Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR : 31/KBJ/KKK/RSI-SA/VI/2013

Tindakan

Nama

Disiapkan

Dr. H. ImamSumardjo, M. Kes

Diperiksa

H. Azhar Zainuri, SE, MM

Disetujui

Dr. H. Masyhudi AM, M.Kes

Jabatan
Ketua Komite K3
Direktur
Keuangan &
Umum
Direktur Utama

Tandatangan

Tanggal
24 Mei 2013

30 Mei 2013

1 Juni 2013

KEBIJAKAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN


AGUNG NOMOR : 31/KBJ/KKK/RSI-SA/VI/2013
T E N TAN G
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K3) RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
MENIMBANG : 1. Bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan Upaya
untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan
derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehaabilitasi.
2. Bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bertujuan bagi
terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
karyawan.
3. Bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu ditetapkan sebuah
kebijakan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung.
MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor : 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang Nomor : 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor : 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
berisi akreditasi RS dan syarat fisik RS
4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
5. Permenaker Nomor 5/Men/1996 tentang SMK3
6. Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/IV/2007 tentang pedoman
Manajemen K3 Rumah Sakit
7. Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/VIII/2010 tentang Standar
K3 Rumah Sakit
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/
2371/09 tentang Izin Penyelenggaraan RSI Sultan Agung.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : HK.07.06./III/2371/09
tentang Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang
10. Surat Keputusan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor :
68/SK/YBWSA/V/2013 tentang Pengesahan Struktur Organisasi
Rumah Sakit Islam Sultan Agung
11. Surat Keputusan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor :
090/SK/YBWSA/XII/2009, tentang Pengangkatan Jabatan
Direksi Rumah Sakit Islam Sultan Agung masa bhakti 2009
2013

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN

KESATU

Mencabut Surat Keputusan Direktur Nomor : 03B/KPTS/RSISA/I/2007 tentang Kebijakan Kesehatan Kerja, Kecelakaan dan
Penyakit Akibat Kerja RSI Sultan Agung.

KEDUA

Memberlakukan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja RSI


Sultan Agung Semarang sebagai berikut :
1) Kebijakan K3 dan Keamanan RS
RSI Sultan Agung berkomitmen untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan setiap pasien, karyawan dan pengunjung serta
lingkungan RS, memenuhi peraturan perundangan dan
persyaratan lain yang relevan dengan RS, menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
serta mencegah dan mengantisipasi terjadinya potensi
kecelakaan kerja, kebakaran dan kegawatdaruratan dengan
tujuan peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja secara
berkesinambungan.
Komitmen tersebut difasilitasi dengan dibentuknya Komite
K3RS yang bertanggung jawab untuk merencanakan,
mengkoordinir, memonitor, dan mengevaluasi program-program
terkait K3 di RSI Sultan Agung serta mengimplementasikannya
melalui pelatihan K3 kepada karyawan.
Komite K3RS berwenang untuk melakukan identifikasi bahaya
dan analisa resiko K3 yang ada di lingkungan RSI Sultan Agung
serta memberikan rekomendasi perbaikan dan/atau improvement
agar kondisi kerja dan lingkungan kerja yang aman dan sehat
tercapai.
Setiap karyawan bertanggung jawab atas kesehatan dan
keselamatan dirinya sendiri, orang-orang di sekitarnya serta
keselamatan lingkungan kerjanya.
2) Kebijakan Pengelolaan Material B3 dan Limbah/Sampah
RSI Sultan Agung berupaya seoptimal mungkin untuk
melaksanakan pengelolaan terhadap material B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) serta Limbah/Sampah yang berada di
lingkungan RS melalui:

