Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam
mengelola pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat tiga kegiatan yang saling terkait dan
merupakan satu kesatuan. Ketiga kegiatan tersebut adalah penentuan tujuan, perencanaan
pengalaman belajar, dan penentuan prosedur evaluasi. Adapun ketiga kegiatan tadi
merupakan unsur pokok (anchor points) dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan harus
dirumuskan sedemikian rupa sehingga mewakili semua kemampuan siswa yang ingin
dicapai. Rumusan tujuan harus dapat diukur secara baik. Tujuan-tujuan pembelajaran itu
diupayakan pencapaiannnya melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang dipersiapkan
secara matang.
Pembelajaran haruslah memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh
pengalaman sehingga dapat mengembangkan tingkah lakunya sesuai sasaran belajar yang
telah dirumuskan. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan ajar dan latihan
yang dipilih dan disusun secara teliti agar tujuan benar-benar dapat dicapai dengan baik.
Upaya untuk memastikan ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran itu dilakukan dengan
menyelenggarakan rangkaian evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan
selama kurun waktu tertentu yang telah direncanakan. Itulah hakekat evaluasi dalam desain
penyelenggaraan pembelajaran sebagai bagian akhir dari rangkaian ketiga pokok kegiatan
tersebut diatas.
Dengan berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2013 yang memberi sinyal
kepada guru untuk melakukan perubahan dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran telah diberikan rambu-rambu dalam silabus berupa Standart Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, sedangkan tujuan secara mendetail dan lebih terfokus pada materi
dirumuskan berupa indikator-indikator yang harus dirumuskan sendiri oleh guru. Dengan
pemberian pengalaman pembelajaran untuk mencapai suatu konsep tertentu, maka proses

evaluasi juga mengalami perubahan. Proses evaluasi yang dahulu dilaksanakan secara
sempit dan terbatas yaitu hanya melakukan test tertulis sekarang nampaknya harus bergeser
ke arah sistem penilaian yang lebih holistik dan menyentuh pada indikator hasil
pembelajaran sebagai bukti dari pengalaman belajar yang telah siswa alami.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya
mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru yang bisa
mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat mengukur kemampuan
hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan. Sehingga diperlukan bentuk
assessment lain yang disebut product assessment.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas antara lain:
1.
2.
3.
4.

Apakah hakikat asesmen produk dalam pembelajaran sains?


Bagaimanakah tahap-tahap asesmen produk dalam pembelajaran sains?
Apakah jenis dan contoh asesmen produk dalam pembelajaran sains?
Apakah kelebihan dan kekurangan asesmen produk dalam pembelajaran sains?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui hakikat asesmen produk dalam pembelajaran sains.


Untuk mengetahui tahap-tahap asesmen produk dalam pembelajaran sains.
Untuk mengetahui jenis dan contoh asesmen produk dalam pembelajaran sains.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan asesmen produk dalam pembelajaran
sains.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Asesmen Produk


Penilaian hasil kerja atau asesmen produk merupakan penilaian kepada
siswa dalam mengontrol proses dan menggunakan bahan untuk menghasilkan sesuatu,
kerja praktik atau kualitas estetik dari sesuatu yang mereka produksi. Menurut Rida (2015),
asesmen produk akan menilai kemampuan siswa dalam:
1.
2.
3.
4.
5.

Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain.


Memilih bahan-bahan yang tepat.
Menggunakan alat.
Menunjukkan inovasi dan kreasi.
Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni.

Dalam pembelajaran sains asesmen produk memiliki tujuan untuk menilai kemampuan
siswa dalam:
1. Mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa.
2. Mengembangkan daya pikir kreatif dan inovatif.
3. Memilih dan menggunakan alat dan bahan dengan tepat.
4. Menghasilkan produk sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5. Menghasilkan produk dengan kualitas yang baik atau tingginya tingkat keberhasilan
penelitian.
2.2 Tahap-tahap Asesmen Produk
Terdapat tiga tahap yang harus dilakukan dalam pelaksanaan asesmen produk/penilaian
produk, yaitu:
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan produk, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian produk, meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai
kriteria yang ditetapkan.
Adapun kriteria asesmen produk menurut Depdiknas (2006) adalah sebagai berikut.
Tahap
Persiapan produk

