Anda di halaman 1dari 8

LYSERGIC ACID DIETHYLAMIDE (LSD)

PENDAHULUAN
Senyawa halusinogen ditemukan dalam beberapa tanaman dan jamur (atau ekstraknya) telah
berabad-abad digunakan terutama dalam proses ritual keagamaan. Hampir semua halusinogen
mengandung nitrogen dan diklasifikasikan sebagai alkaloid. Banyak halusinogen yang memiliki
struktur kimia yang mirip dengan neurotransmitter alami (misalnya asetilkolin, serotonin, atau
katekolamin). Namun, mekanisme kerjanya masih belum jelas, penelitian menunjukkan bahwa
obat ini sebagian bekerja dengan cara mengganggu kerja neurotransmitter dengan mengikat
reseptornya.

Salah satu jenis halusinogen yang biasanya digunakan adalah Lysergic Acid

Diethylamide (LSD).

Formula: C20H25N3O

DEFINISI
Lysergic acid diethylamide (LSD) merupakan semi-sintetik halusinogen, dan merupakan
salah satu obat pengubah mood yang paling ampuh. LSD ditemukan pada tahun 1938 dan
diproduksi dari asam lysergic, yang ditemukan dalam ergot (Claviceps purpurea), jamur yang
tumbuh pada gandum dan biji-bijian lainnya. LSD dijadikan obat untuk senang-senang
(rekreasional) maupun mencari ketenangan atau meditasi, popular digunakan pada 1960 sampai
sampai 1980an.
LSD pertama kali disintesis oleh Albert Hoffman saat bekerja di Laboratorium Sandoz, di
Basel pada tahun 1938. Selama tahun 1950 1960 Sandoz mengevaluasi obat untuk tujuan
terapeutik dan akhirnya dipasarkan obat dengan nama Delysid sebagai obat untuk gangguan
mental. Namun pada tahun 1960-an obat ini disalahgunakan menjadi 'obat rekreasi' kaum muda.
Nama lain dari LSD adalah N,N-diethyl-lysergamide, lysergic acid diethylamide, LSD,
and LSD-25. Dikalangan pengguna LSD, nama yang sering digunakan antara lain: acid, blotter,
dots, tabs, tickets, trips, smile dan masih banyak nama-nama lainnya, biasanya berhubungan
dengan design gambar yang dicetak pada kertas LSD.

PREVALENSI
Menurut The National Survey on Drug Use and Health (NSUDH) pada tahun 2013, lebih
dari 24.800.000 orang berusia 12 tahun atau lebih dilaporkan telah menggunakan LSD (9,4%).
Lebih dari 1,1 juta orang telah menggunakan LSD dalam 1 tahun terakhir. Antara tahun 2012 dan
2013, jumlah pengguna LSD mengalami sedikit peningkatan.

Di Indonesia, menurut hasil Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap


Narkoba pada Moda Transportasi (Darat, Laut, Udara) di Indonesia tahun 2013 antara BNN
bekerjasama dengan Puslitkes UI, kelompok hallucinogen terbanyak digunakan adalah
mushroom (0,3%), kecubung (0,3%), dan bentuk Narkoba jenis lama yaitu LSD yang masih tetap
beredar (0,1%).

KIMIA
Nama generik zat aktif atau INN (International Nonproprietary Name) dari LSD
adalah Lysergide. LSD merupakan singkatan yang berasal dari bahasa German yaitu Lyserg
Sure Diethylamid (Lysergic acid diethylamide). Lysergide termasuk dalam kelopok alkaloid
indole, termasuk didalamnya berbagai pengganti alkaloid tryptamine seperti psilocin (ditemukan
dalam 'ajaib' jamur) dan N, N-dimethyltryptamine (DMT). Nama IUPAC (International Union of
Pure and Applied Chemistry) untuk LSD adalah 9,10-didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline8-carboxamide.

MEKANISME KERJA
Mekanisme kerja dari LSD belum diketahui secara pasti. Diperkirakan LSD berinteraksi
dengan sistem serotonin dengan cara mengikat dan mengaktifkan 5hydroxytryptamine subtype 2
receptor (5-HT2) yang mengganggu sistem inhibitorik dan mengakibatkan gangguan persepsi.
Saat dikonsumsi secara oral, efek yang ditimbulkan akan jelas terlihat setelah 30 menit
dan dapat berlangsung hingga 8 sampai 12 jam bahkan lebih. Durasi dan intensitas yang
ditimbulkan bergantung pada dosis yang digunakan. LSD sebagian besar diubah menjadi
3

metabolit inaktif oleh hidroksilasi dan glukoronida dalam hati. Hanya sekitar 1% yang tidak
berubah dan dieksresikan dalam urin dalam 24 jam. Metabolit utama yang ditemukan dalam urin
adalah 2-oxylysergide.

