Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

SURVEI KONSUMSI MAKANAN


Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah semester antara
Penentuan Status Gizi

Oleh
Fadhlullah H.

122110101166

Rimalia Yudha K.

122110101058

Eva Nurlailatul Fitri

122110101035

Rizqi Dwi Pusponegoro

122110101142

Qory Nabila Faizah

122110101087

Atika Nurul Hidayah

122110101135

Dewi Febriana

122110101098

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Survei Konsumsi Makanan. Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Survei Konsumsi
Makanan inni memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap penulis dan pembaca.

Jember, 8 Januari 2016


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB 1. PENDAHULAN ......................................................................................... 1
1.1
1

Latar Belakang ..................................................................................................

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................. 2


1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3
2.1 Pengertian Survei Konsumsi Makanan ...............................................................
3
2.2 Macam-Macam Metode Survei Konsumsi Makanan Berdasarkan Sifatnya ......
3

a.

Metode

...................................................................................................

kualitatif
3

b.

Metode

Kuantitatif ................................................................................................ 8
2.3 Macam-Macam Metode Survei Konsumsi Makanan Berdasarkan Sasaran
Pengamatan Atau Pengguna ........................................................................... 16
2.3.1 Survei Konsumsi Makanan Tingkat Nasional ...............................................
16
2.3.2 Survei Konsumsi Tingkat Keluarga ...............................................................
16
2.3.3 Survei Konsumsi Tingkat Individhu ............................................................. 21
2.4
27

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Makanan ...............................

BAB 3. PENUTUP .................................................................................................... 30


ii

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 30


3.2 Saran ................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 31

ii

BAB 1.
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi dalam tubuhnya. Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda-beda karena
dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Agar kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi
dengan sesuai, maka harus mengonsumsi makanan setiap hari sesuai dengan anjuran
gizi. Makanan yang dikonsumsi seseorang dapat diketahui jumlah dan kandungan zat
gizinya dengan cara melakukan penilaian konsumsi makanan atau survei diet.
Menurut Supariasa (2014) menyatakan bahwa survei konsumsi makanan
adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi seseorang atau
kelompok. Survei konsumsi makanan bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan
dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok,
rumah tangga dan perorangan serta faktor - faktor yang berpengaruh terhadap
konsumsi makanan tersebut. Hasil survei konsumsi makanan tidak dapat menentukan
status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung, namun dapat digunakan
sebagai bukti awal akan kemungkinann terjadinya kekurangan gizi pada seseorang.
Hal terpenting dalam survei konsumsi makanan adalah metode pengumpulan data
yang bertujuan untuk mendapatkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Pemilihan metode pengumpulan data yang tepat sangat penting untuk mendapatkan
data yang akurat sehingga kesimpulan yang ditarik dapat sempurna.
Survei konsumsi makanan bertujuan untuk mengetahui konsumsi makanan
seseorang atau kelompok orang, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Metode yang bersifat kualitatif untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi
konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan
makan serta cara - cara memperoleh bahan makanan tersebut. Metode pengukuran
konsumsi makanan yang bersifat kualitatif antara lain: metode telepon, metode
riwayat makan (dietary history), metode pendaftaran makanan (food

list),

dan

metode frekuensi makanan (food frequency). Sedangkan metode yang bersifat

kuantitatif yaitu antara lain: metode recall 24 jam, metode pencatatan, perkiraan
makanan (estimated food records), penimbangan makanan (food weighing), metode

food account, dan metode inventaris (inventory). Tujuan metode ini yaitu untuk
mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat
gizi dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar
lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi
Mentah - Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak.
1.2 Rumusan masalah
a.

Apa yang dimaksud dengan survei konsumsi makanan?

b.

Sebutkan macam-macam metode pengukuran konsumsi makanan menurut


sifatnya!

c.

Jelaskan macam-macam metode pengukuran konsumsi makanan menurut


sasaran pengamatan atau pengguna!

d.

Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan makanan.

1.3 Tujuan
1

Mengetahui pengertian dari survei konsumsi makanan.

Mengetahui macam-macam metode pengukuran konsumsi makanan jika ditinjau


dari sifatnya.

Mengetahui macam-macam metode pengukuran konsumsi makanan jika ditinjau


dari sasaran pengamatan atau pengguna.
Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan makanan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Survei Konsumsi Makanan
Survei Konsumsi Makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Survei konsumsi
makanan bertujuan untuk mengetahui konsumsi makanan seseorang atau kelompok
orang, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Metode yang bersifat
kualitatif untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis
bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan serta cara - cara
memperoleh bahan makanan tersebut.
2.2 Macam-Macam Metode Survei Konsumsi Makanan Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan
menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif.
a. Metode kualitatif
Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan,
frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang
kebiasaan makan (food habit) serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut.
Metode-metode pengukuran konsumsi makanan bersifat kualitatif antara lain:
1. Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)
Metode frekuensi makanan digunakan untuk memperoleh data tentang
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama
periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun. Selain itu dengan
metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi
bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih
lama dan dapat membedakan individu berdasarkan ranking tingkat
konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian
epidemiologi gizi.

Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan


atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode
tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah
yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden.
Langkah-langkah Metode frekuensi makanan, Supariasa (2001) yaitu:
a) Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang
tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya

dan

ukuran porsinya.
b) Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan
makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber
zat gizi tertentu selama periode tertentu pula.
Kelebihan

Metode

Frekuensi

Makanan (Food

Frequency)

menurut Supariasa (2001), Metode Frekuensi Makanan mempunyai


beberapa kelebihan, antara lain:
a) Relatif murah dan sederhana
b) Dapat dilakukan sendiri oleh responden
c) Tidak membutuhkan latihan khusus
d) Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaan makan
Sedangkan kekurangan Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)
menurut Supariasa (2001), Metode Frekuensi Makanan juga mempunyai
beberapa kekurangan, antara lain:
a) Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
b) Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
c) Cukup menjemukan bagi pewawancara
d) Perlu percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan
yang akan masuk dalam daftar kuesioner
e) Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.

2. Metode Dietary History ( Riwayat Makan )


Metode Riwayat Makan bersifat kualitatif karena memberikan
gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup
lama (1 minggu, 1 bulan, 1 tahun). Burke (1947) menyatakan bahwa metode
ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a) Komponen pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam), yang
mengumgulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama
24 jam terakhir.
b) Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah
bahan makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah
disiapkan, untuk mengecek kebenaran dari recall 24 jam tadi.
c) Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari.
Tahapan melakukan Metode Riwayat Makan yaitu:
a) Petugas menanyakan kepada responden tentang pola kebiasaan
makannya. Variasi makan pada hari-hari khusus seperti hari libur,
dalam keadaan sakit dan sebagainya juga dicatat. Termasuk jenis
makanan, frekuensi penggunaan, ukuran porsi dalam URT serta cara
memasaknya (direbus, digoreng, dipanggang dan sebagainya).
b) Lakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh dengan cara
mengajukan pertanyaan untuk kebenaran data tersebut.
c) Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan
data adalah keadaan musim-musim tertentu dan hari-hari istimewa
seperti hari pasar, awal bulan, hari raya dan sebagainya.
Kelebihan Metode Riwayat Makan antara lain:
a) Dapat memberikan gambaran konsumsi pada periode yang panjang
secara kualitatif dan kuantitatif.
b) Biaya relatif murah.
c) Dapat digunakan di klinik gizi untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan yang berhubungan dengan diet pasien.

Sedangkan, kekurangan Metode Riwayat Makan antara lain:


a) Terlalu membebani pihak pengumpul data dan responden.
b) Sangat sensitif dan membutuhkan pengumpul data yang sangat
terlatih.
c) Tidak cocok dipakai untuk survei-survei besar
d) Data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif.
e) Biasanya hanya difokuskan pada makanan khusus, sedangkan variasi
makanan sehari-hari tidak diketahui.
3. Metode telepon.
Dewasa ini survei konsumsi dengan metode telepon semakin banyak
digunakan terutama untuk daerah perkotaan dimana sarana

komunikasi

telepon sudah cukup tersedia. Untuk negara berkembang metode ini belum
banyak dipergunakan karena membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk
jasa telepon.
Langkah-langkah metode telepon yaitu:
a) Petugas melakukan wawancara terhadap responden melalui telpon tentang
persediaan makanan yang dikonsumsi keluarga selama periode survei
b) Hitung persediaan makanan keluarga berdasarkan hasil wawancara
melalui telepon tersebut
c) Tentukan pola konsumsi keluarga.
Kelebihan metode telepon antara lain:
a) Relatif cepat, karena tidak harus mengunjungi responden
b) Dapat mencakup responden lebih banyak
Sedangkan kekurangan metode telepon antara lain:
a) Biaya relatif mahal untuk rekening telpon
b) Sulit dilakukan untuk daerah yang belum mempunyai jaringan telpon
c) Dapat menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi dari hasil informasi
yang diberikan responden

d) Sangat tergantung pada kejujuran dan motivasi serta kemampuan


responden untuk menyampaikan makanan keluarganya.
4.
Metode pendaftaran makanan (food
list)
Metode pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan mencatat
seluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei
dilakukan (biasanya 1-7 hart). Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah bahan
makanan yang dibeli, harga dan nilai pembeliannya, termasuk makanan yang
dimakan anggota keluarga diluar rumah. Jadi data yang diperoleh merupakan
taksiran/perkiraan dart responden. Metode ini tidak memperhitungkan bahan
makanan yang terbuang, rusak atau diberikan pada binatang piaraan.
Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan ukuran berat atau URT.
Selain itu dapat dipergunakan alat bantu seperti food model atau contoh
lainnya (gambargambar, contoh bahan makanan aslinya dan sebagainya)
untuk membantu daya ingat responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu dengan
formulir yang telah disiapkan, yaitu kuesioner terstruktur yang memuat daftar
bahan makanan utama yang digunakan keluarga. Karena data yang diperoleh
merupakan taksiran atau perkiraan maka data yang diperoleh kurang teliti.
Langkah-langkah metode pendaftaran makanan yaitu:
a) Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke rumah
tangga dalam URT berdasarkan jawaban dart responden selama periode
survei.
b) Catat jumlah makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota keluarga
baik dirumah maupun diluar rumah,
c) Jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh.
d) Catat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
e) Hitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan sehari untuk
keluarga.

f) Bila ingin mengetahui perkiraan konsumsi per kapita, dibagi dengan


jumlah anggota keluarga.
Kelebihan metode pendaftaran antara lain relatif murah, karena hanya
membutuhkan waktu yang singkat.

