Anda di halaman 1dari 3

Anella!!!

Seruan itu terdengar dari kejauhan, seruan seorang lelaki bertubuh


tinggi yang sekarang tengah berlari ke arah perempuan yang
sekarang sudah terkulai di bawah tak sadarkan diri.
Algi, dia adalah lelaki pujaan Anella yang setia menemaninya di saat
ia sedang sakit maupun sehat.
An, bangun an getir Algi menepuk-nepuk wajah Anella yang
putih bersih seperti bayi
Namun, Anella belum juga sadarkan diri.
Segera Algi membopong tubuh Anella yang kurus kecil ke dalam
mobilnya, dan di bawanya Ia segera ke Rumah Sakit Bakti Husada
Bogor.
Sesampainya di rumah sakit, Algi cepat-cepat menghubungi mama
nya Anella. Kebetulan Ayah Anella sudah meninggal dunia sejak
Anella duduk di bangku SMP. Tak lama kemudian Bu Risti ibunya
Anella pun datang ke rumah sakit dengan perasaan cemas tak
karuan.
Anella gimana al? dimana dia sekarang? Bu Risti terlihat sangat
cemas
Tante tenang dulu yah, Anella lagi dalam pemeriksaan dokter. kita
tunggu aja dokternya keluar. jawab Algi mencoba menenangkan
Astagfirullah al, kasian Anella.. Bu Risti menghela nafas
Bu Risti duduk bersandar, Algi mengerutkan dahi. Ia menatap lurus
ke arah Bu Risti yang sedang memejamkan kedua matanya, entah
sedang mengingat apa.
Baru saja Algi hendak duduk di sebelah mamah nya Anella, namun
dokter sudah keburu keluar dari ruang pemeriksaan. Algi dan Bu
Risti segera menghampiri dokter itu.
Gimana keadaan anak saya dok? tanya Bu Risti cepat
Terlihat dari mimik wajah sang Dokter yang mendung, Algi sudah
mengira bahwa dia akan menerima kabar yang buruk tentang
keadaan Anella.
Sabar yah bu, ucapnya membuat Bu Risti dan Algi tersentak
Sabar? maksud dokter apa? apa yang terjadi dengan Anella dok?
serobot Algi gentar
Anella, mencapai stadium akhir!!!
Bagaikan petir membelah bumi, tidak Algi tidak Bu Risti keduanya
shock mendengar pernyataan dari Dokter tentang Anella. Bu Risti
tidak menyangka bahwa Anak satu-satunya itu sedang di ambang
maut.
Algi terkulai lemas, kedua kaki nya mendadak tidak dapat

menopang lagi tubuhnya. Tak terasa air mata pun mengalir dari
kedua matanya yang bening bagaikan kelereng.
Kini Algi berada di ruang rawat menemani Anella yang sedang
terbaring lemah tak sadarkan diri. Algi menggenggam erat tangan
Anella yang dingin seperti es. Tak jarang dia menciumi tangan Anella
dan mengecup kening Anella sang kekasih tercinta.
An, bangun sayang. cepet sembuh yah, aku janji kalau kamu
sembuh aku bakalan ajak kamu ke pantai untuk melihat matahari
terbenam. Aku kangen sama candaan kamu An, aku kangenn
Ucap Algi lirih
Tiba-tiba jari jemari Anella bergerak, kedua mata Algi berbinar
melihat respon yang sungguh bergerak cepat.
An, kamu mendengar ucapan ku? tanya Algi tak sabar
Namun tidak ada jawaban dari Anella, pelan-pelan Anella membuka
kedua matanya. Anella tersenyum bahagia, dia senang karena orang
pertama yang Ia lihat ketika ia bangun dari pingsannya adalah lelaki
yang dicintainya.
Anela kamu sadar sayang? kata Algi
Lalu, Algi pun berinisiatif untuk memanggil dokter. Tapi, Anella
menahannya.
Kamu mau kemana al? tanya Anella lemas
Aku mau panggil dokter sayang, biar dokter bisa cek keadaan
kamu.. jawab Algi
Anella menggeleng lemah sembari tersenyum polos. Selain itu dia
menggenggam erat tangan Algi, seakan-akan dia tidak ingin Algi
meninggalkan nya saat itu.
Tapi kenapa An, kamu gak mau di periksa? tanya Algi
Cukup ada kamu aku pasti kuat kok, karena kamu aku bertahan
selama ini. Meski pun aku tau umur ku gak lama, tapi aku yakin
bersama kamu semuanya akan baik-baik aja. tutur Anella di iringi
senyuman polosnya
Algi pun tersenyum haru mendengar tuturan kata Anella. Ya Tuhan
aku sangat mencintai Anella, tolong jangan pisahkan kami. Jika maut
harus menjemput Anella, maka jemputlah aku juga. Rintihan doa
terucap dalam hati Algi.
Aku sayang kamu An, ucap Algi mengecup kening Anella
Aku juga sayang kamu Al, ikut Anella dengan suara melemah
Tapi di moment itu, tiba-tiba Anella menggigil kedinginan. Bahkan
dia menggenggam tangan ku dengan erat.
Kamu kenapa An? Algi cemas
Dingin al, ucap Anella menggetar
Segera Algi mendekap Anella dengan penuh kasih sayang, Algi
berharap dekapan nya itu menghangatkan tubuh Anella. Tapi bukan

kehangatan yang Ia dapat, melainkan tubuhnya menjadi mengejang


kaku. Algi merasakan hembusan nafas Anella menyapu lehernya.
Di lihat oleh Algi, kedua mata Anella terpejam rapat dengan wajah
yang berseri. Tak ada hembusan nafas lagi dari hidung Anella. Ya,
Anella sudah tiada, dia pergi membawa dekapan hangat kekasih
tercintanya. Senyum polos Anella masih terbayang di pelupuk mata
Algi. Algi hanya bisa menangis diam meratapi kepergian kekasih
yang sangat dia cintai.
Mungkin maut bisa saja memisahkan dua insan yang saling
mencintai, namun kesetiaan dan rasa kasih sayang mereka tidak
akan pernah terhalang oleh apapun. Anella pergi membawa cinta
tulus Algi, dan Algi mengantar kan Anella ke tempat peristirahatan
terakhirnya dengan sejuta cinta yang belum sempat ia berikan
ketika Anella masih hidup. Bagi Algi cinta yang ia berikan semasa
hidup Anella belum lah cukup dan berarti. Namun bagi Anella satu
dekapan terakhir dari Algi saja sudah cukup membuat Ia nyaman
dan tenang untuk meninggalkan semua nya.

Anda mungkin juga menyukai