a. Melakukan identifikasi dan pendataan terhadap seluruh


bahan kimia terutama yang tergolong B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun) yang dipergunakan di RSI Sultan Agung serta
lokasi penggunaannya;
b. Melakukan review terhadap hasil identifikasi dan pendataan
bahan kimia secara berkala;
c. Memastikan bahwa setiap bahan kimia terutama yang
tergolong B3 dilengkapi dengan simbol dan label sesuai
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
d. Memastikan bahwa setiap bahan kimia terutama yang
tergolong B3 dilengkapi dengan MSDS (Material Safety Data
Sheet), termasuk jika terdapat pengadaan/pembelian bahan
kimia yang baru;
e. Memastikan pelaksanaan pemantauan/inspeksi terhadap
kondisi kemasan pada saat penerimaan dan penyimpanan
untuk setiap bahan kimia terutama yang tergolong B3;
f. Memastikan bahwa penyimpanan bahan kimia terutama yang
tergolong B3 sesuai dengan sifat bahayanya;
g. Memastikan bahwa MSDS (Material Safety Data Sheet)
untuk setiap bahan kimia terutama yang tergolong B3
tersedia di setiap area yang menggunakan dan/atau
menyimpan bahan tersebut;
h. Memastikan bahwa masing-masing pengguna termasuk
penanggung jawab di area penyimpanan bahan kimia,
memahami isi, maksud, tujuan dan kegunaan dari MSDS
untuk setiap bahan;
i. Memastikan bahwa jika terdapat tumpahan bahan kimia
terutama yang tergolong B3 ditangani sesuai standar yang
berlaku;
j. Melakukan pemilahan terhadap limbah/sampah yang ada di
area RSI Sultan Agung menjadi: limbah B3, sampah umum
non infeksius (organik & non organik), sampah
klinis/infeksius, sampah benda tajam, limbah/sampah
sitotoksik, Limbah Cair;
k. Melakukan pengolahan untuk limbah medis dengan proses
insenerasi dan penyimpanan sementara untuk limbah B3 di
TPS Limbah B3;

l. Melakukan pengolahan untuk limbah cair dengan


menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah);
m. Melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap proses
pengolahan limbah yang dilakukan di RSI Sultan Agung serta
melaksanakan evaluasinya.
3) Kebijakan Manajemen
Bencana & Kebakaran

Kegawatdaruratan/Kewaspadaan

RSI Sultan Agung berupaya seoptimal mungkin untuk


mengelola kondisi gawat darurat/bencana/kejadian luar biasa
serta kebakaran melalui:
a. Melaksanakan identifikasi potensi kedaruratan dan kebakaran;
b. Menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan
penanganan kedaruratan dan kebakaran;

untuk

c. Menetapkan tim tanggap darurat termasuk tugas dan


tanggung jawabnya serta kompetensi yang dibutuhkan;
d. Menetapkan rencana/prosedur penanggulangan kedaruratan
dan kebakaran yang meliputi pencegahan, deteksi dini/early
warning, penghentian (supresi), pemadaman, evakuasi,
mitigasi,
sampai
dengan
penanganan
pasca
bencana/kedaruratan dan kebakaran;
e. Melakukan uji coba/simulasi secara berkala untuk setiap
potensi kedaruratan/bencana dan kebakaran termasuk
menguji setiap infrastruktur yang terkait dengan deteksi
dini/early warning dan penghentian (supresi) serta
mendokumentasikan pelaksanaan uji coba/simulasi tersebut;
f. Melaksanakan pelatihan ataupun edukasi secara berkala
kepada seluruh staf RSI Sultan Agung dan penghuninya
mengenai kesiapan menghadapi kedaruratan/bencana dan
kebakaran.
4) Kebijakan Manajemen Fasilitas Fisik RS & Peralatan Medis
RSI Sultan Agung berupaya seoptimal mungkin untuk
melakukan pengelolaan terhadap fasilitas fisik rumah sakit dan
peralatan medis melalui:

a. Pelaksanaan identifikasi dan pendataan terhadap seluruh


fasilitas fisik dan peralatan medis yang dimiliki oleh RSI
Sultan Agung;
b. Pelaksanaan upaya pemeliharaan, pemantauan/inspeksi dan
pengukuran terhadap kondisi setiap fasilitas fisik dan
peralatan medis yang dimiliki oleh RSI Sultan Agung
termasuk memastikan status kalibrasi dari setiap peralatan
medis;
c. Pelaksanaan tindakan perbaikan untuk setiap fasilitas fisik
dan peralatan medis yang mengalami kerusakan.
d. Jika terdapat upaya perbaikan maupun proses konstruksi
untuk fasilitas fisik RS yang melibatkan pihak ke-3 (seperti
kontraktor), maka harus dipastikan bahwa setiap pihak ke-3
(kontraktor) yang bekerja di area RSI Sultan Agung
mengetahui dan mengikuti peraturan RS terkait Standart
Infektion Control dan juga K3, menggunakan APD yang
sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, menginformasikan
kepada penanggung jawab K3 RS jika terdapat material B3
yang digunakan saat bekerja, serta memastikan penyediaan
shield (pelindung) selama proses pekerjaan konstruksi.
5) Kebijakan Manajemen Sistem Utiliti & Sistem Kunci RS
RSI Sultan Agung berkomitmen untuk melakukan pengelolaan
terhadap sistem utiliti dan sistem kunci rumah sakit melalui:
a. Memastikan ketersediaan air minum dan listrik selama 24
jam sehari, 7 hari seminggu baik melalui sumber reguler
maupun sumber alternatif;
b. Melakukan identifikasi area dan pelayanan yang berisiko
paling tinggi jika terjadi kegagalan listrik ataupun
kontaminasi air minum;
c. Melakukan uji coba sumber air minum dan listrik alternatif
sekurang-kurangnya setahun sekali atau lebih sering jika
dipersyaratkan oleh peraturan perundangan yang berlaku atau
oleh kondisi sumber air dan sumber listrik itu sendiri;
d. Melakukan
upaya
pemeliharan,
pemantauan,
pemeriksaan/pengukuran, dan improvement untuk seluruh
sistem kunci di RS, seperti: sistem listrik, sistem pengolahan
limbah, ventilasi, air minum, gas medis, sistem RO, dan
sistem pendukung utiliti lainnya;