BENTUK FISIK DAN CARA PENGGUNAAN


LSD biasanya diproduksi sebagai garam tartrat dalam bentuk kristal, yang tidak berwarna,
tidak berbau dan larut dalam air. Namun, LSD yang sering ditemukan beredar adalah dalam
bentuk kertas hisap yang biasanya berbentuk kotak, seperti perangko. Lembaran kertas tersebut
biasanya dicetak dengan desain khas dan berlubang sehingga dapat dirobek menjadi bagianbagian kecil (biasanya berukuran 7mm2) masing-masing berisi satu dosis, 100-300 mikrogram,
biasanya dijual dengan harga berkisar Rp.250.000 sampai 300.000 rupiah. LSD terkadang juga
dijual dalam bentuk tablet kecil berdiameter 2-3mm, kapsul, dan, kadang-kadang bentuk cair.
Biasanya LSD dipakai secara oral dengan cara ditelan atau melalui mukosa oral dengan
menggunakan kertas yang sudah diresapi LSD.

TANDA DAN GEJALA


4

Efek dari LSD sangat tergantung pada jumlah yang digunakan. LSD dapat menyebabkan
timbulnya efek fisik seperti dilatasi pupil, peningkatan suhu tubuh, peningkatan denyut jantung
dan tekanan darah serta dapat menyebabkan berkeringat banyak, kehilangan nafsu makan, sulit
tidur, mulut kering, dan tremor.

Pada orang dalam pengaruh LSD, perubahan sensasi dan perasaan terjadi lebih berat
dibandingkan dengan efek fisik yang ditimbulkan. Pengguna mungkin dapat merasakan
timbulnya suasana perasaan yang berbeda secara bersamaan, atau perubahan suasana perasaan
dalam waktu singkat. Jika digunakan dalam dosis yang lebih besar, LSD dapat menimbulkan
delusi dan halusinasi visual. Persepsi waktu mungkin tampak melambat serta dapat terjadi
sinestesia (persepsi tercampur). Perubahan ini dapat menyebabkan ketakutan dan kepanikan.
Beberapa pengguna LSD yang berat, timbul perasaan yang menakutkan, putus asa, takut
kehilangan kontrol, takut menjadi gila dan takut meninggal saat menggunakan LSD.
Reaksi panik (bad trips) mungkin dapat terjadi sangat berat sehingga memerlukan
pertolongan medis. Pasien biasanya sembuh dalam beberapa jam tapi kadang-kadang halusinasi

bertahan hingga 48 jam dan keadaan psikotik bertahan hingga 3-4 hari. Efek sangat dipengaruhi
oleh kondisi mental individu dan kondisi lingkungan.
Pengguna LSD juga dapat mengalami flashback. Gejala flashback merupakan sindrom
yang ditandai dengan pengalaman kembali berbagai gangguan persepsi, setelah tidak
menggunakan narkoba jenis halusinogen dalam beberapa waktu. Gejala ini muncul tiba-tiba,
dapat terjadi dalam beberapa hari atau lebih dari satu tahun setelah penggunaan LSD. Pada
beberapa individu, flashback ini dapat menyebabkan penderitaan yang berat atau penurunan
fungsi sosial atau pekerjaan, hallucinogen-induced persisting perceptual disorder (HPPD).
. Efek samping yang serius yang biasanya dikaitkan dengan penggunaan LSD adalah
tindakan irasional yang mengarah ke bunuh diri atau kematian disengaja, namun kejadiannya
sangat jarang. Kematian akibat overdosis LSD hampir tidak pernah ditemukan.
Sebagian besar pengguna LSD secara sukarela mengurangi atau menghentikan
penggunaannya dari waktu ke waktu. LSD tidak dianggap obat adiktif karena tidak menghasilkan
perilaku mencari obat secara kompulsif. Namun, menyebabkan meningkatnya toleransi sehingga
dosis yg dibutuhkan akan selalu meningkat untuk mencapai efek yang sama dari sebelumnya.

PENATALAKSANAAN
Tindakan yang dapat dilakukan untuk pasien intoksikasi halusinogen alkaloid dengan
gejala yang berat dan dapat berpotensi melukai dirinya sendiri adalah dengan menyediakan ruang
yang tenang dan minim stimutasi sensorik. Kadang-kadang benzodiazepin digunakan untuk
mengontrol agitasi yang ekstrim atau kejang.
ANALISIS DAN PEMERIKSAAN
6

LSD dalam kertas dapat dideteksi setelah obat diekstraksi kedalam metanol. Ekstrak
tersebut terlihat pada kertas filter kering, diperiksa dibawah sinar ultraviolet (360nm), LSD
memberikan flouresensi biru yang kuat. Reagen Ehrlich (p-dimethyl-aminobenzaldehyde)
memberikan biru / warna ungu dan dapat diterapkan setelah kromatografi lapis tipis. Pada
pemeriksaan urin dengan analisis radioimmunoassays dapat ditemukan konsentrasi sebesar >0,5
mikrogram/L.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/post/2014/08/19/Jurnal_Data_P4GN_2013_Edisi_2
014_Oke.pdf, diakses pada Rabu, 30 Desember 2015, Pukul 21.00 WIB.
http://www.drugabuse.gov/drugs-abuse/hallucinogens, diakses pada Rabu, 30 Desember
2015, Pukul 20.15 WIB.
http://www.emcdda.europa.eu/publications/drug-profiles/lsd, diakses pada Rabu, 30
Desember 2015, Pukul 20.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai