Oleh
Fadhlullah H.
122110101166
Rimalia Yudha K.
122110101058
122110101035
122110101142
122110101087
122110101135
Dewi Febriana
122110101098
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Survei Konsumsi Makanan. Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Survei Konsumsi
Makanan inni memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap penulis dan pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB 1. PENDAHULAN ......................................................................................... 1
1.1
1
a.
Metode
...................................................................................................
kualitatif
3
b.
Metode
Kuantitatif ................................................................................................ 8
2.3 Macam-Macam Metode Survei Konsumsi Makanan Berdasarkan Sasaran
Pengamatan Atau Pengguna ........................................................................... 16
2.3.1 Survei Konsumsi Makanan Tingkat Nasional ...............................................
16
2.3.2 Survei Konsumsi Tingkat Keluarga ...............................................................
16
2.3.3 Survei Konsumsi Tingkat Individhu ............................................................. 21
2.4
27
ii
BAB 1.
PENDAHULAN
list),
dan
kuantitatif yaitu antara lain: metode recall 24 jam, metode pencatatan, perkiraan
makanan (estimated food records), penimbangan makanan (food weighing), metode
food account, dan metode inventaris (inventory). Tujuan metode ini yaitu untuk
mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat
gizi dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar
lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi
Mentah - Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak.
1.2 Rumusan masalah
a.
b.
c.
d.
1.3 Tujuan
1
dan
ukuran porsinya.
b) Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan
makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber
zat gizi tertentu selama periode tertentu pula.
Kelebihan
Metode
Frekuensi
Makanan (Food
Frequency)
komunikasi
telepon sudah cukup tersedia. Untuk negara berkembang metode ini belum
banyak dipergunakan karena membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk
jasa telepon.
Langkah-langkah metode telepon yaitu:
a) Petugas melakukan wawancara terhadap responden melalui telpon tentang
persediaan makanan yang dikonsumsi keluarga selama periode survei
b) Hitung persediaan makanan keluarga berdasarkan hasil wawancara
melalui telepon tersebut
c) Tentukan pola konsumsi keluarga.
Kelebihan metode telepon antara lain:
a) Relatif cepat, karena tidak harus mengunjungi responden
b) Dapat mencakup responden lebih banyak
Sedangkan kekurangan metode telepon antara lain:
a) Biaya relatif mahal untuk rekening telpon
b) Sulit dilakukan untuk daerah yang belum mempunyai jaringan telpon
c) Dapat menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi dari hasil informasi
yang diberikan responden
10
sehari-hari
recall
jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada
saat melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.
2. Perkiraan Makanan (estimated food record)
Metode
digunakan
ini
untuk
disebut
mencatat
yang dikonsumsi.
responden diminta untuk mencatat semua yang is makan dan minum setiap
kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang
11
dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut),
termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.
Langkah-langkah pelaksanaan food record:
a) Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT atau gram
(nama masakan, cara persiapan dan pemasakan bahan makanan).
b) Petugas memperkirakan/estimasi URT ke dalam ukuran berat (gram)
untuk bahan makanan yang dikonsumsi tadi.
c) Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan DKBM.
d) Membandingkan dengan AKG.
Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati
sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi
oleh individu. Kelebihan metode estimated food records antara lain:
a) Metode ini relatif murah dan cepat.
b) Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar.
c) Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari.
d) Hasilnya relatif lebih akurat
Sedangkan kekurangan metode estimated food records:
a) Metode ini terlalu membebani responden, sehingga sering menyebabkan
responden merubah kebiasaan makanannya.
b) Tidak cocok untuk responden yang buta huruf.
c) Sangat tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam
mencatat dan memperkirakan jumlah konsumsi.
3. Penimbangan makanan (food weighing)
Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas
menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden
selama 1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari
tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia.
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan:
12
13
a) Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah
pada hari pertama survei.
b) Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli,
dari kebun, pemberian orang lain dan makan di luar rumah) keluarga
selama hari survei.
c) Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain,
rusak, terbuang dan sebagainya selama hari survei.
d) Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari
terakhir survei.
e) Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga
selama periode survei
f) Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut
makan
g) Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita
dengan membagi konsumsi keluarga dengan jumlah anggota keluarga.
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara lain:
a) Kuesioner
b) Peralatan atau alat timbang.
c) Ukuran rumah tangga.
