Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pelaksanaan otonomi daerah menciptakan kebebasan kepada setiap
daerah otonom untuk membuat kebijakan dan peraturan daerah yang
melibatkan pihak-pihak terkait yang sesuai dengan pemahaman dan
kebutuhan

masyarakat

masing-masing

daerah

tersebut,

tidak

terkecuali dalam hal pembangunan kesejahteraan sosial.


Permasalahan pembangunan kesejahteraan sosial di Samarinda
tercermin dari keberadaan Pengemis, Anak Jalanan, dan Gelandangan.
Bertambahnya jumlah anak jalanan dan pengemis akan berpeluang
membuat gangguan keamanan dan ketertiban umum.
Berdasarkan hasil pendataan Dinas Kesejahteraan dan Sosial
(Dinkesos) Samarinda tahun 2011 yang melibatkan petugas kelurahan
dan kecamatan samarinda, didapat hasil sebanyak 8.902 anak
terlantar di kota Samarinda. Anak- anak yang mengalami ketelantaran
ini disebabkan oleh keterbatasan ekonomi yang dialami keluarganya,
sehingga mereka harus mengais rezeki dengan mengamen, berjualan
koran, dan mengemis. Anak- anak yang mayoritas di bawah umur ini
kehilangan hak-hak dasarnya untuk mendapatkan pendidikan yang
layak, pelayanan kesehatan yang baik,serta mendapatkan pembinaan
jasmani dan rohani.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Samarinda
untuk mencegah bertambahnya jumlah anak jalanan dari hari kehari,
dengan membuat suatu Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 16
Tahun 2002 tentang penertiban dan penanggulangan Pengemis, Anak
Jalanan, dan Gelandangan di Kota Samarinda.

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Penertiban dan Penanggulangan Anak Jalanan di Kota
Samarinda berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 16

Tahun 2002?

2. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dari


Penertiban dan Penanggulangan Anak Jalanan di Kota Samarinda
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 16 Tahun
2002?

1.31 Tujuan Penulisan


Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka dapat tujuan penulisan
sebagai berikut;
1.

Untuk mengetahui Penertiban dan Penanggulangan Anak


Jalanan di Kota

Samarinda berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Samarinda Nomor 16


2.

Tahun 2002.

Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung


dari
Jalanan di Kota Samarinda

Penertiban dan Penanggulangan Anak


berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Samarinda Nomor 16 Tahun 2002

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB II

2.1

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pegawai adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau perusahaan dan

sebagainya. Kepegawaian adalah sifat-sifat mengenai pegawai yakni segala


sesuatu yang mengenai pegawai. Sumber daya manusia yang disebut disini salah
satunya adalah Pegawai Negeri Sipil, yaitu Warga Negara Republik Indonesia
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas lainnya.
Pegawai Negeri Sipil memiliki kedudukan yang sangat penting dan
menentukan, di karenakan Pegawai Negeri Sipil adalah Aparatur Negara, Abdi
Negara

dan

Abdi

Masyarakat

serta

pelaksana

pemerintah

dalam

penyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan sebagai usaha mewujudkan


tujuan nasional. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
nasional tergantung dari kemampuan Aparatur Negara dan kesempurnaan
Pegawai Negeri Sipil.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010 pasal 1 bahwa
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin dan Pelanggaran disiplin adalah setiap
ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja
2.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Pegawai


Menurut Singodimedjo (2000), faktor yang memengaruhi disiplin pegawai:
1.
Besar kecilnya pemberian kompensasi.
Besar kecilnya kompensasi dapat memengaruhi tegaknya disiplin. Para
karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jeri payahnya yang
2.

telah dikontribusikan bagi perusahaan.


Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan .
Peranan keteladanan pimpinan sangat berpengaruh

besar dalam

perusahaan,karena pimpinan dalam suatu perusahaan masih menjadi


panutan kariawan.para bawahan akan meniru yang dilihatnya setiap hari.
Apapun yang dibuat pimpinannya. Oleh sebab itu, bila seorang
pemimpin menginginkan tegaknya disiplin dalam perusahaan, maka ia
harus lebih dulu mempraktekkan, supaya dapat diikutidengan baik oleh
1.

para karyawan lainnya.


Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Para karyawan akan mau melakukan disiplin bila ada aturan yang jelas
dan diinformasikan kepada mereka. Bila aturan disiplin hanya menurut
selera pimpinan saja, atau berlaku untuk orang tertentu saja, jangan

2.

diharap bahwa para karyawan akan mematuhi aturan tesebut.


Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Bila ada seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada
keberenian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
tingkat pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya tindakan tehadap
pelanggar disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua
karyawan akan merasa terlindungi, dan dalam hatinya berjanji tidak akan

3.

berbuat hal yang serupa.


Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada
pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Dengan adanya pengawasan seperti demikian, maka sedikit

4.

banyak para karyawan akan terbiasa melaksanakan disiplin kerja.


Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara
yang satu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan
penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi
juga

mereka

masih

membutuhkan

perhatian

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

yang

besar

dari

pimpinannya sendiri. Keluhan dan kesulitan mereka ingin didengar, dan


dicarikan jalan keluarnya, dan sebagainya.
5.

Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin


Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara lain:
a. Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan,
apalagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan
mereka
b. Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja,
dengan menginformasikan, kemana dan untuk urusan apa, walaupun
kedapa bawahan sekalipun.
c. Saling menghormati, bila ketemu di lingkungan pekerjaan
Melontarkan pujian yang sesuai dengan tempat dan waktunya,
sehingga para karyawan akan turut merasa bangga dengan
pujian tersebut

2.3

Dasar Hukum Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil.

Salah satu produk hukum yang digunakan untuk menegakkan disiplin


Pegawai Negeri sipil merupakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.Bentuk disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil
yang mengacu pada PP No. 53 Tahun 2010 memuat 17 kewajiban dan 15
larangan.
Adapun kewajiban pegawai negeri sipil sebagaimana diatur dalam
pasal 3 adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS.
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan.
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Pemerintah.
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan,

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh


pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan PNS.
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang
dan/atau golongan.
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan.
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan
negara.
10.Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah, teruta ma di
bidang keamanan, keuangan dan materiil.
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja,
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan,
13. Menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya,
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
15. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas.
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier,
17, Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Sedangkan larangan bagi PNS sebagaimana diatur dalam pasal 4 adalah
sebagai berikut:
1. Menyalahgunakan wewenang,
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain.
3. Tanpa ijin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional.
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing.
5. Memiliki, menjual, membeli menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

milik negara secara tidak sah.


6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau
orang lain didalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan negara,
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung maupun tdk langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat
dalam jabatan.
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya.
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahnya,
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani.
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan.
12. Memberikan dukungan kepada calon presiden/wakil presiden, DPR, DPD
atau DPRD dengan cara: (lihat PP).
13. Memberikan dukungan ke pada calon presiden/wakil presiden dengan cara:
(lihat PP).
14. Memberikan dukungan ke pada calon anggota DPRD atau calon kepala
daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai fotocopy KTP atau surat
keterangan Tanda Penduduk sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
15.Memberikan dukungan kepada calon kepala daerah/ wakil kepala daerah.
(http://www.mediapendidikan.info/2010/11/kewajiban-dan-larangan-bagi
pegawai-negeri-sipil.html.Diakses pada 21 Maret 2015)
Kedudukan PP No. 53 Tahun 2010 sebagai landasan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, diperkuat kembali oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
melalui Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 45 Tahun 2013 Tentang
Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Bupati Kutai
Kartanegara Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Penegakan Disiplin Pegawai Negeri

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Sipil.Dasar hukum pelaksanaan disiplin Pegawai Negeri tersebut di atas,


diharapkan memberikan dukungan atau dorongan agar supaya Pegawai Negeri
Sipil bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Permasalahan Disiplin Kerja Pegawai di Kabupaten Kutai Kartanegara

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi negara dan abdi masyarakat (public
service) merupakan penyelenggara dan pelaksana utama dari pemerintahan dan
pembangunan yang berada pula ditengah-tengah masyarakat dan berkerja untuk
melayani kepentingan masyarakat yang bersifat umum dan seharusnya sikap
disiplin dimiliki oleh setiap individu pegawai dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Pegawai Negeri Sipil sebagai pelayan masyarakat diharapkan
dapat menjadi contoh yang baik dan memberi pelayanan prima kepada
masyarakat(http://bkd.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detail
artikel/3.Diakses 21 Maret 2015).
Apabila kita mencermati tentang Disiplin Pegawai di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara masih belum berjalan dengan optimal.
Hal ini karena masih ditemukannya kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan
oleh sejumlah oknum PNS.
Seperti yang terjadi pada bulan September 2014, dimana Bagian Hukum
Pemkab dan Inspektorat Badan Kepegawaian Daerah Kutai Kartanegara
melakukan Sidang Penangganan Kasus Pelanggaran Disiplin PNS. Sebagai
tindak lanjut dari laporan SKPD sebanyak 10 orang PNS, dan atasan langsung
dipanggil untuk dimintai keterangan sesuai laporan yang diterima BKD. Dari 10
orang PNS sesuai pelanggaran disiplin yang dilakukannya, 8 orang dikenakan
sanksi hukuman disiplin berat yaitu diberhentikan dengan hormat dikarenakan
tidak masuk kerja dan tidak mentaati ketentuan jam kerja, 1 orang dilakukan
konseling/ pembinaan kepada yang bersangkutan, dan 1 orang masih dikoordinasi
dengan Inspektorat dan SKPD yang bersangkutan tentang keberadaannya.
Tingkat hukuman disiplin disesuaikan dengan tingkat pelanggaran oleh PNS.
(http://bkd.kutaikartanegarakab.go.id/berita-235-sanksi-bagi-pegawai-yang
melanggar-disiplin-pns.html,terbit: 5 september 2014, diakses: 21 maret 2015).
Pada Oktober 2014, sebanyak 49 pegawai negeri sipil di lingkungan
pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara diberikan sanksi. 11 diantaranya
dikenakan sanksi pemberhentian secara tidak hormat, 5 PNS diberhentikan

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

karena tidak disiplin masuk kerja selama 4 hingga 7 tahun. Sisanya 33 PNS yang
dikenakan sanksi karena tidak disiplin masuk kerja: 3 PNS diturunkan
pangkatnya setingkat lebih rendah selama 1 tahun, 1 PNS ditunda gaji berkala, 8
PNS pernyataan tidak puas, 2 PNS diberikan teguran tertulis, dan 19 PNS
diberikan

teguran

lisan.(http://www.korankaltim.com/11-pns-diberhentikan-

dengan-tidak-hormat/ terbit: 4 oktober 2014, diakses 21 maret 2015).


Jika mengamati kasus diatas, dimana terjadi pemanggilan terhadap
sejumlah oknum PNS menggambarkan bahwa sikap mental/moral PNS yang
berada di lingkungan pemkab kutai kartanegara mulai bermasalah. Abdi negara
yang seharusnya menjadi contoh dimasyarakat dan menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat ternyata tidak patuh pada aturan masuk dan ketentuan
jam kerja.Hal tersebut bisa saja disebabkan oleh beberapa hal misalnya:
1. Penindakan pelanggaran yang tebang pilih atau penerapan sanksi
hukum yang tidak tegas: Penindakan

yang tidak tegas dapat

membuat oknum PNS tidak takut untuk melakukan perbuatan


indisiplioner.
2. Krisis Keteladanan: Hal ini disebabkan karena atasan tidak disiplin dan
tidak memahami peraturan disiplin dengan benar, sehingga berakibat
pada tidak disiplinan bawahannya.
3. Lemahnya Waskat (Pengawasan Melekat):Pengawasan dalam suatu
lembaga sangat lemah sehingga bawahan merasa bebas.
Mengingat masih ditemukannya kondisi ketidakdisiplinan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) di lingkungan pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara,Untuk
mengatasi masalah disiplin kerja,diperlukannya upaya dari pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara untuk mengatasi permasalahan tersebut.
3.2 Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai di
Kabupaten Kutai Kartanegara.

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

10

Salah satu upaya meningkatkan disiplin pegawai di lingkungan Kabupaten


Kutai Kartanegara, pemerintah daerah menerapkan penggunaan mesin absensi
fingerprint, yang bertujuan memudahkan atasan untuk melihat tingkat kehadiran
pegawai. Sistem fingerprint sendiri menggunakan sidik jari para pegawai
sehingga data absensi tidak dapat dimanipulasi, Pegawai lebih tepat
waktu,menghindari penyalahgunaan daftar hadir,serta lebih efisien dari segi
waktu dan biaya (www.absensisidikjari.co.id, diakses 19 Maret 2015).
Adanya penggunaan sistem absensi seperti ini para pegawai dituntut untuk
disiplin dengan datang ke kantor tepat waktu, apabila pegawai tidak datang di
waktu yang telah ditentukan maka pegawai tersebut akan mendapatkan sanksi
berupa potongan gaji sebanyak 0.05% per satu jam. Hal tersebut tercantum dalam
Peraturan Bupati Nomor 45 dan 46 Tahun 2013 tentang Tambahan Penghasilan
Pegawai (TPP) dan Disiplin Pegawai. Di dalam peraturan tersebut juga
menyebutkan apabila ada pegawai yang tidak masuk sehari tanpa keterangan
maka TPP akan dipotong sebesar 3%, dan apabila pegawai tersebut terlambat apel
pagi maka akan dipotong sebesar 0,25%. Dengan adanya sanksi yang
berpedoman pada perbup

pemerintah daerah tersebut diharapkan dapat

meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil.


3.3 Solusi Sebagai Bentuk Pemecahan Masalah
1. Melakukan sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor. 53 Tahun 2010.
Pemberian sosialisasi ini agar Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemkab
kutai kartanegara dapat benar-benar memahami perihal disiplin pegawai.
2. Pemberian Reward bagi pegawai berprestasi.
Salah satu upaya yang dapat meningkatkan semangat kerja bagi pegawai
adalah memberikan suatu penghargaan atau reward . Reward diberikan kepada
pegawai yang menunjukan prestasi kerja yang baik dan disiplin. Bentuk
reward yang diberikan dapat berupa promosi jabatan, piagam penghargaan
atau dalam bentuk uang. Pemberian reward ini akan menjadi motivasi pegawai
untuk semangat kerja dan disiplin dalam menjalankan kewajiban dan tugas
dengan penuh rasa tanggung jawab.
3. Menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

11

Dengan melakukan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan serta
didukung dengan sikap saling menghormati antar pegawai.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pegawai Negeri Sipil memiliki kedudukan yang sangat penting dan
menentukan terwujudnya suatu pemerintahan yang baik, di karenakan Pegawai
Negeri Sipil adalah Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat serta
pelaksana pemerintah dalam penyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

12

sebagai usaha mewujudkan tujuan nasional. Dalam mewujudkan suatu tujuan


nasional terhadap suatu instansi sangat tergantung kepada kinerja masing-masing
pegawai secara perorangan. Pegawai yang merupakan aparat pemerintah
memiliki kewajiban untuk sanggup mendisiplinkan diri karena tugasnya sebagai
pelayan masyarakat.
Namun banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai yang baik
salah satunya adalah disiplin pegawai. Di Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri
masih banyak Pegawai Negeri Sipil yang tidak disiplin dalam menjalankan
tugasnya, dan tidak sedikit pegawai yang melakukan pelanggaran, contohnya
tidak masuk kantor tanpa keteranggan dan banyak juga pegawai yang tidak
berada di tempat saat jam kerja, dan parahnya lagi terdapat pegawai yang tidak
masuk kerja selama 4-7 tahun dan diberikan hukuman sanksi di berhentikan
secara tidak hormat, dan berbagai hukuman sanksi lainnya seperti teguran secara
lisan maupun teguran secara tertulis, sesuai dengan pelanggaran yang di lakukan
Pegawai Negeri Sipil. Dalam hal tersebut, maka pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat tidak maksimal. Untuk mengatasi masalah disiplin kerja tersebut
perlunya upaya pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mererapkan penggunaan mesin
absensi (fingerprint), sebagai salah satu upaya mengatasi disiplin kerja pegawai.
Fingerprint bertujuan memudahkan atasan untuk melihat tingkat kehadiran
pegawai. Sistem fingerprint sendiri menggunakan sidik jari para pegawai
sehingga data absensi tidak dapat dimanipulasi, Pegawai lebih tepat waktu,
menghindari penyalahgunaan daftar hadir, serta lebih efisien dari segi waktu dan
biaya.
4.2 Saran
Penerapan penggunaan mesin absensi (fingerprint) yang merupakan salah
satu upaya pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mengatasi disiplin
kerja pegawai. Upaya pemerintah tersebut merupakan upaya yang baik dalam
meningkatkan disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil, karena dengan adanya
penerapan fingerprint tersebut pegawai tidak bisa memanipulasi data absensi,

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

13

pegawai lebih tepat waktu serta lebih efisien dari segi waktu dan biaya. Namun
dalam penerapan fingerprint harus di ikuti kontrol atau pengawasan dari
pemerintah, karena tidak menutup kemungkinan pegawai yang sudah absensi
menggunakan fingerprint tersebut justru pada saat jam kerja pegawai tersebut
tidak ada di tempat hanya absensi kemudian pulang, dan pada saat waktu untuk
absen kembali, barulah pegawai tersebut kembali kekantor untuk melakukan
absensi. Untuk itulah diperlukannya kontrol dari pemerintah untuk mengatasi
disiplin kerja pegawai.
Selain itu PemKab Kutai Kartanegara harus secara berkesinambungan dalam
memberikan sosialisasi terkait peraturan disiplin pegawai. Pemberian reward
kepada pegawai yang berprestasi dan disiplin serta menciptakan suasana kerja
yang kondusif juga menjadi hal yang harus dilakukan.

KAPITA SELEKTA~ DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

14

Anda mungkin juga menyukai