Anda di halaman 1dari 9

D

I
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : SURIANTY
Nim : 11-1999-123
Dokter Pembimbing : Dr. HARTONO ADIPUTRA,SPB

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2004

BAB I
PENDAHULUAN
A.

DEFINISI
Yang dimaksudkan dengan sepsis

adalah

suatu

keadaan

masuknya

mikroorganisme patogen atau toksinnya ke dalam darah atau jaringan tubuh.


B.

LATAR BELAKANG
Meskipun ilmu bedah semakin maju, sepsis pasca bedah masihmerupakan
masalah kedokteran hingga saat ini. Infeksi sangat erat kaitannya dengan sepsis.
Infeksi dapat terbatas di tempat pembedahan, luka insisi, atau menyebar
sistemik ( sepsis ).
Timbulnya infeksi nosokomial ( didapatkan di rumah sakit ) merupakan
penyebab utama peningkatan mortalitas dan morbiditas pada penderita yang
dirumahsakitkan. Sehingga terputusnya kendali infeksi dapat mengakibatkan
komplikasi septik yang mungkin dapat meningkatkan risiko terhadap kesehatan
penderita dibandingkan penyakit semula atau pembedahannya.

C.

BATASAN MASALAH
Pada referat ini hanya akan dibahas mengenai etiologi, pencegahan ( prevensi )
dan penanggulangan sepsis dalam pembedahan.

D.

TUJUAN
Sepsis dalam pembedahan merupakan penyulit bedah yang sering dijumpai
dalam praktek sehari hari. Oleh sebab itu, penulis bermaksud untuk
membahas mengenai sepsis pasca bedah dengan tujuan supaya
1.

Dokter muda dapat mengetahui dan memahami arti sepsis pada


pembedahan.

2.

Dokter muda dapat megetahui cara mencegah terjadinya sepsis pada


pembedahan.

3.

Dokter muda dapat mengetahui cara menanggulangi terjadinya sepsis


pada pembedahan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIOLOGI
Dengan memahami etiologi timbulnya sepsis bedah kita dapat menyesuaikan
tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengurangi insidens kontaminasi
kuman ke lapangan pembedahan dan tidak memberikan keadaan yang
menguntungkan kuman berkembang untuk menimbulkan peradangan.
Kuman dapat sampai di daerah pembedahan secara exogen dan endogen melalui :
1. Exogen
o Udara
Debu yang halus diudara mengandung sejumlah mikroba yang dapat
menempel pada alat bedah, permukaan kulit, maupun alat lain diruang
pembedahan.
o Alat dan pembedah melalui perantara
Melalui perantara bakteri dapat berpindah dari satu tempat ketempat
lain.Perantara (pembuka kuman) ini bisa berupa manusia, benda yang
terkontaminasi misalnya alat atau instrumen bedah dan hewan seperti
serangga. Jadi dokter pembedah, personil dan alat bedah merupakan
pembawa yang potensial untuk memindahkan bakteri.
o

Kulit penderita
Kulit penderita merupakan salah satu sumber bakteri, terutama karena
penderita dibawa masuk ketempat pembedahan dari luar kadang tanpa
persiapan terlebih dahulu.Ada dua macam mikro organisme yang tinggal
pada kulit manusia flora komensal misalnya staphylococcus epidermis yang
pada keadaan normal terdapat di kulit dan tidak patogen sampai kulit
terluka. Flora transien yang dipindahkan ke kulit penderita melalui sumber

pencemaran, misalnya es.aureus yang bersifat patogen dan dapat


menyebabkan infeksi yang

mengancam hidup bila masuk lewat luka

operasi.
2. Endogen
Kuman yang berasal dari dalam tubuh penderita sendiri, yaitu :
o Darah
Darah penderita sepsis mengandung virus atau bakteri patogen sehingga
penyakit mudah ditularkan bila alat bedah yang digunakan pada penderita
demikian digunakan untuk penderita lain tanpa disucihamakan terlebih
dahulu.
o Visera
Usus, terutama usus besar merupakan sumber bakteri yang dapat mnncul
keluka operasi melalui hubvungan langsung yaitu melalui lubang anus atau
melalui pembedahan pada usus. Bakteri yang berada di usus dalam keadaan
fisiologik umumnya adalah bakteri komensal, tetapi dapat menjadi patogen
melalui luka pembedahan.
B. PREVENSI
Tindakan prevensi yang dapat dilakukan :
1. Perhatian yang baik terhadap prosedur aseptik dan antiseptik akan
mengurangi kontaminasi exogen.
2. Teknik pembedahan merupakan faktoer utama yan menciptakan infeksi
bedah. Teknik pembedahan yang baik akan mengurangi insidens ifeksi
bedah akibat auto-infeksi. Bedah bersih tetap dipertahankan sebagai bedah
bersih, bedah berpotensi kontaminasi dapat dibatasi penyebarannya.
Kerusakan jaringan, devitalisasi jaringan akibat penjahitan yang terlalu

