http://www.antarasumbar.com/berita/163508/satu-tewas-kecelakaan-di-pasamanbarat.html
C.
Sedangkan satu korban kritis adalah Heri Susanto (38) yang merupakan pemilik rumah. "Heri
Susanto, bermaksud membantu ketiga korban tewas, yang salah satunya merupakan ayah
kandungnya" katanya.
Darban mengatakan, kejadian yang merenggut tiga nyawa tersebut terjadi pukul 09.30 WIB ketika
mereka hendak mengecor dak rumah di bagian atas.
"Salah satu korban mengangkat besi untuk dirangkai menjadi kerangka cor. Tanpa sengaja besi
menyentuh kabel jaringan PLN bertegangan tinggi di atasnya sehingga besi yang teraliri listrik dan
langsung menyengat ke tiga korban," katanya.
Darban mengatakan, korban dan rekan rekannya yang berada di atas tersetrum listrik karena besi
yang sebagian sudah dirangkai.
"Ketiganya tewas seketika. Heri Susanto yang ada di bawah langsung naik setelah mendengar bunyi
keras dan berusaha menyelamatkan ketiga korban, namun sia-sia. Bahkan ia terkena aliran listrik,"
katanya.
Sejumlah warga yang melihat kejadian tersebut kemudian menelepon PLN meminta agar aliran listrik
dimatikan.
"Setelah tidak ada aliran listrik, ketiga korban tewas dievakuasi dan dibawa ke RSUP Dr Sardjito.
Korban selamat kami bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan," katanya.[mtf]
Informasi yang berhasil di himpun beritajatim.com 4 korban yang mengalami luka yakni, Mohammad,
Tilan, Abeh, Adul baki, sedangkan Mat Hori saat ini masih terjepit di bawah reruntuhan jembatan.
(sar/ted)
F.
G.
Informasi dari Polres Gresik, kecelakaan kerja di area PT Petrowidada terjadi pada pukul 21.30 Wib,
pada salah satu kapal di Pelabuhan kusus PT Petrokimia Gresik yang akan mengirim bahan bio disel
ke PT Petrowidada."Selesai pengisian bio disel, pekerja ini membersihkan sekitar pum bio disel.
Karena lupa menutup pum bio disel, akhirnya bio disel tersebut masuk ke pipa hingga pipa pecah
beserta bor-bor lepas dan cairan itu mengenai korban," kata Kapolres Gresik, AKBP E Zulpan,
melalui Kasat Reskrim AKP Ayub Diponegoro Azhar.Kabar beredar akibat kecelakaan kerja di kapal
tersebut mengakibatkan dua karyawan meninggal dunia tapi hal itu dibantah polisi.
"Tidak ada yang meninggal, tiga orang luka ringan dirawat di RS Petrokimia," tandas AKP
Ayub.Ketiga korban luka tersebut dari perusahaan jasa konstruksi wartoyo yaitu Suheri (38), warga Jl
Dr Wahidin Sudirohusodo, Kecamatan Kebomas; Sueb (32), warga Desa Melirang, Kecamatan
Bungah, dan Mahfud (38), warga Jl Diponegoro, Desa Gumeno, Kecamatan Manyar.Sementara
kecelakaan kerja di PT WNI menimpa Anjar Nugraha (30), Jl Titi Pahlawan, Nomor 112, Medan.
Kejadian tersebut bermula saat korban mengontrol tangki minyak menggunakan tiang lampu,
kemudian tiang lampunya roboh. Saat roboh tiang tersebut diambil menggunakan tangan untuk
didirikan, karena kondisi hujan sehingga tiang tersebut teraliri arus listrik, akhirnya korban tersetrun
dan langsung tewas.
"Di Wilmar itu laka kerja masih dalam penyelidikan. Korban tersengat listrik," tambah Ayub
Diponegoro.Mulyanto Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) mengaku
pihkanya belum memperoleh terkati kecelakaan kerja di PT Petrowidada dan PT Wilmar Nabati
Indonesia. "Waktu pelaporan dua kali 24 jam. Kita memang belum diberi laporan kecelakaan kerja,"
katanya.
Petugas penghubung proyek, Heri menyesalkan terjadinya insiden itu. Menurutnya kejadian itu
sebagai musibah, dan mereka akan bertanggung jawab. Pemeriksaan internal akan dilakukan. Kita
gak mau terulang, ujarnya singkat.
Mega proyek di eks lahan Deli Plaza ini sudah berjalan sejak akhir tahun lalu. Dalam acara
launchingnya, pengelola menyebutkan akan membangun 10 menara, salah satunya setinggi 50
lantai. Dijadwalkan pembangunan ini selesai dikerjakan pada tahun 2017.(mad) Editor : bakri
I.
J.
Syahnan (43), yang bekerja di Bagian Material PT MPM membuat laporan, sesuai Laporan Polisi
model B Nomor : Lp/34/VI/2014/Riau/Res Dmi/Sek SS, tanggal 5 Juni 2014, dijelaskan kalau dirinya
mendapat informasi melalui dari saksi Johanes Saragih melalui sambungan telepon.
"Dalam informasi tersebut disampaikan bahwa tangki silo, yang menjadi tempat penyimpanan buah
inti sawit telah roboh dan menimpa dua orang pekerja PT MPM yang sedang istirahat dan tertidur,
usai bekerja menyambung pipa. Akibatnya, kedua korban tersebut meninggal dunia," terang Guntur.
Mendapat laporan tersebut, polisi langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dan langsung
melakukan upaya evakuasi. "Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Sejumlah saksi
juga dimintai keterangannya, antara lain Alfin Sumanto (22) dan Parsaroan (24). Keduanya pekerja
PT MPM," pungkas Guntur.[hhw]
K.
Liputan6.com, Jakarta - Seorang pekerja tewas dan satu lainnya luka parah dalam
kecelakaan kerja di sebuah proyek pembangunan gedung perkantoran di kawasan Jalan Sudirman,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa 6 Mei 2014 petang.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (7/5/2014), peristiwa kecelakaan berawal saat salah
satu pekerja bernama Edi Prayitno yang tengah berada di lantai 9, secara tak sengaja menyenggol
stegger atau tiang penyangga hingga akhirnya terjatuh.
Ironisnya tubuh pekerja asal Bojonegoro, Jawa Timur, itu sebelum mencapai lantai dasar terlebih
dahulu menimpa rekan lainnya, Heri, yang tengah bekerja di lantai di bawah lokasi Edi terjatuh.
Akibatnya kedua tubuh pekerja bangunan itu pun terjatuh ke lantai dasar.
Kedua korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP)untuk mendapatkan
pertolongan. Sayangnya nyawa Edi tidak dapat tertolong. Ia tewas setelah tubuhnya tertembus besi.
Sementara korban lainnya hingga kini kondisinya kritis dan masih dirawat di instalasi gawat darurat
RSPP.
Hingga kini kasus kecelakaan kerja ini masih diselidiki dan ditangani Polsek Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Credit: Maria Flora
L.
M.
N.
Haryudi
Kamis, 24 April 2014 17:23 WIB
Sindonews.com - Proyek perbaikan Pasar Gunung Batu, Bogor Barat, Kota Bogor meminta
korban. Diduga karena tak kuat menahan beban pengecoran, lantai tiga pasar tersebut roboh dan
melukai belasan pekerja.
Informasi diperoleh menyebutkan peristiwa itu terjadi sekira pukul 23.30 WIB, Rabu 23 April 2014
malam saat para pekerja sedang melakukan pengecoran atap lantai tiga bagian depan. Diduga tidak
kuat menahan beban adukan semen pasir tiba-tiba saja atap bangunan roboh.
Para pekerja yang sedang meratakan coran itupun, ikut terjatuh ke lantai 1 dan basement.
"Saya sama dua orang pekerja lainnya selamat, karena saat roboh langsung loncat dan megang
pondasi sambil gelantungan," tutur Apud (47) salah satu korban yang mengalami luka di kaki saat
ditemui di Rumah Sakit Marzuki Mahdi (RSMM), Bogor, Kamis (24/4/2014).
Lebih lanjut ia memaparkan saat sebagian besar para pekerja yang jatuh dari lantai 3 itu, posisinya
berada di tengah saat meratakan coran. Lantaran tidak kuat menahan beban berat, rangka baja
akhirnya roboh.
"Ada yang terkilir, ada yang terluka tertusuk rangka besi dan ketimpa material coran," ungkapnya.
Sementara itu Wandi (49) salah seorang korban mengaku terkejut begitu atap bangunan roboh.
Setelah terjatuh pun, ia bersama rekan-rekannya yang lain sempat terkena timbunan semen dan
material bangunan.
Ia mengaku mengalami luka pada tangan bagian kanan dan punggung akibat tertimpa material
bangunan.
"Saya kaget dan pingsan, tahu-tahu saya sudah di dalam angkot mau dibawa ke rumah sakit," ucap
P.