e. Melakukan upaya perbaikan dengan segera terhadap sistem


kunci jika terjadi kerusakan.
6) Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
Sesuai Peraturan Walikota Semarang 12/2009 tentang Kawasan
Tanpa Rokok, RSI Sultan Agung menetapkan kebijakan bahwa
seluruh area RSI Sultan Agung adalah kawasan tanpa rokok.
Pemberlakuan ketentuan ini berlaku untuk di dalam area RSI
Sultan Agung, meliputi halaman parkir, ruang terbuka hijau,
fasilitas umum, gedung/instalasi.
Penerapan kebijakan ini dilakukan dengan cara:
a. Penetapan gugus tugas pengawas kawasan tanpa rokok.
b. Pembuatan & pemasangan tanda/petunjuk/peringatan
larangan merokok.
c. Monitoring/inspeksi untuk melihat kesesuaian dari kebijakan
ini di lapangan.
7) Kebijakan Recall/Penarikan Alat
RSI Sultan Agung menetapkan bahwa proses Recall/Penarikan
Alat dilakukan jika:
a. terdapat regulasi yang mengatur terhadap ketentuan recall alat;
b. kompetensi pengguna/user dari alat tersebut tidak sesuai;
c. terdapat alat rusak tidak dapat dipergunakan kembali;
d. terdapat penarikan alat dari vendor/suku cadang tidak lagi
diproduksi oleh produsen.
Proses recall/penarikan alat dilakukan dengan cara bagian
umum mengajukan surat permohonan recall kepada Direktur
yang selanjutnya ditindaklunjuti oleh Bagian Umum untuk
memberikan instruksi kepada Unit Sarana Prasarana untuk
segera melakukan penarikan alat.
Apabila alat tersebut critical untuk unit yang bersangkutan,
maka sebelum dilakukan penarikan harus diberikan alat
penggantinya terlebih dahulu.
KETIGA

Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal


dilakukan evaluasi setiap tahunnya

diterbitkan dan

KEEMPAT

Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan


perbaikan, maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
sebaimana mestinya
Ditetapkan Di : Semarang
Pada Tanggal : 22 Rajab 1434H
01 Juni 2013M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG

Dr.H.MASYHUDI AM., M.Kes.


Direktur Utama
TEMBUSAN Yth :
1. Semua unit kerja RSI Sultan Agung.
2. Tim K3 RSI Sultan Agung
3. Arsip

Lampiran Kebijakan Direktur


Nomor : 31/KBJ/KKK/RSI-SA/VI/2013
Tentang : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