Sedangkan Kekurangan metode

pendaftaran antara lain:


a) Hasil yang diperoleh kurang teliti karena berdasarkan estimasi/perkiraan
b) Sangat subyektif, tergantung kejujuran dari responden.
c) Sangat bergantung pada daya ingat responden.
b. Metode Kuantitatif
Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang
diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi
Mentah-Masak (DKMM) dan daftar Penyerapan Minyak.
Metode-metode untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif antara lain:
1. Metode recall 24 jam
Metode recall makanan merupakan tehnik yang paling sering
digunakan baik secara klinis maupun penelitian. Metode ini mengharuskan
pelaku mengingat semua makanan dan jumlahnya sebaik mungkin dalam
waktu tertentu ketika tanya jawab berlangsung Pengingatan sering dilakukan
untuk 1 -3 hari.
Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi pada masa lalu. Wawancara dilakukan sedalam
mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan
yangdikonsumsinya beberapa hari yang lalu. Agar wawancara berlangsung
sistematika yang baik, maka terlebih dahulu perlu disiapkan kuesioner (daftar
pertanyaan). Kuesioner tersebut mengarahkan wawancara menurut urutan
waktu makan dan pengelompokkan bahan makanan.

Langkah-langkah metode Recall 24 jam yaitu:


a) Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua
makanan atau minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah
tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam, 48 jam hingga 3 hari yang lalu
tergantung pada tujuan survey konsumsi makanan, kemudian petugas
melakukan konversi dari Ukuran Rumah Tangga (URT) seperti potong,
ikat, gelas, piring dan alat atau ukuran lain yang biasa digunakan di rumah
tangga ke dalam ukuran berat (gram). Menurut Susanto (1987) untuk
memudahkan dalam mengingat kembali jumlah makanan yangdikonsumsi
setiap orang maka diperlukan bantuan contoh bahan makanan (food
models) yang telah dibakukan beratnya.
b) Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
c) Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
(DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia. Untuk
menilai tingkat konsumsi makanan diperoleh suatu standar kecukupan
yang dianjurkan atau Recomended Dietary Allowance (RDA) untuk
populasi yang diteliti. Untuk Indonesia, Angka Kecukupan Gizi (AKG)
yang digunakan saat ini secara nasional adalah Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi VI tahun 1998 (Supariasa, 2001).
Kelebihan metode recall 24 jam antara lain:
a) Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.
b) Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan
tempat yang luas untuk wawancara.
c) Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.
d) Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
e) Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi
individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

10

Sedangkan kekurangan metode recall 24 jam antara lain:


a) Tidak dapat menggambarkan asupan makanan setiari hari, bila hanya
dilakukan recall satu hari.
b) Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. Oleh
karena itu responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga
metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun,
orang tua berusia di atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau
orang yang pelupa.
c) The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang
kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate)
dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit
(under estimate).
d) Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang
dipakai menurut kebiasaan masyarakat. Pewawancara harus dilatih
untuk dapat secara tepat menanyakan apa-apa yang dimakan oleh
responden, dan mengenal cara-cara pengolahan makanan serta pola
pangan daerah yang akan diteliti secara umum.
e) Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari
penelitian.
f) Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan

sehari-hari

recall

jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada
saat melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.
2. Perkiraan Makanan (estimated food record)
Metode
digunakan

ini

untuk

disebut
mencatat

juga food records atau diary records, yang


jumlah

yang dikonsumsi.

Pada metode ini

responden diminta untuk mencatat semua yang is makan dan minum setiap
kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang

11

dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut),
termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.
Langkah-langkah pelaksanaan food record:
a) Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT atau gram
(nama masakan, cara persiapan dan pemasakan bahan makanan).
b) Petugas memperkirakan/estimasi URT ke dalam ukuran berat (gram)
untuk bahan makanan yang dikonsumsi tadi.
c) Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan DKBM.
d) Membandingkan dengan AKG.
Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati
sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi
oleh individu. Kelebihan metode estimated food records antara lain:
a) Metode ini relatif murah dan cepat.
b) Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar.
c) Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari.
d) Hasilnya relatif lebih akurat
Sedangkan kekurangan metode estimated food records:
a) Metode ini terlalu membebani responden, sehingga sering menyebabkan
responden merubah kebiasaan makanannya.
b) Tidak cocok untuk responden yang buta huruf.
c) Sangat tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam
mencatat dan memperkirakan jumlah konsumsi.
3. Penimbangan makanan (food weighing)
Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas
menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden
selama 1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari
tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia.
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan:
12