Q.
Saat kejadian, korban tengah mengerjakan proyek pembangunan jalan dari PT Bintang Selatan
Agung (BSA) di Jalan KH Balqi, Lorong Amal Jaya, Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II,
Palembang.
Akibatnya, korban Sunarto yang mengalami patah kaki segera dilarikan rekan-rekan sesama pekerja
ke Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) untuk diberikan perawatan medis. Namun
nyawanya tak tertolong. Sedangkan sopir truk melarikan diri.
Dari informasi yang dihimpun, truk molen mengangkut material untuk mengecor jalan sedang berjalan
mundur. Sementara dua korban berada di sisi kiri kendaraan bermaksud untuk mengatur. Namun
karena jalan yang dilalui truk ambles, akhirnya kendaraan dengan muatan sekitar 6,6 ton tersebut
oleng lalu terbalik dan menimpa korban.
"Kami lagi mengecor jalan, truk molen masuk mundur. Ketika jalan amblas mobil oleng dan korban
yang ada di samping tak bisa lari, karena ada dinding beton, jadi terjepit," ujar pelaksana PT BSA
Aritonang, Palembang, Jumat (18/7).
Dirinya menambahkan, saat mengantar bahan material, muatan dari dua truk sebelum truk nahas ini
sempat dikurangi. Karena khawatir jalan masuk akan amblas.
"Tadi truk ketiga ini juga minta muatan dikurangi, tapi sopir tidak mau, jadi langsung masuk mundur
dan kejadian," tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Seberang Ulu II Palembang Kompol Suparlan melalui Kanit Reskrim Ipda
Husni membenarkan kejadian tersebut. Perkara ini masih dilakukan penyelidikan. Sedangkan sopir
truk masih dalam pencarian.
"Saat kejadian sopir truk melarikan diri dan kini keberadaannya masih kita cari. Untuk jenazah korban
masih di RSMP dan perkara ini masih dalam penyelidikan," tandasnya.[cob]
R.
Ridwansyah
Senin, 14 April 2014 14:40 WIB
http://satiakartikasari.blogspot.co.id/2014_09_01_archive.html
Seorang pekerja menunjukkan reruntuhan bangunan RSJ yang menewaskan dua pekerja di Semarang, MTVN Deo Dwi Fajar Hari
Metrotvnews.com, Semarang: Tiang penyangga Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kota Semarang,
Jawa Tengah, mendadak ambruk pada Jumat (11/9/2015) dini hari. Tiang menimpa gubuk
pekerja yang berada di sekitar bangunan tersebut. Dua orang tewas dalam kejadian itu.
Peristiwa itu terjadi sekira pukul 01.00 WIB. Kedua pekerja yaitu Surakim dan Heri tengah
beristirahat di gubuk itu. Tiba-tiba, tiang bangunan yang masih dalam pengerjaan mendadak
ambruk.
Surakim dan Heri tak sempat menyelamatkan diri. Keduanya pun tewas tertimbun bangunan
gubuk.
"Kejadiannya cepat. Saya kaget. Tiang penyangga jatuh dan menimpa gubuk. Pekerja
berhamburan
menyelamatkan
diri,"
kata
Tugiyo,
saksi
mata.
Polrestabes Semarang dan Polsek Pedurungan langsung mendatangi lokasi kejadian. Polisi
mengeluarkan
kedua
korban
dari
timbunan
reruntuhan
bangunan.
Kanit Reskrim Polsek Pedurungan AKP Kanit Mbahrain mengatakan peristiwa itu masih dalam
penyelidikan. Petugas memanggil sejumlah saksi dan penanggung jawab proyek.
"Sebelumnya, tak ada laporan akan ada aktivitas proyek di malam hari. Namun dari penyelidikan
sementara, kejadian itu karena kecelakaan kerja. Kita masih kumpulkan keterangan saksi terkait
kejadian
itu,"
kata
AKP
Kanit.
Sementara itu, polisi membawa kedua jenazah ke RSUD Kariadi Semarang untuk autopsi.
Setelah autopsi dan persemayaman, kedua jenazah dibawa ke kampung halaman masingmasing.
Korban bernama Surakim, 55, merupakan warga Kendal. Sementara korban bernama Heri, 25,
berasal
dari
Tulungagung,
Jawa
Timur.
RRN
http://jateng.metrotvnews.com/read/2015/09/11/430025/dua-pekerja-tewastertimpa-tiang-rsj-semarang