kuat dan rapat dihindari. Insisi yang kecil tetapi adekuat akan lebih
menguntungkan.
3. Peranan antibiotika/kemoterapetika.
Antibiotika untuk tujuan profilaksi ataupun pengobatan dapat mencapai
sasaran bila dilandasi dengan teknik pembedahan yang baik.
Masih adanya kumpulan nanah atau adanya sumber infeksi menyebabkan
kerja antibiotika menjadi terbatas.
Penggunaan antibiotika untuk profilaksi perlu pula diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
o Jenis/lokasi

pembedahan

memperkuirakan

jenis

yang

kuman

dikerjakan

yang

akan

untuk

mengadakan

kontaminasi.
o Hasil tes sensitivitas rumah sakit yang ada.

C. PENANGGULANGAN
Bila infeksi bedah telah terjadi sebagai hasil terakhir berbagai faktor yang
tidak menguntungkan bagi penderita. Dalam pembicaran ini akan diuraikan
terbatas pada :
1.

Abses luka

2.

Abses sisa intraperitoneal

Pada dasarnya :
Perbaikan keadaan umum dan menghilangkan faktor-faktor lain yang tidak
menguntungkan bagi penderita. Misalnya : anemi, penyakit lain yang
menyertai dan sebagainya.
Menghentikan sumber infeksi. Adanya kebocoran usus yang masih
berlangsung penggunaan antibiotika/kemoterapetik apapun tidak akan
bermanfaat.

Produk proses peradangan dibersihkan sebaik-baiknya Pengumpulan nanah


harus dievakuasi sebaik mungkin dengan bilasan/lavase.
Drainase akumulasi nanah, khususnya kantong-kantong abses dalam luka.
Antibiotika yang adekuat dengan spektrum luas untuk gram positif/gram
negatif. Untuk infeksi akibat pembedahan intestinal sebaiknya diberikan obatobat untuk kuman anaerob.
Sumber infeksi yang masihberlangsung, kumpulan produk proses infeksi
dalam kantong-kantong abses yang belum dialirkan merupakan kesempatan
yang baik bagi kuman untuk menyebar menimbulkan sepsis dengan ataupun
tanpa antibitika.

BAB IV
EVALUASI

A. Kesimpulan
Kejadian sepsis dalam pembedahan sangatlah rentan terjadi, tetapi angka
kejadiannya dapat diturukan seminimal mungkin melalui kerjasama penderita
yang akan di operasi, tim bedah serta sterilisasi lingkungan.

B. Saran saran untuk mengurangi kejadian sepsis dalam pembedahan :


1. Lingkungan sekitar tempat pembedahan harus dijaga kebersihannya dan
dipersiapka dengan benar.
2. Setiap orang yang masuk dalam kamar bedah harus tunduk pada peraturan
dan tindakan sepsis yang berlaku.
3. Seluruh peralatan bedah disterilisasikan dengan cara yang terbaik.
4. Daerah operasi pada tubuh pasien dipersiapkan dengan benar termasuk
pemberian antibiotik profilaksis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Christopher, F.A TEXT BOOK OF SURGERY FOURTH EDITION.


Philadelphia and London: W.B. Saunders co. 1946. p.1419.
2.

Karakata, Sumiardi.et al. BEDAH MINOR. Jakarta : Hipokrates. 1996. p.1,8


16.

3. Sabiston. BUKU AJAR BEDAH BAGIAN I. Jakarta : EGC. 1994. p.176.


4. Sjamsuhidayat, R. Wim De Jong. BUKU AJAR ILMU BEDAH EDISI REVISI.
Jakarta : EGC. 1997. p.337-355.
5. Staf

pengajar UI. KUMPULAN KULIAH ILMU BEDAH EDISI I

Jakarta:Binarupa Aksara. 1995. p.87-92.

Anda mungkin juga menyukai