a) Petugas/responden menimbang dan mencatat bahan makanan/makanan


yang dikonsumsi dalam gram.
b) Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian dianalisis
dengan menggunakan DKBM atau DKGJ (Daftar Komposisi Gizi
Jajanan).
c) Membandingkan hasilnya dengan Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
(AKG).
Perlu diperhatikan disini adalah, bila terdapat sisa makanan setelah
makan maka perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah
sesungguhnya makanan yang dikonsumsi. Kelebihan metode penimbangan
antara lain data yang diperoleh lebih akurat/teliti. Sedangkan kekurangan
metode penimbangan antara lain:
a) Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu peralatan.
b) Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, maka
responden dapat merubah kebiasaan makan mereka.
c) Tenaga pengumpul data harus terlatih dan trampil.
d) Memerlukan kerjasama yang baik dengan responden.
4. Metode Food Account
Metode pencatatan dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap
hari semua makanan yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil
produksi sendiri. Jumlah makanan dicatat dalam URT, termasuk harga eceran
bahan makanan tersebut. Cara ini tidak memperhitungkan makanan cadangan
yang ada di rumah tangga dan juga tidak memperhatikan makanan dan
minuman yang dikonsumsi di luar rumah dan rusak, terbuang/tersisa atau
diberikan pada binatang piaraan. Lamanya pencatatan umumnya tujuh, hari
(Gibson, 1990). Pencatatan dilakukan pada formulir tertentu yang telah
dipersiapkan.

13

Langkah-langkah pencatatan (food account) yaitu:


a) Keluarga mencatat seluruh makanan yang masuk ke rumah yang berasal
dari berbagai sumber tiap hari dalam URT (ukuran rumah tangga) atau
satuan ukuran volume atau berat.
b) Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan konversikan
kedalam ukuran berat setiap hari.
c) Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap hari.
Kelebihan metode pencatatan (food account) antara lain:
a) Cepat dan relatif murah.
b) Dapat diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada
periode tertentu
c) Dapat diketahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan
d) Dapat menjangkau responden lebih banyak.
Sedangkan kekurangan metode pencatatan (food account) antara lain:
a) Kurang teliti, sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat konsumsi
rumah tangga.
b) Sangat tergantung pada kejujuran responden untuk melaporkan/mencatat
makanan dalam keluarga.
5. Metode Inventaris (Inventori Method)
Metode inventaris ini juga sering disebut log book method. Prinsipnya
dengan caranya menghitung/mengukur semua persediaan makanan di rumah
tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua
makanan yang diterima, dibeli dan dari produksi sendiri dicatat dan
dihitung/ditimbang setiap hari selama periode pengumpulan data (biasanya
sekitar satu minggu). Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk
selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang peliharaan
juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau responden
yang sudah mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf (Gibson, 1990).
Langkah metode inventaris yaitu:
14

a) Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah
pada hari pertama survei.
b) Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli,
dari kebun, pemberian orang lain dan makan di luar rumah) keluarga
selama hari survei.
c) Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain,
rusak, terbuang dan sebagainya selama hari survei.
d) Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari
terakhir survei.
e) Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga
selama periode survei
f) Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut
makan
g) Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita
dengan membagi konsumsi keluarga dengan jumlah anggota keluarga.
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara lain:
a) Kuesioner
b) Peralatan atau alat timbang.
c) Ukuran rumah tangga.
Kelebihan dari metode inventaris antara lain hasil yang diperoleh lebih akurat,
karena memperhitungkan adanya sisa dari makanan, terbuang dan rusak selama
survei dilakukan. Sedangkan kekurangan metode inventaris antara lain:
a) Petugas hams terlatih dalam menggunakan alat ukur dan formulir
pencatatan.
b) Tidak cocok untuk responden yang buta huruf, bila pencatatan dilakukan
oleh responden.
c) Memerlukan peralatan sehingga biaya relatif lebih mahal.
d) Memerlukan waktu yang relatif lama
6. Pencatatan (Hosehold Food Record)
14

Pengukuran dengan metode household food record ini dilakukan


sedikitnya dalam periode satu minggu oleh responden sendiri. Dilaksanakan
dengan menimbang atau mengukur dengan URT seluruh makanan yang ada di
rumah, termasuk cara pengolahannya. Biasanya tidak memperhitungkan sisa
makanan yang terbuang dan dimakan oleh binatang piaraan. Metode ini
dianjurkan untuk tempat/daerah, dimana tidak banyak variasi penggunaan
bahan makanan dalam keluarga dan masyarakatnya sudah bisa membaca dan
menulis.
Langkah-langkah metode household food record yaitu:
a) Responden mencatat dan menimbang/mengukur semua makanan yang
dibeli dan diterima oleh keluarga selama penelitian (biasanya satu
minggu)
b) Mencatat dan menimbang/mengukur semua makanan yang dimakan
keluarga, termasuk sisa dan makanan yang dimakan oleh tamu.
c) mencatat makanan yang dimakin anggota keluarga di luar rumah.
d) Hitung rata-rata konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita.
Kelebihan metode household food record antara lain hasil yang
diperoleh lebih akurat, bila dilakukan dengan menimbang makanan a Dapat
dihitung

intake

zat

gizi

keluarga.

Sedangkan

kekurangan

metode

household food record:


a) Terlalu membebani responden.
b) Memerlukan biaya cukup mahal, karena responden harus dikunjungi lebih
sering.
c) Memerlukan waktu yang cukup lama.
d) Tidak cocok until responden yang buta huruf.

15

2.3 Macam-Macam Metode Survei Konsumsi Makanan Berdasarkan Sasaran


Pengamatan Atau Pengguna
2.3.1 Survei Konsumsi Makanan Tingkat Nasional
a. FBS
1. Pengertian FBS (Food Balance Sheet)
Merupakan metode pengukuran survei makanan secara nasional yang
menggambarkan produksi maknan pertahun, bahan baku makanan yang diekspor
maupun diimpor, serta stok bahan makanan yang tersedia.
Langkah-langkah
Sheet

Penghitungan

Food

Balance

a. Menghitung kapasita produk makanan dalam satu tahun (berasal dari


persediaan atau cadangan, produksi dan import bahan makanan dari negara
atau wilayah lain).
b) Dikurangi dengan pengeluaran untuk bibit, ekspor, kerusakan pasca panen,
dan trasnportasi, diberikan untuk makanan ternak dan untuk cadangan.
c) Jumlah makanan yang ada tersebut dibagi dengan jumlah penduduk.
d) Diketahui ketersediaan makanan perkapita pertahun secara nasional.
Kegunaan Food Balance Sheet
a) Menentukan kebijaksanaan di bidang pertanianseperti produksi bahan
makanan dan distribusi.
b) Memperkirakan pola konsumsi masyarakat.

2.3.2 Survei Konsumsi Tingkat Keluarga


a. Food Account
Metode pencatatan dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua
makanan yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri.
Jumlah makanan dicatat dalam URT, termasuk harga eceran bahan makanan tersebut.
Cara ini tidak memperhitungkan makanan cadangan yang ada di rumah tangga dan
juga tidak memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi di luar rumah dan
rusak, terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang piaraan. Lamanya pencatatan

16

umumnya tujuh, hari (Gibson, 1990). Pencatatan dilakukan pada formulir tertentu
yang telah dipersiapkan.
Langkah-langkah pencatatan (food account)
1. Keluarga mencatat seluruh makanan yang masuk ke rumah yang berasal dari
berbagai sumber tiap hari dalam URT (ukuran rumah tangga) atau satuan
ukuran volume atau berat.
2. Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan konversikan
kedalam ukuran berat setiap hari.
3. Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap hari.
Kelebihan metode pencatatan (food account)
1. Cepat dan relatif murah.
2. Dapat diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada periode
tertentu
3.

Dapat diketahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan

4.

Dapat menjangkau responden lebih banyak.

Kekurangan metode pencatatan (food account)


a. Kurang teliti, sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat konsumsi rumah
tangga.
b. Sangat tergantung pada kejujuran responden untuk melaporkan/mencatat makanan dalam keluarga.
b. List Recall Metode
Metode pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan mencatat seluruh
bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei dilakukan (biasanya
1-7 hari). Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah bahan makanan yang dibeli,
harga dan nilai pembeliannya, termasuk makanan yang dimakan anggota keluarga
diluar rumah. Jadi data yang diperoleh merupakan taksiran/perkiraan dart responden.
Metode ini tidak memperhitungkan bahan makanan yang terbuang, rusak atau

17

diberikan pada binatang piaraan. Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan ukuran
berat atau URT. Selain itu dapat dipergunakan alat bantu seperti food model atau
contoh lainnya (gambargambar, contoh bahan makanan aslinya dan sebagainya)
untuk membantu daya ingat responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu dengan formulir yang telah disiapkan, yaitu kuesioner terstruktur yang memuat daftar bahan
makanan utama yang digunakan keluarga. Karena data yang diperoleh merupakan
taksiran atau perkiraan maka data yang diperoleh kurang teliti.
Langkah-langkah metode pendaftaran makanan
1.

Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke rumah
tangga dalam URT berdasarkan jawaban dart responden selama periode
survei.

2. Catat jumlah makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota keluarga


baik dirumah maupun diluar rumah,
3. Jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh.
4. Catat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
5. Hitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan sehari untuk keluarga.
6. Bila ingin mengetahui perkiraan konsumsi per kapita, dibagi dengan jumlah
anggota keluarga.
Kelebihan metode pendaftaran
2.

Relatif murah, karena hanya membutuhkan waktu yang singkat.

Kekurangan metode pendaftaran


1. Hasil yang diperoleh kurang teliti karena berdasarkan estimasi/perkiraan
2. Sangat subyektif, tergantung kejujuran dari responden.
3. Sangat bergantung pada daya ingat responden.
c. Inventory
Metode inventaris ini juga sering disebut log book method. Prinsipnya dengan
caranya menghitung/mengukur semua persediaan makanan di rumah tangga (berat

18

dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan yang diterima,
dibeli dan dari produksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama
periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan yang
terbuang, tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau
binatang peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas
atau responden yang sudah mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf (Gibson, 1990).
Langkah-langkah metode inventaris
1.

Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah
pada hari pertama survei.

2.

Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli, dari
kebun, pemberian orang lain dan makan di luar rumah) keluarga selama
hari survei.

3.

Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain,
rusak, terbuang dan sebagainya selama hari survei.

4.

Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari
terakhir survei.

5.

Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga
selama periode survei

6.

Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut
makan

7.

Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita


dengan membagi konsumsi keluarga dengan jumlah anggota keluarga.

Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara lain:


1. Kuesioner
2. Peralatan atau alat timbang.
3. Ukuran rumah tangga.
Kelebihan dari metode inventaris:
1. Hasil yang diperoleh lebih akurat, karena memperhitungkan adanya sisa dari
makanan, terbuang dan rusak selama survei dilakukan.

