Anda di halaman 1dari 9

2.1.

Struktur Magnetik Generator


Pada dasarnya generator memiliki dua rangkaian magnetic yang berbeda,

rangkaian pertama disebut rangkaian d-axis dimana ragkaian ini letaknya sejajar
dengan kutub medan dan berisi belitan medan rotor dan memiliki celah udara
yang kecil, sedangkan yang ke dua di sebut q-axis letaknya berada diantara kutubkutub medan dan terpisah 900 secara elektris dari d-axis.

Gambar 1 Sumbu Magnetik Generator


Saat hubung singkat terjadi maka akan timbul arus pada kedua sumbu ini.
Persamaan arus d-axis
I } rsub {d} - I ' d right ) {e} ^ {{- t} / {{T df
900
'
t / T
- )
( + ( I I ) e
+ I d ]
d
d
I d =
'

df

(2.22)

T } rsub {df}}} + left ({{e} rsub {qo} rsup {'}} over {{x '} rsub {df}} - {EI} over {{x} rsub {df}}

e } rsub {qo}} ov

Id
- )

(2.23)

T } rsub {df}}} + left ({{e} rsub {qo} rsup {'}} over {{x '} rsub {df}} - {EI} over {{x} rsub {df}}

t /

I d = e } rsub {qo}} over {{x df

(2.24)
Persamaan arus q-axis
I } rsub {q} - I ' q right ) {e} ^ {{- t} / {{T qf
( +

( I ' q I q ) et / T

'
qf

I q =

(2.25)

T } rsub {qf}}} + left ({{e} rsub {do} rsup {'}} over {{x '} rsub {qf}} - {Ed} over {{x} rsub {qf}

t /
e'

e } rsub {do}} over {{x qf do e


x ' qf
I q=

(2.26)

T } rsub {qf}}} + left ({{e} rsub {do} rsup {'}} over {{x '} rsub {qf}} - {Ed} over {{x} rsub {qf}}

t /
e'
I q = e } rsub {do}} over {{x qf do e
x ' qf

(2.27)

2.1.2

Perhitungan Arus Gangguan

2.1.2.1 Beban Awal


Perhitungan hubung singkat pada generator juga dipengaruhi oleh beban
awal. Ketika generator bekerja tanpa beban arus q-axis dapat dianggap belum ada
namun dengan adanya beban awal maka komponen arus q-axis akan meningkat.
Persamaan 2.24 dan 2.27 dibutuhkan saat melakukan analisa terhadap hubung
singkat, dengan menggabungkan kedua persamaan tersebut maka akan didapatkan
persamaan berikut:
I 1 = i 2d + i2q

(2.28)

Selain meningkatkan komponen arus q-axis pengaruh beban awal juga


menyebabkan adanya voltage drop pada generator. Tegangan dibelakang reaktansi

subtransient, transient, dan synchronous (EI,

tegangan terminal dan

ed

e 'do ,

}
e do

}
'
e q , e q ) tidak lagi sama dengan

tidak lagi bernilai nol. Adanya

tegangan d-axis menyebabkan arus q-axiz menjadi meningkat. Tegangan internal


pada generator dihitung berdasarkan komponen d-axis dan q-axis dari tegangan
terminal dan arus beban sebelum terjadinya gangguan. Gambar 31 menunjukkan
arus beban dan tegangan terminal eto yang bias diuraikan menjadi komponen i do,
iqo dan edo, eqo.

Tegangan dibelakang Xd ditentukan dengan:


} = {e} rsub {q 0} + left (- j {i} rsub {d 0} right ) left (j {X} rsub {d} rsup {

eq 0

e }q 0=

{e} rsub {q 0} - {i} rsub {d 0} {X} rsub {q} rsup {

(2.29)
Tegangan

eq 0

merupakan komponen q-axis dari tegangan terminal e t sebelum

terjadi gangguan. Arus

beban komponen d-axis i d0 tertinggal 900 terhadap

tegangan eq0. Perkalian arus beban id0 dengan reaktansi subtransien

}
X d

menyebabkan kenaikan tegangan yang sefasa dengan eq0. Pada sumbu q-axis, arus
iq0 mendahului tegangan ed0 sejauh 900 menyebabkan tegangan drop yang

})
melewati impedansi subtransien ( X d .

e }d 0=

{e} rsub {d 0} + left (- j {i} rsub {q 0} right ) left (j {X} rsub {q} rsup {

e }d 0=

{e} rsub {d 0} - {i} rsub {q 0} {X} rsub {q} rsup {

(2.30)

Gambar 2 Diagram fasor arus dan tegangan d-axis dan q-axis


Pada gambar 32 dapat dilihat arus dan tegangan setiap komponen beserta
tegangan dalam (EI). sudut antara tegangan terminal dan q-axis dapat dihitung dari
titik M yang terletak pada vector penjumlahan dari et + jIXq. Sudut () dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan 2.31. setelah sudut () ditentukan maka
persamaan 2.32 sampai persamaan 2.41 dapat digunakan untuk menghitung
tegangan dalam generator sebelum gangguan terjadi.

=arctan

I X q cos
e t + I X q sin

(2.31)
e q 0=e t cos
(2.32)
I q 0=I cos (+ )

(2.33)

e d 0=et sin

(2.34)

I d 0=I sin ( + )

(2.35)

Tegangan q-axiz:

e }q 0= {e} rsub {q0+ } {I} rsub {d0} {X} rsub {d} rsup {
(2.36)
'

q 0+ I d 0 X d
e 'q 0=e

(2.37)

q 0+ I d 0 X d
EI =e

(2.38)

Tegangan d-axis:
e }d 0= {e} rsub {d0+ } {I} rsub {q0} {X} rsub {q} rsup {
(2.39)
d 0+ I q 0 X 'q
e 'd 0=e

(2.40)

d 0+ I q 0 X q
E d=e

(2.41)

2.1.2.2 Metodology Perhitungan Gangguan


Metodology yang umum digunakan dalam menghitung arus gangguan tiga
fasa (3P), dua fasa (P-P) dan fasa ke ground (P-G) adalah sama. Pada setiap kasus
arus d-axis dan q-axis dihitung secara terpisah dan kemudian dikombinasikan
dengan menggunakan persamaan 2.28 untuk mendapatkan arus urutan positif.
Perhitungan arus urutan positif dari d-axis dan q-axis synchronous, transient dan
subtransient dapat dilihat pada gambar 33. Masing-masing arus subkomponen

dapat dihitung dari masing-masing rangkaian yang ditunjukkan pada gambar


33(b). Tegangan pada setiap rangkaian merupakan tegangan internal sebelum
gangguan rekatansi generator yang dihitung dengan menggunakan persamaan
2.32 sampai 2.41.

Gambar 3 Rangkaian Ekivalen Urutan Positiv Generator


Reaktansi Xf merupakan impedansi gangguan sebagaimana terlihat pada
terminal x-y urutan positif pada gambar 33. Untuk gangguan 3P, X f adalah
reaktansi urutan positif antara generator dengan gangguan. Untuk kondisi
gangguan yang lain seperti P-P dan P-G, Xf adalah reaktansi ekivalen yang
diperoleh dari rangkaian urutan positif, negative dan nol seperti yang terlihat pada
terminal x-y. Xf akan berubah-ubah tergantung lokasi gangguan dan tipe
gangguan, jika gangguan 3P, P-P dan P-G dihitung pada lokasi yang sama pada
system maka nilai Xf akan berbeda untuk tiap-tiap tipe gangguan.

Reaktansi

luar

Xf

} , {T} rsub {df} rsup {'} , {T} rsub {qf} rsup {

T df

juga

meningkatkan

'

dan T qf

konstan

waktu

pada persamaan karakteristik 2.24 dan

2.27. Nilai tersebut harus di tentukan untuk tiap-tiap Xf yang dihitung. Jika nilai
Xf berbeda untuk gangguan 3P, P-P dan P-G pada lokasi yang sama maka konstan
waktu juga akan berbeda untuk tiap-tiap kondisi gangguan pada lokasi yang sama.
Perubahan

konstan

T }d ,0 {T} rsub {d0} rsup {'} ,dan

waktu
{T} rsub {q0} rsup {

dihitung

nilai

rangkaian

terbuka

yang dapat dilihat pada generator data

sheet.
} + {X} rsub {f}} over {{X} rsub {d} rsup {'} + {X} rsub {f}}

Xd
} = {T} rsub {d0} rsup {

T df

(2.42)
'
df

T =T

'
d0

X 'd + X f
X d+ X f

(2.43)

} + {X} rsub {f}} over {{X} rsub {q} rsup {'} + {X} rsub {f}}

Xq
T }qf= {T} rsub {q0} rsup {

(2.44)
'

'

T qf =T q 0

X 'q + X f
Xq+ Xf

Apabila
I d , I 'd , I }d ,

(2.45)
arus

{I} rsub {q} rsup {'} , {I} rsub {q} , {I} rsub {d} rsup {

sub

komponen

dan perubahan konstan waktu

diketahui, arus d-axis dan q-axis dapat diketahui dengan menggunakan rumus

pada persamaan 2.24 dan 2.27. Arus urutan positif I 1 dihitung dari penjumlahan Id
dan Iq dengan persamaan 2.28.

Anda mungkin juga menyukai