2012-1-00565-PS Bab 2
2012-1-00565-PS Bab 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gay
2.1.1 Definisi Gay
Sebutan gay seringkali digunakan untuk menyebut pria yang memiliki
kecenderungan mencintai sesama jenis. Definisi gay yakni lelaki yang
mempunyai orientasi seksual terhadap sesama lelaki (Duffy & Atwater, 2005)
Michael dkk (Kendal, 1998), mengidentifikasikan tiga kriteria dalam
menentukan seseorang itu homoseksual, yakni sebagai berikut :
a. Ketertarikan seksual terhadap orang yang memiliki kesamaan
gender dengan dirinya.
b. Keterlibatan seksual dengan satu orang atau lebih yang
memiliki kesamaan gender dengan dirinya.
c. Mengidentifikasi diri sebagai gay atau lesbian.
10
a. Teori Biologis
a.1 Faktor genetik
Ada fakta yang ditemukan bahwa faktor genetik menyebabkan
seseorang menjadi homoseks, terutama pada kembar identik dan
pada kembar dizygotic (Kalat, 2001).
Ada pula penelitian yang menyatakan bahwa gay kemungkinan
besar diturunkan melalui garis keturunan ibu karena berkaitan dengan
kromosom X yang diwariskan oleh ibu (Kelly, 2001).
Dengan adanya fakta yang ditemukan maka seseorang yang
menjadi seorang gay dapat disebabkan oleh faktor genetik dengan
melihat kelainan yang terjadi dalam kromosom X yang diwariskan
oleh ibu dan pada kelahiran kembar identik.
a.2. Faktor Hormon
Ketidakseimbangan hormon diperkirakan menjadi salah satu
penyebab
seseorang
menjadi
homoseks.
Orientasi
seksual
percaya
bahwa
homoseksualitas
adalah
hasil
dari
11
setiap
orang
memiliki
kecenderungan
homoseksual
yang
kecemasan
yang
berlanjut
pada
laki-laki,
perilaku
perilaku
individu
terhadap
kecendrungan
orientasi
proses
perkembangan
identitas
homoseksual
berdasarkan
12
13
2. Exploration
Pada proses ini, homoseksual mengalami periode di mana
ketertarikan dan keterikatan dengan homoseksual lain bertambah.
Seiring dengan toleransi dan keterbukaan yang semakin tinggi untuk
mengeksplor seksualitas mereka, individu mulai untuk mencari
lingkungan di mana mereka dapat belajar dari kaum homoseksual
lainnya tentang bagaimana artinya menjadi homoseksual. Hal ini
mencakup keikutsertaan dalam organisasi, acara, atau area sosial
yang diasosiasikan dengan komunitas homoseksual. Resolusi dari
proses ini terjadi jika individu menyimpulkan bahwa mereka adalah
anggota
dari
homoseksual,
komunitas
dan
homoseksual,
menetapkan
mengadopsi
hubungan
pada
identitas
komunitas
homoseksual.
3. Acceptance
Tahap ini merupakan tahap di mana individu menolak identitas
heteroseksual
dan
menginternalisasikan
identitas
sebagai
14
heteroseksual
yang
ia
merasa
terbuka
terhadap
homoseksualitasnya.
Sehingga,
seorang
homoseksual
dapat
dikatakan
telah
15
16
dicintai dan diterima sebagai dirinya apa adanya, tidak hidup dalam
kebohongan, dan menjadi jujur dalam menjalani suatu relasi.
2. Positive identity
Dengan melakukan coming out, individu tersebut merasakan
kepuasan dan kebanggaan yang meningkat. Individu tersebut mampu
mengubah sikap negatif menjadi rasa bangga dan bahagia menjadi
seorang homoseksual.
3. Growth in mental health
Coming out juga dihubungkan dengan perubahan positif dalam
kesehatan mental. Coming out diindikasikan dapat meningkatkan self
esteem dan mengurangi stress atau kecemasan.
4. Interpersonal growth
Coming out juga diindikasikan dapat membantu memperkuat atau
memperdalam
hubungan
sosial,
Coming
out
memfasilitasi
17
18
19
20
dirinya
sendiri.
Individu
tersebut
menerima
kualitas-kualitas
21
dalam
diri
seseorang
bahwa
dirinya
diterima
22
(Cronbach,1963)
menjelaskan
lebih
lanjut
mengenai
23
keterbatasannya
karakter
dirinya
yang
dengan
memperbaiki
dianggap
kuat,
dan
sehingga
24
Hubungan penerimaan diri dengan proses coming out jika dilihat dari
penjelasan keduanya diatas yaitu proses coming out terjadi melalui proses yang
cukup sulit yang dilakukan oleh seorang gay. Individu tersebut harus lah
mempersiapkan
dirinnya
terlebih
dahulu
untuk
dapat
mempublikasikan