Deskripsi
1. Kemampuan merencanakan seperti:
a. menggali d an mengembangkan gagasan
b. mendesain produk, menentukan alat dan
bahan

Skor
1 10

Pembuatan produk

1. Kemampuan menyeleksi dan menggunakan

1 10

bahan
2. Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat
3. Kemampuan menyeleksi dan menggunakan
teknik
Penilaian produk

1. Kemampuan peserta didik membuat produk

1 10

sesuai kegunaan/fungsinya
2. Produk memenuhi kriteria keindahan

Secara lebih spesifik, Hesty (2012) merinci tahap-tahap asesmen produk sebagai berikut.
Tahap
Persiapan
pembuatan produk

Proses pembuatan
produk

Deskripsi
1.
2.
3.
4.

Mengembangkan ide
Merancang produk
Menentukan alat
Menentukan bahan

1.
2.
3.
4.
5.

Kemampuan menyeleksi bahan


Kemampuan menggunakan bahan
Kemampuan menyeleksi alat
Kemampuan menggunakan alat
Kemampuan menyeleksi teknik
pembuatan produk
6. Kemampuan menggunakan teknik
pembuatan produk
7. Kemampuan membuat produk

Produk

Kriteria penskoran :
1 = tidak tampak

1.
2.
3.
4.

Bentuk produk
Kualitas produk
Ukuran produk
Kegunaan produk

Nilai
3
4

2 = kurang tampak
3 = cukup tampak
4 = sering tampak
5 = selalu tampak
2.3 Jenis dan Contoh Asesmen Produk
Terdapat dua jenis untuk menilai produk siswa yaitu melalui penilaian analitik dan penilaian
holistik. Penjelasan kedua jenis penilaian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penilaian Analitis.
Teknik analitis adalah teknik penilaian dengan menggunakan instrumen atau bagan
pemberian skor secara terpisah terhadap setiap bagian dari produk siswa, kemudian
dilanjutkan dengan menjumlahkan keseluruhan hasil penilaian untuk mendapatkan total
skor setiap produk yang dinilai. Bebarapa jenis instrument analitis yang dapat digunakan
adalah daftar cek, skala penilaian, dan catatan anekdotal.
a. Daftar Cek
Daftar cek bertujuan untuk menyatakan ada atau tidaknya suatu unsur,
komponen, ciri atau sifat dari persiapan hingga proses penyelesaian tugas. Daftar cek
hanya digunakan untuk menilai keterampilan siswa dalam membuat suatu produk,
tidak digunakan untuk menilai kualitas produk.
Contoh Daftar Cek untuk Menilai Keterampilan Siswa
Mata Pelajaran

: Biologi

Tugas

: Membuat preparat apusan sperma

No

Aspek yang Dinilai

Cek
()

1
2

Persiapan pembuatan produk


a. Kelengkapan alat dan bahan
b. Kesiapan mental
Pelaksanaan pembuatan produk
a. Kerapian
b. Kerjasama
c. Kedisiplinan
d. Kemampuan menggunakan alat praktikum
Penyelesaian produk
a. Kualitas preparat (tidak terdapat gelembung udara, ketebalan

preparat merata, dll)


Total Skor
b. Skala Penilaian (Rating Scale)
Skala penilaian adalah suatu instrumentasi penilaian yang menggunakan prosedur
terstruktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang akan diamati, yang
menyatakan posisi sesuatu dalam hubungannya dengan yang lain. Bentuk instrumen
skala penilaian serupa dengan daftar cek, namun daftar cek hanya memberikan dua
kategori penilaian saja, sedangkan skala penilaian lebih dari dua kategori. Berikut
adalah beberapa contoh penilaian menggunakan rating scale.
Contoh Daftar Cek untuk Menilai Keterampilan Siswa
Mata Pelajaran

: Biologi

Tugas

: Membuat preparat apusan sperma

No
1
2

Skala Penilaian
1
2
3
4
5

Aspek yang Dinilai


Persiapan pembuatan produk
a. Kelengkapan alat dan bahan
b. Kesiapan mental
Pelaksanaan pembuatan produk
a. Kerapian
b. Kerjasama
c. Kedisiplinan
d. Kemampuan menggunakan alat praktikum
Penyelesaian produk
a. Kualitas
preparat
(tidak
terdapat
gelembung

udara,

ketebalan

preparat

merata, dll)
Total Skor
INSTRUMEN PENILAIAN PREPARAT
Preparat Awetan Struktur Daun dan Bunga Hibiscus sebagai Media Pembelajaran
Taksonomi Tumbuhan Tinggi
a. Petunjuk menilai preparat:
1. Perhatikan rubrik penilaian preparat!
2. Amati preparat pada mikroskop dengan menggunakan pembesaran kecil dan dilanjutkan
menggunakan pembesaran yang lebih besar!
3. Berilah tanda centang () pada kolom skor, sesuai dengan skor yang diberikan!

b. Lembar penilaian
Nama Preparat:
No.

Variabel yang Dinilai

1
2
3

Kejelasan informasi identitas spesimen


Kemudahan dalam mengidentifikasi jenis jaringan
Kesesuaian struktur yang diamati dengan tujuan

pembelajaran.
Kebersihan dan keutuhan spesimen dalam preparat
Skor Total

Skor
2 3 4

Penilaian =

Nilai :

Keterangan:
Nilai: 85-100 = Sangat layak
70-84

=Layak

55-69

=Cukup layak

40-54

=Kurang layak

<40

=Tidak layak

INSTRUMEN PENILAIAN
Preparat Awetan Struktur Daun dan Bunga Hibiscus sebagai Media Pembelajaran
Taksonomi Tumbuhan Tinggi
1. Kejelasan informasi identitas spesimen
Skor
1

Kriteria Penilaian
Hanya memuat keterangan nama spesimen.

2
3
4
5

Terdapat keterangan mengenai nama spesimen dan bagian organ


yang diamati.
Terdapat keterangan mengenai nama spesimen, bagian organ yang
diamati, tipe irisan, dan tahun pembuatan.
Terdapat keterangan mengenai nama spesimen, bagian organ yang
diamati, tipe irisan, dan tahun pembuatan.
Terdapat keterangan mengenai nama spesimen, bagian organ yang
diamati, tipe irisan, tempat dan tahun pembuatan.

2. Kemudahan dalam mengidentifikasi jenis jaringan


Skor
1
2
3
4
5

Kriteria Penilaian
Tidak bisa membedakan jenis-jenis jaringan penyusun struktur daun
dan bunga hibiscus pada preparat awetan.
Sulit membedakan jenis-jenis jaringan penyusun struktur daun dan
bunga hibiscus pada preparat awetan.
Agak mudah membedakan jenis-jenis jaringan penyusun struktur
daun dan bunga hibiscus pada preparat awetan.
Mudah membedakan jenis-jenis jaringan penyusun struktur daun
dan bunga hibiscus pada preparat awetan.
Sangat mudah membedakan jenis-jenis jaringan penyusun struktur
daun dan bunga hibiscus pada preparat awetan.

3. Kesesuaian struktur yang diamati dengan tujuan pembelajaran


Skor
1
2
3
4
5

Kriteria Penilaian
Tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Cukup sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

4. Kebersihan dan keutuhan spesimen dalam preparat


Skor
1
2
3

Kriteria Penilaian
Terdapat debris di dalam spesimen dan bagian antar jaringan tidak
utuh.
Terdapat debris di dalam spesimen dan bagian antar jaringan utuh.
Terdapat debris di luar spesimen dan bagian antar jaringan tidak

4
5

utuh.
Terdapat debris di luar spesimen dan bagian antar jaringan utuh.
Tidak terdapat debris dan bagian antar jaringan utuh.

c. Catatan Anekdotal (Anecdotal)


Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan
terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan
untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, misalnya
kemampuan siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan
secara aman, atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat.
Contoh catatan anekdotal atas perilaku siswa di kelas
Nama siswa

Sarinem

Tanggal : 28 Desember 2014

Pengamat

Tejo

Tempat

Ruang kelas / Pelajaran Fisika

pengamatan
a. Pengamatan

Ketika pelajaran fisika sedang berlangsung, Sarinem kelihatan


gelisah. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, dan beberapa kali dia
keluar ruangan kelas. Selama pembelajaran berlangsung,

b. Penafsiran

sebanyak 7 kali Sarinem ke luar ruangan.


Sarinem berbuat seperti ini kemungkinan kurang tertarik pada
pelajaran Fisika. Menurut penuturan guru Kimia dan Biologi, ia
kerap keluar ruangan. Tampaknya Sarinem ketakutan dengan

c. Rekomendasi pelajaran

yang

mengandung

unsur hitungan, khususnya

pelajaran fisika dan matematika.