19

Kekurangan metode inventaris:


1. Petugas hams terlatih dalam menggunakan alat ukur dan formulir pencatatan.
2. Tidak cocok untuk responden yang buta huruf, bila pencatatan dilakukan
oleh responden.
3.

Memerlukan peralatan sehingga biaya relatif lebih mahal.

4.

Memerlukan waktu yang relatif lama

d. Household food record


Pengukuran dengan metode household food record ini dilakukan sedikitnya
dalam periode satu minggu oleh responden sendiri. Dilaksanakan dengan menimbang
atau mengukur dengan URT seluruh makanan yang ada di rumah, termasuk cara
pengolahannya.
Biasanya tidak memperhitungkan sisa makanan yang terbuang dan dimakan
oleh binatang piaraan. Metode ini dianjurkan untuk tempat/daerah, dimana tidak banyak variasi penggunaan bahan makanan dalam keluarga dan masyarakatnya sudah
bisa membaca dan menulis.
Langkah-langkah metode household food record
1.

Responden mencatat dan menimbang/mengukur semua makanan yang dibeli


dan diterima oleh keluarga selama penelitian (biasanya satu minggu)

2. Mencatat dan menimbang/mengukur semua makanan yang dimakan


keluarga, termasuk sisa dan makanan yang dimakan oleh tamu.
3.

Mencatat makanan yang dimakin anggota keluarga di luar rumah.

4.

Hitung rata-rata konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita.

Kelebihan metode household food record


1. Hasil yang diperoleh lebih akurat, bila dilakukan dengan menimbang makanan
dapat dihitung intake zat gizi keluarga.
2. Kekurangan metode household food record
a) Terlalu membebani responden.
b) Memerlukan biaya cukup mahal, karena responden harus dikunjungi lebih
sering.
c) Memerlukan waktu yang cukup lama.
20

d) Tidak cocok until responden yang buta huruf.


e. Telepon Survei
Dewasa ini survei konsumsi dengan metode telepon semakin banyak
digunakan terutama untuk daerah perkotaan dimana sarana komunikasi telepon sudah
cukup tersedia. Untuk negara berkembang metode ini belum banyak dipergunakan
karena membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk jasa telepon.
Langkah-langkah metode telepon
1. Petugas melakukan wawancara terhadap responden melalui telpon tentang
persediaan makanan yang dikonsumsi keluarga selama periode survei
2. Hitung persediaan makanan keluarga berdasarkan hasil wawancara melalui
telepon tersebut
3. Tentukan pola konsumsi keluarga.
Kelebihan metode telepon
1. Relatif cepat, karena tidak harus mengunjungi responden
2. Dapat mencakup responden lebih banyak
Kekurangan metode telepon
1. Biaya relatif mahal untuk rekening telpon
2. Sulit dilakukan untuk daerah yang belum mempunyai jaringan telpon
3. Dapat menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi dari hasil informasi
yang diberikan responden
2.3.3 Survei Konsumsi Tingkat Individu
a. Recall 24 Jam (24 Hour Recall Method)
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang la1u. Dalam
metode ini, responden, ibu atau pengasuh (bila anak masih kecil) disuruh
menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin).
Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam
harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke

21

belakang sampai 24 jam penuh. Misalnya, petugas datang pada pukul 07.00 ke rumah
responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan
mundur ke belakang sampai pukul 07.00, pagi hari sebelumnya. Wawancara
dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner
terstruktur (Supariasa, 2012).
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data
yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan
secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau
ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari.
Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (124 jam), maka data yang diperoleh
kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena
itu, recall 24 jam sebaiknya dilalakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturutturut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa
berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan
.

memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu (Sanjur, 1997).
Kelebihan dari metode recall 24 jam:
1. Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden
2. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan
tempat yang luas untuk wawancara.
3. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.
4. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
Kelemahan dari metode recall 24 Jam:
1. Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya
dilakukan recall satu hari.
2. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat reponden. Oleh karena
itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode
ini tidak cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun, orang tua
22

berusia di atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang
pelupa.
3. The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi
responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under
estimate).
4. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
menurut kebiasaan masyarakat.
5. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan penelitian.
6. Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan
dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat
melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.
b. Repeated 24 Hour Recall Method
Metodenya sama dengan 24 Hour Recall Method hanya diulangi tergantung
kebutuhan. Dapat dilakukan setiap minggu atau setiap musim, gunanya untuk
mengetahui pola konsumsi setiap minggu, setiap musim, setiap bulan, dan lain-lain.
c . Estimated Food Records
Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang digunakan
untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk
mencatat semua yang is makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam Ukuran
Rumah Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode
tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan
tersebut (Supariasa, 2012).
Langkah-langkah pelaksanaan food record:
1. Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT atau gram
(nama masakan, cara persiapan dan pemasakan bahan makanan).
2. Petugas memperkirakan URT ke dalam ukuran berat (gram) untuk bahan
makanan yang dikonsumsi tadi.

23

3. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan DKBM.