Kelebihan dari metode inventaris antara lain hasil yang diperoleh lebih akurat,
karena memperhitungkan adanya sisa dari makanan, terbuang dan rusak selama
survei dilakukan. Sedangkan kekurangan metode inventaris antara lain:
a) Petugas hams terlatih dalam menggunakan alat ukur dan formulir
pencatatan.
b) Tidak cocok untuk responden yang buta huruf, bila pencatatan dilakukan
oleh responden.
c) Memerlukan peralatan sehingga biaya relatif lebih mahal.
d) Memerlukan waktu yang relatif lama
6. Pencatatan (Hosehold Food Record)
14
intake
zat
gizi
keluarga.
Sedangkan
kekurangan
metode
15
Penghitungan
Food
Balance
16
umumnya tujuh, hari (Gibson, 1990). Pencatatan dilakukan pada formulir tertentu
yang telah dipersiapkan.
Langkah-langkah pencatatan (food account)
1. Keluarga mencatat seluruh makanan yang masuk ke rumah yang berasal dari
berbagai sumber tiap hari dalam URT (ukuran rumah tangga) atau satuan
ukuran volume atau berat.
2. Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan konversikan
kedalam ukuran berat setiap hari.
3. Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap hari.
Kelebihan metode pencatatan (food account)
1. Cepat dan relatif murah.
2. Dapat diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada periode
tertentu
3.
4.
17
diberikan pada binatang piaraan. Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan ukuran
berat atau URT. Selain itu dapat dipergunakan alat bantu seperti food model atau
contoh lainnya (gambargambar, contoh bahan makanan aslinya dan sebagainya)
untuk membantu daya ingat responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu dengan formulir yang telah disiapkan, yaitu kuesioner terstruktur yang memuat daftar bahan
makanan utama yang digunakan keluarga. Karena data yang diperoleh merupakan
taksiran atau perkiraan maka data yang diperoleh kurang teliti.
Langkah-langkah metode pendaftaran makanan
1.
Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke rumah
tangga dalam URT berdasarkan jawaban dart responden selama periode
survei.
18
dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan yang diterima,
dibeli dan dari produksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama
periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan yang
terbuang, tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau
binatang peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas
atau responden yang sudah mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf (Gibson, 1990).
Langkah-langkah metode inventaris
1.
Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah
pada hari pertama survei.
2.
Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli, dari
kebun, pemberian orang lain dan makan di luar rumah) keluarga selama
hari survei.
3.
Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain,
rusak, terbuang dan sebagainya selama hari survei.
4.
Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari
terakhir survei.
5.
Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga
selama periode survei
6.
Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut
makan
7.
19
4.
4.
21
belakang sampai 24 jam penuh. Misalnya, petugas datang pada pukul 07.00 ke rumah
responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan
mundur ke belakang sampai pukul 07.00, pagi hari sebelumnya. Wawancara
dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner
terstruktur (Supariasa, 2012).
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data
yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan
secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau
ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari.
Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (124 jam), maka data yang diperoleh
kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena
itu, recall 24 jam sebaiknya dilalakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturutturut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa
berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan
.
memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu (Sanjur, 1997).
Kelebihan dari metode recall 24 jam:
1. Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden
2. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan
tempat yang luas untuk wawancara.
3. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.
4. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
Kelemahan dari metode recall 24 Jam:
1. Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya
dilakukan recall satu hari.
2. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat reponden. Oleh karena
itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode
ini tidak cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun, orang tua
22
berusia di atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang
pelupa.
3. The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi
responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under
estimate).
4. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
menurut kebiasaan masyarakat.
5. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan penelitian.
6. Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan
dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat
melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.
b. Repeated 24 Hour Recall Method
Metodenya sama dengan 24 Hour Recall Method hanya diulangi tergantung
kebutuhan. Dapat dilakukan setiap minggu atau setiap musim, gunanya untuk
mengetahui pola konsumsi setiap minggu, setiap musim, setiap bulan, dan lain-lain.
c . Estimated Food Records
Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang digunakan
untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk
mencatat semua yang is makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam Ukuran
Rumah Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode
tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan
tersebut (Supariasa, 2012).
Langkah-langkah pelaksanaan food record:
1. Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT atau gram
(nama masakan, cara persiapan dan pemasakan bahan makanan).
2. Petugas memperkirakan URT ke dalam ukuran berat (gram) untuk bahan
makanan yang dikonsumsi tadi.
23
24
setelah makan maka perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui
jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi.
Kelebihan metode penimbangan:
1. Data yang diperoleh lebih akurat/teliti.
Kekurangan metode penimbangan:
1. Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu peralatan.
2. Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, maka
responden dapat merubah kebiasaan makan mereka.
3. Tenaga pengumpul data harus terlatih dan trampil.
4. Memerlukan kerjasama yang baik dengan responden.
e. Metode Riwayat Makan (Dietary History Method)
Metode ini bersifat kualitatif carena memberikan gambaran pola konsumsi
berdasarkan pengamatan dalam w aktu yang cukup lama (bisa 1 minggu, 1 bulan, 1
tahun). Burke (1947) menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1. Komponen pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam), yang mengumgulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam
terakhir.
2. Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah
bahan makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah
disiapkan, untuk mengecek kebenaran dari recall 24 jmn tadi.
3. Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai
cek.
Langkah-langkah metode riwayat makan:
1. Petugas menanyakan kepada
responden
tentang
pola
kebiasaan
makannya. Variasi makan pada hari-hari khusus seperti hari libur, dalam
keadaan sakit dan sebagainya juga dicatat. Termasuk jenis makanan,
frekuensi penggunaan, ukuran porsi dalam URT serta cara memasaknya
(direbus, digoreng, dipanggang dan sebagainya).
25
26
27
tentunya berbeda. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan gizi dari setiap
kelompok usia.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin mempengaruhi tingkat konsumsi makanan seseorang.
Para remaja terutama remaja putri mempunyai selera makan yang berubah- ubah,
mereka cenderung lebih memperhatikan jumlah makanan yang mereka konsumsi.
Berdasarkan
survey
konsumsi
makanan
di
Eropa,
terdapat perbedaan
konsumsi makanan antara pria dan wanita. Pria di Eropa lebih banyak
mengkonsumsi daging, minuman beralkohol, dan gula serta mempunyai
tingkat konsumsi yang rendah lemak, buah, dan sayur yang lebih rendah
dibandingkan dengan wanita (Gibney, 2004). Sedangkan remaja putri akan
mengurangi porsi makanan bahkan melewatkan waktu makan, akibatnya
konsumsi snack seperti kentang goreng, soft drinks, kue, dan lain-lain meningkat
(Wardlaw, 2007).
3. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi mempengaruhi pemilihan dan penyediaan makanan
bergizi. Informasi yang dimiliki seseorang tentang kebutuhan tubuh akan zat-zat
gizi menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Jika pengetahuan gizi
meningkat, maka ada kecenderungan untuk memilih makanan yang lebh murah
dengan nilai gizi yang lebih tinggi (Irawati, 1995). Sanjur dalam Kumary (2001)
menyatakan bahwa pengetahuan gizi mempengaruhi praktek melalui sikap
terhadap kebiasaan makan. Praktek konsumsi pangan merupakan hasil interaksi
dari pengetahuan gizi dalam sikap terhadap gizi.
4. Pendapatan Keluarga
Pendapatan salah satu faktor dalam menentukan kualitas dan kuantitas
makanan.Tingkat pendapatan ikut menentukan jenis pangan yang akan dibeli
dengan tambahan uang tersebut. Orang miskin membelanjakan sebagian
pendapatan tambahan untuk makanan sedangkan orang kaya jauh lebih rendah
(Agoes, 2003).
5. Jumlah anggota keluarga
28
29
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Survei Konsumsi Makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi yang bertujuan
untuk mengetahui konsumsi makanan seseorang atau kelompok orang, baik secara
kualitatif maupun secara kuantitatif.
Macam-macam metode survei konsumsi makanan berdasarkan sasaran
pengamatan atau pengguna di bagi menjadi 3 antara lain: Survei konsumsi makanan
tingkat nasional yang terdiri dari FBS, survei konsumsi tingkat keluarga yang terdiri
dari food account, list recall metode, inventory,
survey, dan survei konsumsi tingkat individhu yang terdiri dari recall 24 jam (24
hour recall method), repeated 24 hour recall method, estimated food records,
penimbangan makanan (food weighing),
30
DAFTAR
PUSTAKA
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Alfira%20Dilapanga.pdf
II_10032014.pdf
31