Sebaiknya Sarinem berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas,
atau psikolog untuk menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapinya sehingga proses pembelajarannya berjalan optimal.

2. Penilaian Holistik
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan.
Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian
terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk
mengevaluasi hasil kerjanya. Jika guru menggunakan lebih dari satu instrumen penilaian
produk maka dia harus membuat kesimpulan sebagai rangkuman yang menggambarkan
kondisi siswa secara utuh. Salah satu contoh sakala penilaian secara holistik atas produk
siswa adalah sebagai berikut.
Nilai

Deskripsi

A (Sangat tinggi)

Hasil karya mengandung pesan yang sangat kuat


Menggunakan elemen seni yang sangat meyakinkan
Menunjukkan keterampilan yang sangat prima
Penyelesaian hasil yang sangat sempurna
Menggunakan bahan yang sangat tepat
Penampilan produk sangat prima
Kualitas produk sangat prima
Mempunyai tujuan yang sangat jelas

B (Baik)

Penyampaian pesan yang baik


Menggunakan elemen seni yang baik
Menunjukkan keterampilan yang baik
Penyelesaian hasil yang baik
Menggunakan bahan yang tepat
Penampilan produk menarik
Kualitas produk baik
Mempunyai tujuan yang jelas

C (Cukup)

Penyampaian pesan yang cukup


Menggunakan elemen seni yang cukup untuk

mengkomunikasikan ide pokok


Memiliki keterkaitan yang cukup antara kesan

dengan ide dan tujuan


Penyelesaian hasil yang cukup
Menggunakan bahan yang cukup
Penampilan produk yang cukup
Mempunyai tujuan yang cukup jelas

D (Kurang)

Penyelesaian hasil yang kurang baik


Menggunakan bahan yangkurang baik
Penampilan produk kurang menarik
Kualitas produk kurang baik
Tujuannya kurang tampak
Kesan dan gagasan kurang terkait

E (Tidak tampak)

Penyelesaian hasil buruk


Penggunaan bahan tidak tampak
Penampilan produk tidak menarik
Kualitas produk tidak tampak
Tujuannya tidak tampak
Tidak ada keterkaitan antara kesan dan ide

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Produk


Kelebihan dari penilaian produk adalah : 1) Guru dapat menilai kreatifitas anak
untuk melihat siswa memiliki daya cipta dan mempunyai kompetensi, 2) Kompetensi
masing-masing anak betul-betul dapat diketahui secara obyektif, 3) Siswa dapat
mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang real,
4) Siswa dapat menelaah kembali kebenaran materi yang telah diperoleh. Sedangkan
kekurangan dari penilaian produk adalah: 1) Memerlukan waktu yang cukup banyak,
2) Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrak, 3) Biaya untuk
membuat karya nyata kadang-kadang mahal, 4) Proses pembuatan perlu waktu yang
lama, 5) Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama, dan 6) subjektif
penskorannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Penilaian produk adalah penilaian terhadap persiapan, proses pembuatan dan kualitas
suatu produk.
2. Tahap pengembangan suatu produk meliputi: tahap persiapan, tahap pembuatan
produk, dan tahap penilaian produk.
3. Terdapat dua jenis untuk menilai produk siswa yaitu penilaian analitik dan penilaian
holistik. Teknik analitis dilakukan melalui pemberian skor secara terpisah terhadap
setiap bagian dari produk siswa, kemudian dilanjutkan dengan menjumlahkan
keseluruhan hasil penilaian untuk mendapatkan total skor setiap produk yang dinilai,
sedangkan penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara
keseluruhan.
3.2 SARAN

DAFTAR RUJUKAN

Andayani, Dian. 2013. Seminar: Ragam Penilaian Kelas. Bandung. Universitas Pendidikan
Indonesia
Hesty. 2012. Penilaian Hasil Kerja (Product Assessment) Dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (Rpp) . Tersedia Pada http://hestyborneo.co.id/2012/04/penilaianhasil-kerja-product.html. Diakses pada tanggal 2 Desember 2015.

Rida,

Saharuddin.
2015.
Assessment
Produk.
Tersedia
pada
http://mytugasmm.blogspot.co.id/2015/06/assessment-produk.html. Diakses tanggal
3 Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai