana Khusus
Terapi antiretroviral
o Berikan antiretroviral segera kepada semua Ibu hamil dengan HIV, tanpa harus
mengetahui nilai CD4 dan stadium klinisnya terlebih dahulu, dan dilanjutkan
seumur hidup. Rekomendasi pengobatan sesuai situasi klinis ibu dapat dilihat di
tabel berikut.
1 ODHA
Situasi Klinis
sedang terapi
ARV,
kemudian hamil
14
NVP*(AZT
EFV
5 Ibu hamil dalam masa persalinan Tawarkan tes HIV dalam masa persalinan; atau tes
dan status HIV tidak diketahui
6 ODHA
datang
pada
Ibu sebaiknya diperiksa untuk mendeteksi infeksi menular seksual di usia kehamilan
Pilihan persalinan
Persalinan per vaginam
Syarat:
HIV ditegakkan.
Jika bayi diketahui HIV positif, lakukan pemeriksaan viral load sekali pada usia 1 bulan,
kemudian sekali pada usia 4-6 bulan. Periksa ELISA kembali di usia 18 bulan.
4
Berikan edukasi mengenai perilaku seks yang aman dan penggunaan kondom untuk
Keterangan Lainnya
Beberapa tahapan infeksi HIV hingga terjadi AIDS:
1. Periode jendela
HIV masuk kedaam tubuh samapi terbentuk antibodi terhadap HIV dalam darah.
Gejala belum muncul dan penderita masih merasa sehat. Tahap ini umumnya berkisar 2
minggu hingga 6 bulan dan Tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen dan sekret
vagina. Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan seksual. HIV awalnya
dikenal dengan nama Lymphadenopathy associated virus (LAV) merupakan golongan
retrovirus dengan materi generik ribonuclein acid (RNA) yang dapat diubah menjadi
deoxyribonucleic acid (DNA) untuk diintegrasikan ke dalam sel pejamu dan diprogram
membentuk gen virus. Virus ini cenderung menyerang sel jenis tertentu, yaitu sel-sel yang
mempunyai antigen permukaan CD4, terutama limfosit T yang memegang peranan penting
dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh19,24.
Infeksi HIV memberikan gambaran klinik yang tidak spesifik dengan spektrum yang
lebar, mulai dari infeksi tanpa gekala (asimptomatik) pada stadium awal sampai pada gejalagejala yang berat pada stadium yang lebih lanjut. Setelah diawali dengan infeksi akut, maka
dapat terjadi infeksi kronik asimptomatik selana beberapa tahun disertai replikasi virus secara
lambat. Kemudian setelah terjadi penurunan sistem imun yang berat, maka dapat terjadi
berbagai infeksi oportunistik dan dapat dikatakan pasien telah masuk pada keadaan AIDS.
Perjalanan penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah
infeksi pertama, bahkan bisa lebih lama lagi.
Transmisi vertikal merupakan penyebab tersering infeksi HIV pada bayi dan anakanak di Amerika Serikat. Transmisi HIV dari ibu kepada janin dapat terjadi intrauterin (510%), saat persalinan (10-20%), dan pascapersalinan (5-20%). Kelainan yang dapat terjadi
pada janin adalah berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan abortus
spontan25.
Tingkat infeksi HIV pada perempuan hamil di negara-negara Asia diperkirakan belum
melebihi 3-4%, tetapi epideminya berpotensi untuk terjadi lebih besar. Penelitian prevalensi
HIV pada ibu hamil di daerah miskin di Jakarta pada tahun 1999-2001 oleh Kharbiati
mendapatkan angka prevalensi sebesar 2,86%.
Pada tahun 1999 The Institute of Medicine (IOM) telah merekomendasikan pemeriksaan
HIV untuk semua perempuan hamil sepengetahuan perempuan tersebut, disertai hak pasien
untuk menolak. Rekomendasi ini juga telah diadopsi oleh American Academy of Pediatrics,
American College of Obstetricians and Gynaecologist, serta United States Public Health
Services (ISPHS)19,26,27.
Antibodi virus dapat dideteksi kira-kira 3 hingga 6 bulan sesudah infeksi. Pemeriksaan
konfirmasi menggunakan Western blot (WB) cukup mahal, sebagai penggantinya dapat
dengan melakukan 3 (tiga) pemeriksaan ELISA sebagai tes penyaring memakai reagen dan
teknik berbeda.