4. Membandingkan dengan AKG.
Kelebihan metode estimated food record:
1. Metode ini relatif murah dan cepat.
2. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar.
3. Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari.
4. Hasilnya relatif lebih akurat.
Kekurangan dari metode estimated food record:
1. Metode ini terlalu membebani responden, sehingga sering menyebabkan
responden merubah kebiasaan makannya.
2. Tidak cocok untuk responden yang buta huruf.
3. Sangat tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam
mencatat dan memperkirakan jumlah konsumsi.
d. Penimbangan Makanan (Food Weighing)
Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang dan
mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari. Penimbangan
makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan, dana
penelitian dan tenaga yang tersedia.
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan:
1. Petugas/responden menimbang dan mencatat bahan makanan/makanan
yang dikonsumsi dalam gram.
2. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian dianalisis
dengan menggunakan DKBM atau DKGJ (Daftar Komposisi Gizi
Jajanan).
3. Membandingkan hasilnya dengan Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
(AKG). Perlu diperhatikan disini adalah, bila terdapat sisa makanan

24

setelah makan maka perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui
jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi.
Kelebihan metode penimbangan:
1. Data yang diperoleh lebih akurat/teliti.
Kekurangan metode penimbangan:
1. Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu peralatan.
2. Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, maka
responden dapat merubah kebiasaan makan mereka.
3. Tenaga pengumpul data harus terlatih dan trampil.
4. Memerlukan kerjasama yang baik dengan responden.
e. Metode Riwayat Makan (Dietary History Method)
Metode ini bersifat kualitatif carena memberikan gambaran pola konsumsi
berdasarkan pengamatan dalam w aktu yang cukup lama (bisa 1 minggu, 1 bulan, 1
tahun). Burke (1947) menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1. Komponen pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam), yang mengumgulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam
terakhir.
2. Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah
bahan makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah
disiapkan, untuk mengecek kebenaran dari recall 24 jmn tadi.
3. Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai
cek.
Langkah-langkah metode riwayat makan:
1. Petugas menanyakan kepada

responden

tentang

pola

kebiasaan

makannya. Variasi makan pada hari-hari khusus seperti hari libur, dalam
keadaan sakit dan sebagainya juga dicatat. Termasuk jenis makanan,
frekuensi penggunaan, ukuran porsi dalam URT serta cara memasaknya
(direbus, digoreng, dipanggang dan sebagainya).

25

2. Lakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh dengan cara


mengajukan pertanyaan untuk kebenaran data tersebut.
3. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan data adalah
keadaan musim-musim tertentu dan hari-hari istimewa seperti hari pasar,
awal bulan, hari raya dan sebagainya. Gambaran konsumsi pada hari-hari
tersebut hams dikumpulkan.
Kelebihan metode riwayat makan
1. Dapat memberikan gambaran konsumsi pada periode yang panjang secara
kualitatif dan kuantitatif.
2. Biaya relatif murah.
3. Dapat digunakan di klinik gizi untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan yang berhubungan dengan diet pasien.
Kekurangan metode riwayat makan
1. Terlalu membebani pihak pengumpul data dan responden.
2. Sangat sensitif dan membutuhkan pengumpul data yang sangat terlatih.
3. Tidak cocok dipakai untuk survei-survei besar.
f. Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)
Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi
konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti
hari, minggu, bulan atau tahun. Selain itu dengan metode frekuensi makanan dapat
memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena
periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan
ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam
penelitian epidemiologi gizi. Kuesioner Frekuensi Makanan memuat tentang daftar
bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada
periode tertentu.

26

Langkah-langkah metode frekuensi makanan:


1. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar yang tersedia pada
kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
2. Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan
makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat
gizi tertentu selama periode tertentu pula.
Kelebihan Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency):
1. Relatif murah dan sederhana.
2. Dapat dilakukan sendiri oleh responden.
3. Tidak membutuhkan latihan khusus.
4. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaan makan.
Kekurangan Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency):
1. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
2. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
3. Cukup menjemukan bagi pewawancara
4. Perlu percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang
akan masuk dalam daftar kuesioner
5. Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Makanan
a. Faktor Intrinsik
1. Usia
Sejak bayi dan masa kanak-kanak, kebiasaan makan telah dibentuk
dalam lingkungan keluarga. Keluarga akan menyediakan jenis-jenis makanan
yang mudah diperoleh, harganya sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga yang
bersangkutan. Usia mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan
yang dikonsumsi sejak bayi, balita, anak-anak, remaja dewasa dan orang tua

27

tentunya berbeda. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan gizi dari setiap
kelompok usia.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin mempengaruhi tingkat konsumsi makanan seseorang.
Para remaja terutama remaja putri mempunyai selera makan yang berubah- ubah,
mereka cenderung lebih memperhatikan jumlah makanan yang mereka konsumsi.
Berdasarkan

