1.
Barel AO, Paye M, Mailbach HI, editors, 2009. Handbook of cosmetic science and
technology. 3rd. ed. New York; Informa healthcare; 2009. p. 5-7, 34-7
4.
10. Arifin MF, Nurhidayati L. 2008. Formulasi gel pasta gigi serbuk kasar papain hasil
pengeringan semprot kering getah pepaya (Carica papaya L.). Jakarta: Perpustakaan
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
11. Purwogati MI. Kajian aspek tekno-ekonomi proses pengeringan dalam produksi
papain kasar (skripsi). Bogor: Fakultas Teknologi Pertaninan Institut Pertanian Bogor;
1991. h. 30-9.
12. Magdy IM. Optimization of ehlorphenesin emulgel formulation. The AAPS journal
[serial online]. 2004; 6 (3): 26. Diambil dari http://www.Aapspharm.sci.org/. Diakses
20 Oktober 2011.
13. Tekno Pangan dan Agro Industri. Enzim papain dari pepaya, tortila, bawang greng
kemasan, produk awetan tempe, produk awetan tahu. Volume 1, Nomor 11. Boor:
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi; h. 159-162
14. Winarno FG. 2010. Enzim pangan. Bogor: M-Brio Press; h.84-7.
15. Mohammed MI. Optimization of chlorophenesin emulgel formulation. The AAPS
Journal. 2004;6(3):1-7.
16. The United States Pharmacomeia 32. 2009. Volume 1 & 3. Twinbrook Parkway:
Rockville MD; p.315, 706-9, 3204-5.
17. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan h. 96; 1022; 1085.
18. Departemen kesehatan Republik Indonesia. Inventaris tanaman obat Indonesia. Jilid I.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 1991. H. 116-7
19. Krishna KL, Paridhavi M, Patel JA. Review on nutitional, medicinal and
pharmacological properties of papaya (Carica papaya L.) Natural Product Radiance.
2008; 7(4): 364-70
20. Pelczar MJ, Chan ECS. 1986. Dasar-dasar mikrobiologi 1. Diterjemahkan oleh Ratna
SH, Teja Imas, S. Sutarmi, Sri Lestari. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; h.31727.
21. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Hortikultura. Jurnal Holtikultura 2001; volume 11 (No.3); hal 182