KEBIJAKAN K3 RSI SULTAN AGUNG

8) Kebijakan K3 dan Keamanan RS


RSI Sultan Agung berkomitmen untuk menjaga keselamatan dan kesehatan
setiap pasien, karyawan dan pengunjung serta lingkungan RS, memenuhi
peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relevan dengan RS,
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, serta mencegah dan mengantisipasi terjadinya potensi kecelakaan
kerja, kebakaran dan kegawatdaruratan dengan tujuan peningkatan efisiensi dan
produktivitas kerja secara berkesinambungan.
Komitmen tersebut difasilitasi dengan dibentuknya Komite K3RS yang
bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinir, memonitor, dan
mengevaluasi program-program terkait K3 di RSI Sultan Agung serta
mengimplementasikannya melalui pelatihan K3 kepada karyawan.
Komite K3RS berwenang untuk melakukan identifikasi bahaya dan analisa
resiko K3 yang ada di lingkungan RSI Sultan Agung serta memberikan
rekomendasi perbaikan dan/atau improvement agar kondisi kerja dan
lingkungan kerja yang aman dan sehat tercapai.
Setiap karyawan bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan dirinya
sendiri, orang-orang di sekitarnya serta keselamatan lingkungan kerjanya.
9) Kebijakan Pengelolaan Material B3 dan Limbah/Sampah
RSI Sultan Agung berupaya seoptimal mungkin untuk melaksanakan
pengelolaan terhadap material B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) serta
Limbah/Sampah yang berada di lingkungan RS melalui:
n. Melakukan identifikasi dan pendataan terhadap seluruh bahan kimia
terutama yang tergolong B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang
dipergunakan di RSI Sultan Agung serta lokasi penggunaannya;
o. Melakukan review terhadap hasil identifikasi dan pendataan bahan kimia
secara berkala;

p. Memastikan bahwa setiap bahan kimia terutama yang tergolong B3


dilengkapi dengan simbol dan label sesuai ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku;
q. Memastikan bahwa setiap bahan kimia terutama yang tergolong B3
dilengkapi dengan MSDS (Material Safety Data Sheet), termasuk jika
terdapat pengadaan/pembelian bahan kimia yang baru;
r. Memastikan pelaksanaan pemantauan/inspeksi terhadap kondisi kemasan
pada saat penerimaan dan penyimpanan untuk setiap bahan kimia terutama
yang tergolong B3;
s. Memastikan bahwa penyimpanan bahan kimia terutama yang tergolong B3
sesuai dengan sifat bahayanya;
t. Memastikan bahwa MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk setiap bahan
kimia terutama yang tergolong B3 tersedia di setiap area yang menggunakan
dan/atau menyimpan bahan tersebut;
u. Memastikan bahwa masing-masing pengguna termasuk penanggung jawab
di area penyimpanan bahan kimia, memahami isi, maksud, tujuan dan
kegunaan dari MSDS untuk setiap bahan;
v. Memastikan bahwa jika terdapat tumpahan bahan kimia terutama yang
tergolong B3 ditangani sesuai standar yang berlaku;
w. Melakukan pemilahan terhadap limbah/sampah yang ada di area RSI Sultan
Agung menjadi: limbah B3, sampah umum non infeksius (organik & non
organik), sampah klinis/infeksius, sampah benda tajam, limbah/sampah
sitotoksik, Limbah Cair;
x. Melakukan pengolahan untuk limbah medis dengan proses insenerasi dan
penyimpanan sementara untuk limbah B3 di TPS Limbah B3;
y. Melakukan pengolahan untuk limbah cair dengan menggunakan IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah);
z. Melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap proses pengolahan limbah
yang dilakukan di RSI Sultan Agung serta melaksanakan evaluasinya.
10) Kebijakan Manajemen
Kebakaran

Kegawatdaruratan/Kewaspadaan Bencana &

RSI Sultan Agung berupaya seoptimal mungkin untuk mengelola kondisi gawat
darurat/bencana/kejadian luar biasa serta kebakaran melalui:
g. Melaksanakan identifikasi potensi kedaruratan dan kebakaran;

h. Menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan untuk penanganan kedaruratan


dan kebakaran;
i. Menetapkan tim tanggap darurat termasuk tugas dan tanggung jawabnya
serta kompetensi yang dibutuhkan;
j. Menetapkan rencana/prosedur penanggulangan kedaruratan dan kebakaran
yang meliputi pencegahan, deteksi dini/early warning, penghentian (supresi),
pemadaman, evakuasi, mitigasi, sampai dengan penanganan pasca
bencana/kedaruratan dan kebakaran;
k. Melakukan uji coba/simulasi secara berkala untuk setiap potensi
kedaruratan/bencana dan kebakaran termasuk menguji setiap infrastruktur
yang terkait dengan deteksi dini/early warning dan penghentian (supresi)
serta mendokumentasikan pelaksanaan uji coba/simulasi tersebut;
l. Melaksanakan pelatihan ataupun edukasi secara berkala kepada seluruh staf
RSI Sultan Agung dan penghuninya mengenai kesiapan menghadapi
kedaruratan/bencana dan kebakaran.
11) Kebijakan Manajemen Fasilitas Fisik RS & Peralatan Medis
RSI Sultan Agung berupaya seoptimal mungkin untuk melakukan pengelolaan
terhadap fasilitas fisik rumah sakit dan peralatan medis melalui:
e. Pelaksanaan identifikasi dan pendataan terhadap seluruh fasilitas fisik dan
peralatan medis yang dimiliki oleh RSI Sultan Agung;
f. Pelaksanaan upaya pemeliharaan, pemantauan/inspeksi dan pengukuran
terhadap kondisi setiap fasilitas fisik dan peralatan medis yang dimiliki oleh
RSI Sultan Agung termasuk memastikan status kalibrasi dari setiap peralatan
medis;
g. Pelaksanaan tindakan perbaikan untuk setiap fasilitas fisik dan peralatan
medis yang mengalami kerusakan.
h. Jika terdapat upaya perbaikan maupun proses konstruksi untuk fasilitas fisik
RS yang melibatkan pihak ke-3 (seperti kontraktor), maka harus dipastikan
bahwa setiap pihak ke-3 (kontraktor) yang bekerja di area RSI Sultan Agung
mengetahui dan mengikuti peraturan RS terkait Standart Infektion Control
dan juga K3, menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan, menginformasikan kepada penanggung jawab K3 RS jika
terdapat material B3 yang digunakan saat bekerja, serta memastikan
penyediaan shield selama proses pekerjaan konstruksi.

12) Kebijakan Manajemen Sistem Utiliti & Sistem Kunci RS


RSI Sultan Agung berkomitmen untuk melakukan pengelolaan terhadap sistem
utiliti dan sistem kunci rumah sakit melalui:
f. Memastikan ketersediaan air minum dan listrik selama 24 jam sehari, 7 hari
seminggu baik melalui sumber reguler maupun sumber alternatif;
g. Melakukan identifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi jika
terjadi kegagalan listrik ataupun kontaminasi air minum;
h. Melakukan uji coba sumber air minum dan listrik alternatif sekurangkurangnya setahun sekali atau lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan
perundangan yang berlaku atau oleh kondisi sumber air dan sumber listrik itu
sendiri;
i. Melakukan upaya pemeliharan, pemantauan, pemeriksaan/pengukuran, dan
improvement untuk seluruh sistem kunci di RS, seperti: sistem listrik, sistem
pengolahan limbah, ventilasi, air minum, gas medis, sistem RO, dan sistem
pendukung utiliti lainnya;
j. Melakukan upaya perbaikan dengan segera terhadap sistem kunci jika terjadi
kerusakan.
13) Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
Sesuai Peraturan Walikota Semarang 12/2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok,
RSI Sultan Agung menetapkan kebijakan bahwa seluruh area RSI Sultan Agung
adalah kawasan tanpa rokok. Pemberlakuan ketentuan ini berlaku untuk di
dalam area RSI Sultan Agung, meliputi halaman parkir, ruang terbuka hijau,
fasilitas umum, gedung/instalasi.
Penerapan kebijakan ini dilakukan dengan cara:
d. Penetapan gugus tugas pengawas kawasan tanpa rokok.
e. Pembuatan & pemasangan tanda/petunjuk/peringatan larangan merokok.
f. Monitoring/inspeksi untuk melihat kesesuaian dari kebijakan ini di lapangan.
14) Kebijakan Recall/Penarikan Alat
RSI Sultan Agung menetapkan bahwa proses Recall/Penarikan Alat dilakukan
jika:
e. terdapat regulasi yang mengatur terhadap ketentuan recall alat;
f. kompetensi pengguna/user dari alat tersebut tidak sesuai;

g. terdapat alat rusak tidak dapat dipergunakan kembali;


h. terdapat penarikan alat dari vendor/suku cadang tidak lagi diproduksi oleh
produsen.
Proses recall/penarikan alat dilakukan dengan cara bagian umum mengajukan
surat permohonan recall kepada Direktur yang selanjutnya ditindaklunjuti oleh
Bagian Umum untuk memberikan instruksi kepada Unit Sarana Prasarana untuk
segera melakukan penarikan alat.
Apabila alat tersebut critical untuk unit yang bersangkutan, maka sebelum
dilakukan penarikan harus diberikan alat penggantinya terlebih dahulu.

Ditetapkan Di : Semarang
Pada Tanggal : 22 Rajab 1434H
01 Juni 2013M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG

Dr.H.MASYHUDI AM., M.Kes.


Direktur Utama
TEMBUSAN Yth :
1. Semua unit kerja RSI Sultan Agung.
2. Tim K3 RSI Sultan Agung
3. Arsip

Anda mungkin juga menyukai