survey

konsumsi

makanan

di

Eropa,

terdapat perbedaan

konsumsi makanan antara pria dan wanita. Pria di Eropa lebih banyak
mengkonsumsi daging, minuman beralkohol, dan gula serta mempunyai
tingkat konsumsi yang rendah lemak, buah, dan sayur yang lebih rendah
dibandingkan dengan wanita (Gibney, 2004). Sedangkan remaja putri akan
mengurangi porsi makanan bahkan melewatkan waktu makan, akibatnya
konsumsi snack seperti kentang goreng, soft drinks, kue, dan lain-lain meningkat
(Wardlaw, 2007).
3. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi mempengaruhi pemilihan dan penyediaan makanan
bergizi. Informasi yang dimiliki seseorang tentang kebutuhan tubuh akan zat-zat
gizi menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Jika pengetahuan gizi
meningkat, maka ada kecenderungan untuk memilih makanan yang lebh murah
dengan nilai gizi yang lebih tinggi (Irawati, 1995). Sanjur dalam Kumary (2001)
menyatakan bahwa pengetahuan gizi mempengaruhi praktek melalui sikap
terhadap kebiasaan makan. Praktek konsumsi pangan merupakan hasil interaksi
dari pengetahuan gizi dalam sikap terhadap gizi.
4. Pendapatan Keluarga
Pendapatan salah satu faktor dalam menentukan kualitas dan kuantitas
makanan.Tingkat pendapatan ikut menentukan jenis pangan yang akan dibeli
dengan tambahan uang tersebut. Orang miskin membelanjakan sebagian
pendapatan tambahan untuk makanan sedangkan orang kaya jauh lebih rendah
(Agoes, 2003).
5. Jumlah anggota keluarga

28

Banyaknya anggota keluarga akan mempengaruhi konsumsi pangan.


Suhardjo (2003) mengatakan bahwa ada hubungan sangat nyata antara besar
keluarga dan kurang gizi pada masing-masing keluarga. Jumlah anggota keluarga
yang semakin besar tanpa diimbangi dengan meningkatnya pendapatan akan
menyebabkan pendistribusian konsumsi pangan akan semakin tidak merata.
Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga besar, mungkin hanya cukup untuk
keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut. Keadaan yang demikian
tidak cukup untuk mencegah timbulnya gangguan gizi pada keluarga besar.
6. Penyakit
Seseorang yang sakit harus menjalani kehidupan yang berbeda dengan
apa yang dialaminya sehari-hari di rumahnya. Apa yang di makan, dimana dia
makan, bagaimana makanan disajikan dan dengan siapa dia makan, sangat
berbeda dengan yang telah menjadi kebiasaan hidupnya. Orang sakit mengalami
perubahan pola konsumsi makan seperti saat masih sehat. Konsumsi makanan
bagi orang sakit disesuaikan dengan kondisi kesakitan orang tersebut.
b. Faktor Ekstrinsik
1. Karakteristik Makanan
Karaktersitik makanan yang diperhatikan seseorang ketika memilih
makanan terdiri dari rasa, rupa, tekstur, harga, tipe makanan, bentuk, bumbu, dan
kombinasi makanan. Rasa, aroma, tekstur dan penampilan makanan merupakan
hal penting yang menentukan keinginan seseorang terhadap makanan, sedangkan
iklan dan kemasan yang menarik akan mempengaruhi pemilihan terhadap
makanan tersebut (Grosvenor and Smolin, 2002).
2. Karakteristik Lingkungan
Lingkungan sekitar mempengaruhi setiap makanan yang dikonsumsi.
Karakteristik lingkungan yang mempengaruhi konsumsi makanan yaitu, musim,
pekerjaan, mobilitas, perpindaan penduduk, dan tingkatan sosial pada masyarakat.

29

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Survei Konsumsi Makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi yang bertujuan
untuk mengetahui konsumsi makanan seseorang atau kelompok orang, baik secara
kualitatif maupun secara kuantitatif.
Macam-macam metode survei konsumsi makanan berdasarkan sasaran
pengamatan atau pengguna di bagi menjadi 3 antara lain: Survei konsumsi makanan
tingkat nasional yang terdiri dari FBS, survei konsumsi tingkat keluarga yang terdiri
dari food account, list recall metode, inventory,

household food record, telepon

survey, dan survei konsumsi tingkat individhu yang terdiri dari recall 24 jam (24
hour recall method), repeated 24 hour recall method, estimated food records,
penimbangan makanan (food weighing),

metode riwayat makan (dietary history

method), metode frekuensi makanan (food frequency)


Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan antara lain: faktor
intrinsik yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, pengetahuan gizi, pendapatan
keluarga, jumlah anggota keluarga, penyakit. Sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari
karakteristik makanan dan karakteristik lingkungan
3.2 Saran
Metode survey konsumsi makanan mempunyai karakretistik, penggunaan, dan
kelebihan dan keterbatasan yang berbeda-beda. Maka dari itu di dalam
pengapikasianya disarankan identifikasi dahulu suatu keadaan yang sekiranya dapat
dijadikan sebagai acuan untuk memilih metode survey konsumsi yang efektif dan
tidak menimbulkan bias.

30

DAFTAR
PUSTAKA

Dilapanga, Alfira. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku


Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008. [on
line]

http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Alfira%20Dilapanga.pdf

Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri


Syarif Hidayatullah
Laksmi Widajanti. 2009. Survei Konsumsi Gizi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Supariasa, dkk. 2014. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Valianti, Y.A. 2011. Pengaruh Tingkat Konsumsi dan Status Gizi Terhadap Tumbuh
Kembang Anak Usia 2-5 Tahun (Studi Di Desa Suco Kecamatan Mumbulsari
Kabupaten Jember).
repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/779/Yoni%20Akbar%20Valianti%
20-%20072110101068.pdf Jember: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39322/4/Chapter
%20ll.pdf
eprints.undip.ac.id/43151/3/4._BAB

II_10032014.pdf

31

Anda mungkin juga menyukai