Anda di halaman 1dari 14

TOKSOPLASMOSIS

SEREBRAL
OLEH
EVI ELFIRA LATIF
ANDI PUTRIANI
PEMBIMBING
dr. DEBBY VERANICO, M. Kes. Sp. S

PENDAHULUAN
Toksoplasmosis serebral adalah penyakit infeksi
opportunistik biasanya menyerang pasien-pasien
dengan HIV-AIDS dan merupakan penyebab
paling sering terhadap abses serebral pada
pasien-pasien ini
Toxoplasma gondii juga dapat menimbulkan
radang pada kulit, kelenjar getahbening, jantung,
paru,mata, dan selaput otak. Infeksi paling umum
dapat didapat dari kontak dengan kucing-kucing
dan feces mereka atau daging mentah atau yang
kurang masak.

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi zat anti T. gondii berbeda di berbagai daerah
geografik, seperti pada ketinggian, di daerah rendah
prevalensi zat anti lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah yang tinggi. Prevalensi zat anti ini juga lebih
tinggi di daerah tropik. Pada umumnya prevalensi zat
anti T. gondii yang positif meningkat sesuai dengan
umur, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita
Di Indonesia, prevalensi zat anti T. gondii pada hewan
adalah sebagai berikut:
o
o
o
o
o

kucing 35-73 %,
babi 11-36 %,
kambing 11-61 %
anjing 75 %
ternak lain kurang dari 10 % .[9]

ETIOLOGI
Disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang
dibawa olehkucing, burung dan hewan lain yang
dapat ditemukan pada tanah yang tercemar oleh
tinja kucing dan kadang pada daging mentah
atau kurang matang
Toksoplasma gondii dengan
pewarnaan H.A.

PATOMEKANISME
Ookista (Daginh
Mentah)

Sel Epitel Usus terinfeksi


(bradyzoites/sporozoites
)

tachyzoites

Pembuluh Darah/Limfe

Respon imun

Bradyzoit (otak, skeletal,


myocard, retina)

Immunocompromized
reaktivasi

Nekrosis

GAMBARAN KLINIS
Toksoplasmosis dapat tidak diketahui karena
jarang menimbulkan gejala. Gejala yang ditemui
pada dewasa maupun anak-anak umumnya
ringan.
Apabila menimbulkan gejala, maka gejalanya
tidak khas seperti
demam, nyeri otot, sakit
tenggorokan, nyeri dan ada pembesaran kelenjar
limfe servikalis posterior, supraklavikula dan
suoksiput. Pada infeksi berat, meskipun jarang,
dapat terjadi sefalgia, muntah, depresi, nyeri otot,
pneumonia, hepatitis, miokarditis, ensefalitis,
delirium dan dapat terjadi kejang

Gejala cerebral toksoplasma atau dikenali sebagai


toksoplasma otak termasuk ensefalitis, demam, sakit
kepala hebat yang tidak ada respon terhadap pengobatan,
lemah pada satu sisi tubuh, kejang, kelesuan, kebingungan
meningkat, masalah penglihatan, vertigo, afasia, masalah
berjalan, muntah dan perubahan kepribadian. Tidak semua
pasien menunjukan tanda infeksi.
Pada ensefalitis fokal ditemukan nyeri kepala dan rasa
bingung kerna adanya pembentukan abses akibat dari
terjadinya infeksi toksoplasma. Pasien dengan sistem
immunonya menurun, gejala-gejala fokalnya cepat sekali
berkembang dan penderita mungkin akan mengalami
kejang dan penurunan kesadaran

DIAGNOSIS
Diagnosis
dapat
ditegakkan
dengan
pemeriksaan
o serologi
o biopsi jaringan
o isolasi T gondii dari cairan tubuh atau
darah
o pemeriksaan DNA parasit
o CT-SCAN dan
o MRI.

PENATALAKSANAAN
Terapi

pilihan

dan

lama Regimen Alternatif

pengobatan
Pirimethamin (200-mg oral dosis

Pirimethamine (200-mg oral dosis inisial, dilanjutkan dengan 50

inisial, dilanjutkan dengan 5075

75 mg/day secara oral) and klindamisin(600 mg intravena [IV] atau

mg/hari secara oral), sulfadiazine

oral 4 kali sehari).

(10001500 mg

TMP (5 mg/kg) and SMX (25 mg/kg) IV atau oral 2 kali sehari.

4 kali/hari), and leucovorin (1020

Atovaquone* (1500 mg oral2 kali sehari) + pirimethamin (5075

mg/hari)

mg/hari) dan leucovorin (10 20 mg/hari).

Lama pengobatan :6 minggu

Atovaquone* (1500 mg oral dua kali sehari) + sulfadiazin (1000


1500 mg 4 kali sehari).

Atovaquone* (1500 mg oral 2 kali sehari)

Pirimethamin (5075 mg/hari) dan leucovorin (1020 mg/hari) +


azithromisin (9001200 mg/hari oral)

Untuk pasien yang sakit berat dan tidak bisa toleransi terhadap

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa banding untuk lesi bentuk cincin (ringenhancing lesions) di otak pada pasien dengan HIV
ialah seperti berikut:
o
o
o
o
o
o
o
o

Toksoplasmosis serebral akut


Limfoma sistem saraf pusat primer
Tumor otak primer
Metastasis otak
Penyakit demielinasi (misal: sklerosis multipel)
Infeksi (misal : tuberkuloma)
Infark multifokal
Malformasi vena-arteri

PENCEGAHAN
NON FARMAKOLOGI
o Makanan yang dikonsumsi terutama daging harus benarbenar masak (pada suhu 116 derajat celcius). Tangan
harus dicuci sebelum dan setelah menyentuh makanan.
Buah-buahan dan sayur-sayuran harus dicuci bersih
o Hindari
menyentuh
barang
yang
kemungkinan
terkontaminasi dengan kotoran kucing. Jika ada kotoran
kucing, maka harus dibersihkan untuk menghindari
maturasi sel-sel telur toxoplasma gondii.
o Sewaktu berkebun, harus memakai sarung tangan untuk
menghindari transmisi toxoplasma gondii yang ada di
tanah ke tangan manusia

FARMAKOLOGI
o Pada
pasien
dengan
seropositif,
profilaksis
primer
direkomendasikan pada pasien dengan T gondii seropositif
yang memiliki jumlah CD4 T-sel <100/L dan pada pasien
dengan CD4 T-sel <200/L yang mempunyai infeksi
oportunistik atau malignansi.
o Profilaksis dengan menggunakan regimen trimetoprimsulfamethoxazole pada pasien dengan jumlah CD4 T sel
<100/l
o Pasien-pasien yang tidak mendapat terapi pemeliharaan
selepas menjalani terapi fase akut harus mendapat terapi
pemeliharaan selepas 6 minggu menjalani terapi fase akut
o Terapi HAART (Highly Active Anti Retro viral) berhasil
mengurangi kekambuhan dan berhasil memperbaiki kualitas
hidup pada pasien-pasien HIV.

PROGNOSIS
Jika tidak didiagnosis dan diterapi dengan tepat,
toksoplasmosis serebral bisa menyebabkan
kecacatan bahkan kematian.
Terapi profilaksis adalah kunci mencegah
terjadinya onset penyakit. Dengan adanya terapi
HAART (Highly Active Anti Retroviral Terapi),
maka insiden kekambuhan infeksi toksoplasmosis
serebral dapat dikurangi.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai